Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Sujud Purnawan Jati
"Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Seperti halnya wilayah lain di Pulau Jawa, penelitian arkeologi di Jawa Timur, khususnya untuk situs prasejarah telah dimulai sejak masa pemerintahan kolonial Belanda. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian pada saat itu. Pada tahap awal tampaknya perhatian penelitian lebih banyak dicurahkan pada tujuan untuk menemukan benda-benda arkeologi berupa artefak. Sementara itu kegiatan yang banyak dilakukan berupa pendokumentasian, kegiatan inventarisasi, pembahasan yang berorientasi pada artefak (artifact-oriented), dan beberapa upaya untuk merekonstruksi kehidupan manusia di masa lampau.
Kegiatan penelitian di wilayah ini pada dua dasawarsa terakhir telah meningkat jumlahnya, dan telah terjadi pergeseran perhatian dari pengkajian atas artefak kepada pengkajian atas situs dan bahkan kawasan. Namun demikian penelitian tersebut belum mencakup seluruh aspek yang terkait, misalnya aspek lingkungan. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena berbicara perkara kehidupan manusia dan budayanya, tentu tidak akan terlepas dari perkara yang lain seperti lingkungan alam. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi baik dalam dimensi ruang maupun waktu (Soejano 1987:37).
Sejak masa lalu manusia telah memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tercermin dari bukti-bukti arkeologi yang diperoleh, baik yang berbentuk artefak (artefact), ekofak (ecafact), fitur (feature), dan situs (site). Namun disadari bahwa bukti-bukti arkeologi yang sampai kepada kita memiliki keterbatasan baik kuantitas maupun kualitas (Mundardjito 1986:42). Oleh karena itu untuk dapat menjelaskan kehidupan manusia masa lalu tidak hanya dibutuhkan pengkajian atas artefak semata-mata, tetapi pengkajian yang luas atas tinggalan arkeologi, tidak saja pada hanya satu situs, namun tinggalan arkeologi dalam Skala ruang yang lebih luas, yaitu benda-benda arkeologi dan situs-situs yang tersebar dalam wilayah atau kawasan. Untuk itu diperlukan pendekatan yang makro, yaitu pendekatan kawasan disertai dengan kesadaran yang tinggi akan keterkaitan antar situs, baik secara ekologis, geografis maupun fungsional."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Saringendyanti W., 1959-
"ABSTRAK
Dalam waktu cukup lama, penelitian arkeologi di Jawa Barat terasa tidak terlalu marak sebagaimana penelitian-penelitian di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, khususnya penelitian terhadap sisa-sisa peninggalan dari masa Hindu-Buda. Dalam hal ini, bukti-bukti peninggalan dari masa itu pun terasa memiliki tingkat kesulitan berbeda dibanding kedua bagian pulau Jawa tadi; kendatipun dalam banyak hal situs-situs tersebut diduga masih disitu.
Demikian pula halnya dengan penyebutan tempat-tempat suci keagamaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikenal dengan nama candi, patirthan dan patapan. Lebih lanjut, menurut kitab Nagarakertagama dan kakawin Arjunawijaya yang berasal dari jaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur, tempat-tempat suci keagamaan itu terbagi tiga, yaitu dharma hap, dharma Ipas, dan sekelompok tempat suci yang belum jelas statusnya, antara lain tempat suci karesyan. Sementara sumber tertulis berupa prasasti dan karya sastra Sunda menyebut sejumlah tempat suci dengan nama lemah dewasasana, kabuyutan, kawikwan, mandala, dan parahiyangan. Penyebutan tempat-tempat suci di Jawa Barat sedikit banyak mempunyai persamaan dengan sebutan tempat-tempat suci di Jawa Timur, yang sebagian besar mengacu pada tempat-tempat suci karesyan, terutama kawikwan dan mandala yang berlatar keagamaan Hindu (Saiwa). Dalam pada itu, penyebutan terhadap tempat-tempat suci secara umum dikenal dengan nama kabuyutan. Umumnya berbentuk bangunan batur tunggal, bangunan teras berundak, dan altar, yang sedikit banyak masih dipengaruhi oleh budaya tradisi megalitik.
