Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitti Nursetiawati Soemino Nasrul Oening
"Pertambahan penduduk, disertai dengan kondisi sosial ekonomi penduduk yang rendah, kesulitan mendapatkan perumahan atau lahan yang layak untuk tempat tinggal eli kota-kota besar telah mendorong orang untuk tinggal di pemukiman kumuh. Makin banyak jumlah penduduk, makin menurun t:ingkat kesejahteraan penduduk, dan makin sulit mendapatkan lahan atau rumah yang layak untuk dihuni, semakin besar tekanan penduduk, untuk tinggal di pemukiman kurnub. Selanjutnya menimbulkan kepadatan penghuni dan ketidak teraturan (density and crowding) dalam setiap lingkungan keluarga di pemukiman kumuh, yang akhimya memberikan efek kepada anak lulus SD berupa prestasi belajar yang rendah.
Masalah yang dihadapi anak yang tinggal di pemukiman lcumuh padat penduduk adalah :
1. Tingkat kepadatan penghuni sangat tinggi.
2. Lingkungan fisik yang kotor, bau , bangunan fisik tempat tinggal yang mudah terbakar, pemcemaran lahan, udara dan air, jalan yang tidak tertata, lingkungan keluarga yang sangat tinggi kepadatan penghuninya, sesak, dan bising, kondisi bela jar yang buruk.
3. Fakta bahwa kepadatan penghuni yang sangat tinggi dalam lingkungan keluarga di pemukiman kumuh padat penduduk tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar.
Prestasi belajar saat lulus SD berupaya NEM di Kelurahan Galur yaitu 34,82 (Nilai Minimum), 44,61 (Nilai Maksimum). Berdasarkan hasil pengamatan dan penelaahan literatur yang berkaitan dengan banyaknya anak lulus SD berprestasi belajar rendah memiliki hubungan dengan kondisi belajar anak yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan non fisik dalam lin8kunan keluarga dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Kepadatan penghuni dalarn lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
2. Kondisi belajar dalam lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Hipotesis 1 memiliki arti makin tinggi tingkat kepadatan penghuni dalam lingkungan keluarga, rnakin rendah prestasi belajar anak. Hipotesis 2 memiliki arti semakin baik kondisi belajar anak dalam lingkungan ke uarga, makin tinggi prestasi belajamya. Untuk menguji I
1. Analisis hubungan amara lingkungan keluarga dari segi kepadatan penghuni dengan prestasi belajar menunjukkan tidak adanya pengaruh, karena temyata anak pada umumnya mampu beradaptasi dengan kepadatan penghuni dalam lingkungan keluarganya. Dengan aemikian hipotesis 1; tidak dapat diterima.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kasus kond.isi belajar yang buruk di lingkungan keluarga berkepadatan penghuni sangat tinggi yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar pada anak saat lulus SD. Dengan demildan, ada hubungan atau pengaruh dari kond.isi belajar anak yang rneliputi : keharusan belajar, lama belajar, sarana belajar, penerangan belajar, cita-cita anak, harapan orangtua terhadap pendidikan anak, frekuensi gangguan belajar, pemanfaatan waktu luang, terhadap prestasi bela jar anak.
Analisis untuk ke delapan faktor kondisi belajar tersebut menunjukkan risiko dari adanya kondisi lingkungan keluarga yang cukup kompleks. Hasil uji Chi-square untuk masing-masing faktor yang merupakan ciri masalah belajar tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan nyata antara kasus kondisi belajar anak di lingkungan keluarga berkepadatan penghuni sangat tinggi dengan kasus kondisi belajar anak di lingkungan keluarga berkepadatan penghuni tidak tinggi. Kedelapan faktor dalam kondisi belajar yang dihimpun dalam satu variabel kondisi belajar, menurut hasil uji statistik yang menggunakan regresi berganda, ternyata memberi pengaruh terhadap prestasi belajar anak (R square = 133959), dengan konstribusi yang berbeda dari masing-masing faktor. Dengandemikian Hipotesis 2 diterima.
3. Hasil penelitian dari analisis uji statistik non parametrik yang menggunakan uji Man Whitney Kruskal Wallis, temyata kondisi pemukiman dan lingkungan sekitar rumah (fisik and non fisik) berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, berdasarkan lokasi yang berbeda yaitu antara Kelurahan Galur dan Kelurahan Johar Baru.
