Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
New York: McGraw-Hill, 2012
309 TAK
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Eyestone, Robert
New York, N.Y. : John Wiley & Sons, 1978
309.173 EYE f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Connecticut: Dushkin Publishing Group, 1986
303.6 TAK
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Newbury Park: Sage, 1988
303.4 PRE
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sumarwati Kramadibrata Poli
"Penggambaran kekerasan terhadap perempuan dalam karya sastra dapat ditemukan sejak lama dalam karya sastra dunia. Sebagai suatu lembaga sosial, kesusastraan mampu mengetengahkan persoalan-persoalan kemanusiaan, khususnya kekerasan terhadap perempuan. Pengungkapan yang dilakukan oleh pengarang bisa ditangkap sebagai kritik sosial terhadap kehidupan di sekelilingnya, di samping sebagai penghayatan akan mlai-nilai yang dianggap ideal, sekaligus pencerminan akan suatu bentuk pemikiran atau ideologi, bahkan juga sebagai suatu terapi. Kekerasan itu sendiri pun bentuknya bermacam-macam, dari yang eksplisit sampai yang terselubung yang dilakukan oleh berbagai pihak.
Description of violence against women in world literature has been found for long. As a social institution, it has proved itself as a significant medium to reflect problems of humanity, particularly the practice of violence against women. On the other hand, what the novelists depict can be regarded as a social critic or social control against what is happening around, besides as an imaginative insight of moral values or of ideology, even as a sort of therapeutic form. Violence itself appears in various forms, some explicitly described, others in perfect diguise."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Chung, Kangryol
"Hate speech, a new type of racismn against zainichi korean, has become a social issue in Japan since the 2000s. The purpose of this paper is to explain attitudes that zainichi korean forms toward this new racism."
Tokyo: Center for Asian and Pacific Studies, Seikei University, 2022
915 RAPS 47 (2022)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Amanda Herawaty Sekara
"Sebagai salah satu produk budaya populer yang paling digemari, film tidak semata-mata hanya berperan sebagai hiburan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai suatu wadah untuk menyoroti isu-isu sosial dan budaya yang telah atau sedang terjadi saat proses pembuatan film tersebut terjadi. Salah satu film Rusia yang mengangkat isu sosial adalah film Человек, который удивил всех/Pria yang Mengejutkan Semua Orang yang secara tersirat mengangkat isu keseteraan gender dalam masyarakat Rusia modern. Penelitian ini membahas isu sosial dalam film tersebut yaitu kesetaraan peran wanita dan pria dalam lingkup rumah tangga serta bagaimana hal tersebut berhubungan dengan realita sosial di masyarakat Rusia abad 21.
As one of the most favorable popular cultural products, films do not merely act only as entertainment for the public, but also as a forum to highlight social and cultural issues that have occurred, or were currently occurring during the film-making process. One of the Russian films that raises social issues is The Man Who Surprised Everyone, which implicitly raises the issue of gender equality in modern Russian society. This research discusses social issues in the film The Man Who Surprised Everyone, namely the equality of the roles of women and men in the household sphere and how it relates to social reality in Russian society in the 21st century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Amalia Indah Hapsari
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku delinkuensi remaja yang diangkat dalam sebuah drama Korea berjudul Ingansueob. Drama Korea dapat bermanfaat sebagai sebuah alat pemasaran untuk meningkatkan pengetahuan mengenai suatu isu sosial serta memengaruhi emosi dan perilaku penonton. Maraknya perilaku delinkuensi remaja membuat fenomena ini dianggap sebagai masalah yang serius dan membutuhkan penanganan yang tepat. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana drama Ingansueob merepresentasikan peran faktor risiko dalam memengaruhi terjadinya perbuatan delinkuensi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan faktor risiko perilaku delinkuensi remaja yang direpresentasikan dalam drama Ingansueob. Penelitian ini menggunakan drama Korea Ingansueob sebagai sumber data primer. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari buku, jurnal, tesis, dan sumber daring yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya salah satu faktor risiko dapat memicu timbulnya faktor risiko yang lain, sehingga perilaku delinkuensi remaja dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu domain faktor risiko sekaligus. Faktor risiko memiliki sifat kumulatif, yang kemudian saling menguatkan pengaruh satu sama lain dan meningkatkan kecenderungan remaja terlibat dalam perbuatan delinkuensi.
