Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhardi Alimudarto
"Beberapa pembangunan permukiman yang mengalami gangguan, tidak mencapai sasarannya dan hasilnya tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat memang terjadi, Menarik untuk diketahui, apakah pengelola pembangunan telah menggunakan Indikator yang cocok, yang digunakan dalam menyiapkan pembangunan tersebut.
Kondisi integrasi sosial masyarakat dimana berbagai kepentingan dan kelompok terdapat didalamnya, juga kondisi sistem nilai budaya permukiman masyarakat dalam menyikapi dan memperluas peluang pembangunan perlu lebih dahulu diketahui dan diamati. Dalam mengamati tersebut, tentunya harus mempunyai ukuran-ukuran atau indikator yang dapat menilai kondisi integrasi sosial dan sistem nilai budaya permukiman tersebut.
Penelitian ini dibagi dalam 2 (dua) kajian. Bagian pertama merupakan Studi Kepustakaan (Library Research) dalam upaya untuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai hakekat indikator, serta fungsi dan prasyarat indikator. Gambaran sejauh mana dimensi sosial budaya sebagaimana yang dimaksud dalam penelitian ini terkandung, baik dalam pembangunan permukiman maupun dalam indikator yang pemah disusun. Kemudian dilakukan review atas hasil hasil penelitian dan penyusunan indikator. Hasil bagian pertama dari penelitian ini menunjukkan bahwa :
- Pembangunan Permukiman menurut Undang-undangnya (UU No.4 tahun 1992) memang sarat dengan masalah-masalah sosial budaya terutama kondisi integrasi sosial dan sistem nilai budaya permukiman masyarakatnya. Kondisi ini diperlukan untuk pembangunan permukiman, oleh karena itu indikator sosial budaya untuk keperluan tersebut perlu dibuat. Sementara itu indikator yang telah disusun oleh instansi yang paling berwenang pads tahun 2002 sekalipun, yaitu mengenai Indikator Pembangunan Manusia untuk sektor perumahan, masih cenderung kepada aspek teknis teknologis, dibanding sosial budaya.
Bagian kedua dari penelitian ini merupakan kajian lapangan, suatu tmuan empirik basil suatu proses metodologis yang induktif. Diperoleh data primer dari hasil wawancara mendalam dan FGD sebanyak 5 (lima) kali yaitu FGD 1 sampai dengan FGD V. Wawancara dengan para stake holders pembangunan permukiman sesuai tatanan pemilihannya sebagai basic informanis dan key informanis yang kesemuanya berjumlah 13 (tiga belas) Stake holders/informan. Pemilihan stake holders berdasarkan kriteria latar, pelaku, peristiwa dan proses yang melekat dalam diri dan lingkungannya.
Dengan dipandu oleh kerangka konseptual integrasi sosial dan sistem nilai budaya pennukiman sebagai variabel dependen, penelitian ini mencoba mengembangkan pengaplikasian teori-teori guna bersama-sama para stake holders tersebut diatas menggali konsep konsep untuk dibangun menjadi indikator sosial budaya.
Hasil bagian kedua penelitian ini menunjukkan bahwa :
Munculnya masalah-rnasalah sosial budaya yang mengiringi upaya-upaya pembangunan permukiman.
Teridentifikasinya variable-variable yang mempengaruhi kondisi integrasi sosial dan sistem budaya dan terbangunnya konsep indikator sosial budaya pembangunan permukiman
Upaya-upaya yang dapat digunakan untuk mendorong tindakan operasionalisasi dengan mcnyiapkan komponen penilaian atau sub indikator dan metode penilaian.
Saran dan rekomendasi agar dapat dimanfaatkannya indikator ini untuk kalangan yang lebih luas.
Temuan lain dijumpai dalam penelitian ini. Disamping integrasi sosial dan sistem budaya, ternyata kondisi yang diinginkan untuk pembangunan pennukiman juga dipengaruhi oleh sikap aparat dan perilaku birokrasi yang menangani pembangunan permukiman.
