Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benny Widjaja
Abstrak :
Sistem Boiler merupakan sistem yang melibatkan banyak variabel dan ketidak linieran. Pemodelan pada sistem boiler dilakukan untuk mendapatkan model dinamika. Model dinamika yang didapat merupakan persamaan yang memiliki sifat non liner. Proses linierisasi perlu dilakukan untuk mendapatkan persamaan-persamaan yang bersifat linier. Dari model dinamika dapat diketahui pengaruh perubahan laju masukan air, laju bahan bakar, laju keluaran uap terhadap tekanan pada drum dan ketinggian air dalam drum. Bagian dekopling diperlukan untuk memisahkan pengaruh silang antara variabel-variabel keluaran yang sedang dikendalikan. Sistem kendali adaptif dapat melakukan proses penataan secara terus menerus dengan adanya bagtan estimator yang berfungsi untuk mengestimasi nilai-nilai parameter sistem yang sedang dikendalikan. Hasil estimasi digunakan untuk menala ulang parameter-parameter pada sistem kendali. Pole Asignment. Pengendali Pole Asignment digunakan untuk memperbaiki respon sistem yang sedang dikendalikan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes David Kristianto
Abstrak :
ABSTRAK
Trend pasar otomotif yang sangat baik dewasa ini membawa implikasi positif bagi lndustri busi. Permintaan yang meningkat harus diimbangi dengan pemeliharaan, pengendalian, dan peningkatan kualitas produk untuk kepuasan konsumen.

Studi kasus terhadap kegagalan produk bus yang terjadi di sebuah perusahaan manufaktur busi ini dimaksudkan untuk melakukan suatu analisis kegagalan agar dapat diidentifikasi penyebab kegagalan yang terjadi dan sekaligus merekomendasikan langkah-langkah pencegahan agar kegagalan serupa tidak terjadi lagi di masa rnendatang.

Melalui pengamatan visual analisis makroskopik kekerasan, analisis mikroskopik mikrostruktur dan bantuan studi literatur diperoleh penyebab terjadinya kegagalan adalah ketidaksempurnaan dalam fabrikasi dan produksi Serta ketidaksempurnaan material. Perlakuan intercritical annealing yang selama ini dilakukan memberikan kontribusi kekerasan yang minimum yang menyebabkan material mengalami kegagalan saat assembly. Di samping itu rata-rata nilai kekerasan pada daerah sekitar permukaan material yang lebih rendah dibandingkan bagian sekitar inti/pusat memberikan kontribusi terjadinya kegagalan.

Melalui analisis kegagalan ini diberikan pula rekomendasi perbaikan kuantas proses produksi melalul dilakukannya proses full-annealing dan perlakuan case hardenng secara carbonitriding.

