Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dowden, Edward
New York: American Book, [date of publication not identified]
822.33 DOW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siegel, Paul N.
Notre Dame: University of Notre Dame Press, 1968
822.33 SIE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ann Arbor: University of Michigan Press, 1964
822.33 SHA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clemen, Wolfgang
London: Methuen, 1977
822.33 CLE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clarke, D. Waldo
London: Longmans, Green, 1950
822.33 CLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Styan, J.L.
Cambridge, UK: Cambridge University Pres, 1977
822.33 STY s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
Hertfordshire: Wordsworth Classics, 2001
822.33 SHA o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Steppat, Michael
Amsterdam: B.R. Gruner, 1980
822.33 STE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chris Prihartini Maryanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penulis tertarik untuk menganalisis ujaran-ujaran Iago, seorang tokoh di dalam Othello, dari sudut pandang pragmatik karena dua hal, yaitu: pertama, karena belum ada mahasiswa di Jurusan Sastra Inggris yang mengambil ujaran-ujaran yang terdapat di dalam drama untuk dianalisis dari sudut pragmatik, dan kedua, karena ujaran-ujaran yang penulis analisis adalah ujaran-ujaran yang digunakan oleh Iago untuk memperdaya lawan bicaranya, tetapi tidak merusak hubungan sosial antarpenyerta komunikasi. Dikatakan demikian karena Iago melakukan tindakan memperdaya tidak secara langsung, melainkan melalui implikatur. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa masalah yang dibahas di dalam skripsi ini adalah masalah makna dan fungsi ujaran: yaitu ujaran yang tidak hanya mengungkapkan makna harfiahnya, melainkan juga menampilkan fungsi ujarannya. Hal ini dapat terjadi karena di dalam ujaran tersebut terdapat daya ilokusi dan yang disertai dengan konteks dapat membawa lawan bicara sampai pada kesimpulan yang diinginkan uleh penutur.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memerikan (1) bagaimana ujaran-ujaran yang dipakai seseorang, di dalam hal ini Iago di dalam Othello, dapat memperdaya lawan bicaranya, dan (2) maksim apa saja dari prinsip kerja sama Grice yang dilanggar ketika Iago melakukan tindakan memperdaya itu.

Data diambil dari ujaran-ujaran Iago di dalam Othello. Korpus data penulis analisis dengan menggunakan model analisis tujuan (goal analysis) yang dikemukakan oleh Parisi dan Castelfranchi (1981), dilengkapi dengan (1) teori tindak tutur (speech act) yang dikemukakan oleh Austin (1978), (2) teori pragmatik (pragmatics) yang dikemukakan oleh Levinson (1983). (3) teori konteks (context) yang dikemukakan oleh Dascal (1981) dan (4) teori tindakan memperdaya (deceptive action) yang dikemukakan oleh Vincent dan Castelfranchi (1981).

Kesimpulan analisis skripsi ini adalah bahwa Iago selalu berhasil memperdaya lawan bicaranya karena ia memiliki kompetensi komunikatif, yang memungkinkan dia dapat mengenali konteks situasi ujaran dengan baik.
1990
S14099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswahyudi Soenarto
Abstrak :
Di antara sekian banyak tokoh tragis Shakespeare, Othello adalah satu-satunya tokoh yang berkulit hitam. Kehitaman kulit Othello ini terlihat bukan hanya dijadikan sebagai masalah perbedaan fisik. Shakespeare juga mengkaitkan masalah ini dengan masalah yang berbau diskriminasi rasial. Pada zaman Shakespeare hidup, berlaku pandangan masyarakat yang merendahkan kehitaman kulit. Lelaki berkulit hitam dibebani prasangka sebagai orang yang mempunyai kecenderungan seksual yang besar (lusty) dan lebih pantas menjadi budak. Othello, sebagaimana tokoh tragis Shakespeare lainnya, dikisahkan mengalami kehancuran di akhir cerita. Sebagai penyebab kehancuran tokoh ini Shakespeare membuatkan kasus cemburu buta, sehingga secara sepintas pembaca drama ini dapat menduga bahwa Shakespeare seolah-olah membenarkan prasangka masyarakat pada masa itu bahwa lelaki berkulit hitam mempunyai kecenderungan seksual yang besar. Kedudukan Othello sebagai seorang panglima perang juga hancur karena kasus cemburu buta ini. Akan tetapi, setelah melalui penelitian lebih lanjut, ternyata Shakespeare sama sekali tidak dapat dikatakan menyetu_jui pandangan masyarakatnya, yang merendahkan kehitaman kulit. Dari analisis terhadap tokoh-tokoh lain di dalam drama ini, terlihat bahwa Othello adalah tokoh yang terjebak. Kehancuran Othello di dalam tragedi ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia mempunyai kecenderungan seksual yang besar atau tidak mempunyai kualitas sebagai seorang panglima. Justru sebaliknya, pembaca drama ini lebih mempunyai kemungkinan untuk jatuh simpati kepada Othello, jika melihat situasi yang menjerat Othello dan pelukisan Shakespeare terhadap sepak terjang dan karakter tokoh ini. Setelah menganalisis dan membandingkan beberapa tokoh Shakespeare yang tidak termasuk ras Kaukasia, dapat ditarik kesimpulan bahwa Shakespeare tidak menganggap perbedaan ras sebagai faktor yang membedakan kualitas mental seseorang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>