Arus perumahan atau arus level komunitas yang antara lain nampak dari penyampaian aspirasi yang semakin berani, perlu disikapi dengan kehati-hatian di tengah era reformasi ini, termasuk dalam penanganan kondisi sosial budaya masyarakat dalam pembangunan. Kekhawatiran akan terjadinya hal-hal yang destruktif dan kontra produktif bukan tidak beralasan, terutama agar pembangunan tidak menjadi sia sia. Kegagalan dalam menciptakan integrasi sosial dan sistem nilai budaya pemukiman yang kondusif dapat menjadi benih-benih disintegrasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Huwaida Khairunisa
"ABSTRAK
Tidak meratanya kesempatan kerja menyebabkan lahan-lahan marjinal di Jakarta menjadi tempat bermukim para migran yang datang untuk mencari kerja. Permukiman kumuh kaum urban di tanah-tanah marjinal banyak dijumpai terutama di sekitar pusat perekonomian. Karakteristik permukiman kumuh berbeda-beda sesuai dengan lokasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran dan tipologi permukiman kumuh di salah satu Kecamatan paling padat di Jakarta, yakni Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Identifikasi karakteristik permukiman kumuh dilakukan dengan menggunakan citra satelit here 2016. Hasil pengolahan data dan validasi lapangan selanjutnya dianalisis dengna menggunakan metode overlay peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permukiman kumuh tersebar terutama di sepanjang sungai dan rel kereta, yakni di tanah-tanah negara. Semakin jauh dari sungai dan rel kereta, kualitas permukiman semakin baik. Fasilitas dan utilitas permukiman semakin lengkap. Penelitian ini menunjukkan bahwa tanah marjinal yang dimiliki oleh negara mudah dikuasai dan dikembangkan sebagai lokasi bermukim walaupun dengan utilitas yang sangat terbatas.

ABSTRACT
In migration to Jakarta is very high. This phenomenon hapened because informal job opportunity in Jakarta is more extensive then in other areas of Indonesia. Migrants with limited capital and skills do not have opportunity to reside in formal housing. They only can afford housing in slum areas. Urban slum settlements in marginal lands are found mainly around the economic center. The characteristics of slums vary according to their location. The purpose of this research is to identify the distribution and typology of slums in one of the most densely populated districts in Jakarta, namely Pademangan Subdistrict, North Jakarta. Identification of the characteristics of slums is done using satellite images here 2016. The results of data processing and field validation are then analyzed by using map overlay method. The results show that slums are scattered mainly along rivers and railways, which are in state lands. The further away from the rivers and railways, the quality of the settlements is better, settlement facilities and utilities are more complete. This study shows that marginal lands owned by the state are easily utilized and developed as a residential area even with very limited utility."
2017
S67336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandhy Ratri Antoro
"Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah yang sering dilanda longsor di Jawa Barat. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara adalah faktor ketinggian dan lereng. Stability Index Mapping (SINMAP) merupakan metode pendugaan wilayah rawan longsor yang menggunakan kedua faktor tersebut sebagai landasan pengolahan datanya. Berdasarkan pengolahan data tersebut, akhirnya dihasilkan wilayah potensial rawan longsor Kabupaten Tasikmalaya. Dari hasil diketahui bahwa wilayah yang berpotensi terjadi longsor adalah mencakup 33,2% dari total luas wilayah atau seluas 1860,2 Km² sedangkan yang tidak berpotensi longsor mencakup 66,8% atau seluas 3744,2 Km² dan setelah di overlay dengan wilayah permukiman maka dihasilkan wilayah permukiman rawan longsor yang tersebar di utara, tengah hingga barat, dan timur wilayah penelitian
......Tasikmalaya District is one area which is often hit by landslides in West Java. Several factor which make this happen is the factor of altitude and slope. Stability Index Mapping (SINMAP) is a landslides prone area estimation methods that use both factor as the basis for data processing. Based on these data, eventually resulting potential areas prone to landslides in Tasikmalaya District. From the outcome is known that the region is potentially occurred landslides covers 33,2% of the total area or an area of 1860,2 km², whereas those of potential landslides covers an area of 66,8% or 3744,2 km². And after the overlayed with the settlement area, we found that settlement areas prone to landslides in Tasikmalaya District are scaterred in the northern zone, central to western zone, and eastern zone of research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"unsur budaya yang paling mudah dilihat yaitu dari pola pemukiman dan arsitekturnya."
