Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Ermiza
"Osteoblas merupakan sel tulang yang berperan dalam formasi tulang, yang mempunyai kemampuan dalam sintesa dan mengatur deposisi dan mineralisasi dari matrik selular tulang. Kerusakan tulang diatasi dengan penempatan material pengganti yang merangsang pembentukan tulang baru dimana osteoblas berperan dalam pembentukan formasi tulang. Transplantasi jaringan telah dikembangkan untuk merekonstruksi kerusakan tulang dengan penempatan bahan tandur tulang. Dosis akhir sterilisasi 25 kGy biasa dipakai untuk bahan tandur tulang tergantung dari bank jaringan. Dosis radiasi tergantung pada tingkat bioburden jumlah organisma yang tertinggal. Laporan terdahulu mengemukakan bahwa dosis radiasi 15 kGy efektif dalam mensterilkan bahan tandur tulang.
Tujuan : Mengevaluasi perilaku osteoblas manusia galur MG63 dalam proses regenerasi tulang setelah ditransplantasi dengan Demineralized freeeze-dried bone, DFDB (Batan, Jakarta, Indonesia) dengan dosis sterilisasi 15 kGy dibandingkan dengan DFDB yang disterilisasi dengan dosis 25 kGy.
Metoda : Sel osteoblas manusia dibiakkan dan dibagi dalam 3 kelompok, pertama ditransplantasi dengan DFDB yang disterilisasi dengan dosis 15 kGy, kedua ditransplantasi dengan DFDB dosis sterilisasi 25 kGy, dan grup ketiga tanpa transplantasi sebagai kontrol. Proliferasi of osteoblasdianalisa 24 jam setelah transplantasi dengan test MTT assay. Ekspresi fosfatase alkali dan deposisi ion Ca++ dianalisis setelah 7, 14 dan 21 harai setelah transplantasi.
Hasil : Proliferasi sel osteoblas manusia setelah ditransplantasi dengan DFDB yang disterilisasi 15 kGy tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan yang ditransplantasi dengan DFDB dosis sterilisasi 25 kGy setelah 24 jam transplantasi. Dan proses remineralisasi antara kedua kelompok relatif sama antara kelompok DFDB 15 kGy dan dengan kelompok DFDB 25 kGy.
......Osteoblasts are the skeletal cells responsible for bone formation, meaning that they synthesize and regulate the deposition and mineralization of the extracellular matrix of bone. Bone defect treated with placement a preparation material to promote new bone formation and osteoblasts play a major role in bone formation. Tissue transplantation were developed to reconstruc bone defect with the placement of bone graft material. A 25 kGy dose is the most commonly used radiation dose for sterilization of bone graft material, but tissue bankers can decide the dosage used to sterillized their tissues. The dose can be selected depending on the bioburden or microbial count on the tissue prior to sterillization and had ben reported a low dose radiation 15 kGy is effective to sterillization a bone graft materials.
Objective : The objective of this study was to evaluate behavior of human osteoblast cell line (MG63) in bone regeneration process, after transplantation of Demineralized freeeze-dried bone, DFDB (Batan, Jakarta, Indonesia) with radiation dose sterilization 15 kGy compare with DFDB with radiation sterilization 25 kGy.
Method : Human osteoblast cell line culture was divided into 3 groups, first group transplanted with dose radiation DFDB 15 kGy, second group transplanted with dose radiation 25 kGy DFDB and and the third group without bone graft as control. After 24 hours, proliperation of osteoblast cell area are analysed with MTT assay test. Expression of alkali phosphatase and deposition of Ca++ are analysed after 7, 14 and 21 days after transplantation.
Results : Proliferation of osteoblast cell in DFDB 15 kGy showed not signifivcantly difference with DFDB 25 kGy after 24 hours and remineralization process between DFDB 15 kGy group transplantation equal with DFDB 25 kGy group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31905
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reed, Mortimer P.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1983
643.7 REE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1982
720.286 NEW
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 1993
R 643.7 CHI r
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 1983
726 CHI ht (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Irawati Soeria Santoso
"Latar belakang. Latihan fisik yang dijalankan secara teratur dengan intensitas dan durasi tertentu akan merangsang remodeling jantung sebagai usaha untuk mempertahankan fungsi ventrikel terhadap peningkatan beban biomekanik pada jantung. Diperkirakan bahwa latihan fisik jangka panjang menimbulkan remodeling jantung menyerupai hipertrofi kardiomiopati, berupa hipertrofi miosit dengan kekacauan tatanan miosit, fibrosis, apoptosis dan ko-lokalisasi gap junction. Tujuan penelitian. Mengetahui dampak latihan fisik jangka panjang dan henti-latih pada remodeling kardiomiosit.
