Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Putra Nugraha
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sudut kemiringan pada proses pemisahan gravitasi menggunakan metode meja getar terhadap ukuran partikel bijih besi. Bijih besi merupakan salah satu mineral tambang yang keberadaannya cukup besar di Indonesia, sehingga mempunyai berbagai macam cara untuk proses pengolahan mineralnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode meja getar pada lima sudut kemiringan meja yang berbeda yaitu 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; dan 2,5 derajat dengan kecepatan aliran air dan stroke adalah konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut kemiringan meja getar dan ukuran partikel memiliki pengaruh terhadap proses pemisahan gravitasi dengan metode meja getar. Berat concentrate dan tailing dihitung dengan metode kehilangan berat dari feed pada awal proses sedangkan kadar Fe total dan Fe2+ dihitung dengan menggunakan metode titrimetri yang menunjukkan penurunan nilai Fe total dengan adanya pertambahan sudut kemiringan di daerah concentrate namun nilai Fe2+ cenderung tetap. Selain itu, Fe total dan Fe2+ digunakan untuk menentukan kadar mineral magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), dan recovery secara kuantitatif. Adanya senyawa-senyawa besi secara kualitatif ditentukan dengan menggunakan alat XRD (X-Ray Diffraction). Ukuran partikel dan hasil recovery dalam proses pemisahan gravitasi menjadi sangat penting karena untuk menentukan keefektifan proses pengolahan mineral bijih besi. ......This study aimed to study the effect of tilt angle on the gravity separation using shaking table for iron ore particle size. Iron ore is one of the minerals that sizeable presence in Indonesia, so as to have a variety of ways to mineral processing. The study was conducted using a shaking table method in five different tables tilt angle of 0.5; 1.0, 1.5, 2.0, and 2.5 degrees with the water flow rate and stroke was constant. The results showed that the angle of the shaking table and the particle size have an influence on gravity separation process with shaking table method. Heavy concentrate and tailings calculated by weight loss method of feed at the beginning of the process, while the levels of total Fe and Fe2+ calculated using the titrimetric method showed a decrease in total Fe values with the increase in the angle of concentrate. However, Fe2+ values were likely to remain. In addition, total Fe and Fe2+ were used to determine the mineral content of magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3), and quantitative recovery. The presence of iron compound was qualitatively determined using a XRD (X-Ray Diffraction). The particle size and yield recovery in gravity separation process become very important as to determine the effectiveness of iron ore mineral processing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Salsadilla
Abstrak :
Urinalisis merupakan test kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai zat-zat yang terkandung dalam urine, yang bertujuan untuk mendeteksi suatu kondisi medis. Salah satu instrumen urinalisis yang umum digunakan adalah Strip Uji Urine. Strip uji urine menggunakan prinsip kolorimetri, yaitu teknik yang digunakan untuk mengukur kadar suatu substansi dengan cara menganalisa intensitas warnanya. Implementasi kolorimetri pada urinalisis berada pada perubahan warna dari bantalan reagen yang berada pada strip uji, ketika bereaksi dengan zat yang terkandung dalam urine. Umumnya interpretasi perubahan warna strip uji urine dilakukan dengan kasat mata, hal ini mengakibatkan rentan terjadi kesalahan interpretasi. Oleh karena itu, penelitian mengenai penggunaan kamera ponsel pintar dan strip uji urine sedang ramai diteliti. Namun, penelitian umumnya dilakukan hanya mencakup pengukuran pada satu parameter saja. Pada penelitian ini, penulis merancang sistem kolorimetri Multi-Output untuk urinalisis dengan memanfaatkan strip uji urine dan ponsel pintar. Sistem pemodelan Multi-Output ini dirancang menggunakan arsitektur model AlexNet, dengan menghasilkan pengkuran tiga parameter secara simultan. Dengan Sistem prediksi Multi-Output kadar Leukosit, Berat Jenis, dan pH pada urine berhasil dirancang dengan performa yang baik. Performa model klasifikasi menghasilkan nilai 99% pada seluruh analit. Performa model regresi menghasilkan nilai RMSE 0.0013 untuk analit Specific Gravity, dan 0.1126 untuk analit pH. Performa regresi menghasilkan nilai R2 0.9730 untuk analit Specific Gravity, dan 0.9787 untuk analit pH. System urinalisis Multi-Output menawarkan fungsi yang efisien dengan performa yang baik, namun dengan waktu komputasi yang lebih singkat. ......Urinalysis is a medical test used to examine information about various