Dengan keterbatasan-keterbatasan demikian, penelitian Penempatan Situs Upacara Masa Hindu-Buda: Kajian Lingkungan Fisik Kabuyutan di Jawa Barat ini merupakan sebuah kajian testing-hipotesa yang mengajukan pendekatan ekologi untuk mengerti hubungan antara situs dengan sumberdaya sebagai faktor lingkungan fisiknya. Lingkungan fisik yang mendasari penelitian ini dengan lima variabel utama terdiri dari letak, geomorfologi, ketinggian tempat, kemiringan lereng, jenis tanah, serta sumber air, sampai pada kesimpulan bahwa penempatan situs-situs itu berada pada lima pilihan lahan. Situs upacara yang diduga sebagai tempat dilakukannya tapa berada pada tempat lebih tinggi dan curam dibanding tempat-tempat untuk melakukan pemujaan pada Zat Tertinggi. Demikiaan pula situs-situs yang diduga sebagai tempat pengajaran ajaran-ajaran rahasia --dalam hal ini disebut kawikwan--, sudah barang tentu pemilihan lahan dilatarbelakangi oleh putusan-putusan para shtapaka dan sthapati. Sebagai contoh, lahan harus berada dekat pada sumber air dan tanahnya harus subur.

ABSTRACT
In many time, the archaeological research in West Java is not so brightness as well as in Central Java or East Java, especially in study of the Hindu-Buddha remains on the same termination, such as Candi, Patirthan, and Patapan. Archaeological re-searches generally are based on the termination of the prehistoric ceremonial site. Many of the Hindu-Buddha's ceremonial site are the prehistoric ceremonial site too which usually signed on Hinduism or Buddhism symbolic, such as pseudo-lingga, a statue or some statues -- at least in very simple-- of the Hinduism or Buddhism pantheon, or a fragment or some fragment of ceremonial tool kit.
Perhaps, the limitation on the archaeological research in West Java cause of the archaeological data itself; many of them have been destroy by the time or tophonomy process and suggest abandoned in-situ. To identify site like that as a Hindu-Buddha's ceremonial site which could be placed as sample is one of this research goals. According to Central Java and East Java, the archaeological remains such as Candi, PathW tan, and Patapa as ceremonial site more refer to dharma haji, dharma !pas, and several of holy-place which could not be identify yet, such as karesyan. By the way, they could not be found in West Java's history resources. There are many different to the other one, both by the name or by form. In the ancient literature, especially in West Java's ancient manuscript or inscriptions, ceremonial remains are called by lemah dewasasana, kabuyutan, kawikwan, mandala, and parahiyangan. Kawikwan and mandala could be similarity with the ceremonial site in East Java who called by karesyan, especially in Hinduism (Saiva). Today's, all of archaeological remains, holy-place as area to hold an ceremonial event, or be a holy-place by some reasons, such as a grave of ancestor, Islamic religionist, or a place regarded has supra-natural, are called kabuyutan. Usually they are single sanctuary, terrace, and altar
Rest on this constraint as long as the inclination of the archaeological research today's, the placement of Hindu-Buddha's ceremonial site: study of physical environment of kabuyutan in West Java is a testing hypothesis to carry on the ecological determinants approach to understand the relationship between the archaeological site with the resource space as its physical environment. In this case, the resource space are restriction at lay, elevated place, slope steepness, soil, geomorphology, and distance to water-resources. The main goals of this research succeed five inclinations clustering of kabuyutan which in basically show that the placement of the ceremonial site consider the resource space in the own restriction. The ceremonial site as area to hold live as an ascetic more higher and steepness than the ceremonial site as area to hold an worship to Supreme Being. And so that the placement of a ceremonial site as a place to learning the secret doctrine --in some case called by kawikwan--, there are some consideration behind the siha`paka's (and sthapati's) decision. For a sample, they are must be near by a water-resources and the soil must be a fertile soil.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
De Chiara, Joseph, 1929-
Jakarta: Erlangga , 1990
721 DEC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
De Chiara, Joseph, 1929-
New York: McGraw-Hill, 1978
721 DEC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mundardjito
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan langkah awal dari suatu upaya untuk memahami hubungan manusia dan lingkungan pada masa lalu
di seluruh wilayah provinsi Jambi.
