Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhita Yoana
Abstrak :
Sebanyak 62,7% atau 2 dari 3 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2018 memiliki gangguan kesehatn mental, tetapi hanya 7,7% mahasiswa UI yang menggunakan layanan konseling yang telah disediakan oleh kampus. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui determinan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental pada mahasiswa S1 regular aktif UI tahun 2019. Metode pada penelitian ini ialah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dari 514 mahasiswa dikumpulkan menggunakan kuesioner yang memanfaatkan fitur google form dan disebarkan secara online. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang melakukan pencarian pertolongan kesehatan mental adalah sebanyak 39,90%, 53,11% mahasiswa mencari pertolongan kesehatan mental pada sumber informal. Alasan tidak melakukan pencarian pertolongan kesehatan mental ialah 54,26% karena bisa menyelesaikan masalah kesehatan mental sendiri, 28,47% karena ragu bahwa orang lain/professional benar-benar bisa membantu dan 28,15% beralasan tidak tahu harus kemana mencari pertolongan kesehatan mental. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara literasi kesehatan mental, dukungan sosial dan kondisi kesehatan mental emosional dengan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental dengan nilai OR masing-masing adalah 1,48 (CI 95% = 1,04-2,11), 0,67 (CI 95% = 0,47-0,96) dan 2,24 (CI 95% = 1,55-3,23) sedangkan variabel jenis kelamin tidak berhubungan dengan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental. ......There were 62.7% or 2 out of 3 Universitas Indonesia (UI) students in 2018 have mental health disorders, but only 7.7% of UI students who used the counseling services provided by campus. The purpose of this study was to find out the determinants of mental health help seeking behavior among UI undergraduate students 2019. This research use quantitative method with cross sectional design. Data from 514 college students were collected using questionnaire by google form feature and distributed online. The results showed that students who did mental health help seeking were 39.90%, 53,11% students had sought mental health help seeking from informal sources. The reason they did not seeking help for mental health was first because they could solve their own mental health problems (54.26%), then because they doubt that other people / professionals can really help them (28.47%) and third because they did not know where to go for mental health help seeking (28.15%). The results of bivariate analysis showed that there was a relationship between mental health literacy, social support and emotional health conditions with mental health help seeking behavior and each OR value were 1,48 (CI 95% = 1,04-2,11), 0,67 (CI 95% = 0,47-0,96) and 2,24 (CI 95% = 1,55-3,23), while sex variables was not related.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Purwati
Abstrak :
Tingkat stres pada remaja cenderung tinggi dan dapat berdampak negatif. Penelitian deskriptif komparatif ini dilakukan terhadap 104 mahasiswa keperawatan reguler angkatan 2010 Universitas Indonesia untuk mengetahui perbedaan tingkat stres akademik terhadap subvariabel (usia, jenis kelamin, indeks prestasi, dan jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan) dengan menggunakan tekhnik simple random sampling dan metode cross secsional. Hasil penelitian dengan CI 95% diperoleh mahasiswa rata-rata berusia 19,38 tahun, didominasi perempuan (95,2%), sebagian besar memiliki nilai indeks prestasi Cum laude (62,5%), tidak pernah mengunjungi pusat pelayanan kesehatan dalam waktu satu bulan terakhir (58,7%), teridentifikasi memiliki tingkat stres akademik sedang (43,3%). Semakin tinggi tingkatan usia maka tingkat stres akademik mengalami penurunan (p=0,030; α=0,05) dan semakin tinggi tingkat stres akademik yang dialami, maka semakin sering mengunjungi pusat pelayanan kesehatan (p=0,006; α=0,05). Tingkat stres akademik terhadap jenis kelamin dan indeks prestasi tidak memiliki perbedaan. ......Stress levels among adolescents is higher and give negatif effect. This study is descriptive comparative consists of 104 nursing students reguler 2010 Universitas Indonesia purpose to determine the different levels of academic stress with (age, gender, GPA, number of visit to health centers) used simple random sampling with cross secsional method. Result showed with 95% CI average age of students 19.38 years old, dominated female (95,2%), have cum laude GPA (62,5%), never visited the health center on one month ago (58,7%), and have moderate levels of academic stress (43,3%). There are difference level of academic stress between age and number of visit to health centers. When adolescents become older the levels of academic stress become decrease (p=0,030; α=0,05) and when the levels of academic stress more severe the number of visit to health centers become increase (p=0,006; α=0,05). The levels of academic stress with gender and GPA has no difference.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1958
