Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maylasari Utami
"Energi yang aman dan rnudah di gunakan merupakan kebutuhan yang rnutlak bagi kehidupan rnanusia. Minyak bumi merupakan Salah Satu energi yang paling popular saat ini dan tersedia di alam dalam jumlah yang terbatas. Padahal dengan meledaknya populasi manusia dan meningkatnya konsunlsi energi akan membuat cadangan minyak bluni Semakin menipis. Energi untuk rnemasak rnerupakan Salah satu konsumsi energi terbesar pada negara berkembang.
Oleh karena itu dilakukanlah berbagai upaya konservasi energi, dalam rumah tangga Salah Satu cara untuk menghernat energi adalah dengan menggunakan kornpor yang memiliki eisiensi tinggi, dalam hal ini adalah irit bahan bakar dan memiliki hear release rate atau laju produksi kalor yang besar.
Untuk itu dilakukan pengujian laju produksi kalor berdasarkan konsumsi oksigen dan kebutuhan bahan bakar dari beberapa kompor rumah tangga dengan bahan bakar minyak tanah. Pengujian laju produksi kalor dilakukan dengan rnenggunakanjire calorimerer, dan konsumsi oksigen diukur dengan menggunakan gas analyzer. Kompor yang rnemiliki laju produksi kalor tinggi dan konsumsi bahan bakar yang rendah akan djrekomendasikan untuk digunakan dalam rumah tangga.
......Nowadays, save and easy to use energy is an unconditional need for human IW. Petroleum is one of energy that popular today, and available ini world on limited number. Besides the boom of human population, and the rise of energy consumption will cause the diminish of petroleum reverse. The energy for cooking is one ofthe biggest energy consumption at development country.
Thats why people doing various means to conservate the energy, in house the one way to economical energy is using high eficient of stove, it means economical in fuel and have high value of heat release rate.
Because of that, some experiment on heat release rate based on oxygen consumption is donefom some kerosene stove. Heat release rate experiment tested by using fire calorimeter, and the oxygen consumption is tested by gas analyzer. The stove that have high heat release rate and economical in fuel will be recommended to use at house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja kompor gas LPG dengan top burner stainless steel non-katalitik terhaejap peningkatan efisiensi termal dan reduksi polutan yang ditimbulkan oleh pembakaran gas terutama gas CO, NOX, dan hidrokarbon tak terbakar (Cg dan C4) dibanding burner konvensional. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan top burner dari bahan stainless steel tanpa katalis, ada empat macam bentuk stainless steel yang digunakan, yaitu flat spiral, flat silang, spiral tekan dan kawat spiral dan jenis AISI 301. Selanjutnya dilakukan uji elisiensi dan uji redusi emisi dengan memvariasikan laju alir bahan bakar LPG (700, 900, 1100, dan 1300 ml/menit), dan menggunakan dua jenis burner yaitu burner bunsen dan burner konvensional sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa burner Bunsen mempunyai efisiensi paling bagus, yakni sebesar 71,98% pada laju alir bahan bakar 700 ml/menit, 70,96% pada laju alir bahan bakar 900 ml/menit, 67,84% pada laju alir bahan bakar 1100 ml/menit, dan 61,06% pada laju alir bahan bakar 1300 ml/menit. Penambahan top burner tidak mampu meningkatkan efisiensi burner Bunsen. Penambahan top burner mampu menumnkan emisi C3 sekitar 12.23%, emisi C4 hanya sebesar 23.37%, terjadi kenaikan emisi CO 54.59%, NO 49.63% dan CO2 naik 35.11%.
Sementara pada burner Bunsen mampu menurunkan emisi C3 rata-rata 3.80%, C4 sebesar 31.43%, emisi CO naik 16.81%, NO naik 65.71% dan CO2 yang dihasilkan juga naik sebesar 30.51% Peningkatan emisi CO disebabkan karena pembakaran tidak sempurna sebagai akibat kondisi pembakaran fuel rich, dan peningkatan emisi NO karena peningkatan temperatur nyala api. Penambahan top burner pada burner Bunsen mampu meningkatkan temperatur nyala rata-rata hinia 688°C pada burner Bunsen + spiral tekan, lebih linggi 17.7% dibanding burner Bunsen yang hanya 566°C. Sementara pada burner konvensional temperatur nyala lebih kecil dari 500°C.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library