Ditemukan 302 dokumen yang sesuai dengan query
Chaerul Mazhar
Abstrak :
Beras merupakan komoditi pangan yang sangat strategis di Indonesia.
Dengan adanya kesepakatan GATT/WTO (General Agreement on Tariff and
Trade/World Trade Organization), pasar beras makin terbuka dengan
proteksi yang semakin berkurang. Dalam kondisi demikian, kemandirian
ekonomi hanya dapat dipertahankan dengan memantapkan ketahanan
ekonomi melalui peningkatan daya saing. Pada perberasan hal ini dapat
dipacu melalui perbaikan teknologi input dan pengurangan kehilangan hasil
pada penanganan pascapanen.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menguji pengaruh variabel teknologi
terhadap tingkat kehilangan hasil pascapanen padi, serta (2) Menganalisis
besar pengaruh tingkat kehilangan hasil pascapanen padi terhadap daya
saing beras nasional. Survei dilakukan di Kabupaten Karawang pada Juli
hingga Agustus 2007.
Data hasil survei dianalisis menggunakan regresi untuk melihat pengaruh
variabel teknologi terhadap tingkat kehilangan hasilnya. Selanjutnya
koefesien yang didapatkan akan disimulasikan melalul Policy Analysis Matrix
(PAM) untuk melihat dampak penurunan kehilangan hasil terhadap daya
saing beras produksi dalam negeri.
Perbaikan variabel teknologl akan dapat menekan tingkat kehilangan hasil
pascapanen padi. Penguatan daya saing beras produksi dalam negeri terlihat
dengan meningkatnya efesiensi sebesar masing-masing 2,17% dan 2,01%.
Hal ini akan meningkatkan social benefit dan private benefit masing-masing
sebesar Rp. 143,266 dan 155,711 per hektar lahan per musim tanam.
Berkaitan dengan desakan liberalisasi perdagangan, kebijakan Pemerintah
berupa proteksi dan insentif pada usaha tani padi dalam jangka pendek perlu
dipertahankan. Sedangkan dalam jangka panjang, upaya-upaya untuk
peningkatan produktivitas dan efesiensi biaya hendaknya segera dilakukan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T33954
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Oding Syafrudin
Abstrak :
Perraulaan datangnya musim hujan tidak bersaiaaan, adanya perbedaan datangnya musim hujan ini akan menimbiilkan perbedaan waktu turun ke sawah. Pada wilayah yang mendapat musira hujan lebih dulu, waktu tanam padi dilafcukan lebih awal jika dibandingkan dengan wilayab. yang mendapat musira hujan berikutnya. Sawah yang sekali ditanarai padi, seterusnya dilanjutkan dengan tanaman serausim lainnya seperti palawija secara bergiliran atau rotasi. Pergiliran tanaman itu bergantung pada air. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui waktu tanam padi dalam tiap ket yang sama di Kab Subang dengan di Kab Pasuruan serta pola pergiliran tanaman di wilayah tersebut, Kasalahnya adalah pertaraa, Bagaimana pola waktu tanam padi dalara tiap keting gian yang sama di Kabupaten Subang dengan di Eabupaten Pasuruan Jawa tiraur ? Yang ke dua adalah Bagaimana pola per giliran tanaman di wilayah tersebut ? Hipotesa yang diajukan adalah'1. waktu tanam padi di Subang dan di Pasuruan tidak bersamaan, waktu tanam padi di Subang lebih awal,jika dibandingkan dengan di Pasuruan. 2 Adanya perbedaan waktu menggilir tanaman padi dengan palawija pada tiap wilayah ketinggian. Yang dimaksud dengan waktu tanam padi ada lah saat petani mulai turun ke sawah untuk menanam padi. Pola pergiliran tanaman adalah sebidang tanah sawah yapg ditanam secara bergantian selama waktu sa.tu tahun. Klasifukasi ketinggian meliputi ketianggian diatas 1000 meter, 1000-500raeter, 500-100meter, 100-25meter dan ketinggian kurang dari 25raeter. Metode analisa yang digunakan yaitu raetode korelasi peta. Dari hasil analisa dapat disimpulkan 1. Waktu tanam padi di Kabupaten Subang lebih awal diker -