substances contained in urine. Urinalysis is generally used as a diagnostic tool that aims to detect or monitor a medical condition. One of the commonly used urinalysis instruments is the Urine Test Strip. Urine test strips use the principle of colorimetry. Colorimetry is a technique used to measure the level of a substance by analysing its color intensity. The implementation of colorimetry in urinalysis lies in the change in color of the reagent bearing on the test strip when it comes into contact with substances contained in the urine. Generally, the interpretation of changes in the color of a urine test strip is done by naked eye, however, this method is prone to misinterpretation. For this reason, research on the use of smartphone cameras and urine test strips is being actively studied. However, research that is generally carried out only includes measurements on one parameter. In this study, the authors designed a Multi-Output colorimetric system for urinalysis by utilizing urine test strips and smartphones. The system is designed to detect three parameters at once, in contrast to one-parameter Deep Learning modeling, this Multi-Output modeling can produce three parameters measurements simultaneously. By using the AlexNet model architecture, the Multi-Output Prediction System for Leukocyte levels, Specific Gravity, and pH in urine was successfully designed with good performance. The performance of the classification model resulted in a value of 99% for all analytes. The performance of the regression model yielded an RMSE value of 0.0013 for the Specific Gravity analyte, and 0.1126 for the pH analyte. Regression performance produces an R2 value of 0.9730 for the Specific Gravity analyte, and 0.9787 for the pH analyte. Multi-Output urinalysis systems offers a more comprehensive evaluation compared to single-output systems. Deep Learning Multi-Output system offers efficient functions with good performance with shorter processing time.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erizka Ramdhiani
Abstrak :
Pembangunan infrastruktur dan jalan perlu dilakukan seiring dengan berkembangnya populasi, termasuk di wilayah lahan gambut. Tanah gambut merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik khusus, seperti tingginya kompresibilitas, kadar air, dan kadar organik yang membuatnya memiliki daya dukung yang rendah. Selain itu, karena kadar karbon yang dimilikinya tinggi menyebabkan lahan gambut mudah terbakar. Uji laboratorium dilakukan berdasarkan kondisi tersebut dengan menggunakan fly ash yang berasal dari sisa pembakaran tanah gambut yang digunakan sebagai bahan stabilisasi. Sebuah studi mengenai pengaruh penambahan kadar fly ash pada tanah gambut dengan membandingkan hasil dari pengujian CBR (California Bearing Ratio). Perbedaan kadar fly ash (yaitu 15, 20, dan 25%) ditambahkan pada tanah gambut pada kadar air optimum dengan menambahkan 5% semen Portland untuk setiap sampel dengan variasi masa peram selama 2 jam, 1 hari, 3 hari, dan 7 hari. Perubahan ditinjau dalam specific gravity, tingkat keasaman, dan struktur mikroskopisnya. Hasil CBR menunjukkan bahwa tanah gambut mengalami peningkatan kekuatan seiring dengan penambahan kadar fly ash beserta lamanya masa peram. Nilai CBR tertinggi yang didapatkan adalah sebesar 5.36% untuk kondisi unsoaked dan 6.35% untuk kondisi soaked. Selanjutnya, berdasarkan hasil tersebut, tanah gambut yang sudah distabilisasi dapat digunakan sebagai subgrade. ......Due to population growth, it has become necessary to have infrastructure facilities and road construction everywhere, including in the peatland area. Peat has typical characteristics, such as high compressibility, moisture content, and organic content that make it has a low bearing capacity. Moreover, because of its high carbon content, peatland is easily to put on fire. Laboratory tests were carried out according to these conditions by using peat burning remains as fly ash to stabilized peat soil. A study on the influence of fly ash addition in peat soils was done by comparing the result from CBR (California Bearing Ratio). Different percentages of fly ash (i.e. 15, 20, and 25%) were added into peat soil at optimum moisture content amidst 5% of Portland cement for each sample with a variety of curing time of 2 hours, 1 day, 3 days, and 7 days. Changes were observed in specific gravity, acidity, and the microscopic structure. The CBR test results show that the peat gained strength due to the addition of different percentages of fly ash as well as the increase of curing periods. The highest value of CBR is 5.36% for unsoaked condition and 6.35% for soaked condition. Furthermore, according to the results, the peat soil can be used as a subgrade.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library