Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zarra Nurannisa
"Penelitian ini mengkaji penggunaan kata dalam lirik lagu Na, Sigani Dēlgétji, dan Haengbok oleh Park Won, Loco, dan Ovan dalam kaitannya dengan kondisi sosial generasi muda Korea Selatan di tahun 2000-an. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana unsur menyerah direpresentasikan dalam ketiga lagu tersebut menggunakan metode deskriptif-analitis dengan tinjauan sosiolinguistik berupa analisis semantik medan makna untuk mengaitkan kata benda, kata kerja, dan kata sifat tertentu dalam lirik ketiga lagu yang memiliki kaitan dengan keadaan sosial terkait sikap menyerah generasi N-po. Penelitian ini menemukan lima kata sifat dalam lagu Na, dua kata sifat, satu kata benda, dan satu kata kerja dalam lagu Sigani Dēlgétji, dan tiga kata kerja, satu kata benda, dan satu kata sifat dalam lagu Haengbok yang memiliki relasi makna dengan enam komponen makna yang menyusun empat tipe menyerah yang merepresentasikan makna paradigmatik kata `menyerah`. Lalu, terdapat kata `힘들다 (sulit)` yang menjadi kata sifat representatif dalam ketiga lagu dan juga digunakan oleh generasi muda Korea Selatan tahun 2000-an untuk menjelaskan 인간관계의 포기 (menyerah terhadap interaksi sosial), 연애의 포기 (menyerah terhadap hubungan asmara), dan 꿈의 포기 (menyerah terhadap mimpi) yang merupakan tiga dari tujuh (atau lebih) hal yang rela dikorbankan oleh generasi N-po
This study analyzes the use of words in the lyrics of Na, Sigani Dēlgétji and Haengbok by Park Won, Loco, and Ovan in their relation to the social condition of South Korean youth in the 2000s. This study aims to analyze how giving up tendencies are represented in the three songs using descriptive analysis method, through a sociolinguistics approach which is the semantic analysis of lexical field to connect the use of certain nouns, verbs and adjectives in the three songs to the social condition of the N-po generation or the give-up generation. The findings were five adjectives in Na, two adjectives, one noun and one verb in Sigani Dēlgétji, and three verbs, one noun and one adjective in Haengbok which were related to six semantic features constructing the four types of giving up which represents the paradigmatic relation to the word `give up`. The word `힘들다 (difficult)` is the representative adjective found in the three songs as well as used by the South Korean young generations in the 2000s to elaborate the behavior of giving up social interactions, romantic relationships and dreams which are three of seven (or more) things they give up on.
Key"
Lengkap +
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul : Korea Foundation: Seoul Selection, 2011
784.4 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadi Pradana
"ABSTRAK
Lirik-lirik lagu K-Pop merupakan salah satu medium untuk menyebarkan dan melanggengkan budaya patriarki. Studi-studi sebelumnya telah membahas mengenai patriarki dalam budaya musik populer seperti musik rock, rock and roll, pop, musik Indonesia, dan juga K-Pop. Penelitian ini melihat pada bagaimana penggemar lagu K-Pop di Indonesia memaknai lirik-lirik lagu K-Pop yang berisi nilai-nilai patriarki lewat terjemahan lirik lagu terkait. Berangkat dari konsep Stuart Hall 1991 mengenai situated audiences, artikel ini berargumen bahwa penggemar K-Pop di Indonesia merupakan pembaca yang tersituasi secara hegemonic-dominant pada lirik lagu mengenai perempuan pasif, negotiated pada lirik lagu mengenai perempuan yang melakukan balas dendam pada pacarnya, dan oppositional pada lirik lagu yang merendahkan perempuan secara vulgar, dan bergantung pada struktur makna individu. Temuan artikel ini adalah pembaca memaknai lirik lagu passive women secara hegemonic-dominant, lirik lagu distrust of women secara negotiational, dan lirik lagu derogatory naming and shaming of women dan sexual objectification of women secara oppositional. Artikel ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan berfokus pada studi gender karena banyak terdapat pembahasan mengenai reproduksi budaya patriarki dalam industri musik. Peneliti berfokus pada penggemar musik K-Pop di Indonesia.

ABSTRACT
K-Pop lyrics are one of many mediums to perpetuating and spreading patriarchal culture. Previous studies have discussed patriarchy on popular culture music such as rock, rock roll, pop, Indonesian pop, and also K-Pop. This article discussing on how Indonesian K-Pop fans interpreting K-Pop patriarchal lyrics based on the translation. Using Stuart Hall rsquo;s 1991 situated audiences concept, this article argue that K-Pop fans interpreting with hegemonic-dominant toward the lyrics implying passive women, negotiated toward the lyrics about a woman who took revenge againts her boyfriend, dan oppositional toward the lyrics that are sexually degrading to women depends on their meaning structures. This article rsquo;s findings are readers interpret lyrics about passive women with hegemonic-dominant, lyrics about distrust of women with negotiational, and lyrics about derogatory naming and shaming of women with oppositional. This study is written based on qualitative approach with in-depth interview to collects data, and focused mainly on gender studies due to many discussion about reproduction of patriarchal culture on music industry and also on Indonesian K-Pop fans. "
Lengkap +
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Putera Buana
"Penelitian ini mengkaji tentang makna kedewasaan dalam lirik lagu Eoreun Ai (어른 아이, Kidult) oleh Seventeen dengan analisis semiotika Roland Barthes. Makna yang diperoleh melalui analisis ini adalah konotasi, denotasi, dan mitos. Pertanyaan dari penelitian ini adalah bagaimana makna kedewasaan yang direpresentasikan pada lirik lagu Eoreun Ai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif dengan sumber data primer lirik lagu Eoreunai dan sumber data sekunder berupa penelitian terdahulu, serta kamus Bahasa Korea. Hasil analisis menyimpulkan bahwa makna kedewasaan pada realitas masyarakat Korea adalah orang dewasa tidak selalu menutup-nutupi dan menyembunyikan emosi yang dirasakannya serta memiliki kendali dalam pengekspresian emosi secara berlebihan.

This research examines the meaning of maturity in the lyrics of the song Eoreun Ai (어른 아이, Kidult) by Seventeen with Roland Barthes' semiotic analysis. The meanings obtained through this analysis are connotation, denotation and myth. The question of this research is how the meaning of maturity is represented in the lyrics of the song Eoreun Ai. The research method used is a qualitative method with an interpretive approach with primary data sources of Eoreunai song lyrics and secondary data sources in the form of previous research, as well as a Korean language dictionary. The results of the analysis conclude that the meaning of maturity in the reality of Korean society is that adults do not always cover up and hide the emotions they feel and have control over expressing emotions excessively.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Suk-gyong, 1937-
Seoul: Dongmunsa, 1997
KOR 781.629 57 KIM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yi, Yong-sik, 1966-
Gyung Gido Korea: Fip Mun Dang, 2005
KOR 781.795 7 YIY h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library