Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Sayyidatul Ulfa
Abstrak :
Pendahuluan: Indonesia merupakan peringkat ketiga negara dengan angka perokok tertinggi setelah China dan India. Indonesia juga mengalami kenaikan prevalensi perokok anak dari 7,2% (Riskesdas, 2013) menjadi 9,1% (Riskesdas, 2018) yang secara spesifik ditemukan pula adanya fenomena perokok balita. Munculnya fenomena perokok balita di Indonesia menunjukan adanya pola asuh pembiaran yang dilakukan oleh orang tua terhadap balita yang merokok. Hal tersebut terjadi karena perilaku merokok mendapat penerimaan sosial yang positif, dianggap sebuah kebiasaan yang lumrah di masyarakat, dan juga merupakan bagian dari warisan budaya serta daily life di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika pola asuh dan peranan lingkungan sosial orang tua yang melakukan pembiaran pada balita sehingga menyebabkan balita menjadi perokok. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada tiga orang tua dari perokok balita di wilayah Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur sejak bulan November 2021 hingga Januari 2022. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam serta studi dokumentasi. Hasil: Dari kasus perokok balita, seluruh orang tua tidak mengetahui pasti awal mula balita merokok, orang tua hanya mengira-ngira karena kondisi lingkungan dan pasar yang mayoritas orang dewasa merokok karena rokok dianggap perilaku yang biasa, banyaknya puntung rokok yang berserakan di sekitar lingkungan tempat bermain balita, menjadikan awal mula balita mencoba merokok hingga ketagihan. Pengetahuan orang tua yang kurang terhadap rokok, serta peran pengasuhan sepenuhnya diberikan kepada ibu sehingga terdapat beban ganda untuk ibu yang juga bekerja sekaligus mengurusi urusan logistik rumah tangga menjadikan ketidakmampuan ibu untuk mengasuh, memperhatikan dan melarang balita untuk tidak merokok. Kesimpulan: Pengabaian menjadi bentuk pola asuh orang tua yang menyebabkan kejadian perilaku merokok balita, yang mana balita memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sulit mengontrol diri, serta peniru yang baik. Lingkungan sosial yang memberikan rokok, mengolok-olok, dan menganggap lucu juga mendukung terhadap perilaku dan normalisasi merokok balita menjadikan balita dibiarkan merokok, mudah untuk memulai dan mencandu rokok. Diharapkan hal tersebut dapat menjadi landasan bagi pemerintah untuk dapat memperkuat kebijakan pengendalian tembakau khususnya menekan normalisasi perilaku merokok, juga agar melindungi balita dari ancaman adiksi rokok. ......Introduction: Indonesia is the third country with the highest number of smokers after China and India. Indonesia also experienced an increase in the prevalence of child smokers from 7.2% (Riskesdas, 2013) to 9.1% (Riskesdas, 2018) which specifically found the phenomenon of smokers under five. The emergence of the phenomenon of smokers under five in Indonesia shows the existence of an omission parenting carried out by parents of toddlers who smoke. This happens because smoking behavior gets positive social acceptance, is considered a common habit in society, and is also part of the cultural heritage and daily life in Indonesia. Objective: This study aims to analyze the dynamics of parenting and the role of the social environment of parents who neglect toddlers, causing toddlers to become smokers. Methods: This is qualitative research with a case study design. This study was conducted on three parents of under-five smokers in South Sumatra, West Java and East Java from November 2021 to January 2022. Data were collected by means of in-depth interviews and documentation studies. Results: From the case of toddler smokers, all parents don’t know for sure the beginning of toddler smoking, parents only guess because of environmental and market conditions where the majority of adults smoke because cigarettes are considered normal behavior, there are many cigarette butts scattered around the neighborhood. playing toddlers, making toddlers start trying to smoke until they are addicted. Parents' lack of knowledge about smoking, and the role of parenting is fully given to the mother so that there is a double burden for mothers who also work and take care of household logistics, making the mother's inability to care for, pay attention to and prohibit toddlers from smoking. Conclusion: Neglect is a form of parenting that causes the incidence of toddler smoking behavior, where toddlers have high curiosity, have difficulty controlling themselves, and are good imitators. The social environment that gives cigarettes, makes fun of, and thinks it's funny also supports toddler smoking behavior and normalization makes toddlers allowed to smoke, easy to start and addicted to cigarettes. It is hoped that this can be the basis for the government to strengthen tobacco control policies, especially to suppress the normalization of smoking behavior, as well as to protect children under five from the threat of cigarette addiction.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beline
Abstrak :
Asap kebakaran merupakan ancaman nyata pada saat terjadinya kebakaran di dalam bangunan bawah tanah. Asap juga merupakan masalah yang signifikan bagi regu pemadam kebakaran yang akan langsung berhadapan dengan api sewaktu bertugas dalam memadamkan kebakaran. Perhatian khusus harus diberikan pada sistem proteksi keselamatan kebakaran. Berasal dari kecelakaan kecil di dalam basement bisa berubah berubah bencana besar yang akan menyebabkan kerugian materi dan resiko bagi penghuni dari cedera dan ancaman kehilangan nyawa. Pemodelan asap ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana mekanisme pengendalian kebakaran saat terjadi kondisi bahaya kebakaran. Model gerakan asap di ruang bawah tanah dimodelkan dengan menggunakan perangkat lunak FDS 6.0. Udara luar sebagai pengganti udara buang juga dimasukan ke dalam basement. Faktor utama yang akan menentukan ketebalan lapisan asap adalah dari besar beban kebakaran, adanya sistem proteksi berbasis air dan keberadaan dari kipas pembuang asap atau HVAC fan. HVAC fan ini akan berfungsi sebagai pembuang asap dan pemasok udara luar yang akan bekerja pada kapasitas yang lebih tinggi dari kapasitas pada saat operasi beban normal. Dengan bekerjanya HVAC fan, asap bisa diarahkan sehingga jalur evakuasi tidak terhalang oleh asap. Dalam tulisan ini, studi tentang temperatur asap, pergerakan udara dan jarak pandang akan dibandingkan dengan situasi kebakaran yang berbeda. Strategi pengendalian asap dengan bantuan HVAC fan dalam beberapa skenario berbeda kemudian akan didiskusikan. ......Smoke is the real threat in enclosed underground car-park and also a significant issues and very critical for fire fighter dealing with fire. Special attention should be paid on fire safety, especially for those with multiple occupancies and multi-layer of floors underground which can be found in many building nowadays. It is likely that a small fire accident in a basement might be turned into disasters with severe human deaths and injuries as well as property loss. The study is useful to analyse evacuating and controlling fire during emergency mode. A model of the smoke movement in basement was established using FDS 6.0 software based on similarity theory. The main factor that determines the smoke layer height in smoke control in well-ventilated condition was controlled by the proper sizing of HVAC fan in the basement and the provision of water based fire protection system. HVAC fans are normally run at higher capacity in fire mode than normal. Fan operations can control heat change and smoke conditions and change the air flow directionally so that it is possible to make the evacuation passage safer during fire. In this paper, the study of smoke temperature, air movement and visibility have been compared under different scenarios. The smoke control strategy is then investigated under different HVAC operation. Simulation results show the temperatures at the fire room exit for different supply air quantities. Results also show that smoke propagation method is affected by air supply and smoke exhaust system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library