Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasis Setyawan Haddade
Abstrak :
Skripsi ini meneliti mengenai fenomena chichioya fuzai yang terjadi pada karya adaptasi novel Boruto "Naruto The Movie" dan bagaimana dampaknya pada karakter tokoh Boruto Uzumaki sebagai seorang anak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi fenomena chichioya fuzai pada keluarga Uzumaki dalam novel Boruto "Naruto The Movie". Hal itu memberi dampak pada karakter Boruto yaitu cepat marah, kurang percaya diri, dan perbedaan pandangan dengan nilai yang berlaku dalam novel. ......This research is about a chichioya fuzai phenomenon that happen in the novel adaptation of Boruto "Naruto The Movie" and how it affects the personalization of Boruto Uzumaki as a son. This is a qualitative and descriptive research with the literature study method. The research shows that chichioya fuzai phenomenon had happened in Uzumaki Family from the novel of Boruto "Naruto The Movie" which gave effects to the personalization of Boruto which are quick-tempered, low confidence, and difference view common sense.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Indah Maysari
Abstrak :
Novel mampu menampilkan potret sosial di dalam masyarakat pada suatu masa tertentu. Canting karya Arswendo Atmowiloto merepresentasikan potret sosial kehidupan masyarakat Jawa pada tahun 1960-an. Potret sosial yang digambarkan ialah mengenai konflik antarkelas di antara golongan priyayi dan bukan priyayi serta masalah kedudukan dan peranan di antara keduanya. Masalah kedudukan dan peranan sangat jelas tergambar dari penggambaran dua tokoh utama, yaitu Pak Bei dan Bu Bei, serta beberapa tokoh turunan lainnya. Penulis melihat bahwa kedudukan priyayi yang disandang Pak Bei tidak lebih dari sistem strata sosial. Sementara, kedudukan priyayi yang disandang Bu Bei merupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh golongan priyayi.
Novels can display social portraits in society at a certain time. Arswendo Atmowiloto's Canting represents the social portrait of Javanese society in the 1960s. The social portrait is about class conflicts between priyayi's and non-priyayi groups and their respective positions and roles. The issue of position and role is illustrated by two main figures, namely Mr. Bei and Mrs. Bei, and also several other subordinate figures. The author sees that Pak Bei's priyayi position is part of the social strata system. In fact, Mrs. Bei shows the position of a priyayi through her roles.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Fitri Aly
Abstrak :
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat yang terikat oleh ruang (masyarakat tertentu), waktu (zaman tertentu), serta status sosial tertentu dalam masyarakatnya. Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium untuk menampilkan gambaran kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian tampak jelas adanya hubungan timbal batik antara sastrawan, sastra dan masyarakat. Suatu masyarakat tertentu yang menghidupi seorang pengarang akan melahirkan suatu jenis sastra dan jenis karya tertentu pula. Dengan sendirinya, masyarakat merupakan faktor yang menentukan apa yang harus ditulis, dan apa tujuan dan maksudnya. Selain itu sastra juga dapat untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu atau bahkan mengandung gagasan yang mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial tertentu. Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mampu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca atau penontonnya, melalui dengan unsur-unsur gerak, dialog, penampilan para tokoh dan setting di atas pentas. Dengan keserbalengkapannya ini, drama dapat saja menjadi suatu alat yang efektif, tidak saja untuk menggambarkan keadaan sosial suatu masyarakat pada zaman tertentu, tetapi dapat pula menyampaikan ide atau gagasan penulisnya untuk mempengaruhi para pembaca atau penontonnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa drama merupakan bentuk karya sastra yang mempunyai hubungan yang paling erat dengan situasi sosial.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Jaya Suciningrum
Abstrak :
Penelitian ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam cerpen Giawa Saryuk karya Choe Seohae beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam cerpen Giawa Saryuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis secara deskriptif dan close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks. Dalam hal ini, latar belakang sejarah pun dipertimbangkan sebagai dasar analisis. Dalam cerpen Giawa Saryuk, terdapat tiga kritik yang ditujukan kepada pemerintah Jepang, masyarakat Korea dan Manchuria, dan keadaan sekitar. Selain itu, Choe Seohae menggunakan tiga cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam cerpennya tersebut. ......This research discusses the social critics and the writer?s method of telling his critics in the short story, Giawa Saryuk by Choe Seohae. The aim of this research is to point out all of the social critics, and to show how the writer presents it in the short story. This research is using sociology literature approache. The research method used in this study is qualitative method with descriptive analysis and close reading method with all its analysis refers to the text. Historical background is considered as a basis a well. There are three critics for the government of Japan, Korean and Manchuria society, and the surrounding environment within the short story. From this research, we also know that writer uses three distinctive style to present his critics.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahiendra
