Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Norma Diana
"Hidup perempuan Jawa memang ironis. Mereka selalu ditanamkan oleh nilai-nilai yang membatasi kebebasannya. Dengan alasan untuk menjaga keharmonisan relasi antar sesama manusia, perempuan Jawa didoktrin untuk selalu patuh pada nilai-nilai tersebut. Sesungguhnya, nilai-nilai keharmonisan yang didewakan oleh adat Jawa merupakan diskriminasi yang dilakukan oleh kaum patriarki demi merebut subjektivitas perempuan sebagai manusia yang bebas. Kartini, sebagai manusia perempuan Jawa, mengalami langsung diskriminasi ini sehingga membuatnya selalu dijadikan objek oleh adat. Transendensi merupakan cara yang dapat membuat perempuan meraih kembali subjektivitas dan kebebasan tersebut. Namun Kartini tidak bisa melampaui imanensinya, sehingga membuatnya tetap berada pada posisi subordinat di dalam adat Jawa.
Javanese women’s live are ironic. They are always embedded with values that bounding her freedom. With motivation for keeping harmony in human relation, Javanese woman obediently doctrined for that values. Actually, harmony values that divined by Javanese tradition are discrimination doing by patriarchist to clutched women’s subjectivity as a free human. Kartini, as a Javanese woman, directly experience this discrimination, so make her always becoming object by Javanese tradition. Transcendence is the only way that can make women reach back her subjectivity and freedom. But, Kartini can not beyond her immanence, so make her always still at subordinate point in Javanese culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61059
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rusita Zanjabyla Indriati
"Film memiliki kemampuan menggabungkan penglihatan, suara, dan gerakan dengan sempurna, sehingga kerap digunakan untuk merepresentasikan realitas sosial dan budaya saat ini. Film Bande de filles (2014) karya Céline Sciamma merupakan salah satu film yang membahas realitas sosial di Prancis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap upaya pencarian kebebasan remaja perempuan berkulit hitam bernama Marieme di banlieue Prancis dalam Film Bande de filles (2014). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk meneliti aspek naratif dan sinematografis dalam film menggunakan pendekatan struktural A.J Greimas (1983) dan kajian film dari Petrie & Boggs tenth edition (2022). Konsep feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap perjalanan kebebasan tokoh Marieme. Keberhasilan Marieme untuk mendapatkan kebebasannya tergantung pada kemandirian ekonomi dan sosial sebagai seorang perempuan muda di banlieue. Hasil analisis memperlihatkan terdapat upaya yang dilakukan Marieme untuk mencapai kebebasan seperti perubahan sikap yang drastis, meninggalkan zona nyamannya hingga menjadi pengedar narkoba. Namun, belum tercapainya kebebasan sejati Marieme disebabkan oleh kemandirian ekonomi dan sosial yang belum dimiliki sepenuhnya.
Film has the ability to perfectly combine visual, sound, and motion, so they are often used to represent current social and cultural realities. Céline Sciamma's Bande de filles (2014) is one of the films that explores social realities in France. This research aims to reveal the quest for freedom of a black teenage girl named Marieme in France’s Banlieue area through Céline Sciamma's Bande de filles (2014). The methodology used in this research is qualitative research. To examine the narrative and cinematographic aspects of the film using the theory of A.J Greimas structural approach (1983) and film studies from Petrie & Boggs tenth edition (2022). The concept of existentialist feminism by Simone de Beauvoir in this study is used to reveal Marieme's journey to freedom. Marieme's success in gaining her freedom depends on her economic and social independence as a young woman in the banlieue. The results of the analysis show that there are efforts made by Marieme to achieve freedom such as drastic changes in attitude, leaving her comfort zone to become a drug dealer. However, Marieme's true freedom has not yet been achieved due to her lack of economic and social independence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rusita Zanjabyla Indriati
"Film memiliki kemampuan menggabungkan penglihatan, suara, dan gerakan dengan sempurna, sehingga kerap digunakan untuk merepresentasikan realitas sosial dan budaya saat ini. Film Bande de filles (2014) karya Céline Sciamma merupakan salah satu film yang membahas realitas sosial di Prancis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap upaya pencarian kebebasan remaja perempuan berkulit hitam bernama Marieme di banlieue Prancis dalam Film Bande de filles (2014). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk meneliti aspek naratif dan sinematografis dalam film menggunakan pendekatan struktural A.J Greimas (1983) dan kajian film dari Petrie & Boggs tenth edition (2022). Konsep feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap perjalanan kebebasan tokoh Marieme. Keberhasilan Marieme untuk mendapatkan kebebasannya tergantung pada kemandirian ekonomi dan sosial sebagai seorang perempuan muda di banlieue. Hasil analisis memperlihatkan terdapat upaya yang dilakukan Marieme untuk mencapai kebebasan seperti perubahan sikap yang drastis, meninggalkan zona nyamannya hingga menjadi pengedar narkoba. Namun, belum tercapainya kebebasan sejati Marieme disebabkan oleh kemandirian ekonomi dan sosial yang belum dimiliki sepenuhnya.
Film has the ability to perfectly combine visual, sound, and motion, so they are often used to represent current social and cultural realities. Céline Sciamma's Bande de filles (2014) is one of the films that explores social realities in France. This research aims to reveal the quest for freedom of a black teenage girl named Marieme in France’s Banlieue area through Céline Sciamma's Bande de filles (2014). The methodology used in this research is qualitative research. To examine the narrative and cinematographic aspects of the film using the theory of A.J Greimas structural approach (1983) and film studies from Petrie & Boggs tenth edition (2022). The concept of existentialist feminism by Simone de Beauvoir in this study is used to reveal Marieme's journey to freedom. Marieme's success in gaining her freedom depends on her economic and social independence as a young woman in the banlieue. The results of the analysis show that there are efforts made by Marieme to achieve freedom such as drastic changes in attitude, leaving her comfort zone to become a drug dealer. However, Marieme's true freedom has not yet been achieved due to her lack of economic and social independence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library