Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermawan Puji Yuwana
Abstrak :
Terak timah 2 merupakan hasil samping industri pengolahan timah. Terak timah 2 berpotensi untuk meningkatkan konsentrasi radioaktif yang kemudian dikenal dengan TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Terak timah 2 memiliki potensi untuk digunakan sebagai substitusi agregat halus pada pembuatan mortar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek teknis dan radiologis dari potensi penggunaan kembali terak timah 2 yang mengandung tenorm sebagai bahan mortar. Kandungan kimia utama dari terak timah 2 berdasarkan analisis XRF adalah SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, dan TiO2. Terak timah 2 masih mengandung Sn sebanyak 3,36% dan berkesesuaian dengan tipikal terak timah 2 pada umumnya. Hasil spektrometri gamma terhadap terak timah 2, dihasilkan konsentrasi aktivitas radionuklida 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, dan 40K berturut-turut adalah 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, dan 1,161 Bq/gram. Terak timah 2 memiliki kandungan organik yang rendah, kadar lumpur kurang dari 5%, berat jenis sebesar 3,695 gram/cm3, gradasi terak timah 2 masuk dalam zona I yaitu ukuran butir kasar, dan nilai modulus halus butir sebesar 3,37. Terak timah 2 akan divariasikan pada 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap agregat halus. Mortar dibuat dengan proporsi semen dan pasir sebesar 1:3 dan faktor air semen (w/c) sebesar 0.7. Sampel mortar berbentuk silinder dengan ukuran diameter ± 3,5 cm dan tinggi ± 4 cm. Setelah mortar dicetak, sampel mortar direndam dalam air kemudian diuji pada umur 7,14, dan 28 hari. Penambahan terak timah 2 memberikan kuat tekan optimum pada umur 7, 14, dan 28 hari berturut-turut adalah 8,044, 8,836, and 11,172 MPa. Penambahan terak timah 2 memberikan kenaikan paparan radiasi permukaan pada benda uji mortar – terak timah 2. Rerata paparan radiasi permukaan pada variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% berturut-turut adalah 0,112, 0,125, 0,136, 0,142 µSv/jam. Hasil analisis dari indeks Raeq, Hex, Hin, Dosis Serap, dan Dosis Efektif (E) didapatkan hasil berturut-turut 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/tahun. Hasil simulasi RESRAD-ONSITE terhadap 2 skenario permukiman dan industri dan 2 skenario lokasi, menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Simulai dengan RESRAD-BUILD dengan skenario seperti variasi ukuran ruangan, variasi ketebalan lapisan acian dinding, variasi konsentrasi aktivitas, dan faktor hunian/okupansi juga menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Berdasarkan indeks dan simulasi, terak timah 2 memberikan potensi bahaya radiologi kepada pekerja dan masyarakat/publik. ......Tin slag 2 is a by-products of tin processing industry. Tin slag 2 has potential to increase the radioactive concentration, then known as TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Tin slag 2 has the potential to be used as a substitute for fine aggregate in the mortar. The aims of this study was to determine the technical and radiological aspects of the potential reuse of tin slag 2 containing TENORM as fine aggregate subtituent on mortar. Tin slag 2 has major constituent such as SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, and TiO2 based on XRF analysis. Tin slag 2 still contains Sn in the range of 3,36% still in accordance with the typical tin slag 2 in general. The results of gamma spectrometry on tin slag 2 showed that the concentration activity of 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, and 40K are respectively 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, and 1, 161 Bq/gram. Tin slag 2 has low organic content, silt/clay content is less than 5%, specific gravity is 3,695 gram/cm3, gradation area (zone) I which is coarse grain size, and the fine modulus (FM) value is 3.37 outside the range of fineness modulus in ASTM C33. The tin slag 2 substitution was varied at 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the fine aggregate. Proportion of 1:3 cement to sand with water/cement ratio (W/C) of 0.7. The mortar sample is cylindrical in shape with with a size of ± 3,5 cm in diameter and ± 4 cm in height based on the existing practice at IPLN - BRIN. After the mortar was molded, the mortar samples were immersed in water and then tested at the ages of 7,14, and 28 days. The addition of 5% tin slag 2 give the most optimum compressive strength value at the age of 7, 14, and 28 days are 8.044, 8.836, and 11.172 MPa. The addition of tin slag 2 gives an increase in surface radiation exposure on the mortar– tin slag 2. The average of radiation surface exposure at variations of 5%, 10%, 15%, and 20% respectively is 0.112, 0.125, 0.136, 0.142 µSv /hour. Based on the indexs of Raeq, Hex, Hin, Absorbed Dose, dan Effective Dose (E) the results were 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/year. The results of the RESRAD-ONSITE simulation for residential and industrial scenarios and 2 location scenarios, resulted in a dose value above 1 mSv/year. Simulation with RESRAD-BUILD with scenarios such as variations in room size, variations in wall plaster layer thickness, variations in activity concentration, and occupancy factors also produces dose values above 1 mSv/year. Based on the index and simulation, tin slag 2 provides a potential radiological hazard to the workers and the public
