Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustofa Rifki
Abstrak :
Analisis modal secara teoritis dan eksperimen dilakukan pada penelitian ini untuk mendapatkan parameter dinamik struktur, yaitu: periode getar, rasio redaman, dan mode getar. Objek struktur yang digunakan adalah Jembatan Teksas di Universitas Indonesia yang merupakan jembatan pedestrian tipe rangka baja sepanjang 84 m. Jembatan dimodelkan secara tiga dimensi dengan program SAP 2000 untuk mendapatkan periode getar dan mode getar jembatan secara teoritis. Free vibration test kemudian dilakukan untuk mendapatkan periode getar dan rasio redaman secara eksperimental. Pengukuran vibrasi menggunakan microtremor dengan sensor acceleration dan eksitasi berupa human induced vibration. Pada akhirnya eksperimen mampu mengidentifikasi empat dari lima mode pertama struktur utama jembatan. Periode getar dari hasil eksperimen menunjukkan hasil yang identik dengan periode hasil modelisasi dengan rata - rata periode hasil eksperimen lebih besar 15% dibandingkan periode hasil modelisasi. Berdasarkan hasil eksperimen rasio redaman jembatan didapat sekitar 2.2 %, hasil ini seusai dengan literatur yakni sekitar 2 - 3 %. ......Theoretical and experimental modal analysis were conducted in this study to obtain dynamic parameters of structure, such as: natural period, damping ratio, and mode shape. The object used is Teksas Bridge in Universitas Indonesia which is a 84 m long steel truss pedestrian bridge. The bridge was modeled in three dimensional using SAP 2000 to obtain natural period and mode shape theoretically. Free vibration test was then performed to obtain natural period and damping ratio experimentally. The structure excited by human induced vibration and then measured using microtremor with acceleration sensor. At the end, experiment were able to identify four of the five initial modes of major structure of the bridge. The natural period from experimental results showed identical results with the theoretical one, with experimental natural period 15 % average greater compared to theoretical natural period. According to experimental results, damping ratio of bridge were obtained about 2.2 % corresponding to literature which is about 2 - 3 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S81
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ekri Bill
Abstrak :
ABSTRAK
Pasir besi merupakan komoditi yang penting pada pengolahan industri besi dan baja didunia. Saat ini Indonesia masih mengimpor bahan baku industri besi dan baja dari negara luar seperti China, Brazil, Swedia, dan lainnya. Padahal, sumber daya pasir besi di Indonesia mampu untuk menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan industri ini. Namun, dalam prosesnya pengembangan industri pengolahan pasir besi memiliki banyak hambatan, baik dari segi teknis maupun non-teknis. Kekurangan penelitian tentang teknologi pengolahan pasir besi yang mumpuni masih menjadi faktor penghambat. Selain itu kandungan titanium yang ada pada pasir besi yang umumnya di Indonesia juga menjadi masalah yang teknis bagi pengembangan industri ini. Untuk itu diperlukan suatu penelitian tentang pengolahan pasir besi. Pada penelitian dilakukan suatu metode penggunaan ukuran partikel serta proses magnetik untuk melakukan preparasi awal suatu proses peningkatan kadar titanium dari pasir besi. Sampel awal pasir besi yang digunakan berasal dari daerah Tasikmalaya. Pada awalnya, pasir besi akan diberikan proses pengeringan selama 30menit untuk mengurangi kadar air dalam pasir besi tersebut. Setelah pengeringan selesai sampel dianalisis komposisi dengan menggunakan EDS. Kemudian sampel akan melalui tahapan pengayakan. Pada proses ini, pasir besi akan terpisah menjadi beberapa ukuran partikel, diantaranya 80#, 100#, 120#, 140#, 170#, dan 270#. Setelah itu sampel dilakukan uji EDS untuk melihat kadar titanium tertinggi. Kemudian sampel diberikan proses pemisahan secara magnetik dengan 3 variabel, yakni 0.5T, 1.3T, 1.8T. Setelahnya sampel dianalisis kembali kadarnya untuk kemudian memperoleh hasil peningkatan kadar titanium setelah proses-proses tersebut. Pada awal pengeringan, sampel memiliki kadar Ti sebesar 4.43%. Setelah melalui proses pengayakan, sampel dengan kadar titanium tertinggi adalah sampel yang memiliki ukuran partikel 270#, yakni sebesar 11.87%. Sampel ini kemudian menjadi sampel utama pada proses pemisahan magnetik. Pada proses pemisahan magnetik didapatkan terjadi penurunan kadar titanium pada penggunaan induktansi sebesar 0.5T dan 1.3T. Namun, pada saat penggunaan induktansi 1.8T, sampel mengalami peningkatan kadar Ti menjadi 14.22%.