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis unsur sosio-kultural di dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur di dalam novel Cumbuan Sabana yang dikarang oleh Gerson Poyk. Tujuannya adalah mengetahui unsur-unsur budaya Nusa Tenggara Timur yang terdapat didalam novel Cumbuan Sabana. Dari penelitian ini diperoleh beberapa unsur kebudayaan Nusa Tenggara Timur, yaitu perkawinan secara adat Nusa Tenggara Timur, tari -tarian Nusa Tenggara Timur, seperti tari padoa, tari kebalai, tari Lego-Lego, dan tari Likurai serta alat musik khas Nusa Tenggara Timur, yaitu Sasando. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah unsur budaya di dalam novel Cumbuan Sabana yang dilihat dari tema, tokoh, alur, dan latar sosialnya digambarkan untuk mengenalkan budaya Nusa Tenggara Timur kepada masyarakat. ...... This undergraduate thesis analyzes the socio cultural aspects of the East Nusa Tenggara society in the novel Cumbuan Sabana by Gerson Poyk. The purpose is to know the elements of culture NTT contained in the novel Cumbuan Sabana. From this study obtained some cultural elements of East Nusa Tenggara, Customary marriage of East Nusa Tenggara, East Nusa tenggara dances, such as Padoa dance, Kebalai dance, Lego Lego dance, and Likurai dance and musical instruments typical East Nusa Tenggara, namely Sasando. The conclusion out of this analysis is the cultural aspects in the novel Cumbuan Sabana is seen from theme, characters, plot and social background are described for introducing to the people of East Nusa Tenggara.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S70087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Jasmine
Abstrak :
Skripsi ini membahas novel karya Remy Sylado yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sosial pengarang sebagai pisau pembedahnya. Hasil temuan ini menyatakan bahwa novel mencerminkan kritik sosial pengarang terhadap pengaruh budaya yang dibawa pemerintah Orde Baru pada masyarakat masa Reformasi. Kritik pengarang tersampaikan melalui peristiwa dalam novel yang memiliki kemiripan peristiwa yang terjadi pada masa Soeharto menjadi presiden, meliputi penyerobotan tanah, pembungkaman aktivis, pembunuhan, penyuapan, dan korupsi. Penelitian ini membuktikan bahwa Remy Sylado melalui karyanya ingin menyuarakan kritik terhadap budaya pada masa Orde Baru yang menciptakan praktik KKN dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat. ......This thesis discusses the novel by Remy Sylado entitled Kerudung Merah Kirmizi. This research uses sociology literature approach with the author 39 s social critique as a medium. The results of this study prove social criticism in the novel reflects the cultural influences brought by the New Order government to people 39 s lives in the early Reformation. The author 39 s criticisms are seen from events in novels that bear the resemblance of events that occurred during Soeharto 39 s presidency, including land usurpation, activist coertion, murder, bribery, and corruption. This study proves that Remy Sylado uses his work to criticize the the culture of the New Order era which created practices of KKN and violence in community life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Valentina
Abstrak :
Penelitian ini mengangkat dua poin permasalahan yaitu apakah penggambaran ijime dalam manga Naruto merupakan refleksi dari kondisi ijime di dunia nyata dan apakah dampak dari ijime terhadap tokoh Gaara. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ijime dalam manga Naruto merupakan sebuah refleksi kondisi ijime nyata serta untuk menganalisis dampak yang diakibatkan oleh tindakan ijime terhadap tokoh Gaara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan melakukan studi pustaka. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Sedangkan, untuk menjawab permasalahan penelitian, penulis menggunakan teori Ian Watt mengenai sastra sebagai cerminan kondisi sosial budaya masyarakat dan teori sosial milik Hagan yang menyatakan bahwa fungsi masyarakat sebagai pembentuk sifat "baik" atau "jahat" dalam diri individu. Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Manga Naruto dapat merefleksikan kondisi ijime di dunia nyata dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya kesamaan penyebab, pelaku, bentuk tindakan, dan dampak yang ditimbulkan dari ijime yang digambarkan dalam Naruto dengan kondisi ijime nyata. (2) Dampak yang ditimbulkan oleh ijime pada tokoh Gaara adalah terjadinya perubahan pada watak tokoh tersebut. Selain itu, perubahan watak tersebut juga turut mempengaruhi penilaian Gaara mengenai keluarga, hubungan cinta kasih, serta makna keberadaan dirinya di masyarakat.
