Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanjung, Shafwan Adi Purwara
"ABSTRAK
Mahasiswa adaiah mahluk sosial, yang berarti mereka ditakdirkan untuk
hidup bersama-sama dengan yang lain. Hubungan dengan orang Iain ini
kemudian akan berkembang dari hubungan dengan anggota keluarga, menjadi
hubungan dengan orang Iain dalam Iingkungan bermasyarakat. Pada saat
seorang manusia menginjak masa remaja, biasanya akan timbul persaan
tertarik pada Iawan jenisnya. Akan tetapi, dalam masyarakat ditemukan juga
hubungan antar jenis seks yang sama yaitu, wanita dan wanita atau pria dan
pria yang biasa disebut hubungan homoseksual.
Hubungan Pasangan sejenis ini cederung dianggap sebagai sesuatu
yang menyimpang karena hubungan ini ternyata sudah melibatkan keseluruhan
aspek yang ada pada diri individu, termasuk aspek emosi dan pemuasan
kebutuhan seksual seperti halnya pada hubungan intim antara pria dan wanita.
Karena dianggap sebagai perbuatan menyimpang maka orang yang memiliki
perilaku homoseksual ini ,masih merasa sebagai bagian dari sebuah
masyarakat minoritas yang harus dikucilkan.
Namun sepertinya belakangan ini, kaum homoseksual sudah
mulai terbuka dalam melakukan aktivitasnya, seperti adanya perkawinan
dimana istri atau suaminya adalah seorang homoseks atau adanya suatu
organisasi kelompok homoseksual yang terdiri dari berbagai Iapisan
masyarakat.
Melihat pada data diatas, terlihat bahwa kondisi sosiai di Indonesia
pada dasarnya belum sepenuhnya mengakui bentuk hubungan homoseksual,
namun disisi lain data-data menunjukkan bahwa bentuk hubungan homoseksual
ini makin muncul walaupun secara tertutup.
Mahasiswa yang dianggap sebagai sebuah kelompok yang memiliki
inielektual dan dianggap lebih peka terhadap masalah dilingkungan
memungkinkan adanya kemampuan merespons setiap gejala dan segala
fasilitas sosial berdasarkan objektifitas akademis yang ada. Disisi iain mahasiswapun memiliki nilai-nilai dan norma~norma serta kebiasaan inteleklual
yang akan menimbulkan derajat penerimaan seseorang dalam melakukan
hubungan interpersonal.
Mengapa peneliti tertarik dalam hal lni, karena menurut Bogardus
(1954) kontak dan interaksi sosial antara individu dan atau kelompok seringkali
dapat membuka peluang bagi keduanya untuk menjalin hubungan sosial.
Hubungan yang terjadi ini dapat berupa hubuungan ?kedekatan? maupun
'kejauhan'. Kejauhan ini terlihat bila individu memiliki pengertian simpatik yang
rendah terhadap anggota sesbuah kelompok tertentu. 'Kedekatan itu baru ada
bila individu menunjukkan pengertian simpatik yang besar.
Masalah homoseksual seperti yang telah dijelaskan diatas merupakan
salah satu fenomena sosial yang ada di sekitar kita. Selain itu perilaku
homoseksual ini juga masih dianggap sebagai perbuatan yang menyimpang
dan mempunyai resiko untuk mengalami hambatan dalam penerimaan sosial di
dalam masyarakat. Oleh karena itu secara Iebih terarah peneliti ingin
menjajagi dan melihat bagaimana penerimaan mahasiswa terhadap para
homoseksual.
Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa (pria dan wanita) dan
untuk mengetahui penerimaan mahasiswa terhadap kaum homoseksual,
peneliti menggunakan skala Bogardus yang terdirl dari 8 buah pernyataan yaitu
menerima sebagai suami/istri, anggota keluarga karena perkawinan, sahabat
karib, teman kuliah, teman biasa, tetangga, tamu dan menolak hubungan
apapun.
