Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Remaja memiliki keinginan untuk tampil berbeda dari orang lain dan mereka juga berusaha untuk menampilkan diri mereka agar menarik perhatian masyarakat. Kebingungan yang diaIami oleh remaja dalam menentukan siapakah diri mereka inilah yang merupakan puncak terjadinya penyimpangan dalam kehidupan remaja. Salah satu bentuk penyimpangannya adalah dalam hal perilaku seksual mereka. Sementara terdapat fakta bahwa sebagian besar dart remaja itu tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan. Sehingga penelitian ini dibuat untuk melihat hubungan antara data demografi siswa SMU dengan tingkat pengetahuan seks, HIV/AIDS dan perilaku seksuaI mereka. Metode penelitian ini adalah analitik kategorik dengan menggunakan tehnik pengumpulan data random sampling. Tempat penelitian ini adalah SMU di Jakarta Utara dengan jumlah sampel 93 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan tentang seks, HIV/AIDS dan periIaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan, tidak ada hubungan antara antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan remaja, tidak ada hubungan antara status pacaran remaja dengan perilaku seksual rernaja, tidak ada hubungan antara lama berpacaran dengan perilaku seksual remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi perawat komunitas untuk melakukan kerjasama lintas sektor dengan pihak sekolah untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS serta dampak perilaku seksual pada remaja.
Kata kunci : HIV/AIDS, pengetahuan seks, perilaku, remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5310
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Globalisasi merupakan tahapan perkembangan dunia yang harus dilewati Indonesia, salah satu efek dari globalisasi adalah persatuan budaya dunia. Salah satu cara remaja agar harga dirinya lebih tinggi adalah dengan mengikuti norma kelompok. Berpacaran berikut konsekuensi tindakan yang harus mereka lakukan selama berpacaran adalah salah satu norma kelompok yang mengilcuti budaya dunia. Padahal masyarakat Indonesia masih berpendapat bahwa hubungan fisik seperti itu dapat mencoreng nama baik pelakunya. Karena pertentangan itulah peneliti benisaha membuktikan apakah memang masih ada hubungan antara perilaku seksual selama berpacaran terhadap harga diri remaja setelah putus berpacaran. Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja usia 15-18 tahun di SMA Depok dan SMA N 1 Depok sebanyak 260 remaja yang diambil secara acak. Peneliti menggunakan skala harga di Coopersmith (1967) dan skala perilaku seksual dalam buku Seks as User Manual. Hasil dari penelitian diolah dengan uji chi square dan mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara perilaku seksual selama berpacaran terhadap harga diri remaja setelah putus berpacaran yang ditunjukkan dengan P value > α. Tingkat perilaku seksual terbesar di SMA N 1 Depok termasuk dalam kategori tidak menyimpang dan SMA Depok menyimpang ringan. Harga diri mayoritas siswa baik di SMA N 1 Depok maupun SMA Depok adalah sedan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan harga diri pada penelitian ini adalah harapan orang tua dan lingkungan terhadap prestasi remaja, peer, dan konsep din. Dengan cinta, pengawalan, dan dukungan remaja akan mampu menghindari resiko, membangun kekuatan diri, dan mengeksplorasi kemampuannya (Papalia et al.,2004).
Kata kunci : harga diri remaja, perilaku seksual remaja"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5313
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang seksualitas terkait dengan tahap
tumbuh kembang yang sedang dialaminya. Informasi yang tidak memadai serta sumber
informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang.
Keluarga sebagai lingkungan primer dan sistem pendukung diharapkan mampu menjadi
sumber informasi bagi remaja terkait seksualitas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan
pencarian informasi seksualitas remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif korelasi dengan sampel sebanyak 80 responden siswa siswi SMU 99 Jakarta.
Alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji Chi square
didapat nilai p value sebesar 0,007 dan apabila dibandingkan dengan nilai a sebesar 0,05
maka p value lebih kecil dari a yang berarti Ho ditolak atau ada hubungan bermakna
antara pola komunikasi keluarga dengan pencarian inforrnasi seksualitas remaja. Saran
bagi penelitian ini adalah memperluas area penelitian, menguji dan mengembangkan
instrumen penelitian serta sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan pola komunikasi keluarga dan seksualitas remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5314
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seks bebas di kalangan remaja semakin meningkat belakangan ini. Kurangnya
pengetahuan remaja tentang seks merupakan Salah satu faktor penyebab. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan tingkat karakteristik rernaja yang terdiri dari umur,
jenis, kelamin, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, tempat tinggal, dan
keterpaparan media informasi dengan tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas.
