Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Zuraida
"Pembangunan jangka Panjang Tahap Kedua yang juga diidentifikasikan sebagai Era Tinggal Landas adalah merupakan upaya bersama untuk menghadirkan sosok masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mandiri, tangguh, mampu tumbuh dan berkembang diatas kekuatan sendiri, yang dapat bertahan dalam arus kompetisi global maupun regional. Sasaran utama PJP II yaitu terciptanya kualitas masyarakat Indonesia yang maju, dalam suasana yang serba berkesinambungan, selaras, serasi, berdasarkan Pancasila. Pembangunan Nasional dalam mengisi PJP II, sebagai pengamalan Pancasila demi perwujudan Amanat Penderitaan Rakyat, dilaksanakan dengan jiwa dan semangat. Pembangunan Rakyat Semesta yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, maupun Pertahanan Keamanan.
Pemuda adalah bagian dari kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang selalu menempati posisi dan memainkan peran yang strategis dalam kehidupan bangsanya. Dalam GBHN dinyatakan bahwa pengembangan pemuda diarahkan kepada penyiapan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangungn nasional dengan memberikan bakat keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, pembinaan mental, daya kreasi, patriot.isme,nasionalisme, kepribadian dan budi pekerti yang luhur bagi para pemuda. Pelajar merupakan bagian dari pemuda. Mereka memerlukan adanya wadah yang menampung kreatifitas dan aspirasinya. Melalui kegiatan positif, para pelajar diharapkan mempunyai potensi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga pembangunan nasional dapat tercapai tujuanmya.
Sekitar sepuluh tahun terakhir ini, perkelahian pelajar di Jakarta mendapat sorotan masyarakat. Hanyak cara yang telah dilakukan dalam mengantisipasi perkelahian pelajar tersebut, salah satu diantaranya adalah berdirinya Forum Komunikasi Pelajar Jakarta (FKPJ) pada tanggal 12 Jung. 1990. FKPJ ini merupakan wadah bagi pelajar SLTA Jakarta untuk bertukar pikiran dalam bentuk kegiatan positif. Pada kegiatan-kegiatan itu, sering bekerjasama dengan Ormas Pemuda dan para pelajar SLTA di DKI Jakarta.. Dengan adanya kegiatan tersebut, perkelahian antar pelajar diharapkan menurun (secara kuantitatif) dari tahun ke tahun.
Dihubungkan dengan Ketahanan Nasional, peran FKPJ diharapkan dapat meningkatkan Ketahanan Wilayah di DKI Jakarta. Selanjutnya dikatakan bahwa Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Dengan demikian pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan negara. Berhasilnya Pembangunan Nasional akan meningkatkan Ketahanan Nasional. Berikutnya Ketahanan Nasional yang tangguh akan mendorong Pembangunan Nasional. Dengan demikian antara Pembangunan Nasional dan Ketahanan Nasional terdapat hubungan timbal balik atau interdependensi.
Ketahanan Nasional sebagai kemampuan dan ketangguhan untuk menjamin kelangsungan hidup, adalah merupakan resultan dari berbagai faktor, baik faktor sosial seperti : ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, maupun faktor alamiah seperti : geografi, kependudukan, dan kekayaan alam. Berbagai faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga pada gilirannya mewujudkan kondisi yang mencerminkan tingkat kemampuan suatu bangsa dalam menghadapi ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) yang timbul.
ATHG yang dihadapi bangsa Indonesia, tidak dengan sendirinya berkurang akibat surutnya perang dingin antara dua super powers. Malah sebaliknya, globalisasi dunia sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, selain memberi peluang besar bagi tiap bangsa dan negara, juga menghadapkan tiap bangsa dan negara suatu ATHG dalam berbagai bentuk.
Berbagai bentuk ATHG tersebut, selain lebih cepat prosesnya juga lebih kompleks. DKI Jakarta, sebagai pusat berbagai kegiatan seperti : pemerintahan, industri, perniagaan, pendidikan, serta berbagai implikasinya, juga sebagai pintu gerbang utama ke / dari Indonesia, merupakan lahan subur bagi pengaruh globalisasi. Akibatnya, situasi Jakarta sebagai ibukota negara akan cepat sampai ke seluruh daerah/wilayah lainnya di Indonesia dan akan mempunyai dampak yang sangat luas dalam kehidupan bangsa dan negara.