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Sekar Prihanti
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang: Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK.UMM), tutorial menjadi salah satu metode pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Tutorial berperan karena memiliki hubungan positif dengan hasil belajar mahasiswa. Setiap individu memiliki gaya belajar masing-masing yang perlu diketahui agar dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajarnya, Ketika tutorial, berbagai masalah dapat timbul sebagai sumber stres mahasiswa. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai hubungan antara tingkat stres dan gaya belajar mahasiswa dengan partisipasi tutorial. Mengingat pentingnya tutorial dalam proses belajar dan masih rendahnya partisipasi aktif mahasiswa dalam tutorial di FK UMM, maka dilakukan penelitian tentang beberapa faktor internal mahasiswa yang berhubungan dengan partisipasi aktif dalam tutorial antara lain gaya belajar dan tingkat stres. Metode : Desain penelitian ini adalah cross sectional dan melibatkan 480 mahasiswa dari seluruh semester di FK UMM sebagai responden. Hasil: Dari analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan variabel yang dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam tutorial antara lain gaya belajar activist (OR:2,898 [95%CI 1.170-7.175) dan usia yang semakin tinggi (OR: 1,31 [95% CI 1.118-1.536). Sedangkan tingkat stres yang rendah (OR:O,642 [95% CI o.425-0.972], asal SMU dari Jawa (OR:o.433 [95%CI 0.249-0.755]), fasilitator dari departemen klinik.(OR:O,633 [95%CI 0.4I2-0.972]), dan kepribadian autonomy (OR:0.101[95%Cl 0.025-0.403)} dapat menghambat partisipasi aktif mahasiswa dalam tutorial. Semua variabel tersebut berhubungan secara signifikan (pABSTRACT Background: Tutorial is one of the learning strategies in a Competency-Based Curriculum (CBC) with Problem Based Leaming (PBL) approach in Faculty of Medicine, Univernity of Muhammadiyah Malang (FM UMM). Tutorial has an important role because it has a positive relationship with learning outcomes. Every individual has learning styles that need to be understood in order to optimize the learning process and result. Various problems may arise during tutorial as source of stresses. Given the importance of tutorial in learning process and the low rate of active participation of students in tutorials on FM UMM, it is necessary to identify several studen's internal factors including learning styles and stress levels in relation to active participation in tutorial Methods: A cross sectional study was conducted with 480 students from all semester at PM UMM as respondents. Results: Multivariate analysis with logistic regression demonstrated variables that can increase active participation in tutorials including activist learning style (OR:2.898 [95% CI 1170-7175) and older age (OR: 1.31 [95% CI 1118-1536). While low stress level (OR: 0.642 [95% CI 0425-0972]), high schooling in Java (OR:0.433 [95%00249-0755]), facilitators from clinical departments (OR: 0.633 [95% CI 0412-0972)), and autonomy personality (OR: 0.101 [95% Cl 0025-0.403]) can inhibit the active participation of students. All variables had statistically significant relationships (p<0.05) with active participation of students in tutorials, Conclusion: The active participation of students in tutorials is related to learning styles, age, stress levels, origin of high school, facilitator's department and student's personality.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T21187
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Pratiwi
Abstrak :
