Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Dwi Saputro
"ABSTRAK
Kejawen sebagai sebuah kepercayaan di tanah Jawa memiliki sejarah dan dinamika yang panjang. Berbagai upaya dilakukan agar kepercayaan yang mereka yakini dapat terlestari, salah satunya ialah dengan melakukan perpaduan dan peleburan terhadap unsur-unsur kebudayaan lokal. Kejawen memiliki spiritualitas yang begitu dalam di benak para penganutnya. Spiritualitas yang hidup dalam sanubari tersebut membuat kepercayaan ini terlestari dari masa ke masa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis spiritualitas salah satu kelompok kepercayaan yakni Roso Sejati dengan perspektif sosiologi. Penulis memiliki argumen bahwa pengalaman spiritual yang diperoleh para penganut Roso Sejati membuat spiritualitas yang ada pada diri mereka tumbuh dengan subur. Spiritualitas pada kelompok kepercayaan ini juga semakin diperdalam ketika melakukan interaksi dengan dunia supernatural. Disisi lain adanya pemimpin yang dianggap sebagai manusia pilihan yang memiliki kharisma yang kuat juga turut ikut membangun spiritualitas para penganut Roso Sejati. Hasil penelitian menunjukkan spiritualitas yang terdapat pada Roso Sejati berkembang dan terlestari karena adanya unsur supernatural yang turut bermain di dalamnya serta adanya pemimpin kharismatik yang membimbing para penganutnya.
ABSTRACT
Kejawen as a belief in the land of Java has a long history and dynamics. Various efforts are made to trust that they believe can be sustainable, one of which is to do mix and melting of elements of local culture. Kejawen has a deep spirituality in the minds of its adherents. The spirituality that lives in the heart makes this belief sustain from time to time. This study aims to analyze the spirituality of one group of beliefs namely Roso Sejati with the perspective of sociology. The author has an argument that the spiritual experience that the True Rosos make makes their own spirituality thrives. Spirituality in this belief group is also deepened when interacting with the supernatural world. On the other side of the existence of leaders who are considered as human choices that have a strong charisma also helped build the spirituality of the true Roso. The results show that the spirituality contained in the True Roso developed and sustainably because of the supernatural elements that participate in playing in it as well as the presence of charismatic leaders who guide the adherents."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas relevansi ilmu tasawuf dan kebatinan Jawa. Penulisan ini menggunakan metodologi penelitian library research kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, dan observasi melalui internet. Tasawuf adalah suatu usaha dalam membersihkan batin dengan sebersih-bersihnya melalui seragkaian amalan ibadah dan zikir serta kegiatan rohaniah lainnya dalam rangka mencapai kesatuan rohaniah dengan Tuhan. Ilmu tasawuf merupakan salah satu Ilmu yang dapat membantu terwujudnya manusia yang berkualitas dan berbudi luhur. Ilmu tasawuf juga dapat mendekatkan diri manusia kepada Tuhan. Sebagai salah satu disiplin keagamaan, tasawuf merupakan bidang yang oleh sementara kalangan dianggap sebagai disiplin yang ada pada wilayah yang berbeda dengan Ilmu pengetahuan pada umumnya. Tujuan dari tasawuf itu sendiri adalah ldquo;fana rdquo; untuk mencapai ma rsquo;rifatullah dekat dengan Allah . Sedangkan, pengertian kebatinan Jawa berasal dari kata kebatinan. Kebatinan berasal dari istilah Arab yaitu ldquo;batin rdquo; yang artinya dalam; dalam hati; tersembunyi; gaib. Di kalangan pengikut kebatinan sendiri tidak ada pengertian dan rumusan yang jelas. Malah dihindarkan untuk mengganti kata ldquo;batin rdquo; dengan hati, sukma, jiwa, roh dan sebagainya justru karena yang dimaksud dengan istilah tersebut tidak pernah dapat dirangkum dengan kata-kata. Akan tetapi yang dimaksud dengan ldquo;batin rdquo; disini adalah ldquo;pengalaman batin manusia rdquo;, pengetahuan batin yang tidak didasarkan pada logika dan rasionalitas. Pengertian yang lebih dalam hanya dapat dimengerti dalam konsep orang Jawa bahwa manusia mempunyai lahir dan batin. Tujuan dari ilmu kebatinan Jawa adalah memberikan pemahaman yang mendalam kepada manusia atau