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Winner Lorenzo
Abstrak :
Perhitungan ketinggian slag nikel di dalam Electric Arc Furnace (EAF) dapat dipengaruhi dari densitas yang dimiliki oleh slag tersebut. Slag nikel terdiri dari berbagai elemen penyusun dengan komposisi kadar yang berbeda-beda dan hal ini dapat mempengaruhi perilaku nilai densitas. Sejumlah rangkaian dilakukan dengan melibatkan mesin X-Ray Fluorosence (XRF) untuk mengetahui kadar komposisi dari setiap elemen dan perhitungan densitas dengan metode perhitungan densitas cair. Variasi yang digunakan dalam penelitian adalah Al2O3 dan SiO­2 dengan temperatur yang dianggap konstan yaitu ±1520oC. Hasil pengujian menyatakan bahwa kenaikan kadar komposisi Al2O3 menyebabkan kenaikan nilai densitas namun sebaliknya kenaikan kadar komposisi SiO2 menyebabkan penurunan nilai densitas. Hasil pengujian juga menyatakan bahwa kenaikan densitas dapat menyebabkan penurunan dari ketinggian slag di dalam proses smelting.
The calculation of nickel slag level in Electric Arc Furnace (EAF) can be affected by the density of the slag itself. Nickel slag consists of various constituent elements with different content compositions and thus can affect the behavior of the density values. Experimental works are carried out by involving an X-Ray Fluorence (XRF) machine to determine the composition of each element and calculating the density using the liquid density calculation method. The variations used in this research are Al2O3 and SiO2 with a temperature that is considered to be constant at ±1520oC. The test results state that an increase of Al2O3 composition can cause an increase of the density value but conversely an increase of the SiO2 composition can cause a decrease of the density value. The test results also state that an increase of nickel slag density can cause a decrease of slag level in the smelting process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi Andini
Abstrak :
Pemulihan logam menjadi sangat penting dalam proses pembuatan besi dan baja dikarenakan tingginya harga bahan baku. Slag memiliki potensi yang tinggi sebagai bahan sekunder, di mana slag diproses menjadi briket sebagai agregat dan dipanaskan dalam tungku pemanas. Temperatur yang dipilih untuk eksperimen ini adalah 1400 ⁰C, 1500 ⁰C, dan 1600 ⁰C dengan durasi 15, 30, 45, 60, dan 120 menit. Observasi terhadap reduksi kinetik menunjukkan bahwa massa logam yang telah direduksi akan bertambah seiring dengan peningkatan temperatur dan waktu, di mana gradien menjadi datar pada titik tertentu. Laju reduksi juga mengalami peningkatan. Slag yang melewati proses pemisahan secara magnetik memiliki massa reduksi lebih tinggi daripada sampel yang tidak dipisahkan secara magnetik. Slag berbulir halus memiliki massa reduksi dan laju reaksi yang lebih besar dibanding slag berbulir kasar. ......Recovering metals is becoming vital in steelmaking due to higher price of the raw materials. Realizing its high potential as the secondary raw materials, the steel slag is being recycled by forming it into briquettes as agreggates and heated inside a resistance heated chamber furnace by means of carbothermic reduction. The selected temperatures in the experiments carried out in this thesis are 1400 ⁰C, 1500 ⁰C, and 1600 ⁰C with duration for 15, 30, 45, 60, and 120 minutes. The analysis done by using optical microscope and scannning electron microscope show that the steel slag is able to be recycled with distinctions on the reaction, morphology, and the amount of recovered metals. The observation of reduction kinetics show that the amount of reduction is increased along with the temperature and time, although flattening at some point. The velocity of the reduction is also developed. Slag samples with applied magnetic separation process have higher weight reduction value and reaction rates, while being compared with coarse-grained and fine-grained samples with no magnetic separation process. Fine-grained slags have higher weight reduction value and reaction rates than coarse-grained slags.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Fajar Purbosari
Abstrak :
