"
ABSTRAKPada zaman Muromachi (1333-1573), masyarakat golongan sosial bawah, terutama petani desa, mengalami penderitaan sebagai akibat perang Nanbokuchoo, perang Onin, dan perang zaman Sengoku. Penderitaan ini menimbulkan gejolak dalam golongan sosial bawah untuk mencurahkan keluhan-keluhan serta membangkitkan semangat kritis yang diwujudkan dalam pembentukan Gosonrengoo dan pemberontakan Gekokujoo. Seiring dengan kondisi sosial yang kacau, drama kyoogen menjadi drama yang dapat mensublimasikan keluhan-keluhan golongan sosial bawah. Kemudian, esensi semangat kritis melalui Gosonrengoo dan Gekokujoo, yaitu rakyat bersatu dan menciptakan rasa kebersamaan di kalangan golongan sosial bawah, diangkat menjadi setting cerita drama Kyoogen.
ABSTRACTIn Muromachi period (1333-1573), lower social class society, especially rural farmers, have suffered as result of Nanbokuchoo war, Onin war, and Sengoku war era. This suffering has brought upon turmoil in the lower social classes to devote their complaints and generate critical spirit embodied in the establishment and rebellion of Gosonrengoo Gekokujoo. Along with the chaotic social conditions, kyogen drama becomes a drama that could sublimate complaints of lower social classes. Then, the essences of a critical spirit through Gosonrengoo and Gekokujoo, that is, united people and creating a sense of community among the lower social classes, were made to become the setting of story of Kyoogen."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, ], 2016