Selain itu ilmu statistik di sini juga memiliki peranan penting di dalam pengendalian dan peningkatan kualitas produk. Penerapan metode sampling penerimaan MIL STD 1050 yang benar dan tepat akan sangat menolong produsen dalam mengenali kualitas produk buatannya sekaligus menentukan tindakan lanjutan yang diambil berkenaan dengan kualitas produk tersebut.
2000
S41611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Handhar Beni
Abstrak :
Dalam sistem pemanas yang digunakan di industri, ada beberapa sistem salah satunya sistem pemanas uap. Pada sistem pemanas uap, alat yang digunakan untuk membuat yaitu ketel uap. Ketel uap adalah sebuah alat untuk memproduksi uap panas bertekanan yang melalui proses pemanasan air hingga mendidih. Untuk membuat air menjadi mendidih diperlukan proses pembakaran. Dalam praktik keinsinyuran ini, membahas tentang perawatan ketel dan K3L pengoprasian ketel. Dalam perawatan preventif dan K3L peongoprasian ini bertujuan menghemat biaya perawatan bulanan, mencegah kerusakan unit, dan mencegah terjadinya bahaya dalam pengoprasian ketel. Beberapa bagian yang harus di analisa dalam perawatan yaitu air umpan, bahan bakar dan komponen ketel. Dan K3L dalam pengoprasian harus diperhatikan karna masi banyak kasus kecelakaan yang terjadi akibat dari kurangnya pelindung diri, sistem keamanan yang kurang, dan unit ketel yang kurang keamanannya. Hasil analisa praktek keinsinyuran ini didapat dari data kualitas air dan kinerja pada setiap komponen ketel. Serta untuk K3L pengoprasiannya dilihat dari sistem operasionalnya dan keamanannya. Agar terhindar dari kecelakaan kerja pada operasional. ......Several heating systems are used in the industry, one of which is the steam heating system. In this system, the tool used to create the steam is a boiler. A steam boiler is a tool to produce pressurized hot steam, which goes through the water heating process until it is evaporated. A combustion process is needed to create boiled water. This study discusses the maintenance of boiler and security, safety, health, and environment related to the boiler operation. The preventive maintenance and safety measures for boiler operation are performed to minimize operational costs, prevent unit damages, and prevent any potential hazards in operating the boiler. In addition, the safety measures should be conducted under tight supervision as many accidents occur due to a lack of personal protection, minor security systems, and an unsafe boiler unit. The results are obtained from the water quality data and the performance of the boiler’s components. Also, for the safety measures, the operational and safety systems are appropriately monitored to avoid work accidents during operation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chattopadhyay, P.
New York: McGraw-Hill, 2001
621.183 CHA b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Garcia-Borras, Thomas
Houston: Gulf Publishing Company, 1983
R 621.18 GAR m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang kegagalan yang terjadi di sistem boiler feed water (BFW) di sebuah industri petrokimia. Kegagalan terjadi akibat adanya penipisan lokal pada ujung saluran injektor inhibitor dari pipa BFW, yang menyebabkan pipa mengalami kebocoran. Untuk mengetahui penyebab kegagalan, dilakukan pengujian-pengujian menurut prosedur umum analisis kegagalan, yang mencakup pengujian-pengujian kekerasan, komposisi kimia, fraktografi/metalografi, produk korosi, polarisasi, efek pH, dan simulasi aliran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan, komposisi kimia, dan struktur mikro pipa sesuai dengan spesifikasi material yang digunakan (ASTM A 106 grade B). Hasil pengujian produk korosi menunjukkan bahwa permukaan pipa terkorosi karena produk korosi mengandung elemen-elemen yang korosif. Pengujian polarisasi dan efek pH membuktikan bahwa laju korosi menurun dengan penambahan inhibitor dan peningkatan pH pada BFW. Pengujian simulasi menunjukkan bahwa terjadi turbulen pada aliran yang melewati nozzle check valve, tetapi pada ujung saluran injektor inhibitor tampak