jakan dari pada di Kabupaten Pasuruan, dan waktu tanamnya bergeser dari selatan ke utara sejalan dengan pergeseran datangnya musim hujan. Pada wilayah ketinggian 1000-500meter waktu tanam padi di Subang berlangsung padaminggu ketiga bulan oktober, lebih awal empat minggu dari pada di Pasuruan, Pada wilayah ketinggian 500-100meter di Subang berlangsung pada minggu ke empat Oktober dan minggu_pertama hovember,lebih awal empat minggu dari kabupaten Pasuruan. Pada wilayah ketinggian 10O-25meter berlangsung pada minggu ke tiga november lebih awal dua sainpai tiga minggu dari Pasuruan. Pada wilayah ketinggian kurang dari 25meter berlangsung pada minggu pertama, ke tiga ke empat desember lebih awal satu-dua minggu dari pada di Pasuruan.2 Pola tanamnya dalah padi-palawija-palawija dan padi-palawija. Makin tinggi letak tempat waktu tanam palawija lebih awal, waktu tanamnya nergeser dari bagian selatan ke utara yang berlangsung pada bulan maret-april-mei dan bulan juni-juli. Penanaraan palawija dilakukan pada bulan bulan yang curah hujannya rata rata perbulan sekitar 100 milimeter atau lebih.
1988
S33369
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Firdha Meidi Irshanty
Abstrak :
Tanaman padi merupakan penghasil beras yang merupakan makanan pokok mayoritas masyarakat dunia. Produksi tanaman padi di Indonesia masih belum optimal. Metode rekayasa genetika dengan mengintroduksi gen CONSTANS (CO) dari tanaman Arabidopsis thaliana ke dalam tanaman padi kultivar Nipponbare digunakan untuk usaha peningkatan produktivitas padi. Gen CO diketahui mampu menginduksi terjadinya pembungaan pada tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui integrasi gen AtCO, pengaruh gen terhadap karakter agronomi, dan ekspresi dari gen AtCO pada tanaman padi Nipponbare transgenik generasi T2 dengan analisis morfologi dan molekular.
Hasil pengamatan morfologi menunjukkan bahwa tanaman padi transgenik memiliki karakter agronomi yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman padi kontrol, namun tidak menunjukkan adanya perbedaan umur berbunga yang signifikan. Hasil pengamatan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menunjukkan 169 dari 227 tanaman padi transgenik memiliki integrasi gen higromisin dan CO. Ekspresi gen CO terdeteksi rendah pada 3 dari 4 sampel padi transgenik dengan teknik Reverse Transcription PCR (RT-PCR). Hasil teknik southern blotting yang dilakukan pada 16 sampel padi transgenik menunjukkan masing-masing 6 salinan T-DNA dari 13 sampel padi transgenik.
......Rice is a staple food which is consume by the majority of world’s population. Rice production in Indonesia has not been optimal yet. A method of genetic engineering by introducing CONSTANS (CO) gene of Arabidopsis thaliana into the rice Nipponbare cultivar was used to improve rice productivity. CO gene known to induce early flowering time in plant. The aims of the experiment were to study the AtCO gene integration, the influence of AtCO gene on agronomic traits, and the expression of AtCO gene in transgenic rice Nipponbare AtCO T2 generation by morphological and molecular analysis.