ABSTRACT
Iron sand is an important commodity in the processing of iron and steel industry in the world. As we know, Indonesia still import raw materials of this industry from foreign countries, for example, China, Brazil, Sweden, etc. In fact, iron sand resources in Indonesia is able to be one of the alternatives resources in the development of this industry. However, the development of the iron sand processing industry has much barriers, both technical and non-technical. We can developed iron sand to be a potential source for titanium processing industry. Titanium processing industry in Indonesia itself is still rarely developed. This is because of some difficulties in the process. Shortage of research on developed technologies that capable and friendly to environtment is still a limiting factor. In addition the content of titanium in the iron sand is also being a technical problem for the development of this industry. This requires a deep study of the iron sand processing. In this research carried out a method using magnetic and particle size as well as the process of preparation of titanium extraction. Initial sample of iron sand used comes from Tasikmalaya region. First of all, the iron sand will be given the drying process for 30 minutes to reduce the water content in the iron sand. After that, the samples were analyzed its composition by using EDS. Then the sample will be sieving through 6 stages. In this process, iron sand will be separated into several particle sizes, such as 80 #, 100 #, 120 #, 140 #, 170 #, and 270 #. After that, the samples tested with EDS to see which sample has the highest levels of titanium content. Then the sample is given by the magnetic separation process with 3 variables, 0.5T, 1.3T, 1.8T.Last process is the samples were analyzed EDS for second time. At the beginning of drying, the samples had levels of 4.43% Ti. After going screening process, samples with 270# has highest titanium content, which is equal to 11.87%. Than this samples then become the main sample in the magnetic separation process. In the process of magnetic separation there are some decreased levels of titanium content in the use of an inductance of 0.5T and 1.3T. Howe
2017
S70162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdel-Sayed, George
New York: McGraw-Hill, 1994
624.217 ABD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Nugroho
Abstrak :
Dalam Proyek konstruksi jembatan baja khususnya pada jembatan girder baja dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap pengendalian biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS jembatan pada girder baja. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 dan Spesifikasi Khusus Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol 2017 BPJT yang berbasis risiko. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa 15 variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko. ......In the steel bridge construction project, especially on the steel girder bridge can be successful if the definition of project scope in accordance with the requirements. WBS is a smaller item and easily controlled. WBS standardization is very important because will greatly affect the cost control. The purpose of this research is to develop WBS of steel girder bridges. Method based on the regulation of the General Specification of Highways 2010 Revision 3 and Special Specification of Toll Roads 2017 from Toll Road Regulatory Agency BPJT for cost control project. The results of this study is WBS standards of 6 level with 15 dominant risk variables by analyzing possible risks that may affect cost control project and development of standard WBS with recommended risk responses.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victor, D. Johnson
New Delhi: Oxford and IBH, 1980
624.2 VIC e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Jalan dan jembatan merupakan sarana transportasi yang sangat vital bagi terselenggaranya hubungan antar daerah, baik dari segi pemerintahan, perekonomian, sosial budaya dan sebagainya. Jembatan gelagar baja pratekan ini dengan konstruksinya yang ringan tapi dengan kekuatan yang memadai dapat diajukan sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan masalah perhubungan darat, khususnya di pedesaan.
MLHA 44-45 (1988)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Al Farizi
Abstrak :
Work Breakdown Structure WBS adalah perincian deliverable dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat dikelola lebih baik. Pada kenyataannya, proyek konstruksi jembatan di Indonesia masih banyak yang tidak sesuai dengan perencanaan dalam segi penjadwalan. Oleh karena itu, pengembangan Standarisasi WBS berbasis risiko diusulkan untuk perencanaan penjadwalan pekerjaan Jembatan Baja. Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap dengan metode analisis risiko kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan WBS standar terdiri dari 6 level, dengan variabel risiko dominan terhadap kinerja waktu proyek,yang akan di rekomendasi sebagai respon-respon risiko untuk pengembangan WBS standar. ......Work Breakdown Structure WBS is a breakdown of deliverables and project work into smaller components that can be better managed. In fact, bridge construction projects in Indonesia are still many that are not in accordance with the planning in terms of scheduling. Therefore, the development of risk based WBS Standardization is proposed for planning schedule of Steel Bridge work. The research consists of several stages with qualitative risk analysis method. The results show that WBS standard consists of 6 levels, with the dominant risk variable on project time performance, in which risk responses are recommended to develop standardized WBS.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fisher, John W.
New York: Wiley , 1980
624.252 FIS f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hare, Clive H.
New York : Van Nostrand Reinhold, 1990
624.28 HAR p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hansel Loshaless
Abstrak :
ABSTRAK
Pada perkembangan desain moderen, aspek arsitektural dari jembatan harus di ekspresikan dalam desain struktur. Rangka pada jembatan akan lebih menarik secara visual jika tidak memiliki rangka diagonal, sehingga jembatan dengan sistem balok menerus atau sitem rangka vierendeel merupakan pilihan yang tepat. Penelitian ini berfokus pada respon seismik dari struktur jembatan balok menerus dan jembatan vierendeel dengan memvariasikan kekakuan elastomeric rubber bearing, kekakuan pilar, panjang bentang jembatan, dan jenis pilar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem rangka vierendeel lebih efisien dibandingkan sistem balok menerus.
ABSTRACT
In the development of modern design, the architectural aspects of the bridge must be expressed in the design of the structure. The frame on the bridge will be more visually appealing if it does not have any diagonal frame, so a bridge with a continuous beam system or vierendeel system is the right choice. This study focuses on the seismic response of the continuous bridge beam structure and vierendeel bridge by varying elastomeric rubber bearing stiffness, pillar rigidity, the span of the bridge, and pillar type. The results showed that the vierendeel frame was more efficient than continuous beam system.
2017
S68286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>