Kesimpulannya ada.lah tidak terda.pat pengaruh tingkat kepadatan penghuni yang sangat tinggi dalam Iingkungan keluarga di rumah tinggal pemukiman kumuh. Sebagai saran penulis adalah orangtua perlu rnemperhatikan kondisi belajar anak, sekalipun terhadap kepadatan penghuni di dalarn lingkungan keluarganya, karena anak harus mempunyai tempat yang sesuai untuk melakukan aktivitasnya, sesuai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwanya, memiliki kondisi belajar yang baik, sebab kondisi belajar yang baik pada akhimya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar, dan hal ini akan lebih baik bila didukung oleh kondisi pemukiman dan lingkungan sekitar rumah (fisik dan non fisik) yang baik. Khusus bagi anak yang tergolong kurang mampu (miskin), perlu mendapat bantuan berupa paket belajar, kelas terbuka, pemberian kasih sayang melalui program anak asuh."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ada perbedaan antara budaya sekolah yang dimiliki oleh sekolah yang memiliki prestasi tinggi dengan sekolah yang prestasinya lebih rendah, baik dalam norma, kepercayaan, maupun nilai-nilai yang berlaku di sekolah tersebut. Perbedaan budaya sekolah dari kedua sekolah tersebut ditunjukkan dengan angka 3.56. Walau secara statistik berbeda, namun perbedaannya tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan oleh adanya budaya masyarakat di sekitar sekolah yang ikut berpengaruh dalam proses pendidikandi sekolah. Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert dan wawancara tidak terstruktur serta observasi. Analisis data menggunakan deskriptif statistik dan analisis inferensial (uji beda/t-test)"
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Alfian
"Penelitian ini membahas tentang beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sekolah pada SMA yang menerima Bantuan Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Adapun faktor-faktor tersebut adalah Manajemen Berbasis Sekolah, Mutu Sarana dan Prasarana Sekolah, Otonomi Daerah, Pengawasan Ketersediaan Alat Pembelajaran, Partisipasi Masyarakat di Sekolah, Bantuan Sesuai Kebutuhan Sekolah, Kesejahteraan Pegawai dan Pengadaan Alat-alat Pelajaran, Pembinaan Profesi, Ketepatan Jadual Bantuan Sesuai Perencanaan, Ketepatan Sasaran, Kesesuaian Dana, Ekstrakurikuler yang dijadikan sebagai variabel bebas, dan kinerja sekolah sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 79 responden, dan setelah dilakukan uji hipotesa dengan model regresi berganda, maka diperoleh temuan terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari 12 faktor tersebut terhadap Kinerja Sekolah pada SMA yang menerima Bantuan Dana Rintisan SMA Bertaraf Internasional (RSBI). Hal ini berimplikasi bahwa sekolah dengan status RSBI harus memperhatikan keduabelas faktor itu tanpa kecuali jika menginginkan kinerja sekolah meningkat. Meskipun kedua belas faktor berpengaruh signifikan secara simultan, namun jika dianalisis secara parsial hanya satu faktor pengaruh, yaitu Ketepatan Jadwal Bantuan Sesuai Perencanaan yang berpengaruh signifikan, dengan temuan nilai R sebesar 0.301. Dari nilai korelasi tersebut diperoleh nilai R square sebesar 0,090 yang bermakna kontribusi Ketepatan Jadwal Bantuan Sesuai Perencanaan hanya sebesar 0,90 % terhadap kinerja sekolah yang menerima bantuan dana RSBI. Hal ini berimplikasi bahwa pemerintah perlu memperhatikan ketepatan jadwal bantuan sesuai perencanaan bagi sekolah, agar kinerja sekolah meningkat. Hal ini disebabkan rata-rata sekolah Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Indonesia belum mampu mandiri mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP) plus yang diwajibkan bagi sekolah RSBI.

This research explains about some of the factors which affect school performance n high school that received Aid for International School Pioneering (RSBI). As these factors are the School-Based Management, Quality Infrastructures School, Autonomy, Control Equipments Learning, Citizen Participation in School, Schools Need Aid In accordance, Welfare Employees and Procurement Tools Lesson, Teacher Profession Development, Aid Schedule Accuracy as per Planning, Target accuracy, Suitability and Extracurricular Funds which be used as independent variables, and school performance as the dependent variable. Based on the results of research on 79 respondents, and after testing the hypothesis with multiple regression model, the obtained findings of 12 factors that affect school performance simultaneously, these factors are the School-Based Management, Quality Infrastructures School, Autonomy, Control Equipments Learning, Citizen Participation in School, aid accordance with School Supplies, Welfare Employees, Teacher Profession Development based RSBI, Schedules aid accuracy, accuracy Target, Compliance Fund, Extracurricular. This implies that the school (RSBI) must consider the twelve factors are, without exception, if the school's performance improved. Although the twelve factors simultaneously have a significant effect, but if it is partially analyzed influence only one factor, namely accuracy Schedules Aid significant effect, with the findings of the R value for 0301. From these correlation values obtained for R square value 0.090 meaningful contribution accuracy Schedules aid only as much as 0.90% on the performance of schools that receive funds RSBI. This implies that the government needs to pay attention to the accuracy of the schedule according to plan for school aid, so that school performance improved. This is due to the average high school pioneering international standard school in Indonesia have not been able to independently achieve the National Education Standards (SNP) Plus required for school RSBI."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library