Desain yang digunakan adalah diskriptif korelasi dengan uji chi-square. Sampel
berjumlah 40 orang siswa SMA Negeri 1 Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi dengan
teknis cluster random sampling. Hasil menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antam karakteristik remaja, yaitu variabel keterpaparan media informasi dengan tingkat
pengetahuan remaja tentang seks bebas, sedangkan untuk variabel yang lain tidak ada
hubungan yang bermakna."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5501
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seksual pada remaja seringkali tidak disertai sumber informasi yang memadai
dan bertanggung jawab. Hal tersebut membuat remaja sangat rentan terhadap risiko
kesehatan reproduksi. Mengingat informasi dari sumber lain tersebut bisa keliru, adalah
panting bahwa orang tua pun berperan dalam memberikan informasi yang benar.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara pola
komunikasi keluarga dengan perilaku seksual pada remaja. Desain yang digunakan
adalah deskriptif korelasi, dengan pengambilan sampel secara simple random sampiing
terhadap 96 siswa SMAN 52 Jakarta Utara. Analisis yang digunakan adalah univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Pearson Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola komunikasi keluarga
dengan perilaku seksual remaja (p=0,08; a=0,05). Disarankan pada keluarga unauk
membimbing anak remajanya agar terhindar dari pergaulan bebas dan perilaku seksual
yang berisiko."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5565
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi tidak selamanya membawa pengaruh baik bagi kehidupan, penyimpangan pola perilaku pada remaja adalah salah satu contohnya. Perubahan pola perilaku dan kebiasaan dalam pergaulan terutama pola periiaku seks bebas dapat memicu terjadinya penularan penyakit pada remaja, yaitu HIV/AIDS. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi persepsi remaja tentang pengaruh media terhadap perilaku seks bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan persepsi remaja tentang pengaruh media televisi dan intemel terhadap perilaku seks bebas dalam meningkatkan insidensi penularan HIV/AIDS. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan desain penelitian deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 100 orang responden pelajar SMA di Depok yang berusia antara 15-17 tahun dan sedang duduk di kelas 10 dan 11. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dengan 85 pertanyaan yang terdiri dari 42 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan 43 pertanyaan untuk mengukur persepsi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi sekolah yang akan diambil siswanya sebagai responden dengan terlebih dahulu mengurus perizinan kepada pihak sekolah yang bersangkutan dan juga pihak fakultas. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Analisis univarial digunakan untuk mendesripsikan masing-masing variabel dengan system proporsi dan persentase. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, analisis yang digunakan adalah chi square dan T independen. Hasil dari penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi (p=0,279 > a=0,0S), tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan persepsi (p=0,710 > a=D,05), dan ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan persepsi (p=0,004 < a=0,05). Untuk persepsi didapatkan hasil, 59% persepsi negatif 41% persepsi positif. Saran dari penelitian ini adalah Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar mengenai masalah ini terutama oleh perawat komunitas, keluarga, atau anak. Sehingga dapat dimanfaatkan dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan dampak media terhadap perilaku seks bebas remaja yang dapat meningkatkan insidensi HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5895
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Indrayati Ganis
"Penelitian dilakukan untuk rnengetahui hubungan tingkat pengetahuan seksualitas dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 67 Jakarta Timur dengan 100 responden remaja. Penelitian menggunakan metode purposive random sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukan nilai p=0,592 >= nilai α=0,05 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan seksualitas dengan persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah. Penelitian ini merekomendasikan adanya faktor lain yang lebih mempengaruhi persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah.

The objective of this research is to know the relationship between sexuality knowledge and the perception of adolescence about sexual behavior before marriage. The subjects of this research are 100 students of SMAN 67 Jakarta Timur. This research use purposive random sampling method.
The result of analysis shows that p value=0,592 >= α=0,05 so that there is no significant correlation between a sexuality knowledge and the perception of adolescence to sexual behavior before marriage. These research recommend another factor that more influence the perception of adolescence about sexual behavior before marriage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5806
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Fenomena yang tampak saat ini di masyarakat bahwa seks bebas pada usia remaja semakin meningkat dan sangat mengkhawatirkan. Para remaja tampaknya tahu bahwa hubungan seks adalah tindakan yang salah, akan tetapi remaja memang sering merasa bahwa tindakan melanggar peraturan adalah hal yang mengasyikan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat di katakan bahwa remaja melakukan hubungan seksual pranikah didasari oleh adanya kesalahan persepsi remaja dalam memandang seks.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan persepsi antara remaja puma dan putri tentang seks pranikah. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 80 responden siswa putra dan putri di SMKN 62 Jakarta dengan cara simple random sampling. Analisa data dilakukan dengan uji bivariat chi square, dengan menggunakan program komputer SPSS H.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31,25% remaja putra memiliki persepsi positif sedangkan pada remaja putri sebanyak 43,75% memiliki persepsi negatif. Penelitian ini hanya untuk mencari perbedaan persepsi antara remaja putra dan putri jadi tidak dijelaskan secara mendalam faktor-faktor apa saja yang bisa mengakibatkan perbedaan persepsi tersebut. Maka diharapkan akan ada penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa mengakibatkan perbedaan persepsi pada remaja putra dan putri tentang seks pranikah.