902 JPSNT 21(1-2) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
710 JIAUPI 9:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Hanif
"Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia. Namun, dewasa ini lahan untuk bermain sepak bola makin menyusut dikarenakan pertambahan penduduk sehingga lahan yang ada berubah fungsi menjadi permukiman. Masyarakat pun berinisiatif untuk mencari pengganti dari olahraga sepak bola ini, yaitu futsal. Skripsi ini membahas tentang pola spasial yang terbentuk antara karakteristik lokasi lapangan futsal dan juga karakteristik dari pemain yang bermain di lapangan futsal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei lapangan ke lokasi dengan melakukan observasi dan dokumentasi, serta pembagian kuesioner kepada responden melalui gform. Hasil penelitian lapangan menunjukkan adanya perbedaan motivasi dengan usia pemain yang bemain. Selain itu temuan di lapangan juga membuktikan bahwa ada beberapa alasan bagi pemain untuk menentukan lapangan futsal yang dipilihnya sebagai contoh adalah harga sewa.
......Football is one of the popular sports in Indonesia. However, nowadays, the available space for playing football is decreasing due to population growth, leading to a change in the function of existing areas into settlements. As a result, the community has initiated a search for an alternative to this sport, which is futsal. This thesis discusses the spatial patterns that form between the characteristics of futsal court locations and the characteristics of players who play on those courts. The research utilizes a field survey method by conducting observations and documentation at the locations, as well as distributing questionnaires to respondents through Google Forms (gform). The results of the field research indicate differences in motivation based on the age of the players. Additionally, field findings also prove that there are several reasons for players to choose a specific futsal court, one example being the rental price."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumawardhani
"Kecepatan migrasi dari desa-kota dan pertumbuhan alami yang pesat menjadi penyebab peningkatan permukiman yang buruk di Jakarta. Permukiman ini dikategorikan ke dalam slum dan squatter areas. Bagaimanapun, kebanyakan permukiman tersebut masih kurang memadai dalam persyaratan kesehatan yang memunculkan masalah lingkungan dan risiko yang kritis. Hal ini berdampak tidak hanya pada penduduk di sana namun juga pada keseluruhan kota.
Untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkontribusi dalam permukiman yang buruk adalah dengan mengamati dua tempat yang memiliki sejumlah kondisi yang berbeda. Kedua tempat ini terletak di tengah kota. Keduanya memiliki sarana-prasarana yang mencukupi tetapi kurang dalam pelayanan dasar.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas permukiman yang buruk terutama dipengaruhi oleh lokasi permukiman. Akhirnya, lokasi ini menciptakan elemen-elemen fisik yang membentuk pola permukiman.
The rapid rural-urban migration and high natural population growth rates are the causes of the increasing number of poor settlements in Jakarta. Those can be categorized into slum and squatter areas. However, most of them are still inadequate requirements for healthy human settlements which lead to critical environmental problems and risks. Those are seriously affected not only their inhabitants but also impacted the whole city.
To identify things that contribute in making poor settlements is by observing two places which have some different conditions. Both places are located in the center of cities. They have adequate facilities-infrastructures in neighborhood but lack basic services.