adanya daerah depresi dengan arah terbalik. Berdasarkan hasil pengujian-pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa karena lokasi ujung injektor yang terletak di daerah depresi aliran, terbentuk caustic sebagai akibat reaksi antara inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) dengan air (BFW). Caustic menyebabkan ujung saluran injektor menjadi getas (embritllement) sehingga dengan aliran air yang rendah saja sudab dapat melepas lapisan caustic di ujung saluran injektor. Untuk menghindari terjadinya caustic pada ujung saluran injektor inhibitor, maka posisinya disarankan untuk dijauhkan dengan jarak minimum 4 kali diameter luar pipa BFW, yaitu 1300 mm dari sumbu check valve. Dari simulasi aliran untuk jarak tersebut bebas dari daerah depresi aliran dan inhibitor langsung terbawa dan larut (diluted dengan BFW yang mengalir), dengan posisi pipa injektor tegak (90°).
The thesis is to investigate the failure happened in a boiler feed water (BFW) system of a petrochemical industry. The failure happened as cause of local thinning at the vicinity of inhibitor injector of BFW pipe, which cause the pipe leaked. To find out the causes of the failure, some tests have been carried out based on the general procedure of failure analysis, which consist of hardness testing, chemical composition, fractography / metallographic, corrosion products, polarization, pH effects, and flow simulation. Hardness Testing, chemical composition and micro structure show that the pipe material used are in accordance with the standard specification (ASTNE A 106 grade B). The test result of corrosion products show that the pipe surface corroded because the corrosion products contain corrosive elements. Tests of polarization and pH effects proved that the corrosion rate decrease by adding inhibitor and increase pH value. Test of flow simulation show that turbulence-created after the flow passed the nozzle check valve, but at the vicinity of inhibitor injector seem to be a depression area with a reversed flow. Based on these tesis, it is concluded that the inhibitor injector located at the depression area, which created caustic as the chemist reaction between inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) and water (BFW). The caustic cause the vicinity of inhibitor injector become brittle, then only with low velocity of flow, the caustic layer can be removed. Avoiding caustic happen at the vicinity of inhibitor injector, it is proposed that the inhibitor injector is located at least 4 times outside diameter of BFW pipe, i.e. 1300 mm, from the check valve axis. Results of flow simulation of some injector designs at the distance of 1300 mm, show that the injector is free from depression area and the inhibitor is diluted directly with flowing BFW, with the injector is vertical to the BFW pipe (90°).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Banyak proses yang telah diterapkan pada dunia industri dalam mengubah ukuran partikel, dari partikel kecil menjadi partikel besar, antara Iain dalam bentuk pellet, ekstruksi atau granular. Bentuk pellel memlliki kelebihan dari bentuk ekstruksi maupun granular yaitu Iebih kuat dan rapat, namun dari segi proses adsorbsi, proses pellet (binder, tekanan dan kaisinasi) justru mengurangi luas permukaan dan volume mikropori, yang menyebabkan pembatasan difusi sehingga kapasitas adsorbsi berl-
Dalam penelitian ini sebagai adsorben digunakan zeolit alam, mengingat potensi zeolit alam Indonesia yang besar dan ldelum dimanfaatkan secara maksimal. Zeolit yang digunakan adalah zeolit Lampung (ienis Clinoptiiolite) dan zeolit Malang (ienis Mordenile). Untuk memperbaiki kemampuan adsorbsinya, zeolit alam Indonesia ini lebih dahulu dimodilikasi clengan pertukaran kation. Zeolit Lampung direfluks pada suhu 100 “C dalam larutan CaCI2 SM selama 1x4 jam (selanjutnya disebul ZLT) dan zeolit Malang dlrefluks pada suhu 100 °C dalam larutan NaCl 3M selama 3x4 jam (selanjutnya disebul ZMT). Setelah dimodilikasi, ZLT dan ZMT dipelletkan, menggunakan air sebagai binder dan kalsinasi pada suhu 140 °C.