Salah satu jenis stres pada mahasiswa adalah stres akademik. Perilaku helpseeking merupakan salah satu mekanisme koping yang efektif terhadap stres. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dan perilaku help-seeking pada mahasiswa Universitas Indonesia. Sebanyak 100 orang mahasiswa dari tiga rumpun ilmu diambil sebagai sampel dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Hasil penelitian didapatkan 33% mahasiswa mengalami stress akademik berat dan 53% menunjukkan perilaku help-seeking. Hasil analisis hubungan didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara stress akademik dan perilaku help-seeking (p=0.56; α=0.05). Penelitian lanjutan yang bersifat analitik dibutuhkan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara kedua variabel. ...... This study focused on the academic stress and help-seeking behavior of regular program students at Universitas Indonesia. This study purpose is to identify the relationship between academic stress and help-seeking behavior. The research method of this study is descriptive-correlative. This research gathered college students as samples (N=100). The result showed 33% of student experienced high level of academic stress and 53% students showed help-seeking behavior, but no evidence of correlation between academic stress and help-seeking behavior (p value 0.560; α 0.05). More analytical researches are recommended to study the causative relations between the two variables.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Auzan Ilma
Abstrak :
Tingginya tuntutan akademik akibat Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi stres akademik yang dimiliki oleh mahasiswa sarjana saat ini. Salah satu kemampuan yang dapat membantu mahasiswa menghadapi stres akademik adalah learned resourcefulness Terkait dengan situasi sulit, kehadiran self-compassion diprediksi berperan dalam menjelaskan kekuatan hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik pada mahasiswa sarjana di Indonesia dengan self-compassion sebagai moderator. Pengambilan data pada penelitian dilakukan secara daring melalui penyebaran kuesioner yang memuat alat ukur Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Berdasarkan hasil analisis terhadap 151 partisipan, self-compassion tidak memberikan peran signifikan pada hubungan antara learned resourcefulness dan stres akademik, F(3,147) = 14.712, p > .05. Namun demikian, hasil analisis juga menemukan adanya hubungan langsung dari  variabel learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) dan self-compassion (b = -3.3984, p < .05) terhadap stres akademik. Diskusi mengenai hasil dan implikasi penelitian ini akan dibahas lebih lanjut. ......The high academic demands due to the Industrial Revolution 4.0 affect the academic stress experienced by undergraduate students. Learned resourcefulness is one of the skills that can help students deal with academic stress. Related to difficult situations, the presence of self-compassion is predicted to play a role in explaining the strength of the relationship between learned resourcefulness and academic stress. The purpose of this study is to investigate the relationship between learned resourcefulness and academic stress in Indonesian undergraduate students, with self-compassion as a moderator. The data used for the research was collected online through the distribution of questionnaires containing Perception of Academic Stress Scale (PASS), Self Control Schedule (SCS), dan Self Compassion Scale (SCS). Based on the analysis of 151 participants, self-compassion did not significantly influence the relationship between learned resourcefulness and academic stress, F(3,147) = 14.712, p > .05. However, the results of the analysis also found a direct relationship between learned resourcefulness (b = -.073, p < .05) and self-compassion (b = -3.3984, p < .05) on academic stress. The research's findings and implications will be discussed further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Putri Wulandari
Abstrak :
Mahasiswa rentan mengalami stres dan gangguan tidur ketika menyelesaikan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skrips dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 99 mahasiswa skripsi di salah satu fakultas rumpun sciencetechnology Universitas Indonesia pada 28 April-18 Mei 2012. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan dua instrumen kuesioner, yaitu kuesioner tingkat stres Safaria & Saputra dan kuesioner gangguan tidur yang dimodifikasi dari SMH Questionnaire. Analisis data menggunakan uji chi square menunjukkan 61,6% responden mengalami stres sedang dan tidak ada yang mengalami stres berat, 44,6% responden mengalami gangguan tidur, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skripsi (95% CI; p= 0.675; α= 0.05). Promosi kesehatan mengenai pencegahan stres dan gangguan tidur perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan stres dan gangguan tidur agar mahasiswa memiliki kesuksesan akademik. ...... Student was prone to stress and sleep disturbance when completing study. This study aimed to determine the relationship between the level of stress with sleep disturbance in college students with using descriptive correlation study design with a cross sectional approach. The sample used by 99 