Phenomenon that appeared today in the society that the free sex in adolescence are increasing and very worrying. Teenagers seem to know that sex is wrong, but the teen was often felt that the act violates the rules is something exciting. Under these conditions, can be said that adolescent premarital sexual relations constituted by the presence of adolescent misperceptions of looking at sex.
This quantitative research using a comparative descriptive design that aims to identify the differences in perception between young men and women about premarital sex. The study was conducted by distributing questionnaires to 80 respondents boys and giris in SMKN 62 Jakarta with simple random sampling. Data analysis was done by bivariate chi square test, using the computer program SPSS 17.
Results showed that as many as 31.25% young men have a positive perception, while at the teenager as mach as 43. 75% have a negative perception. This research only to find a differences in perception between boys and girls so it is not clarified in detail any factors that could cause such a differences in perception. It is expected that there will be further research to identitfy factors that could cause differences in the perception of young men and women about premarital sex.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5941
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seks pra nikah yang dilakukan oleh remaja yang belum menikah, sudah sangat
mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kasus-kasus seperti
aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan infeksi menular seksual (IMS) termasuk
HIV/ AIDS yang merebak dikalangan remaja pra nikah (Siswandi, 2006). Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran persepsi remaja terhadap perilaku seksual
pra nikah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Penelitian dilakukan
disebuah Akademi Perawatan di Jakarta, dengan jumlah responden 30 orang yang
diambil secara convinience. Data diambil 1 Desember 2006. Instrumen pengumpulan
data berupa kuesioner. Berdasarkan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
50% remaja yang berpersepsi positif dan 50% perpersepsi negatif terhadap perilaku
seksual pra nikah. Hal ini berarti sebanyak 50% menyetujui dilakukannya perilaku
seksual pra nikah dan 50% tidak menyetujui dilakukannya perilaku seksual pra nikah.
Penelitian ini telah memberikan gambaran persepsi remaja terkait sikap, nilai dan
keyakinan terhadap perilaku seksual pra nikah. Secara umum sikap, nilai, dan keyakinan
dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Sehingga dapat
diartikan bahwa 50% remaja setuju bila saat pra nikah berperilaku seperti bergandengan
tangan pada awalnya, mencium, memeluk, meraba payudara, memegang alat kelamin
dan akhirnya sampai dengan berhubungan intim yang seharusnya tidak boleh untuk
dilakukan sebelum menikah. Berdasarkan penelitian ini maka diharapkan dapat
memberikan informasi tentang gambaran persepsi remaja terhadap perilaku seksual pra
nikah shingga dapat dilakukannya edukasi kesehatan yang tepat mengenai dampak
perilaku seksual pra nikah. Penelitian Iebih Ianjut diharapkan memperbanyak jumlah
sampel dan mengembangkan disain penelitian kualitatif."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5541
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Aprilia Kumala Dewi
"ABSTRAK
Remaja mengalami masa pubertas, yaitu masa dimana terjadi perkembangan
menuju maturasi atau menuju tahap dewasa. Pubertas ini dialami oleh remaja,
khususnya remaja awal. Dari studi pendahuluan 36 dari 41 siswa SMPIT
Anugerah Insani telah mengalami salah satu ciri pubertas yaitu menstruasi
ataupun mimpi basah. Skripsi ini membahas tingkat pengetahuan siswa SMPIT
Anugerah Insani tentang perkembangan seksualitas remaja awal. Desain pada
penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif, yaitu menggambarkan
mengenai tingkat pengetahuan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 69,1%
responden (n=65) yang memiliki pengetahuan rendah. Responden yang memiliki
pengetahuan tinggi 30,9% (n=29). Responden rata-rata berusia 13 tahun dengan
jenis kelamin laki-laki berjumlah 57,4% dan sisanya perempuan. Mayoritas diasuh
oleh orang tua (97,8%, n=92). Informasi utama tentang perkembangan seksualitas
sebagian besar dari teman (44,7%, n=42).

Abstract
Adolescents experience puberty, which is the era of progress towards maturation
or to the adult stage. Puberty is experienced by young people, especially his early
teens. From a preliminary study 36 of the 41 students Islamic Junior High School
Anugerah Insani Bogor has been one of the traits of puberty is menstruation or
wet dreams. This study discusses the students' level of knowledge about the
development of the Islamic Junior High School Anugerah Insani early adolescent
sexuality. Design of the study is a descriptive design, which describes the level of
knowledge. The results showed that there were 65 respondents (69.1%) who had
low knowledge. Respondents who have high knowledge about 30.9% (n=29). The
average respondent was 13 years old. The majority are cared for by parents
(97.8%, n = 92). The main information about the development of sexuality mostly
from friends (44,7%, n=42)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43137
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>