Karya ini bertujuan untuk mempelajari fisika-kimia fenomena yang terjadi selama proses karbonasi pasta semen dengan tingkat semen substitusi yang tinggi dengan penambahan mineral dan perlawanan mereka terhadap jenis serangan dilakukan sesuai dengan peraturan Perancis. Kita mempelajari kinetika karbonasi di awal-awal tes. Menggunakan termogravimetri, kita kemudian mempelajari pengaruh pra-kondisi pada kinetika difusi CO2. Sebuah kajian eksperimental dilakukan pada referensi campuran beton dengan konsistensi perbandingan E / C = 0,3, E / C = 0,4 dan pasta semen Portland dengan diganti sebagian dengan semen terak dapur tinggi. Penelitian difokuskan pada daya tahan pasta semen portlandite, terutama perlawanan mereka terhadap karbonasi yang dinilai di laboratorium menggunakan tes dipercepat, pada kesetaraan pasta semen normal dengan substitusi semen terak dapur tinggi (75%) dan pada parameter komposisi dan mikrostruktur mengontrol kinetika dari karbonasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran pasta semen dengan tingkat substitusi semen terak dapur tinggi yang tinggi (75%) dapat diterapkan. Selain studi eksperimental tersebut, kami juga menentukan pengaruh pengeringan pada sifat pengendalian kinetika karbonasi dipercepat dari campuran pasta semen (porositas, portlandite konten dan derajat saturasi air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetika pengeringan meningkat dengan derajat substitusi semen dengan penambahan mineral. Mereka juga mempertimbangkan kembali relevansi dari pra-kondisi sampel selama tes percepatan karbonasi dilakukan sesuai dengan standar XP Perancis P 18-458. ......The present work aims to study the physic-chemical phenomena occurring during the process of carbonation of cement paste with high substitution rates of cement by mineral additions and their resistance against this type of attack according to the French standard. We study the kinetics of carbonation in the early days of the test. Using thermogravimetric, we then study the influence of preconditioning on the kinetics of CO2 diffusion. An experimental campaign was conducted on reference concrete mixtures prepared with common cements with E/C=0,3, E/C=0,4 and Portland cement pastes prepared by substituting part of cement by blast-furnace slag. The study focused on the cements portlandite durability, especially their resistance against carbonation is commonly assessed in laboratory using accelerated tests, on the equivalence of ordinary cement pastes with substitution of cement by slag (75%) and on the composition and microstructure parameters controlling the kinetics of carbonation. The results show that cement paste mixtures with high substitution rates of cement by blast-furnace slag (75%) could be replaced. In addition to the experimental study, we determined the effect of drying on the properties controlling of the accelerated carbonation kinetics of the studied concrete mixtures (porosity, portlandite content and water saturation degree). The results show that the kinetics of drying increases with the degree of substitution of cement by mineral additions. They also reconsider the relevance of the preconditioning of the samples during accelerated carbonation test conducted according to the French standard XP P 18-458.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jabidi
Abstrak :
"Skripsi dengan judul ""Pengaruh Pemanfaatan Copper Slag sebagai Material Substitusi terhadap Kuat Lentur Komposit GRC (Glassfrbre Reinforced Concrete)"", ini memuat pembahasan mengenai pemar faatan copper slag yang dikategorikan sebagai limbah B3 untuk dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi khususnya digunakan pada komposit GRC (Glassfibre Reinforced Concrete). Dalam penelitian ini, copper slag merupakan material limbah yang mempunyai sifat cementic akan dimanfaatkan sebagai fine aggregat untuk menggantikan pasir pada campuran komposit GRC sehingga diharapkan dapat memperbaiki sifat mekanis GRC terutama terhadap kuat lenturnya. Penelitian ini tidak dilakukan di lapangan, melainkan hanya dilakukan di laboratorium yaitu dengan Cara melakukan pengetesan terhadap benda uji yang telah didisain sesuai dengan komposisi yang direncanakan. Pengetesan benda uji hanya terbatas pada pengetesan terhadap properties material dan kuat lenturaya saja karena tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh copper slag dalam campuran GRC dan mencari kadar copper slag yang menghasilkan kuat lentur optimum pada campuran komposit GRC. Selain dilakukan pengetesan terhadap properties material dan kuat lenturnya, juga dilakukan analisa pada proses perawatan (curing) benda uji tersebut, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sensitifitas copper slag terhadap proses perkaratan. Kondisi-kondisi Proses perawatan yang dilakukan yaitu: benda uji ditutup dengan plastik yang lembab dan benda uji yang direndam pada air laut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
Abstrak :
Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete. This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement. Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.
Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annafi Kevin Putra
Abstrak :
ABSTRAK
< Ekstratksi tin dari sumber sekunderterbukti menjadi altematifyang atraktif melihat dari permintaan produksi timah yang tems bertumbuh. Terak timah, yang tergolong sumber sekunder, masih menyisakan timah oksida sekitar 1 sampai 3%. Literature studi menunjukkan, untuk melakukan leaching dari terak timah secara efektif, formasi silica gel hams di cegah, oleh karenanya asam oksalat dipilih. Empat parameter leaching, konsentrasi asam oksalat, waktu, temperature, dan rasio, dipilih untuk mengekstrak tin (sebagai target) beserta titanium, tantalum, dan niobium. Eksperimen menunjukan, bahwa parameter leaching paling optimum berada di 24 jam waktu leaching, pada 50 C dan 10% rasio cairan dan solid.
ABSTRACT
Recovering tin from secondary resource proves to be an attractive alternative tin resource to help satisfy the ever-growing tin demands. Tin slag, considered as a secondary resource, still consist of tin in the form of oxides approximately 1 - 3%. Studies found that in order to leach tin slag effectively the formation of S,ilica gel has to be prevented, hence oxalic acid was chosen as the leaching reagentofor the study. Four leaching parameters, oxalic acid concentration, leaching time, leaching temperature and solid liquid ratio, were tested through the experiment to extract tin as the primary metal, along with titanium, tantalum and niobium. The experiment concluded that the optimum leaching time is at 24 hours with a temperature of 50 C at 10% solidiliqvid ratio.
2017
S69414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhio Wahyu Tri Saputra
Abstrak :
ABSTRAK
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan kandungan unsur mineral berharga pada sumber daya alamnya terhususnya dalam bidang pertambangan. Terak nikel adalah salah satu hasil mentah atau slag dari pemurnian kadar unsur ndash; unsur berharga dimana yang berasal dari perut bumi Indonesia yang didalamnya banyak mengandung mineral berharga seperti Magnetite Fe3O4, Pendlandite Fe,Ni 9S8, Nickel Iron NiFe, dan Bornite CuFeS4. Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar pH terhadap effisiensi pengambilan kadar unsur nikel dan kobalt pada proses pelindian asam ndash; basa menggunakan larutan H2SO4 0,2 M dan NH4OH pada variasi pH yang beragam. Berdasarkan hasil XRD dan AAS, diperoleh hasil yang cukup signifikan pada hasil pelindian pada pH 9.
ABSTRACT
Indonesia is a country rich in the content of valuable mineral elements in its natural resources particularly in the field of mining. Nickel matte is one of the crude or slag results of purifying the precious elements of which are derived from the nature of the Indonesian earth in which it contains many valuable minerals such as Magnetite Fe3O4, Pendlandite Fe,Ni 9S8, Nickel Iron NiFe, and Bornite CuFeS4. This research study aims to determine the effect of pH levels on the efficiency of taking the element content of nickel and cobalt in the acid base leaching process using a solution of H2SO4 0.2 M and NH4OH on various pH variations. Based on XRD and AAS results, significant results were obtained in leaching results at pH 9.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Rafaeldi Harlin
Abstrak :
Terak nikel merupakan salah satu hasil pengolahan serta peleburan bijih nikel. Di Indonesia sendiri, dibutuhkan adanya pemanfaatan lebih lanjut terhadap pengolahan unsur berharga didalamnya. Kandungan lain yang terdapat didalam terak nikel yaitu fayalite (Fe2SiO4) dimana kandungan unsur nikel dan tembaga tersebar secara merata pada matriks besi silika ini yang kemudian menyulitkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga. Adanya penambahan aditif natrium hidroksida(NaOH) berguna sebagai pengikat silika dapat menjadi metode alternatif untuk meningkatkan kadar unsur nikel dan tembaga pada terak nikel. Pada penelitian ini dilakukan pirometalurgi menggunakan batu bara sebagai reduktor pada temperatur operasi 800°C, 900°C dan 1000°C dan rasio antara terak nikel dengan aditif sebesar 1:1, 1:2, dan 2:1. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa dengan adanya peningkatan temperatur tanpa penambahan aditif masih terdapar silika dalam bentuk Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) serta Olivine (NiMgSiO4). Sedangkan dengan adanya penambahan aditif baik pada perbedaan temperatur maupun rasio terlihat bahwa adanya pembentukan fasa Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4), Magnesium Oksida (MgO) serta Wustite (FeO) yang membuktikan terikatnya silika dan telah membebaskan besi yang membantu memudahkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga. ......Nickel slag is one of the output from nickel ore smelting. In Indonesia itself, further utilization of valuable elements in it is needed to be processed. Nickel slag also has Fayalite (Fe2SiO4) content where nickel and copper are spread evenly on the iron matrix silica which then complicate the process of increasing nickel and copper content. The addition of Sodium Carbonate (Naoh) is used as a silica binder and as an alternative way to increase nickel and copper content. In this research, pyrometallurgy is done by coal as a reductor in 800°C, 900°C and 1000°C operating temperature and ratio between nickel slag and additive equal to 1:1, 1:2, and 2:1. Based on this study, it is obtained that with the increasing of temperature without additive, there is still found the presence of silica in a form of Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) and Olivine (NiMgSiO4). Whereas with the presence of additive in slag nickel pyrometallurgy with a different temperature and ratio, it is seen that there is a phase formation of Sdoium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4), Magnesium Oxide (MgO) and Wustite (FeO) which proved the binding of silica and has liberate iron that helps the process of increasing nickel and copper content.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothi Ben Tito
Abstrak :
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dan produksi nikel tertinggi di dunia. Feronikel (FeNi) merupakan salah satu produk nikel utama dan produksinya menghasilkan terak dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efisiensi ekstraksi silika dari terak feronikel melalui proses alkali fusion dan pelindian menggunakan NaOH dengan variasi konsentrasi dan rasio solid/liquid. Penelitian dimulai dengan preparasi sampel hingga ukuran butir 200 mesh. Proses pemanggangan dengan sodium karbonat (Na2CO3) dilakukan dengan rasio 1:1 selama 60 menit pada suhu 1000°C. Pelindian dilakukan dengan konsentrasi NaOH 0,5 M, 1 M, dan 1,5 M, serta rasio solid/liquid 1:10, 1:20, dan 1:40. Silika adalah senyawa utama dalam terak feronikel. Proses alkali fusion menghasilkan sodium silikat (Na2SiO3), yang kemudian dilarutkan oleh NaOH selama pelindian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan silika meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi NaOH dan rasio solid/liquid. Konsentrasi NaOH yang lebih tinggi meningkatkan aktivitas ion OH- , yang lebih efektif memecah struktur sodium silikat. Peningkatan rasio solid/liquid mengurangi viskositas larutan, meningkatkan difusi reagen dan ion produk. Variasi optimal adalah pada konsentrasi NaOH 1,5 M dengan rasio solid/liquid 1:40, yang mencapai tingkat ekstraksi sebesar 29,498%. ......Indonesia has the largest nickel reserves and the highest nickel production in the world. Ferronickel (FeNi) is a major nickel product, and its production generates substantial slag. This study aims to evaluate silica extraction efficiency from ferronickel slag through alkali fusion and leaching with NaOH, varying concentration and solid/liquid ratio. The research begins with preparing samples to a grain size of 200 mesh. Roasting with sodium carbonate (Na2CO3) at a 1:1 ratio for 60 minutes at 1000°C follows. Leaching is conducted with NaOH concentrations of 0,5 M, 1 M, and 1,5 M, and solid/liquid ratios of 1:10, 1:20, and 1:40. Silica is the primary compound in ferronickel slag. The alkali fusion process produces sodium silicate (Na2SiO3), which NaOH dissolves during leaching. Results show that silica content increases with higher NaOH concentration and solid/liquid ratio. Higher NaOH concentrations enhance OHion activity, breaking down the sodium silicate structure more effectively. Increased solid/liquid ratios lower solution viscosity, improving reagent and product ion diffusion. The optimal condition is a 1,5 M NaOH concentration with a 1:40 solid/liquid ratio, achieving a 29,498% extraction rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>