Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistiawati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Virianita
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk pertama, menyusun tipologi petani berdasarkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan; kedua, menganalisis konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan pada petani; ketiga, menganalisis peran perspektif waktu masa depan, aksesibilitas sumberdaya dan sosio-demografis, yaitu usia, pendidikan non formal, pendapatan usahatani dan luas lahan pertanian, sebagai moderator dalam meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan; dan keempat, menganalisis peran identitas sosial sebagai mediator yang meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode survai dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner pada 160 petani padi sawah di Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang rendah, tetapi positif antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan. Berdasarkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan, petani dapat digolongkan dalam empat tipe. Yaitu, a) Petani Konsisten Positif, petani yang bersikap dan bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara positif; b) Petani Inkosisten Negatif, petani yang bersikap positif, tetapi bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara negatif; c) Petani Inkonsisten Positif, petani yang bersikap negatif, tetapi bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara positif; dan d) Petani Konsisten Negatif, petani yang bersikap dan bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara negatif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa: 1) perspektif waktu masa depan, aksesibilitas sumberdaya, pendidikan non formal dan luas lahan pertanian berperan sebagai moderator yang meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan, dan 2) identitas sosial berperan sebagai mediator yang meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa identitas sosial yang didukung oleh perspektif waktu masa depan dan aksesibilitas sumberdaya, berperan sebagai mediator dalam meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan.;

ABSTRACT
The objective of this study is: 1) to compile farmers’ typology based on their attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 2), to analyze farmers’ attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 3) to analyze the role of future time perspective, resources accessibility and socio-demographic factors, such as age, non formal education, farm income and land scale, as moderators on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, and 4) to analyze the role of social identity as mediator on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior. A survey methodology was conducted to achieve these objectives by collecting data using questionnaire. About 160 farmers in Magelang Regency responded to a package of questionnaire investigating socio-demografic variables, sustainable agricultural attitude and behavior, future time perspective, resources accessibility and social identity. Results indicated low, but positive correlation between attitude and sustainable agricultural behavior. Based on the attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, farmers can be classified into four types. That is, a) Positive Consistent Farmers (positive attitude and behavior); b) Negative Inconsistent Farmers (positive attitude, but negative behavior); c) Positive Inconsistent Farmers (negative attitude, but positive behavior); and d) Negative Consistent Farmers (negative attitude and behavior). Results also revealed that future time perspective, resources accessibility, non formal education and land scale have a moderation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. Also, social identity has a mediation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. It was also revealed that moderat-ed mediation approach can strengthen attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior., The objective of this study is: 1) to compile farmers’ typology based on their attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 2), to analyze farmers’ attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 3) to analyze the role of future time perspective, resources accessibility and socio-demographic factors, such as age, non formal education, farm income and land scale, as moderators on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, and 4) to analyze the role of social identity as mediator on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior. A survey methodology was conducted to achieve these objectives by collecting data using questionnaire. About 160 farmers in Magelang Regency responded to a package of questionnaire investigating socio-demografic variables, sustainable agricultural attitude and behavior, future time perspective, resources accessibility and social identity. Results indicated low, but positive correlation between attitude and sustainable agricultural behavior. Based on the attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, farmers can be classified into four types. That is, a) Positive Consistent Farmers (positive attitude and behavior); b) Negative Inconsistent Farmers (positive attitude, but negative behavior); c) Positive Inconsistent Farmers (negative attitude, but positive behavior); and d) Negative Consistent Farmers (negative attitude and behavior). Results also revealed that future time perspective, resources accessibility, non formal education and land scale have a moderation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. Also, social identity has a mediation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. It was also revealed that moderat-ed mediation approach can strengthen attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior.]"