student research in one faculty of science-technology of University of Indonesia on 28 April to 18 May 2012. Sampling using proportional stratified random sampling technique. This study used two questionnaires instruments, is questionnaires Safaria & Saputra stress levels and sleep disturbance questionnaire modified from SMH Questionnaire. Data analysis used chi square test showed 61.6% of respondents experienced stress and nothing is being severely stressed, 44.6% of respondents experienced sleep disturbance, and no significant association between levels of stress with sleep disturbance in student research (95% CI, p = 0675; α = 0.05). Health promotion on the prevention of stress and sleep disturbances need to be done for prevention of stress and sleep disorders in order to have an academic success.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nendra Yelena Sarina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres akademis dengan psychological well being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 122 mahasiswa tingkat pertama berusia 17-20 yang sedang menempuh semester dua di Universitas Indonesia. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well- Being Scale (1995) yang telah diadaptasi oleh Yorike dan rekan-rekan payung penelitian psychological well-being tahun 2011. Pengukuran stres akademis menggunakan alat ukur Student-Life Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1994) dan telah diadaptasikan ke dalam konteks bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hubungan yang negatif dan signifikan antara stres akademis dan psychological well -being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Semakin tinggi skor stres akademis yang dimiliki maka semakin tinggi skor psychological wellbeing, begitu pula sebaliknya. ......The objective of this research is to find the corelation between academic stress and psychological well-being among first-year college students in Universitas Indonesia . The participant for this research were 122 students aged 17-20 whose studied at the second term in Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured with Ryff?s Psychological well-being Scale (1995) which was constructed by Carol D. Ryff and had been adapted to Indonesian context by Yorike and colleagues in 2011. Academic stress was measured with Student-Life Stress Inventory which constructed by Gadzella and had been adapted to Indonesian context. The coefficient of Pearson Product Moment correlation showed that there is negative and significant correlation between psychological well being and academic stress among first-year college students in Universitas Indonesia. The more academic stress suffered by first-year college students, the lower score of psychological well being they have and vice versa.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Estivana Felaza
Abstrak :
Latar bclakang: Sepanjang proses pendidikan. mahasiswa menghadapi berbagai stressor. Mahasiswa tahun pertama berada pada masa transisi dari sistem pembelajaran di sekolah lanjutan yang bersifat pedagogis menjadi Sistem yang Iebih mandiri di perguruan tinggi. Pada tahap ini dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri agar dapat menjalani pendidikan secara optimal. Peran Pembimbing Akademik (PA) sangat diperlukan pada proses penyesuaian ini, diantaranya untuk mencegah terjadinya strcs. Stres berlebihan mengganggu pembelajaran, menghambat keberhasilan studi, bahkan menimbulkan gangguan psikologis, berupa kecemasan dan depresi. Karcnanya, upaya menangani strcs dengan benar perlu dibiasakan pada mahasiswa, di antaranya dengan membentuk sistem dukungan yang kuat. Untuk mendukung penanganan strcs mahasiswa perlu adanya suatu pcnelitian untuk mencari kaitan antara cfcktivitas pemanfaatan PA dengan strcs pada mahasiswa tahun pertama di FKUI. Metode: Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner dipakai untuk memperoleh gambaran pemanfaatan pembimbing akademik dengan rnenggunakan Mentorship Ejfzctiveness Scale (MES) Serta tingkat strcs mahasiswa dengan menggunakan General Health Questionnaire 12 (GHQ-12). Mahasiswa digolongkan menjadi kelompok yang mengalami strcs (kasus) dan kelompok tanpa strcs (kontroI}, untuk selanjutnya ditclusuri cfcktivitas pemanfaatan PA oleh mahasiswa yang bersangkutan. Faktor lain, yaitu kepribadian dan strategi coping, juga diteliti kaitannya dengan kejadian stres. Hasil: Responden yang mengembalikan kuesioner berjumlah 175 mahasiswa dari jumlah total 243 mahasiswa tahun pertama (r-esponse rare 72.0%). Ditemukan 47 mahasiswa dalam kelompok kasus (prevalensi stres 26.8%) dan 94 mahasiswa tampa strcs dipilih secara acak scbagai