Oleh karena itu, tanpa meremehkan daerah lainnya, tingkat Ketahanan Wilayah lingkup DKI Jakarta terns menerus dibina dan ditingkatkan, sebagai bagian dan i persada Nusantara. Pada penyusunan tesis ini diadakan penelitian, dengan jalan wawancara terhadap para guru Pembina 0SIS SLTA se DKI Jakarta (diambil 100 orang yang tiap Kotamadia diambil masing-masing sebanyak 20 orang). Penelitian tersebut dianalisa dengan memakai hipotesa. Hasilnya akan diketemukan : apakah FKPJ ini lebih baik diadakan/didirikan atau tidak, dan dapat berperan atau tidak dalam meningkatkan Ketahanan Wilayah di DKI Jakarta."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aty Astriyani
"Skripsi ini membahas mengenai kualitas pelayanan pengajuan bantuan kegiatan mahasiswa di pusat pelayanan mahasiswa terpadu (PPMT) Universitas Indonesia, dalam hal ini pelayanan pengajuan bantuan kegiatan mahasiswa melayani pengajuan bantuan pada lembaga kemahasiswaan di tingkat universitas dan kegiatan level nasional atau internasional. Penelitian ini dilakukan terhadap pengurus lembaga kemahasiswaan di tingkat universitas untuk menganalisis bagaimana kualitas pelayanan menurut persepsi pengurus lembaga kemahasiswaan ditingkat universitas sebagai mahasiswa penerima layanan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini daalah teori Parasuraman et.al (SERVQUAL). Teori Parasuraman et.al (SERVQUAL) dalam penelitian ini terdiri dari lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibility. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melaui kuesioner dan wawancara mendalam.
Kesimpulan hasil penelitian ini didapatkan bahwa menurut persepsi pengurus lembaga kemahasiswaan ditingkat universitas kualitas pelayanan pengajuan bantuan kegiatan mahasiswa pada dimensi tangibility didapatkan skor terbanyak yaitu 136.8, sedangkan skor terendah ada pada dimensi responsiveness dengan skor 129. Dari dimensi tersebut, indikator yang mendapatkan penilaian paling rendah yaitu indikator bantuan dana yang diterima memuaskan, layanan yang diberikan tepat waktu, dan layanan yang diberikan sesuai kebutuhan. Ketiga indikator yang masih mendapat penilaian rendah tersebut menandakan masih adanya masalah dan ketidaksesuaian pelayanan yang seharusnya didapatkan oleh pengguna layanan di pusat pelayanan mahasiswa terpadu, dalam hal ini pengurus lembaga kemahasiswaan ditingkat universitas.

This thesis discusses the quality of service for the submission of student activity assistance at the University of Indonesia integrated student service center (PPMT), in this case the service for submitting student assistance serves the submission of assistance to student organizations at the university level and national or international level activities. This research was conducted on administrators of student organizations at the university level to analyze how the quality of service according to the perceptions of administrators of student organizations at the university level as students receiving services. The theory used in this study is the theory of Parasuraman et.al (SERVQUAL). Parasuraman et.al (SERVQUAL) theory in this study consisted of five dimensions, namely reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibility. The research method used in this study is a quantitative approach with data collection techniques through questionnaires and in-depth interviews.
The conclusion of this study found that according to the perceptions of management of student organizations at the university level the service quality of submitting student assistance to the tangibility dimension obtained the highest score of 136.8, while the lowest score was in the responsiveness dimension with a score of 129. From that dimension, the indicator that received the lowest rating was indicators of funds received are satisfactory, services provided on time, and services provided as needed. The three indicators that still get low ratings indicate that there are still problems and service mismatches that should be obtained by service users at the integrated student service center, in this case the management of student organizations at the university level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library