2014
D1968
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gurning, Efraim Alexander Habasaon
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara identitas sosial dengan persepsi ancaman. Identitas sosial yang digunakan adalah identitas pada kelompok Nasrani yang berdenominasi Calvinis sebagai variabel bebas dan persepsi ancaman terhadap kelompok Nasrani yang berdenominasi Kharismatik sebagai variabel terikat. Teori ancaman yang digunakan adalah Intergrated Threat Theory(ITT) dengan empat komponen yaitu symbolic threat, realistic threat, intergroup anxiety, dan negative stereotype. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan metode analisis data Pearson correlation, ditemukan terdapat hubungan signifikan antara identitas calvinis dengan persepsi ancaman pada kelompok Kharismatik.

This study aims to examine the relationship between social identity and threat perception. The social identity used is the identity of the Calvinist-dominated Christian group as the independent variable and the perception of threats to the Charismatic-denominated Christian group as the dependent variable. The threat theory used is Intergrated Threat Theory (ITT) with four components, namely symbolic threat, realistic threat, intergroup anxiety, and negative stereotype. This study uses a correlational method with 100 respondents. Based on the hypothesis test using Pearson correlation data analysis method, it was found that there was a significant relationship between Calvinist identity and threat perception on the Charismatic group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkesuma
"ABSTRAK
Dalam sistem kekerabatan mathlineal, adat menempatkan perempuan di Minangkabau
memiliki kedudukan atau derajatyang sama dengan laki-laki yang disebut dengan egaliter (Naim,
1990). Dengan budaya yang ada Syarifuddin (1989) menyatakan bahwa perempuan
Minangkabu lebih mandiri dibandingkan dengan perempuan masyarakat Indonesia lainnya.
Reenen pun (1984) memperkuat bahwa perempuan Minangkabau yang berada di kota
menunjukkan ketergantungan yang cukup tinggi pada suaminya dibandingkan dengan
perempuan di desa.Tetapi Navis (1990) menyebutkan bahwa di Minangkabau saat ini telah
terjadi kecenderungan deidentifikasi budaya pada perempuan Minangkabau setelah memperoleh
pendidikan kebudayaan Baratyang memiliki sistem patrilineal. Naim (1991) mengatakan bahwa
pada saat ini, tanggung jawab dari kaum (kelompok suku) terhadap perempuan sudah mulai
berkurang, sehingga perempuan Minangkabau sudah mulai 'dilepaskan' oleh kaumnya. Dalam
arti ikatan pada adat Minangkabau makin mengendur, sehingga perempuan Minangkabau harus
lebih terikat pada keluarga intinya dibandingkan dengan keluarga besarnya.
Berdasarkan teori Identitas Sosial Tajfel (1972, dinyatakan bahwa identitas sosial (Social Identity)
adalah keadaan dimana individu merasa dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok tertentu.
Individu mengetahui bahwa ia merupakan milik dari suatu kelompok sosial dengan nilai dan
emosio; dari kelompok dirasa penting (significance) bagi keanggotaannya dalam kelompok
tersebut. Nilai menurut Rokeach adalah keyakinan yang bertahan yang akan mengarahkan
individu untuk memilih suatu cara yang dianggapnya paling baik daripada cara yang lain dalam
bertingkah iaku atau mencapai tujuan. Berlandaskan dua teori dan situasi tersebut di atas
penelitian ini melihat perbedaan nilai kemandirian perempuan Minangkabau dan perbedaan
Identitas sosial perempuan Minangkabau yang dilihat pada dua generasi yang berbeda, yaitu ibu
dan anak. Subyek penelitian adalah 226 ibu dan anak perempuannya di 6 daerah di Sumatera
Barat yang dibagi berdasarkan pembagian wilayah Minangkabau. Data dikumpulkan melalui
kuesioner. Dari hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara nilai kemandirian
dan identitas sosial pada perempuan Minangkabau, Tidak ada perbedaan nilai. kemandirian
antara dua generasi yang berbeda, Tidak ada perbedaan identitas sosial antara dua generasi
yang berbeda di Minangkabau saat ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan nilai
kemandirian ataupun identitas sosial pada ibu dan anak, tetapi perbedaan tersebut tidak cukup
memenuhi untuk dikatakan sebagai perbedaan yang berarti. Tetapi mungkin saja pada beberapa
vvaktu mendatang dapat menunjukkan hasil yang berbeda karena, skor yang diperoleh saat ini
hampin mendekati batas penerimaan secara statistik.
Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah penyebaran sampel yang lebih luas, perbaikan
nada alat yang dipergunakan dan penelitian lanjutan mengenai nilai kemandirian dan identitas
sosial perempuan Minangkabau dengan melakukan perbandingan dengan kelompok masyarakat non minagkabau."
1995
S2362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Irvan Darwansyah. author
"ABSTRAK
Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial dan mempunyai kebutuhan
untuk bermasyarakat dan bergaul dengan sesama manusia Oleh karena itu,
manusia cenderung hidup dalam kelompok. Dalam dinamika hubungan antar
kelompok, penilaian seseorang terhadap sesama anggota kelompoknya (Ingroup
Member) dapat berbeda dengan penilaian terhadap anggota atau kelompok lain
(Outgorup Member/Outgroup). Sikap yang cenderung memihak ini kemudian
akan menutup kesempatan bagi individu untuk melihat masalah yang ia hadapi
secara objektif.
Salah satu teori yang mengkaji perilaku antar kelompok adalah teori Social
Identity. Teori ini diperkenalkan oleh Henri Tajfel dan John Tumer. Menurut
teori Social Identity, pada dasarnya manusia membutuhkan identitas diri yang
positif, dan identitas diri ini diperoleh melalui keanggotaan dalam sualu
kelompok. Keanggotaan dalam kelompok ini dapat diperoleh dengan
mengidentifikasikan diri pada kelompok atau kelompok lain yang memiliki
karakteristik, trait, atau aspek positif tertentu, sehingga dengan cara ini individu
dapat meningkatkan dan memelihara konsep dirinya Keanggotaan pemberi kritik
ternyata merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan reaksi pada
anggota kelompok (Ariyanto, A., 2002).
Homsey et al. (2001) dalam penelitiannya mengenai keanggotaan
seseorang dalam memberikan komentar negatif menemukan bahwa komentar
negatif lebih menimbulkan reaksi negatif apabila dinyatakan oleh outgroup
member dibandingkan ingroup member. Komentar negatif dari ingroup cenderung
lebih diterima. Fenomena penerimaan komentar negatif dari ingroup
dibandingkan dengan outgroup ini disebut intergroup sensitivity effect.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan replikasi dari penelitian yang
dilakukan Homsey et al. (2001) dan Ariyanto, A. (2002) dimana kedua penelitian
tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keanggotaan pemberi komentar dan status komentatoTHengan reaksi kelompok
terhadap komentar tersebut. Akan tetapi dalam penelitian ini, ada variabel yang
ditambahkan yaitu kredibilitas komentator. Hal ini dilakukan atas dasar pemikiran
bahwa kredibilitas merupakan unsur penting dalam menentukan penerimaan
informasi.
Metode yang akan dipakai adalah field studies dengan teknik Occidental
sampling di mana peneliti mengambil sampel dari sejumlah anggota senat tahun
kepungurusan 2004/2005. Metode pengolahan hasil penelitian yang dipakai
adalah metode statistik Regresi.
Hasil dari penelitian ini adalah tidak didapatkannya hubungan yang
signifikan antara tingkat identifikasi, variasi kredibilitas dan status keanggotaan
komentator dengan reaksi kelompok terhadap komentar negatif kecuali pada
salah satu dimensi reaksi kelompok yaitu dimensi keinginan untuk berubah yang
dipengaruhi oleh tingkat identifikasi yang tinggi, variasi kredibilitas, dan variasi
keanggotaan pemberi komentar."