orang yang mengamalkan ajaran dari ilmu tersebut untuk menyatukan diri atau bersekutu dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui metodenya sendiri. Melihat dari kesamaan tujuan dari tasawuf dan kebatinan Jawa, maka penulis meneliti mengenai relevansi dari ilmu tasawuf dan kebatinan Jawa.Jurnal ini membahas relevansi ilmu tasawuf dan kebatinan Jawa. Penulisan ini menggunakan metodologi penelitian library research kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, dan observasi melalui internet. Tasawuf adalah suatu usaha dalam membersihkan batin dengan sebersih-bersihnya melalui seragkaian amalan ibadah dan zikir serta kegiatan rohaniah lainnya dalam rangka mencapai kesatuan rohaniah dengan Tuhan. Ilmu tasawuf merupakan salah satu Ilmu yang dapat membantu terwujudnya manusia yang berkualitas dan berbudi luhur. Ilmu tasawuf juga dapat mendekatkan diri manusia kepada Tuhan. Sebagai salah satu disiplin keagamaan, tasawuf merupakan bidang yang oleh sementara kalangan dianggap sebagai disiplin yang ada pada wilayah yang berbeda dengan Ilmu pengetahuan pada umumnya. Tujuan dari tasawuf itu sendiri adalah ldquo;fana rdquo; untuk mencapai ma rsquo;rifatullah dekat dengan Allah . Sedangkan, pengertian kebatinan Jawa berasal dari kata kebatinan. Kebatinan berasal dari istilah Arab yaitu ldquo;batin rdquo; yang artinya dalam; dalam hati; tersembunyi; gaib. Di kalangan pengikut kebatinan sendiri tidak ada pengertian dan rumusan yang jelas. Malah dihindarkan untuk mengganti kata ldquo;batin rdquo; dengan hati, sukma, jiwa, roh dan sebagainya justru karena yang dimaksud dengan istilah tersebut tidak pernah dapat dirangkum dengan kata-kata. Akan tetapi yang dimaksud dengan ldquo;batin rdquo; disini adalah ldquo;pengalaman batin manusia rdquo;, pengetahuan batin yang tidak didasarkan pada logika dan rasionalitas. Pengertian yang lebih dalam hanya dapat dimengerti dalam konsep orang Jawa bahwa manusia mempunyai lahir dan batin. Tujuan dari ilmu kebatinan Jawa adalah memberikan pemahaman yang mendalam kepada manusia atau orang yang mengamalkan ajaran dari ilmu tersebut untuk menyatukan diri atau bersekutu dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui metodenya sendiri. Melihat dari kesamaan tujuan dari tasawuf dan kebatinan Jawa, maka penulis meneliti mengenai relevansi dari ilmu tasawuf dan kebatinan Jawa.

ABSTRACT
This journal discusses the relevance of the Science of sufism and the Javanese kebatinan. This writing uses research methodology library research library such as books, journals, and observation via the internet. Sufism is an attempt to cleanse the mind cleanly through the deeds of worship and dhikr and other spiritual activities in order to attain spiritual unity with God. Science Sufism is one of the Sciences that can help the realization of quality human beings. Science Sufism can also bring humanity closer to God. As one of the religious disciplines, Sufism is a field that is temporarily regarded as a discipline that exists in a region different from that of Science in general. The purpose of Sufism itself is mortal to reach ma 39 rifatullah close to God . While the understanding of kebatinan Java comes from kebatinan. Kebatinan comes from the Arabic term inner which means in in the heart hidden Unseen. Among the followers of kebatinan itself there is no clear understanding and formulation. Instead it is avoided to replace the word inner with the heart, soul, soul, spirit and so on precisely because the meaning of the term can never be summed up with words. But what is meant by mind here is the inner experience of man , the inner knowledge which is not based on logic and rationality. A deeper understanding can only be understood in the concept of the Javanese that man has a birth and an inner being. The goal of Javanese mysticism is to provide a deep understanding to humans or people who practice the teachings of that science to unite themselves or to fellowship with God Almighty through his own method. Judging from the common purpose of the Javanese mysticism and the Javanese kebatinan, the author examines the relevance of the science of sufism and Javanese mysticism."
2017
Ivon Camelia Putri
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library