Alat yang sudah siap ini kemudian diberikan pada responden
mahasiswa yang kuliah disekitar Jakarta dan Depok. Setelah seluruh
kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa dan interpretasi hasil. Teknik
pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menghitung besar frekwensi
dan persentase dari tiap-tiap pernyataan dari skala jarak sosial yang
diberikan. Untuk melihat gambaran banyaknya subjek digunakan cross
tabulation dari SPSS for windows release 6.0. Sementara hasil tambahan dari
penelitian ini dihitung dengan rumus chi-square dari SPSS for Windows release
6.0.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa rata-rata mahasiswa yang
merupakan sampel dari penelitian ini dapat menerima kehadiran kaum
homoseksual disekeliling dirinya. Berdasarkan frekwensi yang diperoleh dari
dari penelitian ternyata frekwensi terbesar adalah menerima sebagai teman
kuliah diikuti oleh teman biasa, , sahabat karib, tetangga, tamu, anggota
keluarga karena parkawinan dan sebagai suami/istri.
Saran untuk penelilian selanjutnya adaiah agar memperluas sampel
penelitian serta Iebih proporsional perbandingannya sehingga hasilnya bisa
Iebih jelas dan dapat diolah lebih rinci."
2000
S3008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chempaka Syahbuddin
"ABSTRAK
Dalam satu tahun terakhir topik diskusi mengenai gay atau homoseksual
semakin terbuka diperbincangkan di masyarakat Jakarta. Tulisan-tulisan di media
cetak, acara-acara di media elektronik sudah semakin sering membahas tentang
kehidupan kaum homoseksual. Akhir tahun 2003, Indonesia dikejutkan dengan
film "Arisan" yang mengangkat masalah gay dalam kehidupan masyarakat
perkotaan. Dengan diluncurkan film "Arisan" keberanian untuk memproklamirkan
status gay dalam ruang public saat ini sudah dapat dianggap lumrah untuk
beberapa lingkup pekerjaan, seperti pekerjaan di bidang seni,hiburan dan gaya
hidup.
Namun untuk beberapa lingkungan yang masih cenderung konservatif, pasti
akan sulit bagi kaum gay untuk membuka status seksual mereka. Hal ini
dikarenakan menurut beberapa riset menunjukkan semakin sering kontak
interpersonal dengan gay men dan lesbian semakin berkurang prasangska individu heteroseksual terhadap lesbian dan gay men (Harmon, Herek & Capitano dalam
Nelson, 2002). Lingkungan Pegawai Negeri Sipil tentunya bisa dikategorikan
sebagai lingkungan kerja yang konservatif menjadi tempat dimana sedikit sekali
kontak interpersonal terhadap kaum homoseksual.
Menurut Boswell, dalam Nelson (2002), dengan orientasi dan perilaku
heteroseksual sebagai norma dalam masyarakat kontemporer, heteroseksual
dianggap sebagai kelompok yang tidak menarik perhatian. Sementara individu yang memiliki orientasi seksual pada gender yang sama dipandang sebagai wakil dari
kaum minoritas yang terpisah, sering menyulut ketidak setujuan, ketakutan atau
kebencian karena menunjukkan ketidak normalan dan.ketidak sehatan. Atas dasar uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai jarak sosial pada pegawai negeri sipil terhadap rekan kerja gay. Untuk
mendapatkan perbandingan yang jelas, penulis melakukan penelitian di dua bidang
pekerjaan yang bertolak belakang, yaitu PNS dan pegawai radio swasta di Jakarta.
Dengan menggunakan skala jarak sosial Bogardus yang telah dimodifikasi dan dianalisa dengan skala Guttman, penulis mendapatkan hasil bahwa jarak sosial pada PNS lebih besar dibanding pegawai radio.
Jarak sosial yang lebih besar ditunjukkan oleh PNS kemungkinan juga
dikarenakan belum tersosialisasi dengan baik kesetaraan gender dalam lingkungan
kerja mereka. Sebuah studi mengindikasikan individu yang kurang menerima
kesetaraan gender cenderung kurang toleran pada (dan lebih berprasangka
terhadap) gay men dan lesbian (Haddock dkk dalam Nelson, 2002)."
2004
S3369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shibutani, Tamotsu
Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 1961
301.15 SHI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library