kontrol. Mahasiswa yang mcmanfaatkan PA secara efcktif lebih sedikit yang mengalami stres dibandingkan mahasiswa yang tidak memanfaatkan PA secara cfcktif, namttn tidak bemtakna secara statistik (89.4% vs 95.7%, p>0.05, OR 0.160). Faktor lain yang mempengaruhi kejadian stres adalah exrraversion (38.3% vs 57.4%, P<0.05, OR 2.175) dan conscfenfiousness (44.7% vs 26-6%, p<0.05, OR 0446) sebagai /mit kepribadian; serta ventilasi (48.9% vs 26.6%, p<0.05, OR 0378) dan penggunaan humor (59.6% vs 76.6%, p<0.05, OR 2221) sebagai strategi coping. Simpulan: Pembimbing Akademik sebagai sistern dukungan mahasiswa dapat digunakan untuk mencegah kejadian stres pada mahasiswa tahun pertama dcngan mcmanfaatkannya sccara cfektif, terutama dengan melatihkan mahasiswa menggunakan strategi coping yang sesuai. ......During their education, students have to cope with numerous stressors. First year students are more prone to stress as they are still adapting to the new environment. While stressors on some level are needed to challenge and motivate, but if managed incorrectly it may disturb the learning process and might even cause mental disorder, such as depression. Mentoring as a form of support systems is needed to assist first year students upon settling in and help them cope with stressors in their new academic life. This study is conducted to determine the effect of academic mentoring on preventing stress in first year medical students. Several attributes, such as personality, and coping strategy in relation to stress are also analyzed. Method: This is a quantitative study using case-control approach. Students are divided into two groups, with the students experiencing stress as the case group, and those without stress as the control group. Effectiveness of mentoring are measured using the Mentorship Effectiveness Scale, while the occurrence of stress are determined by General 1-lealth Questionnaire-12 (GIIQ-12). Each group are further analyzed on the effectiveness of mentoring process and several attributes related to stress such as personality and coping strategy used. Result: Of the total 243 first year students in FMUI, 175 responded to our questionnaire, given the response rate of 72.0%. We found 47 cases, resulting in prevalence rate of 26.8%. From the rest of the respondents, 94 students were chosen randomly to act as the control group. Students with effective mentoring were less likely to develop stress, although it failed to show significant relationship between the two variables (89.4% vs 95.7%, p>0.05, OR 0.l60). Other factors such as extraversion (38.3% vs 57.4%, P<0.05, OR 2.l75) and conscientiousness (44.7% vs 26.6%, p<0.05, OR O.446), as pan of personality; as well as ventilation (48.9% vs 26.6%, p<0.05, OR 0378) and use of humor (59.6% vs 76.6%, p<0.05, OR 2221) as coping strategies significantly affected the occurrence of stress. Conclusion: Mentoring as part of the support system can be utilized to help preventing stress in tirst year medical students directly by forming effective mentoring relationship, especially by teaching them in using the right coping strategy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32065
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah
Abstrak :
Salah satu stresor mahasiswa berkaitan dengan akademik. Respon terhadap stres akademik tersebut dapat berupa psikologis dan fisiologis. Salah satu respon fisiologis stres yaitu gejala gastrointestinal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stres akademik dan prevalensi gejala gastrointestinal pada mahasiswa di FIK UI dan untuk mencari tahu hubungan keduanya menggunakan kuesioner Academic Stress Scale ASS dan Gastrointestinal Symptoms Rating Scale GSRS. Desain penelitian adalah cross sectional, teknik sampel menggunakan propotionate stratified random sampling dengan melibatkan 227 mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat uji chi-square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang tingkat stresnya tinggi yaitu 44,9 dan mahasiswa yang mengalami gejala gastrointestinal berat sejumlah 33,5. Gejala yang banyak dilaporkan yaitu dismotilitas atas diikuti dengan gejala pada usus. Hasil uji korelasi yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara stres akademik dengan gejala gastrointestinal pada mahasiswa FIK UI p value = 0,018; ? = 0,05 . Hasil uji odd ratio OR yaitu 2,037. Hal tersebut berarti mahasiswa dengan stres akademik tingkat tinggi lebih berpeluang mengalami gejala gastrointestinal 2,037 kali dibandingkan dengan mahasiswa yang memilik tingkat stres rendah. Untuk mengurangi tingkat stres akademik seperti ujian, perlu dikembangkan kegiatan diskusi diluar waktu kuliah