Metode penelitian. Penelitian eksperimental in vivo pada tikus Wistar ini dilakukan di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler, Laboratorium Imunohistologi Departemen Patologi Anatomi dan Bagian Fisiologi, FKUI. Latihan fisik dengan intensitas dan jangka waktu latihan yang berbeda, serta henti latih setelah periode latihan diterapkan pada tikus Wistar jantan dewasa muda. Dilakukan analisis terhadap perubahan morfologi kardiomiosit, fibrosis, apoptosis (ekspresi Caspase-3, Bax dan Bcl-2), gap junction (ekspresi Connexin43) dan pola EKG. Perubahan morfologi kardiomiosit diamati menggunakan pulasan Hematoxylin Eosin, fibrosis diamati menggunakan pulasan Masson?s Trichrome, sedangkan ekspresi Caspase-3, Bax, Bcl-2 dan Connexin43 diamati melalui pulasan imunohistokimia. Rekaman EKG dilakukan dengan filter 100 Hz, pada kecepatan kertas 50 mm/detik dan kepekaan 1 mV = 20 mm.
Hasil dan pembahasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan aerobik dan anaerobik menimbulkan hipertrofi eksentrik dengan peningkatan fibrosis dan apoptosis serta ko-lokalisasi gap junction ke arah lateral membran. Perubahan kardiomiosit, peningkatan fibrosis dan apoptosis lebih nyata pada latihan anaerobik dibandingkan latihan aerobik. Pola EKG menunjang adanya pembesaran ventrikel akibat latihan aerobik dan anaerobik disertai gangguan repolarisasi yang nyata terutama pada latihan anaerobik. Henti latih tidak mengembalikan morfologi miosit, apoptosis dan lokalisasi gap junction ke keadaan semula. Pola EKG setelah periode henti latih pada latihan aerobik tetap menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel tanpa gangguan penghataran impuls yang berarti, namun pada latihan anaerobik tetap didapatkan gangguan repolarisasi berupa pemanjangan interval QTc yang bermakna.
Kesimpulan. Remodeling kardiomiosit akibat latihan fisik jangka panjang tidak menyerupai struktur hipertrofi kardiomiopati, namun disertai peningkatan apoptosis, kolokalisasi Cx43 dan gangguan penghantaran impuls. Henti-latih tidak memulihkan remodeling jantung maupun gangguan penghantaran impuls listrik.
......Background. Regular physical exercise with certain intensity and duration stimulates remodeling of the heart as an effort to preserve ventricular function against an increased biomechanical load. It is postulated that long-term exercise induces cardiac remodeling that resemble cardiomyopathy hypertrophy marked by cardiomyocyte disarray, fibrosis, apoptosis and co-localization of gap junction. Research objective. To study the effect of long-term physical exercise and detraining on cardiomyocyte remodeling.
Methodology. This in vivo experimental study was conducted at the Departement of Biochemistry and Molecular Biology, Immunohistology Laboratory of Departement of Pathological Anatomy and Departement of Physiology FMUI. Physical exercise with different intensity and periods of training was performed in groups of young adult male Wistar rats, followed by a period of detraining. Analysis of cardiomyocyte morphological changes, fibrosis, apoptosis (expression of Caspase-3, Bax and Bcl-2), gap junctions (expression Connexin43) and ECG pattern was conducted. Changes in cardiomyocyte morphology was observed using Haematoxylin Eosin staining, fibrosis was observed using Masson's Trichrome staining, whereas the expression of Caspase-3, Bax, Bcl-2 and Connexin43 was observed through immunohistochemical staining. ECG recording was done with a filter of 100 Hz, the paper speed of 50 mm/sec and the sensitivity of 1 mV = 20 mm.
Results and discussion. The results showed that aerobic and anaerobic exercises cause the development of eccentric hypertrophy, with increased fibrosis and apoptosis as well as co-localization of gap junction to the lateral site of the membrane. Cardiomyocyte remodeling, fibrosis and apoptosis were more prominent in anaerobic compared to aerobic exercise group. The ECG pattern supports enlargement of the ventricles due to aerobic and anaerobic exercises with noticeable repolarization disturbances, especially in the anaerobic group. Detraining did not return myocyte morphology, apoptosis and localization of gap junctions to its basic state. The ECG pattern after a period of detraining following aerobic exercise supports the existence of ventricular hypertrophy without significant disturbances in impulse conduction, however repolarization disturbances in the form of significant prolongation of QTc interval persist in the group with anaerobic exercise.