This research discusses about juvenile delinquency behavior in a Korean drama titled Ingansueob. Korean dramas can be useful as a marketing tool to increase knowledge about social issues and influence audiences’ emotion and behavior. The rise of juvenile delinquency behavior has made this phenomenon as a serious problem that requires appropriate treatments. The formulation of this research is how Ingansueob represents the role of risk factors which influence juveniles’ delinquency behavior. This research aims to describe the occurrence cause of juvenile delinquency risk factors represented in drama Ingansueob. This study uses Korean drama Ingansueob as the primary data source. Meanwhile, secondary data sources come from books, journals, thesis, and online sources related to the research. The results showed that the emergence of one risk factor can lead to another risk factors, so that juveniles’ delinquency behavior can be influenced by more than a risk factor at once. Risk factors are cumulative, which reinforces the influence of each other and increases the tendency for juveniles to engage in delinquency behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Umi Wahidah
"Pertunjukan komedi bertujuan untuk menggali tawa dengan berbagai materi dari masalah kehidupan sederhana sampai isu sosial. Tulisan ini menjelaskan pertunjukan komedi Hasan Minhaj tentang Islamophobia dan bagaimana pertujunjukannya dapat digunakan sebagai salah satu bentuk resistensi terhadap orang-orang Islamofobia di Amerika Serikat. Menurut Fierro (n.d.), Islamofobia adalah kebencian yang berlebih terhadap Islam. Kemunculan Islamofobia di Amerika Serikat diawali dari tragedi 9/11 di mana teroris Muslim menabrakan pesawat ke gedung World Trade Center (WTC) di tahun 2001. Menurut Kaplan (2006), ada rasa ketidaksukaan yang intens terhadap Muslim selama sembilan minggu setelah hal tersebut. Sampai sekarang, kebencian tersebut masih terasa walaupun tidak secara kasat mata. Studi ini bertujuan untuk menggali bagaimana pertunjukan Hasan Minhaj yang bertema Islamofobia dapat menantang stereotip Muslim yang dominan di Amerika Serikat. Riset ini menggunakan teori Three-Dimensional Stages milik Fairclough dan teori ambivalence dan mimicry milik Homie Bhabha untuk memahami Islamofobia lebih baik melalui lensa post-kolonialisme yang mendiskusikan kekuatan sosial dan politik antara pihak ‘yang terjajah’ dan ‘yang menjajah’. Pihak tersebut tertuju pada para Muslim yang didiskriminasi dan orang yang rasis di Amerika Serikat. Hasil riset ini menunjukan bahwa Hasan Minhaj menantang asumsi rasis terhadap Muslim dengan membentuk ruang yang disebut ‘ruang ketiga’ yang membuatnya bisa mengkritik tindakan Islamofobia yang dilakukan orang rasis di Amerika Serikat. Menyikapi dengan serius pertunjukan Hasan Minhaj dapat membantu membantu memahami bagaimana tindakan Islamofobia itu berbahaya sekaligus memahami bagaimana hal tersebut bisa dilawan melalui berbagai cara. Salah satu cara untuk melawannya adalah dengan mengolok-olok dan menertawakannya.
Comedy performances aim to earn laughter in which the materials are ranging from mundane life to social issues. This paper explores Hasan Minhaj’s comedy performances on Islamophobia and how his performances can be used as a form of resistance towards the Islamophobic people in the U. S. According to Fierro (n.d.), Islamophobia is extreme hatred towards Islam. The rise of Islamophobia was started in the U. S after an accident in which Muslim terrorists crashed the World Trade Center (WTC) buildings in the U. S in 2001 which is known as the 9/11 accident. According to Kaplan (2006), there was intense distaste towards Muslims for nine weeks afterwards. Up until now, the hatred still presents among the society, although not blatantly, but enough to prove that discrimination towards the American Muslims still exists. This study aimed at exploring how his performances on Islamophobia challenge the dominant stereotypes against Muslims in the U. S. This research used Fairclough’s Three-Dimensional Stages and Homi Bhabha’s theories on ambivalence and mimicry to understand Islamophobia better through the lens of post-colonialism which discusses the social and political power between the colonized and the colonizer. Both parties refer to the racist U. S. citizens and discriminated Muslims in the U. S. The research findings reveal that Hasan Minhaj challenges racist and stereotype assumptions toward the Muslims by creating some kind of ‘third space’ as well as mocking the dominant Muslim stereotypes, which allows him to criticize the Islamophobic behaviors imposed by the U. S. citizens. Taking his performances seriously about Islamophobia in the U. S. opens up the possibility to understand how Islamophobic behavior is dangerous and how it can be resisted through various ways. One of the many examples is through mocking and laughing it off."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
St. Lucia: University of Queensland Press, 1977
309.194 PUB
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library