untuk meningkatkan persiapan. ......One of the student stressors is related to academics. The response to academic stress can be psychological and physiological. One of the stressful physiological responses is gastrointestinal symptoms. This studi Aim to identify the level of academic stress and prevalence of gastrointestinal symptoms in students at FIK UI and to find out the relationship using the Academic Stress Scale ASS and Gastrointestinal Symptoms Rating Scale GSRS questionnaire. A cross sectional study design was used, the sample technique using propotionate stratified random sampling involving 227 students. Data analysis used univariate and bivariate analysis chi square test . The results showed that there are students with high stress level that is 44.9 and students who experience symptoms of gastrointestinal weight of 33.5 . Most of the nursing student complained of upper dysmotility and bowel symptoms. Correlation test result that there is a significant correlation between academic stress with gastrointestinal symptoms in FIK UI student p value 0,018 0,05 . Result of odd ratio test OR that is 2,037. This means that students with high level academic stress are more likely to complain of gastrointestinal symptoms 2,037 times compared to nursing students with lowest academic stress level. To reduce the level of academic stress such as exams, it is necessary to develop discussion activities outside of college time to improve preparation for exams.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Anindita Vandari
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukan kualitas hubungan remaja dengan orangtua dapat berdampak pada kesehatan mental remaja, termasuk pada munculnya gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental yang paling umum dialami remaja adalah gangguan emosional. Beberapa faktor orangtua yang diketahui berkaitan denga nmunculnya gangguan emosional pada remaja adalah kelekatan dengan orangtua, polakomunikasi keluarga, dan parental pressure. Penelitian ini bertujuan untuk melihatapakah kelekatan dengan orangtua, pola komunikasi keluarga, dan parental pressure tahun sebelumnya secara bersama-sama dapat memprediksi munculnya salah satupemicu dari gangguan emosional, yaitu masalah emosional. Penelitian ini merupakan studi longitudinal yang menggunakan data tahun lalu dan tahun ini dari 5 SMA di 5 wilayah urban DKI Jakarta. Data didapat dari 660 siswa SMA di DKI Jakarta. Peneliti menggunakan beberapa alat ukur dalam penelitian ini. Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA digunakan untuk mengukur kelekatan dengan orangtua, Revised Family Communication Patterns RFCP untuk mengukur pola komunikasi keluarga,Inventory of Parental Influence IPI untuk mengukur parental pressure, dan the Strengths and Difficulties Questionnaire SDQ untuk mengukur masalah emosional.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pola komunikasi orientasi percakapan ayahtahun sebelumnya, parental pressure ayah tahun sebelumnya, dan masalah emosional tahun sebelumnya yang bersama-sama menjadi prediktor yang signifikan dari masalah emosional pada siswa SMA di Jakarta. Perbedaan hasil berdasarkan jenis kelamin remaja juga didiskusikan.
ABSTRACT
Studies showed that the relationship quality between adolescents and their parents has some impacts on adolescents mental health. The most common mental health disorder among adolescents is emotional disorder. Some parental factors have been identified as predictors of emotional disorders among adolescents. Some of them were parental attachment, family communication patterns, and parental pressure. This study aimed at investigating whether parental attachment, family communication patterns, and parental pressure can predict emotional problem in adolescents. We conduct a longitudinal study using data from 2017 and 2018. Our study took place in five high schools from five urban administrative cities in DKI Jakarta. Data were collected from 660 high school students in DKI Jakarta. We used the Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA to measure parental attachment, the Revised Family Communication Patterns RFCP tomeasure family communication patterns, the Inventory of Parental Influence IPI tomeasure parental pressure, and the Strengths and Difficulties Questionnaire SDQ tomeasure emotional problem. The results show that father 39s conversation orientation from last year, father 39s pressure from last year, and emotional problem from last year predict emotional problem among high school students in DKI Jakarta. Result differences by adolescents sex are discussed.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>