Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raihan Jazmi Hares Putra
Abstrak :
Logam titanium menjadi salah satu material yang kerap digunakan dalam bidang biomedis karena memiliki sifat biokompabilitas yang baik. Kelemahan yang dimiliki pada penggunaan logam titanium sebagai material biomedis seperti implant gigi adalah tidak adanya sifat antibakteri. Penambahan zat seperti perak (Ag) yang sudah dikenal sejak lama memiliki sifat antibakteri serta tidak menimbulkan resistensi terhadap bakteri. Pada penelitian ini, pelapisan logam Ti menggunakan metode hidrotermal pada suhu 1500 C dalam larutan AgNO3 dengan variasi konsentrasi 0.001 M, 0.01 M, dan 0.1 M. Pengujian untuk mengetahui morfologi permukaan dilakukan dengan SEM, EDS. Untuk mengetahui sifat-sifat sampel setelah diberikan perlakuan hidrotermal dilakukan dengan uji kekasaran permukaan, kekerasan untuk sifat fisik dan sudut kontak, serta uji antibakteri. Hasilnya menunjukkan peningkatan kandungan Ag yang melapisi logam titanium seiring dengan peningkatan konsentrasi AgNO3 pada proses hidrotermal, sifat fisik pada sampel yang tidak berubah secara signifikan dengan nilai kekasaran permukaan (Ra) pada untreated Ti dan sampel 0.001 M, 0.01 M, dan 0.1 M berturut-turut sebesar 0.44, 0.43, 0.44, dan 0.48, dan nilai kekerasan berturut-turut sebesar 267.9, 280.5, 288.3, dan 304 serta adanya penurunan sudut kontak yang menunjukkan peningkatan sifat hidrofilik sampel dengan perubahan nilai sudut kontak sebesar 75.840, 39.850, 35.100, dan 52.780. Namun pada pengujian antibakteri tidak terbentuk zona inhibisi yang mengindikasikan sampel kecil atau tidak memiliki sifat antibakteri. ......Titanium metal is one of the materials that is often used in the biomedical field because it has good biocompatibility properties. The weakness of using titanium metal as a biomedical material such as dental implants is the absence of antibacterial properties. The addition of substances such as silver (Ag) which has been known for a long time has antibacterial properties and does not cause resistance to bacteria. In this study, Ti metal was coated using the hydrothermal method at a temperature of 1500 C in AgNO3 solution with various concentrations of 0,001 M; 0,01 M; and 0,1 M. Tests to determine the surface morphology were carried out by SEM, EDS. To determine the properties of the sample after being given hydrothermal treatment, a surface roughness test, hardness for physical properties and contact angles were carried out, as well as an antibacterial test. The results showed an increase in the content of Ag that coated the titanium metal along with the increase in the concentration of AgNO3 in the hydrothermal process, the physical properties of the samples did not change significantly with the surface roughness (Ra) values in untreated Ti and samples of 0.001 M, 0.01 M, and 0.1 M in a row. respectively 0.44, 0.43, 0.44, and 0.48, and the values are 267.9, 280.5, 288.3, and 304 as well as a decrease in the contact angle which shows an increase in the hydrophilic properties of the sample with changes in the contact angle values of 75.840, 39.850, 35.100, and 52,780. However, in antibacterial testing, an inhibition zone was not formed which had a small sample or did not have antibacterial properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adli Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Karena tingginya jumlah kasus patah tulang di Indonesia, pengembangan perancah tulang adalah salah satu solusi untuk memperbaiki struktur tulang yang rusak. Dalam pembuatan scaffold tulang, ada beberapa parameter yang harus dipenuhi seperti morfologi, ukuran pori, sifat mekanik, sifat biokompatibilitas, dan sifat antibakteri. Salah satu agen antibakteri yang dapat digunakan untuk perancah tulang adalah perak nitrat (AgNO3). Dalam penelitian ini, AgNO3 dengan berbagai konsentrasi (0,005, 0,01, 0,02, dan 0,1 M) ditambahkan dalam scaffold tulang HA-kitosan yang disintesis melalui proses pengeringan beku. Sintesis ini menghasilkan perancah tulang dalam bentuk struktur berpori yang saling berhubungan. Pengujian yang dilakukan adalah Fourier transform infra red (FTIR), pemindaian mikroskop elektron (SEM), x-ray dispersif energi (EDX), dan uji antibakteri. Pengujian SEM-EDX menunjukkan morfologi berpori dengan ukuran rata-rata 68,32 μm dalam perancah tulang tanpa AgNO3 dan 16,66 μm dalam perancah tulang dengan penambahan AgNO3. Pengujian antibakteri menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi perak nitrat yang digunakan, semakin besar diameter zona hambat yang dihasilkan.
ABSTRACT
Due to the high number of fracture cases in Indonesia, the development of bone scaffolding is one solution to repair damaged bone structure. In making bone scaffolding, there are several parameters that must be met such as morphology, pore size, mechanical properties, biocompatibility, and antibacterial properties. One of the antibacterial agents that can be used for bone scaffolding is silver nitrate (AgNO3). In this study, AgNO3 with various concentrations (0.005, 0.01, 0.02 and 0.1 M) was added to the HA-chitosan scaffold bone synthesized through the freeze-drying process. This synthesis produces bone scaffolding in the form of interconnected porous structures. Tests carried out are Fourier transform infra red (FTIR), scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), and antibacterial test. SEM-EDX testing showed porous morphology with an average size of 68.32 μm in bone scaffolding without AgNO3 and 16.66 μm in bone scaffolding with the addition of AgNO3. Antibacterial testing showed that the greater the concentration of silver nitrate used, the greater the diameter of the inhibitory zone produced.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library