The main focuses of this study are to analyze whether the ijime described in Naruto manga is a reflection of the ijime in the real world, and also to analyze the impact of ijime for the character Gaara in the manga. This study objectives are to prove that ijime described in Naruto is a reflection of ijime in reality and to analyze the impact of ijime for Gaara as a victim. This study used a sociological literature approach and based on primary and secondary data sources. In addition, the study method is analytical descriptive. Moreover, this study used two grand theories, including Ian Watt_s theory about literature as a reflection of society's social culture and Hagan's social theory, which emphasizes the function of people in one society as a decider whether a person will be a "good one" or "bad one". Based on this study, it can be concluded that: (1) Naruto manga could be a good reflection of ijime's condition in reality. This fact can be proven by comparing the cause of ijime, people who do the ijime, varieties of actions, and the impact caused by ijime for the victim. (2) The impact caused by ijime for Gaara is the personality's changes of the character. Moreover, those changes also influenced Gaara's perspective about family, love relation, and the meaning of his existence in society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marina A. Sofjan
Abstrak :
Manusia adalah zoom politikon, makhluk sosial yang hampir dalam setiap aktivitasnya membutuhkan manusia lain. Namun, dalam bersosialisasi, manusia terkadang tidak mampu mengontrol dorongan-dorongan irasional dalam dirinya sehingga dapat menghancurkan manusia lain. Sisi Homo homini lupus dalam diri manusia ini diangkat oleh Tilman Rohrig dalam karyanya In dreihundert Jahren vielleicht. Ia melihat kenyataan di sekelilingnya bahwa sekelompok manusia senantiasa menghancurkan sekelompok yang lain. Melalui skripsi ini ditunjukkan apa-apa saja yang mempengaruhi Tilman Rdhrig dalam menulis roman tersebut serta kritik_kritiknya terhadap hubungan antarmanusia. Rohrig menyampaikan kritik-kritiknya melalui judul romannya yang ironis dan melalui beberapa peristiwa di dalam roman itu sendiri. Ia memperlihatkan dalam In dreihundert Jahren vielleicht bahwa perang tidak saja membuat para serdadu kehilangan rasa prikemanusiaan, tetapi juga membuat penduduk desa Eggebusch menderita dan tidak dapat bersosialisasi dengan baik. Dari uraian-uraian seluruh bab, dapat disimpulkan bahwa manusia mempunyai dua kecenderungan yang saling bertolak belakang yaitu: zoon politikon dan horno homini lupus. Jika manusia tidak dapat mengendalikan dorongan-_dorongan irasionalnya, maka ia akan menjadi homo homini lupus. Melalui In dreihundert Jahren vielleicht, Rohrig mencoba mengingatkan kepada kita agar menggunakan akal budi, menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama dan toleransi, untuk mengontrol dorongan-dorongan irasional tersebut, dan kemudian bersama-sama berusaha mewujudkan perdamaian di muka bumi.
2000
S14802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvira Liza Putri
Abstrak :
Film merupakan salah satu media hiburan yang digemari masyarakat. Selain sebagai media hiburan, film juga memiliki fungsi lain seperti sarana penyampaian kritik sosial ataupun pemaparan suatu peristiwa sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dogani merupakan salah satu film Korea yang menceritakan tentang salah satu pristiwa penganiayaan dan kekerasan seksual terhadap siswa tuna rungu di Korea yang dilakukan oleh kepala sekolah dan beberapa guru sekolah disabilitas tersebut. Melalui film ini dapat terlihat adanya masalah moralitas yang terjadi masyarakat Korea saat itu. Jurnal ini akan membahas masalah moralitas apa saja yang terdapat dalam film Dogani melalui pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Berdasarkan analisis, penulis menemukan bahwa film Dogani mampu mengangkat masalah moralitas yang ada di masyarakat Korea, antara lain berupa kekerasan seksual dan penganiayaan yang dilakukan oleh orang yang berkuasa terhadap orang yang dianggap lemah. Hal ini juga dapat dilihat sebagai kritikan bagi ketidakadilan hukum yang ada di Korea.

Kata kunci       :  film, moralitas, penganiayaan, kekerasan, seksual


Over the years, movie or film has grow into one of people`s choice of entertainment. That aspect aside, movie often used as social critism nor an explaination of social issue. Dogani is a movie about abusive and violent act in school filled with disabled kids. Those violent acts carried by the headmaster and teachers in that school. Through this film we can see morality issue that happened in South Korea, as this movie based on true story. This journal will discuse those issues by literature sociology method. The method used is qualitative method by literature method. According to this research, the writer can see that Dogani movie is able to raise morality problems in Korean society, such as violent acts and sexual abuse carried by people who have power to weak people. It also can be a criticism to injustice law that happened in Korea.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyok Sabar Waluyo
Abstrak :
Tesis ini membahas kedirian (self-consciousness) yang darinya dihasilkan tindakan dan perilaku sebagai rujukan ditemukannya identitas tokoh dalam novel The Namesake karya Jhumpa Lahiri. Tesis menggunakan metode deskriptif dan tinjauan sintagmatik dan paradigmatik sebagai alat untuk menjelaskan serta menganalisis permasalahan. Untuk menganalisis digunakan teori utama yaitu teori Erik H. Erikson mengenai identitas pada usia remaja dalam buku Identity : Youth and Crisis. Kedirian yang tumbuh sebagai hasil pengolahan diri yang berpadu dengan pengalaman di lingkungan sosial menyebabkan seseorang bertindak dan berperilaku yang dijadikan rujukan ditemukannya identitas diri seseorang. ......This thesis discusses a self-consciousness from which reveals behaviors and actions. This behaviors could be as a reference to indicate the character?s identity in Jhumpa Lahiri?s novel The Namesake. This thesis uses descriptive method to elucidate the discussion. It is also syntagmatic and paradigmatic review used to gain the description of self-consciousness in forming the personal identity. The study of Erik H. Erikson?s theory of identity for adolescent written in his book Identity: Youth and Crisis is used to analyse the problems. The revealed self-consciousness as a result of self-experiences and social interactions affords the personal identity. This thesis concludes that the self-consciousness could be as references to indicate a personal identity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>