Keterangan mengenai lokasi situs-situs arkeologi dan keadaan sumber daya lingkungan alam di seluruh wilayah itu dikumpulkan terutama melalui data sekunder dan kemudian dipetakan dalam 2 jenis peta persebaran (situs dan lingkungan) untuk selanjutnya dikaji hubungannya melalui teknik tumpang(sumperimposed) antara kedua jenis peta
tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs-situs arkeologi berlokasi di daerah-daerah yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut: Kelerengannya 0-2%, bentuk lahan berupa dataran aluvial, jenis batuannya tergolong batuan endapan aluvial,
jenis tanah aluvial, dan jaraknya ke sumber air kurang dari 500 meter. "
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"ABSTRAK
Walaupun sejak lama diketahui bahwa diwilayah DKI Jakarta banyak ditemukan Beliung Persegi, namun penelitian yang mendalam mengenai benda ini masih amat terbatas, dan terkesan hanya bersifat pengumpulan artefak belaka. Analisis terhadap artefak ini hanya dilakukan sepintas. Para peneliti terdahulu antara lain Hoop (1941) Geldern (1945) Heekeren (1972) dan Pramono (1985) baru mengulasnya secara tipologis.
Berdasarkan kenyataan itu, penelitian ini berupaya mengkaji aspek fungsi beliung persegi dari jejak pakainya. Dari analisis jejak pakai diketahui bahwa beliung persegi dari beberapa situs di Jakarta digunakan sebagai alat untuk aktivitas nembelah (cleaving), mengampak (adzing), serta aktivitas mengerat /mengatam (whittling).
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Setyani Sudarmadji
"ABSTRAK
Konsep Kota Kreatif yang dibawa oleh Charles Landry dan Fransco Bianchini telah menjadi tren di dunia sekitar sepuluh tahun terakhir. Dalam kota, terdapat sumber daya yang krusial, yaitu sumber daya manusia. Kota kreatif, mencoba mendorong dan mengakomodir kreativitas warganya. Kreativitas merupakan sesuatu yang berharga, yang memberi dukungan bagi keberhasilan kota. Beberapa kota di dunia, cenderung mengembangkan kawasan bersejarahnya dalam usaha menuju kota kreatif. Nilai sejarah pada kawasan bersejarah dapat menjadi magnet untuk mendatangkan orang dari kota maupun negara lain. Di lain sisi, sejarah dapat menjadi inspirasi dan ilham untuk kreativitas. Kawasan bersejarah memiliki potensi lain yang dapat mendukung sebuah kota menjadi kota yang kreatif. Hal ini dapat dilihat dari keempat aspek, yaitu ekonomi, sosial, budaya.

ABSTRACT
Creative city concept which bring by Charles Landry and Fransco Bianchini, now being tren at least in ten last year. City has critical resource, that is the human. Creativi city is try to push and accommodate their citizen?s creativity. Creativity is precious thing, to support the successful of the city. Some city in the world prefer develop their historical place in work to be creative city. Historic values in historical places can be magnet to invite people from other
city and country. In other side, history can be inspiration for creative thinking. Historical places has other potency that can be support for a city to be creative city. It?s look by four aspect, economy, social, culture, and environment."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1694
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bon Julius Onggo
Bandung: Examedia , 2008
025.042 52 BOB g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Liffia Ramertha Effif
"ABSTRAK
Pada saat ini kerusakan kawasan bersejarah pada kota-kota di Indonesia semakin banyak terjadi. Keberadaan masyarakat yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami kawasan bersejarah juga memberikan ciri tersendiri. Baik dari ciri yang mereka berikan kepada bangunannya, kegiatan yang dilakukan, hingga acara kebudayaan yang diselenggarakan. Hal ini juga terjadi di kawasan kota tua Padang yaitu kawasan Muaro. Pada kawasan ini selain kondisi sosial masyarakatnya, Kegiatan ekonomi dan pariwisata memberikan ciri khusus pada kawasan Muaro Padang. Kegiatan ekonomi yang menonjolkan kuliner khas Padang serta cerita rakyat seperti “Siti Nurbaya” dan “Malin Kundang” yang berlokasi disekitar daerah ini menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pada dasarnya, pemerintah telah mencanangkan program pelestarian pada kawasan tersebut, akan tetapi karena kurangnya peran serta dan kesadaran masyarakat maka program tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik. Kondisi ini mengakibatkan hilangnya peninggalan sejarah bangsa serta lokalitas dari kawasan tersebut, yang berdampak bukan hanya kepada kawasan itu saja namun juga berdampak pada kawasan yang berada disekitarnya bahkan dapat berdampak pada keseluruhan wilayah kota. Lokasi kawasan Muaro yang berada di daerah rawan gempa dan tsunami juga menjadi sebuah tantangan bagi kawasan ini. Masyarakat dan pemerintah setempat memiliki andil yang paling besar dalam keberlanjutan kawasan bersejarah pada masa sekarang dan selanjutnya. Dari penjabaran di atas, permasalahan kawasan kota tua ini bukan hanya meliputi keadaan bangunan yang terdapat di daerah tersebut namun juga terhadap spasial kotanya. Keadaan hubungan sosial juga menjadi penentu berkembang atau tidaknya kawasan tersebut. Dengan menciptaan kawasan yang memanfaatkan potensi ekonomi dan pariwisata yang telah ada serta mengantisipasi kondisi alam yang rentan dilanda bencana, maka kualitas kawasan yang sempat menurun dapat meningkat kembali.

