Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembacaan dan pengekstraksian data dari Lembar Isian Komputer (LIK) selama ini menggunakan alat pemindai khusus berteknologi Optical Mark Reader (OMR). Alat pemindai ini dapat memindai sekaligus mengekstrak data dari LIK. Namun OMR memiliki kelemahan utama yaitu ketergantungan kepada timing track. Tanpa timing track, OMR tidak dapat memproses LIK. Disamping itu kadangkala terjadi kesalahan seperti masukan LIK tidak pas di mesin, LIK kotor, basah, kusut, terlipat atau sejenisnya, sehingga LIK harus dimasukkan ulang ke mesin OMR. Jika sering terjadi kesalahan seperti disebutkan di atas, maka proses pemindaian LIK dapat memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan di atas, kami selaku tim pengembang pada proyek mahasiswa ini mengembangkan program yang berbasis pada pengenalan citra digital. Dengan teknologi ini, LIK terlebih dahulu dipindai dengan alat pemindai citra standar, untuk mendapatkan dokumen citra digital LIK. Selanjutnya program akan mengekstrak data dari dokumen citra digital LIK tersebut. Keunggulan program berdasarkan pengolahan citra adalah menghilangkan ketergantungan terhadap timing track dan waktu proses pengekstrakan yang lebih cepat dibandingkan dengan OMR. Laporan ini berisi dokumentasi proses pengembangan "Scanner Project" beserta perbandingan beberapa algoritma untuk mengembangkan program ini."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wijaya Kusuma
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
TA691
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat
"Kromosom memiliki peranan penting dalam menyimpan materi genetik setiap makhluk hidup. Salah satu faktor yang memengaruhi struktur kromosom adalah kation divalen termasuk ion tembaga (Cu2+). Hingga saat ini, belum terdapat penelitian yang menganalisis pengaruh Cu2+ terhadap struktur kromosom tumbuhan. Tumbuhan gandum (Triticum aestivum) merupakan organisme model terkait studi kromosom. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Cu2+ pada berbagai konsentrasi (0, 20, 40, 80, 160, dan 1000 µM) terhadap struktur kromosom gandum menggunakan mikroskop cahaya dan scanning electron microscope (SEM). Biji gandum direndam di larutan Cu2+ selama 4 jam, kemudian dikecambahkan selama 48 jam. Ujung akar gandum kemudian disinkronisasi dengan kolkisin 0,01% dan difiksasi dengan larutan Carnoy. Sampel yang akan diamati menggunakan mikroskop cahaya kemudian dihidrolisis dengan HCl 1N, diwarnai dengan aceto-orcein, dan diamati di bawah mikroskop. Sampel yang akan diamati menggunakan SEM diberi enzim 2,5% selulase-pektinase, difiksasi menggunakan 2,5% glutaraldehid, post-fiksasi menggunakan OsO4, dehidrasi dengan etanol, dikeringkan dengan HMDS, dan diamati di bawah SEM. Hasil kualitatif menunjukkan struktur kromosom mulai dari yang paling terkondensasi hingga tidak terkondensasi berturut-turut adalah 20, 80, 40, 1000, 160, dan 0 µM Cu2+. Hasil kuantitatif menunjukkan panjang+lebar kromosom dari setiap perlakuan 0, 20, 40, 80, 160, dan 1000 µM Cu2+ berturut-turut adalah 18,378+1,676 µm, 11,484+2,028 µm, 16,035+1,765 µm, 15,402+1,791 µm, 17,427+1,550 µm, dan 16,321+1,500 µm. Uji perbandingan Tukey dan Dunn menunjukkan bahwa konsentrasi Cu2+ memberi pengaruh yang signifikan terhadap panjang dan lebar kromosom, khususnya pada konsentrasi 20 µM. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Cu2+ memiliki peran penting dalam menjaga struktur kromosom gandum.

Chromosomes have an important role in storing the genetic material of every living creature. One of various factors that can affect the structure of chromosomes is divalent cations including copper ions (Cu2+). Until now, no research has analysed the effect of Cu2+ on plant chromosome structure. Wheat plants (Triticum aestivum) are a model organisms related to the study of chromosomes. This study aimed to determine the effect of Cu2+ at various concentrations (0, 20, 40, 80, 160, and 1000 µM) on wheat chromosome structure using a light microscope and scanning electron microscope (SEM). Wheat seeds were soaked in each Cu2+ solution for 4 hours and germinated for 48 hours. Root tips were then synchronized in colchicine 0.01% and fixed with Carnoy’s solution. For light microscope observation, the root tips were hydrolysed with 1N HCl, stained with aceto-orcein, and observed under the microscope. For SEM observation, the root tips were then treated with 2,5% cellulase-pectinase enzyme, fixed using glutaraldehyde, post-fixed using OsO4, dehydration using ethanol, dried with HMDS, and observed under SEM. The qualitative results showed that the chromosomes structure from most condensed to less condensed were 20, 80, 40, 1000, 160, and 0 µM Cu2+ respectively. The quantitative results showed that the length+width of the chromosomes from each treatment of 0, 20, 40, 80, 160, and 1000 µM Cu2+ were 18,378+1,676 µm, 11,484+2,028 µm, 16,035+1,765 µm, 15,402+1,791 µm, 17,427+1,550 µm, and 16,321+1,500 µm respectively. Tukey and Dunn comparison test showed that the concentration of Cu2+ significantly affected the length and width of chromosomes, especially at 20 µM concentration. The result of our study indicates that Cu2+ has an important role in maintaining the structure of wheat chromosomes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library