Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi Wicaksono
Abstrak :
ABSTRAK
Thesis ini membahas tentang pilihan pendidikan bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama di Indonesia. Penelitian ini akan menguji hubungan kemampuan akademik, pendidikan orang tua, ketersediaan sarana pendidikan, dan jenis sekolah menengah atas yang dipilih setelah menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama. Pilihan jenis sekolah menengah atas dibagi menjadi sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, dan madrasah aliyah. Selanjutnya penelitian ini juga akan meneliti pilihan pendidikan lulusan sekolah menengah atas setelah. Penelitian ini dimotivasi oleh rencana pengembangan pendidikan kejuruan oleh Kementerian Pendidikan. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey IFLS tahun 2007 dan 2014 serta Potensi Desa PODES tahun 2002, 2005, dan 2008 sebagai data pendukung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga metode yaitu, Multinomial-Logit, Logit, serta Probit. Multinomial-Logit digunakan untuk meneliti pilihan pendidikan setelah siswa lulus sekolah menengah pertama, sedangkan logit dan probit digunakan untuk meneliti pilihan pendidikan setelah siswa menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Kesimpulan yang didapat adalah 1 semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin kecil kemungkinan siswa memilih sekolah menengah kejuruan, 2 ketersediaan prasarana sekolah berpengaruh signifikan terhadap pilihan jenis sekolah menengah, 3 pendidikan orang tua juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemungkinan anak melanjutkan ke perguruan tinggi, 4 lulusan sekolah kejuruan memiliki kemungkinan lebih kecil dalam melanjutkan ke perguruan tinggi dibanding lulusan sekolah menengah umum.
ABSTRACT
This paper is about the students rsquo choice after finishing a nine year primary education in Indonesia. The study will examine the relationship between children rsquo s ability, parents rsquo educational attainment, school availability, and senior high school types attended classified into three categories general academic, vocational, religious MA . Later, we will examine the consequences of different senior secondary types attended to tertiary education entry. This study is motivated by vocational education expansion planning in senior secondary and tertiary education which is initiated by the Government of Indonesia in Ministry of Education 39 s Educational Strategic Planning.The paper uses cross section data from Indonesia Family Life Survey IFLS 2007 and 2014 as primary data and Potensi Desa PODES 2002, 2005, and 2008 as supporting data. Multinomial Logit model is used to examine the senior high school types, Logit and Probit are used to examine the decision on pursuing tertiary education. The main conclusions are 1 parents with high education prefer academic senior high school than vocational high school for their children, 2 the educational facilities availability has a significant impact to the school choice, children who live in a district with vocational school share higher than general school share tend to attend vocational senior high school than academic senior high school, 3 parents rsquo education also has a positive and significant impact to the probability a child attending tertiary education, parents rsquo with higher year of schooling higher possibility to send their children to tertiary education, 4 children who attended vocational senior high school have a lower probability to enrol in tertiary education compared to those who attended general senior high school or MA.
Depok: 2017
T49336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Nurul Sa’idah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis proses mobilitas sosial vertikal intragenerasi pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam era digital di Taman Jajan BSD City, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan. Studi sebelumnya lebih berfokus pada peranan pendidikan, kesempatan, gender, dan kebijakan pemerintah sebagai aspek yang mendorong mobilitas sosial vertikal intragenerasi. Penelitian - penelitian tersebut belum banyak menelusuri peranan kemampuan literasi digital terhadap mobilitas vertikal. Maka, studi ini mengkaji kemampuan literasi digital pada pelaku UMKM. Peneliti berargumen bahwa kemampuan literasi digital berperan penting dalam terjadinya mobilitas sosial vertikal intragenerasi pada pelaku UMKM. Konsep yang digunakan adalah mobilitas vertikal intragenerasi dari Castellani, kategori kelas hasil pemikiran Goldthorpe, dan literasi digital dari Gilster. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data berupa wawancara mendalam terhadap tujuh pelaku UMKM dan observasi di Taman Jajan BSD City, Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukan adanya kesenjangan kemampuan literasi digital antar pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang menguasai literasi digital mengalami mobilitas vertikal intragenerasi naik, sedangkan yang tidak memiliki kemampuan digital menghadapi mobilitas intragenerasi turun. Di era digital, pelaku UMKM dituntut untuk beradaptasi dengan penguasaan literasi digital untuk keberlanjutan usaha. Tuntutan ini semakin diperkuat oleh pandemi Covid-19. Pelaku UMKM yang usianya lebih muda bisa lebih adaptif dengan digital. ......This study aims to analyze the process of intragenerational vertical social mobility among Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in the digital era in Taman Snack BSD City, Serpong District, South Tangerang City. Previous studies have focused more on the role of education, opportunity, gender, and government policies as aspects that encourage intragenerational vertical social mobility. Those studies have not explored the role of digital literacy skills on vertical mobility. Therefore, this study examines the digital literacy skills of MSME actors. This research argue that digital literacy skills play an important role in the occurrence of intragenerational vertical social mobility in MSME actors. The concepts used are intragenerational vertical mobility from Castellani, class categories created by Goldthorpe, and digital literacy from Gilster. This research approach is qualitative with data collection in the form of in-depth interviews with seven MSME actors and observations in Taman Snack BSD City, South Tangerang. The results of the study show that there is a gap in digital literacy skills between MSME actors. MSME actors who master digital literacy experience increased intragenerational vertical mobility, while those who do not have digital capabilities face decreased intragenerational mobility. In the digital era, MSME actors are required to adapt to mastering digital literacy for business sustainability. This demand is further strengthened by the Covid-19 pandemic. Younger MSME actors can be more adaptive to digital.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library