The result shows that poor settlements are influenced especially by the location. Finally, the location creates physical elements which establish settlements patterns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S819
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
363.707 2 ANA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Sutikna
"Karakteristik Song Gupuh scbagai situs hunian neolitik, memiliki arti yang sangat penting dalam konteks neolitik di daerah Punung atau wilayah Gunung Sewu secara keseluruhan. Hal itu disebabkan karena informasi atau bukti arkeologis mcngenai situs hunian neolitik di daerah tersebut sangat minim. Selama ini informasi yang diperoleh sebagian besar berasal dari situs-situs perbengkelan neolitik yang banyak ditemukan di daerah Punung dan sekitarnya. Meskipun situs perbengkelan juga merupakan salah satu bagian atau salah satu bahasan dalam studi permukiman, namun informasi yang dapat diperoleh dari situs semacam ini cenderung terbatas mengcnai aspek teknologi ataupun sistem produksi. Apalagi sebagian besar situs perbengkelan neolitik di daerah Punung terletak di bentang alam terbuka (open sites) yang tidak memiliki konteks hunian secara jelas, misalnya sisa-sisa makanan, bekas perapian, ataupun tembikar. Jikapun ditemukan, akan tetapi kualitas maupun kuantitasnya sangat terbatas. Kondisi tersebut menjadi faktor yang menyulitkan ketika melakukan rekonstruksi kehidupan masa lalu dalam konteks neolitik di daerah Punung. Jika Situs Song Gupuh dapat dijadikan sebagai model kehidupan neolitik di daerah Punung, maka gambaran kehidupan neolitik di daerah ini secara umum kemungkinan tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di Situs Song Gupuh. Strategi subsistensi yang diterapkan tampaknya masih' menunjukkan kuatnya aktivitas eksploitasi sumberdaya lingkungan secara angsung, yaitu melalui perburuan dan mengumpulkan bahan makanan. Di sisi lain, strategi subsistensi melalui budidaya tanaman tampaknya tetap belum dapat digambarkan secara jelas, meskipun basil penclitian di Telaga Guyang Warak menunjukkan adanya indikasi pembukaan lahan, tetapi belum dapat dibuktikan secara arkeologis bahwa aktivitas tersebut berkaitan dengan aktivitas budidaya tanaman. Jika dilihat dari banyaknya situs perbengkelan neolitik di daerah Punung, yang sebagian besar menghasilkan produk berupa calon beliung, maka jelas bahwa produk tersebut sudah jauh melebihi kebutuhan lokal. Sehingga dapat memberikan gambaran bahwa calon beliung yang diproduksi dalam skala besar pada situs-situs perbengkelan, kemungkinan merupakan komoditi alat tukar dengan komoditi lain yang berasal dari luar daerah Punung. Komoditi dari luar tersebut kemungkinan berupa wadah, terutama tembikar dan benda-benda dari logam. Jika demikian, maka aktivitas pembuatan beliung dalam skala besar tersebut cenderung bersifat ekonomis daripada praktis (dalam arti hanya dipergunakan untuk keperluan sendiri). Berdasarkan basil pertanggalan C 14, kehidupan neolitik Situs Song Gupuh telah berlangsung sejak 3.300 ± 100 BP. Sementara situs-situs perbengkelan neolitik di daerah Punung antara lain memiliki pertanggalan 1.100 ± 120 BP untuk Situs Padangan dan 2.100 ± 220 BP untuk Situs Ngrijangan. Korclasi antara pertanggalan dari situs habitasi (ceruk atau gua) dan situs perbengkelan, memberikan gambaran bahwa kehidupan awal neolitik di daerah Punting tampaknya masih mcmanfaatkan ceruk atau gua scbagai tempat tinggal, kemudian area aktivitas secara bertahap beralih ke bentang alam terbuka. Rentang waktu kehidupan neolitik tersebut torus berlangsung hingga budaya logam masuk di daerah Punting, bahkan hingga jauh memasuki jaman sejarah."
2001
T11829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadyadharma
Semarang: SW Jl. Letjen Supratpto 36, 1988
304.8 SAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>