2004
S3450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Irwina Savitri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh batasan antarkelompok dan identitas target terhadap perilaku menolong antarkelompok agama. Partisipan dalam penelitian ini adalah 74 orang mahasiswa yang beragama Islam di Universitas Indonesia. Terdapat dua manipulasi kondisi batasan antarkelompok, yaitu kentara dan semu. Perilaku menolong diukur melalui skala perilaku menolong berorientasi kemandirian dan ketergantungan yang akan diberikan kepada target yang berasal dari ingroup (sesama orang Islam) atau outgroup (orang Kristen) dalam empat ilustrasi kasus. Hasil dari pengujian MANOVA menunjukkan tidak ada pengaruh batasan antarkelompok dan identitas target terhadap perilaku menolong.

This study aims to see how the influence of group boundaries and group identity on helping behavior between religious groups. Participants in this study were 74 Muslim students at a university in University of Indonesia. Researchers provide treatment to manipulate the boundaries between groups in two conditions (salient versus not salient). Helping behavior was measured through helping behavior -oriented scale (autonomous and dependency-oriented helping) will be given to targets derived from the ingroup (fellow Muslims) or outgroup (Christians) in the four illustrative cases . The statistical test by MANOVA showed no effect of group boundaries and target‟s identity on helping behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Dwijayanty
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang penggambaran migran di Jerman dan sikap penolakan migran oleh partai politik AfD dalam dua ilustrasi dan tagar unggahan Ralph Ruthe di laman media sosial Instagram. Melalui teori identitas sosial dan teori semiotika Pierce akan dibahas simbol yang merepresentasikan migran, AfD dan sikap masyarakat Jerman terhadap isu penolakan migran oleh AfD. Metode penelitian yang digunakan berupa metode deskriptif kualitatif berbentuk kajian studi pustaka. Hasil tulisan ini menunjukan bahwa masih terdapat jarak yang
membedakan antara masyarakat Jerman dan migran. Namun, dalam kedua ilustrasi terdapat kritik terhadap penolakan migran oleh AfD melalui tagar yang dicantumkan.

ABSTRACT
This paper discusses the depiction of migrants in Germany and the attitude of refusal of migrants by the AfD political parties in two illustrations and the hashtag uploaded by Ralph Ruthe on the Instagram social media page. Through social identity theory and Pierce's semiotic theory, a symbol that represents migrants, AfD and the attitude of German society to the issue of refusal of migrants by the AfD will be discussed. The research method used is a qualitative descriptive method in the form of a literature study. The results of this paper show that there is still a gap between German and migrant people. However, in both illustrations there was criticism of the refusal of migrants by the AfD through the hashtag stated."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldo Triska Kusuma
"Penelitian ini membahas konstruksi sosial komunitas daring penggemar Feel Koplo. Riset kualitatif ini menggunakan studi kasus Meledax Jakarta selaku kelompok daring penggemar Feel Koplo, yaitu joki disket yang menggubah musik arus utama dengan aransemen musik dangdut koplo. Dalam penelitian ini, penulis menggali bentuk kolektivitas penggemar budaya remix yang muncul di ruang digital, serta identitas yang terbentuk melalui media yang digunakan untuk memahami konstruksi sosial yang terbangun melalui komunitas daring. Berdasarkan wawancara mendalam dengan tujuh narasumber, hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota Meledax Jakarta mengidentifikasi diri sebagai pekerja prekariat yang mengalami ketidakpastian yang tinggi karena kasualisasi ketenagakerjaan. Mereka berkumpul karena adanya relevansi kesukaan terhadap dangdut koplo gubahan dan rasa sepenanggungan. Ruang digital mempermudah kolektivitas antar anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga identitas pekerja prekariat anggota Meledax Jakarta merupakan hasil dari konstruksi yang terbangun melalui kolektivitas di ruang digital.

