Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shani Safarah Rohmah
"Tingginya angka perundungan di usia anak-anak memperlihatkan bahwa anak-anak perlu dilatih untuk berempati sejak dini. Empati membuat anak lebih peka dengan lingkungannya dan mempertimbangkan orang lain dalam berperilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas kegiatan sosiodrama dalam meningkatkan empati
anak berusia 5-7 tahun. Alat ukur empati yang digunakan dalam penelitian ini merupakan adapatasi dari Bryants Empathy Index for Children dengan skala yang merupakan
adaptasi dari The empathy continuum: Integrated emotional-cognitive scoring system. Desain penelitian ini adalah within subject experimental design, yaitu mengukur empati anak sebelum dan sesudah kegiatan sosiodrama. Kegiatan sosiodrama merupakan aktivitas bermain peran secara berkelompok dengan muatan situasi sosial tertentu.
Kegiatan sosiodrama dalam penelitian ini menggunakan 3 situasi sosial dengan masingmasing menekankan emosi sedih, marah, dan takut. Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah di Kota Cilegon, Banten selama tiga pekan dan melibatkan 30 orang partisipan. Analisis hasil penelitian menggunakan teknik Wilcoxons signed rank test menunjukkan bahwa kegiatan sosiodrama meningkatkan empati anak berusia 5-7 tahun secara signifikan (Z = -4,35, p = ,000). Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir pada populasi yang lebih besar karena keterbatasan jumlah partisipan. Selain itu, efek dari kegiatan sosiodrama bertahan setelah tiga minggu tanpa perlakuan. Di sisi lain hal tersebut juga mengindikasikan bahwa empati anak tidak berkembang lebuh lanjut tanpa adanya program pengembangan empati. Dengan demikian, pihak sekolah dan keluarga perlu memiliki program khusus untuk mendorong perkembangan empati anak.

The high rate of bullying among children shows that children need to learn to empathize as early as possible. Empathy makes children more sensitive to their environment and considers others to behave. This study aims to see the effectiveness of socio-drama activities in increasing empathy for children aged 5-7 years. The measuring instrument used in this study is the adaptation of Bryants Empathy Index for Children with a scale that is the result of an adaptation of the empathy continuum: Integrated emotional cognitive scoring system. The design of this study is within-subject experimental design,
which measures the empathy of children before and after socio-drama activities. Sociodrama activity is a role-playing activity in groups with the content of certain social situations. Sociodrama activities in this study used 3 social situations with each stressing the emotions of sadness, anger, and fear. This research was conducted at a school in Cilegon, Banten for three weeks and involved 30 participants. Analysis of Wilcoxons signed rank test technique showed that socio-drama activity significantly increased the empathy of children aged 5-7 years (Z = -4.35, p = .000). Due to limited participants, this result study could not be generalized to a bigger population. Fortunately, the effect of sociodrama activity persisted after three weeks without any treatment. On the other hand, it also indicates that a childs empathy does not develop further without an empathy development program. Therefore, school and parents sould have a special program to foster the childrens empathy development.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanti Maranata
"Kandungan nutrisi dalam sayur dan buah sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Konsumsi sayur dan buah yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan penurunan kemampuan kognitif. Upaya promosi kesehatan anak usia sekolah yang berfokus untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah masih belum bervariasi. Promosi kesehatan yang dilakukan umumnya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan pembagian leaflet. Metode ini ternyata sudah dianggap biasa dan kurang menarik. Metode sosiodrama merupakan salah satu metode yang menggabungkan permainan peran dan aktivitas kelompok. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh metode sosiodrama terhadap konsumsi sayur dan buah anak usia sekolah dasar. Desain penelitian menggunakan quasi experiment pre and post test control group design. Penentuan responden dilakukan dengan simple random sampling. Responden pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing berjumlah 45 orang dengan rentang usia 6-12 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan uji dependent paired t test dan independent t tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara pemberian metode sosiodrama terhadap pengetahuan (p=0,0001), sikap (p=0,002) dan keterampilan konsumsi buah (p=0,057) sedangkan keterampilan konsumsi sayur tidak berpengaruh secara signifikan (p=0,158). Inisiatif dan kreatifitas yang muncul pada metode sosiodrama menjadikan metode ini dapat direkomendasikan sebagai metode pendidikan kesehatan konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah dasar.
......Nutritional content in vegetables and fruit is crucial for primary school-age children’s growth and development. Accordingly, a low vegetable and fruit consumption rate will likely accrue the risk of non-communicable diseases and cognitive ability degeneration. Nevertheless, health promotive attempts which elevate fruit and vegetable consumption in children are monotonous. Old common health promotion methods for the purpose are lecturing, discussion, and leaflet distribution. These methods are considered unattractive. As such, the sociodrama method is regarded as one of the methods with which we can integrate role-play into group activities. The objective of this research was to analyze the implications of the sociodrama method for primary school-age children’s fruit and vegetable consumption. The research design used was a quasi-experiment pre- and post-test control group design. The simple random sampling technique was used to select respondents. The treatment and control group had 45 respondents each, aged 6-12 years old. Data were analyzed using the dependent paired t-test and independent t-test. Findings indicate a significant correlation between sociodrama method application and knowledge (p = 0.0001), attitudes (p = 0.002), and skills in fruit consumption (p = 0.057) but no significant correlation between sociodrama method application and skills in vegetable consumption (p = 0.158). The sociodrama method, with its ability to boost initiatives and creativity, was thus a recommended health education method to enhance fruit and vegetable consumption in primary school children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library