ABSTRACT
The more rampant deterioration of the historical sites in Indonesia creates a situation where the Indonesian Government requires involvements from the citizens themselves. The deterioration may lead to the loss of the historical artifacts as well as the locality of the site. This situation may affect the surrounding area or even the whole city. The diversity of the inhabitants in the area creates a character to the area. This character can be seen from their buildings, activities, up to their cultural events. Trades and tourisms give a certain quality to the area. Local fables such as “Sity Nurbaya” and “Malin Kundang” attract tourists. Muaro is located on a tectonic plate, making it vulnerable to earthquake and tsunami. The inhabitants and the local Government are both responsible in Muaro’s current and future sustainability. This polemic on this historical town involves not only the buildings’ condition but also the city’s spatiality. Moreover, the social aspect of the city also acts as a foundation of the area’s development. Creation of the district that utilize trading and tourism prospect by giving attention to the area’s vulnerability to natural disasters and the district’s deteriorating quality."
2013
T35772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Widiastuti
"Tesis ini akan berupaya mengindentifikasi hal yang perlu dilakukan oleh lembaga x untuk menyediakan iklim belajar bagi para anggotanya sehingga mampu mencapai tujuannya. Saat ini lembaga sedang memiliki permasalahan yaitu tidak tercapainya target publikasi nasional terakreditasi. Untuk menjawab permasalahan ini akan menggunakan pendekatan Learning Organization yaitu personal mastery, mental models, shared vision, team learning, dan system thinking. Pertanyaan penelitian ini adalah dari kelima dimensi learning organization yang paling rendah sehingga menyebabkan tidak tercapainya publikasi nasional terkreditasi dan kemudian bagaimana rancangan intervensi yang tepat untuk meningkatkan publikasi nasional terakreditasi di lembaga x.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pengumpulan data primer dikumpulkan melalui tes inventori learning organization. Tes inventori ini disusun berdasarkan dimensi learning organization (personal mastery, mental models, shared vision, team learning, dan system thinking) untuk menggambarkan dimensi yang paling rendah sebagai penyebab publikasi nasional terakreditasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa dimensi yang rendah dalam learning organization adalah dimensi shared vision dan intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan dimensi tersebut sehingga dapat meningkatkan publikasi nasional terakreditasi adalah Open Space Meeting, Team Building, Goal Setting dan Coaching dan Mentoring.

This thesis is trying to identify all improvements that need to be taken by institution x to provide learning environment for its member, so they can achieve their goal. This institution have problem about the unattainable target of accredited national publication. This thesis will discuss the low level of accredited national publication problem. We will use learning organization approach, which are personal mastery, mental models, shared vision, team learning and system thinking. The question of this research will focus on the lowest level of the fifth dimension of learning organization that triggered unattainable level of accredited national publication and then we could plan the suitable intervention to increased accredited national publication for institution x.
This research using quantitative research. Premier data was collected by learning organization inventory test. This inventory test based on learning organization dimension (personal mastery, mental models, shared vision, team learning and system thinking) to visualize the lowest dimension that caused low accredited national publication. Output of this research shows that the lowest dimension in the learning organization is shared vision dimension and the intervention to increase accredited national publication would be open space meetings, team building, goal setting and coaching and mentoring.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>