This study discusses social construct of Feel Koplo online community. This qualitative research uses a case study of Meledax Jakarta as an online group of Feel Koplo fans, well known as a DJ who compose mainstream music with dangdut koplo arrangements. This study want to dig deeper the form of social construction built through online communities by explore their collectivity and their social identity. Based on in-depth interviews with seven informants, the results of the study showed that Meledax Jakarta members were among the precariate workers who experienced high uncertainty due to the casualization of labor. They gathered because they have relevance and feeling on the same boat. Digital space facilitates the collectivity of members to interact so that construction of precariate workers social identity is formed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Syarfuan
"Pengaruh musik dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi maupun sosial sangat besar. Dibandingkan dengan pentingnya pengaruh musik, penelitian mengenai musik dalam hubungannya dengan psikologi sosial masih jarang terdengar. Hubungan antara musik terhadap seseorang sangat kompleks. Dalam satu waktu yang bersamaan setiap individu mempunyai kapasitas maupun kemampuan untuk menyukai berbagai jenis musik yang berbeda.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia, musik dapat memberikan kepuasaan dalam konteks pribadi dan sosial. Salah satunya adalah pemilihan jenis musik mempunyai fungsi pada saat seseorang menentukan posisi mereka dalam sebuah lingkungan dan pandangan mereka akan diri sendiri.
Selain itu pemilihan jenis musik juga dapat membantu kita untuk menggali informasi lebih dalam akan kepribadian seseorang serta mengukur identitas sosial, dengan melihatnya dari tingkat kesukaan seseorang dari pemilihan jenis lagunya, band atau artis, jenis kategori musik secara keseluruhan maupun sub-kategorinya, ataupun ciri dari musik secara keseluruhan.
Temuan-temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini masih sangat kurang untuk melihat hubungan antara selera jenis musik dan trait kepribadian. Sedangkan dalam mengukur identitas sosial, terdapat temuan yang berbeda dari penelitianpenelitan sebelumnya. Seperti yang telah diprediksi, penelitian ini tidak akan menemukan hasil yang sama karena adanya perbedaan budaya yang sangat besar.
Hal ini dapat terjadi karena kurang banyaknya jumlah subyek penelitian untuk mendekati populasi atau adanya kemungkinan bahwa pengelompokan jenis musik dalam dimensi kurang dapat merepresentasikan setiap jenis musik yang diteliti. Selain itu masalah perbedaan budaya yang mempengaruhi hasil dari penelitian, Oleh karena itu, selain berbedanya nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat, hasil penelitian yang berbeda juga mungkin terjadi karena kurang tepatnya pemilihan kata dan pemilihan trait kepribadian yang kurang merepresentasikan cara pandang masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seira Latanssa
"Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh ancaman pada status kelompok terhadap tingkah laku menolong defensif bantuan kepada outgroup yang dianggap mengancam status identitas ingroup Penelitian ini didasarkan pada Teori Identitas Sosial dari Tajfel dan Turner Lebih lanjut penelitian ini juga ingin melihat sifat bantuan seperti apakah yang lebih banyak diberikan dependen atau otonom Dalam penelitian ini pengaruh ancaman pada status kelompok divariasikan dalam dua kondisi terancam versus tidak terancam Sebanyak 72 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini Berdasarkan hasil analisis chi square 2 diketahui bahwa ancaman pada status kelompok memiliki pengaruh yang kuat secara signifikan terhadap tingkah laku menolong defensif Lalu berdasarkan tabel crosstabulation frekuensi dari sifat bantuan yang diberikan pun berbeda secara signifikan dimana bantuan yang bersifat otonom lebih banyak diberikan.

This study aimed to prove the effect of status threat to defensive helping extending help to outgroup whose threaten ingroup`s status identity This study was based on Social Identity Theory that introduced by Tajfel and Turner Furthermore this study also wanted to examine the nature of help that was given dependency or autonomy oriented help In this study status threat was varied into two condition threat versus unthreat 72 college students from Faculty of Psychology University of Indonesia participate in this study Chi square 2 analyses found significant effect of status threat to defensive helping Then based on crosstabulation table the nature of help was also significantly different and more autonomy oriented help than dependency oriented help."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>