Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maunah
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang rekonstruksi representasi perempuan Arab di tahun 1980-an dalam novel remaja yang berjudul Faten karya Fatima Sharafeddine. Landasan teori yang digunakan adalah teori ginokritik Elaine Showalter yang menekankan pada tulisan perempuan yang berbicara tentang perempuan. Permasalahan yang diangkat di dalam penelitian ini adalah representasi perempuan Arab di tengah kultur masyarakat Arab yang patriarkal yang menempatkan perempuan Arab pada posisi yang tidak menguntungkan. Para perempuan, baik remaja maupun dewasa dituntut secara budaya untuk tunduk pada kekuasaan laki-laki. Hal ini yang dipotret oleh Fatima Sharafeddine dalam novelnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat rekonstruksi representasi perempuan yang diwakili oleh para tokoh remaja perempuan di dalam novel. Remaja perempuan sanggup memenangkan cita-cita dan keinginannya yang bertentangan dengan konstruksi budaya patriarkal melalui berbagai strategi. Di samping itu, berdasarkan penelitian ini, remaja perempuan di dalam novel juga mampu menjadi diri mereka (self) dan menemukan dunia mereka sendiri. ......This thesis is a research about the reconstruction of Arabic women representation in young adult literature that the titled Faten by Fatima Sharafeddine. The researcher will apply gynocritic theory by Elaine Showalter that focus on women?s writing that speak about women. The problem in this research is about Arabic women representation in the pathriarchal culture. Almost all of Arabic women still in the marginal position. From this study, the researcher find the reconstruction of women representation that showed by adolescent in this novel. Women adolescent can reach their dreams which are contrary to the construction of pathriarchal culture by any strategy. Moreover, based on the research, woman adolescents in this novel can be themselves & find their own world in their lives.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30799
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarisa Irene
Abstrak :
ABSTRACT
Melihat persoalan representasi pengungsi dan pencari suaka tidak seharusnya terbatas pada kajian terhadap liputan media. Tulisan ini berfokus pada self representation pengungsi di Instagram, salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan di dunia, yang juga tidak dapat dipahami secara terpisah dari kehidupan sehari-hari mereka sebagai pengungsi. Berangkat dari pengamatan terhadap pengungsi muda Oromo, dipahami bahwa penggunaan Instagram dan media sosial lainnya merupakan sebuah partisipasi online untuk mengisi hari-hari mereka selama hidup dalam transit. Tidak hanya memfasilitasi mereka untuk mengakses hiburan dan pengetahuan baru, Instagram juga menjadi sebuah ruang untuk mereka membangun dan mempertahankan relasi, serta merepresentasikan diri mereka sendiri, untuk berbicara tentang dan untuk diri sendiri dengan foto, video, dan caption. Hal ini termasuk merayakan momen-momen duniawi mereka, sekaligus mengakses dan mengekspresikan kegembiraan itu sendiri. Berbagai postingan mereka tersebut memicu rekonstruksi refugeeness dalam benak audiens atau sesama pengguna Instagram yang mengenal mereka sebagai pengungsi dan telah berinteraksi secara online dan offline. Oleh karena itu, tulisan ini menawarkan untuk menempatkan refugeeness dalam ruang dialektis agar membuka pemahaman yang menyeluruh dan kontekstual terhadap kehidupan para pengungsi, khususnya urban refugees yang hidup dalam transit. 
ABSRTRACT
Seeing the matter of representation of refugees and asylum seekers should not be bounded in terms of media coverage, this paper focuses on refugees self-representation in Instagram, one of the most used social media platform in the world, which also cannot be understood separately from their daily life as refugees. Drawing from the observation on young Oromo refugees, it is realized that the use of Instagram and other social media is a form of online participation to fill their days while living in transit. Not only facilitates them to access entertainment and new insights, Instagram also provides a space for them to build and maintain relations, and represent themselves, to talk about and for themselves with photos, videos and captions. This includes celebrating their mundane moments as well as accessing and expressing happiness itself. Their posts later become even more interesting in regards to its effect on the audience or other users who know them as refugees and have interacted with them online and offline, for it evokes a reconstruction of refugeeness. Therefore, this paper offers to place refugeeness in a dialectic space to open a thorough and also contextual understanding towards the lives of refugees, especially urban refugees living in transit.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library