Penyisipan kation Ca” pada bukaan pori saluran cincin-8 dan cincin-10 dalam stmktur rangka Clinoptiioiite (ZLT), akan memperlukarkan dua kation lain yang bervalensi salu, sehingga saluran-saluran dalam struktur rangkanya lebih terbuka. Namun posisi kation Ca” pada bukaan pori cincin-8 dan cincin-10 tersebut menyebabkan mengecilnya ukuran bukaan pori, sehingga tidak memungkinkan masuknya molekul H20 ke dalam mikropori. Hal ilu kemungkinan menyebabkan terjadinya penurunan luas perrnukaan eksternal ZLT. Karena zeolit Lampung juga mengandung mineral Mordenite sebesar 31%vvt.['°' penyisipan kation Ca” juga menyebabkan berkurangnya kation-kation bervalensi satu, sehingga bukaan pori cincin-12 Iebih terbuka. Dengan ukuran tersebut, binder dengan mudah daot masuk ke dalam pori. Kemungkinan hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan luas mikropon ZLT.

Penyisipan kation Na* pada bukaan pori cincin-8 dan cincin-12 dalam struktur rangka mineral Mordenite (ZMT), selain meningkalkan luas perrnukaan totalnya juga menyebabkan terlulupnya sebagian bukaan porinya. Namun bukaan pori saluran cincin-12, masih cukup besar (sekitar 4.0 A°), sehingga memungkinkan sebagian besar binder yang ditambahkan hanya masuk ke dalam pori zeolit, sehingga luas mikropori menurun.

Karena ZLT memiliki luas permukaan eksternal yang lebih besar dan dugaan lebih banyak binder berada di permukaan ZLT danpada di permukaan ZMT, maka partikel-partikel ZLT lebih menggumpal saat dioetak. Keberhasilan pencetakan ini menyebabkan porositasnya mendrun (diameter pori mengecil). Sebaliknya untuk ZMT, partikel-partikelnya menjadi kurang menggumpal saat dicetak sehingga tekanan yang diaplikasikan menjadi kurang efektif, diameter porinya cenderung tetap.

Pellet ZLT memiliki kekuatan crushing yang lebih besar (posisi horizontal = 67.29 kg, posisi vertikal = 11.66 kg) daripada pellet ZMT {posisi horizontal = 54.58 kg, posisi vertikal = 3.45 kg), karena untuk komposisl binder yang sama, partikel-partikel ZLT yang berhasll direkatkan lebih banyak daripada partikel-partikel ZMT.

Pellet ZLT memiliki kapasitas adsorbsi yang lebih rendah (4.21E-05 g H20/g sampel) daripada pellet ZMT (1_05E-O4 g H20/g sampel). Hal ini karena pellet ZMT: a. memiliki luas permukaan total yang lebih besar, sehingga rnemungkinkan banyaknya tempat-tempat terjadinya adsorbsi_‘2'°'°°‘2' b. memiliki kadar Mordenite yang lebih tinggi dari zeolit Lampung, semakin banyak mineral Mordenite dalam suatu zeolit, semakin banyak saluran-saluran dan rongga dengan ukuran bukaan pori (6.5 x 7,0 A°) yang memungkinkan tertangkapnya rnolekul-molekul uap air.

Namun pellet ZLT dengan komposisi binder 25%. memiliki daya tahan yang paling balk dibandingkan bentuk granularnya maupun ZMT dan zeolit sintetis, karena memiliki bentuk yang lebih besar dan rapat sehingga lebih mampu menahan kondisi alctivasi dan regenerasi.'“"°]

Dari hasil ujl adsorbsi pertama dan kedua, zeolit Linde type A tetap memilki kapasitas adsorbsi dan bentuk (tidak Iuruhfberdebu) yang lebih baik daripada ZLT dan ZMT. Padahal zeolit sintetis ini memiliki luas pemiukaan total dan volume mikropori yang lebih rendah daripada ZLT maupun ZMT. Hal ini kemungkinan karena zeolit sintetis itu : a. memiliki aktivitas yang lebih balk terhadap komponen- kopmponen yang diadsorbnya b. memiliki bukaan pori yang cocok untuk dilalui molekul H20 c. tidak mengandung mineral-mineral jenis lain yang bersifat mengurangi kemampuan adsorbsinya. ZMT meniiliki bukaan pori yang mirip dengan zeolit Linde type A, tetapi mengandung mineral-mineral lain seperti Clirgoptilofite. Epistilbite dan Stilbitefml Demikian pula zeolit Lampung mengandung Heulandlte dan Stilbite_l‘°1 Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut, guna memperbaiki modilikasi zeolit, pemilihan binder, tekanan dan kalsinasi serla bentuk dan ukuran pellet.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Higgins, Alex
New York: McGraw-Hill Book Company, Inc., 1945
621.194 HIG b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>