Morphological observations showed that transgenic plant’s agronomic traits were better than controls, but there is no significant difference in flowering time between transgenic rice Nipponbare plants and controls. Observations with Polymerase Chain Reaction (PCR) technique showed that 169 of 227 transgenic rice Nipponbare plants have hygromycin and CO gene integration. CO gene expression detected in 3 of 4 transgenic rice plants samples using Reverse Transcription PCR (RT-PCR) technique. The southern blotting technique in 16 samples of transgenic plants showed that 13 samples have multi-copies transgen integration (6 copies).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47025
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kemal Firdaus
Abstrak :
ABSTRAK
Metode stokastik digunakan untuk mendapatkan penyelesaian yang layak ketika dalam permasalahan muncul masalah ketidakpastian. Jawa Barat merupakan sentra produksi padi andalan nasional. Curah hujan yang tidak menentu merusak lahan pertanian saat menanam dan memanen yang dapat mengakibatkan menurunnya produksi padi di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara curah hujan, luas tanam dan luas panen padi dengan produksi padi di Jawa Barat. Hujan wilayah per kabupaten ditentukan berdasarkan data hujan yang terdapat pada kabupaten yang bersangkutan. Selanjutnya dilihat hubungan hujan wilayah, luas tanam dan luas panen terhadap produksi padi per kabupaten per 6 bulan menggunakan metode regresi linear dengan software SPSS dan dilakukan uji R, uji F dan uji T. Hasil uji R memperlihatkan tingkat kepercayaan sebesar 54% curah hujan, 98% luas panen dan 61% luas tanam terhadap produksi padi. Hasil uji F memperlihatkan nilai signifikansi < 5% yang artinya curah hujan, luas panen dan luas tanam berpengaruh terhadap produksi padi. Hasil uji T memperlihatkan tingkat kepercayaan sebesar 98% terhadap produksi padi, dengan nilai signifikansi < 5%, luas tanam dan luas panen padi berpengaruh terhadap produksi padi. Secara umum, luas panen dan luas tanam berpengaruh positif terhadap produksi padi sedangkan curah hujan berpengaruh negatif terhadap produksi padi.
ABSTRACT
Stochastic method is used to obtain adequate solution when uncertainty arises during problem solving. West Java is a province that has a role as a reliable rice crops producer in Indonesia. Uncertainty in rainfall depth and occurrence degrades cultivation and harvesting field that eventually leads onto the reduction of rice crops yield in West Java. The main objective of this undergraduate thesis is to determine the corelation between rainfall depth, cultivated as well as harvested areas with rice crops production in West Java. Rainfall area for each district is determined in accordance to the rainfall data obtained from the referred district. Then, the relation between rainfall, cultivated and harvested areas are analyzed to the district’s rice crops production rate per six months using method of linear regression of R, F and T tests through SPSS software. The R-test shows confidence coefficient of 54% for rainfall depth, 98% for harvested area and 61% for cultivated area. Whereas F-test shows significance number of less than 5% in which refers to the condition that rainfall depth, cultivated and harvested areas do not have relevancy with rice crops production.The prediction number from T-test, on the other hand, varies greatly from 98% for rainfall depth while for cultivated and harvested areas the number is less than 5%.In general, both cultivated and harvested areas relates positively to the production of rice crops while rainfall depth does not.
2014
S53885
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986
631.5 BUD
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Pakpahan, Agus
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
641.331 8 PAK r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abstrak :
beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia, khusunya masyarakat Tasikmalaya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukan adamya kandungan chlor pada beras yang di jual di Jawa Barat dan Sumatera
610 JKKI 6:1 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abstrak :
New plant type of rice (NPT) has higher yield potential than that of exiisting high-yielding varieties.Therefore it is urgent to develop rice varieties having high yield potential to increase rice yield and production.....
JUPEPEP
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Blas merupakan penyakit utama pada padi gogo, Penyakit ini menyerang tanaman padi pada beberapa stadia pertumbuhan,mulai dari fase vegetatif sampai stadia pembentukan malai atau negatif .Serangan yang berat terjadi pada stadia generatif. Serangan yang berat terjadi pada stadia geberatif,karena dapat meninmbulkan puso dan/ atau menggagalkan panen....
BUTEPER
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Abstrak :
This research was aimed at sustai analyzing sustainal\bility of rice availability at regional level, based on sustainability index with RAP-RICE method using multi dimensiol scaling (MDS) (MDS)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library