Conclusion. Cardiomyocyte remodeling due to long-term physical exercise did not resemble cardiomyopathy hypertrophy structure, although increased apoptosis, colocalization of Cx43 and distrbances in impuls conduction were observed. Detraining did not restore cardiac remodeling and disturbances in electrical impulse conduction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hatta
"Adaptive reuse merupakan suatu metode konservasi untuk menjaga keberlanjutan bangunan bersejarah. Menjaga keberlanjutan bangunan bersejarah adalah suatu hal yang penting, mengingat pada bangunan tersebut terkandung nilai budaya berupa nilai sejarah, estetika, sosial, ilmiah, dan spiritual yang dapat mencerminkan karakter masyarakat yang membangunya. Karakter masyarakat ini menjadi suatu aset suatu bangsa dalam membangun masa depan agar tidak kehilangan jati diri suatu bangsa. Gedung Juang 45 Bekasi yang berada pada Jl. Sultan Hasanudin No.39, Setiadarma, Kec. Tambun Sel., Kabupaten Bekasi yang baru saja mengalami konservasi dengan metode adaptive reuse menjadi contoh kasus menarik untuk melihat bagaimana penerapan konservasi dilakukan hingga dapat menjaga nilai budaya dari karakter masyarakat. Gedung Juang 45 Bekasi telah berdiri sejak tahun 1906 dan telah mengalami peristiwa mulai dari penjajahan Belanda yang berujung dengan perbudakan masyarakat Tambun, hingga perjuangan masyarakat nya dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Perbudakan ini tentunya menjadi suatu memori kelam bagi masyarakat Bekasi, namun bukan berarti memori ini harus dihilangkan melainkan harus dijadikan suatu pelajaran di masa depan. Melalui Gedung Juang 45 Bekasi, kita dapat mempelajari bagaimana adaptive reuse dapat memaknai suatu memori hingga menciptakan signifikansi budaya yang merupakan cerminan dari karakter masyarakat.
......Adaptive reuse is a method of conservation in order to maintain the sustainability of historic buildings. It is important to maintain the sustainability of historic buildings, considering that these buildings embodied cultural significance in the form of historical, aesthetic, social, scientific, and spiritual values ​​that can reflect the character of the people who built them. The character of this society becomes an asset to generate future civilization so as not to lose the identity of a nation. Gedung Juang 45 Bekasi which is located at Jl. Sultan Hasanudin No.39, Setiadarma, Kec. Tambun Sel., Kabupaten Bekasi, that was just recently done a conservation by using the adaptive reuse method, become an interesting case example to see how the application of conservation is carried out to maintain the cultural significance of the community's character. Gedung Juang 45 Bekasi has been established since 1906 and has experienced multiple events including the Dutch colonialism which led to the slavery of the Tambun community, and the struggle of its people to achieve and maintain independence. This slavery is certainly a dark memory for the people of Bekasi, but it does not mean that this memory have to be removed, but must be used as a lesson for the future. Through Gedung Juang 45 Bekasi, we will learn how adaptive reuse can interpret a particular memory to create cultural significance which reflect the character of society."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Axelrod, Jerrold L.
New York : McGraw-Hill , 2000
721 AXE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
California: Lane Publishing, 1980
643.52 BAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Sekar Hapsari
"Penggunaan tema pada ruang komersil yang semakin marak belakangan ini sering diterjemahkan dalam elemen-elemen ruang yang simbolik dan memiliki kecenderungan untuk menjadi kitsch. Kitsch yang merupakan bentuk palsu dari karya seni pada masa lalu akan dibahas dalam taraf keruangan sebagai simbol dari pengalaman atau tema. Tulisan ini akan memfokuskan pembahasan kepada fungsi dari objek kitsch yang digunakan dalam ruang dan bagaimana kehadirannya dapat membangun pengalaman dalam ruang, khususnya ruang komersil. Sesuai dengan argumen yang dinyatakan pada awal penulisan skripsi, ternyata penggunaan objek kitsch dalam ruang dapat membentuk pengalaman jika menggunakan penyimbolan yang tepat dan memiliki interaksi dengan pengguna.
......The use of themes in commercial spaces that has increased these past few years is often translated into symbolic interior elements and has a tendency to become kitsch. Kitsch which is a low form of art will be analyzed in interior space as a symbol of an experience or a theme. This writing focuses on the analysis of the function of kitsch object that is used as an element of space and how kitsch can be a part of space experience. Corresponding to the previous statements, apparently bringing kitsch elements into interior spaces can create particular experience as long as it uses the right symbol and encourages interaction with the user."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>