Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfi Rahma Yunita
"Konsumsi gula yang meningkat merupakan suatu keprihatinan global, karena terkait dengan berbagai masalah kesehatan. Indonesia merupakan konsumen gula terbesar ketiga di dunia, dengan konsumsi gula meningkat menjadi 7.15 juta metric ton (MMT) pada tahun 2019/20 dari 7.05 MMT pada tahun 2018/19, dan diperkirakan akan naik menjadi 7.2 MMT pada tahun 2021. Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi konsumsi gula, salah satunya dengan menggunakan label pada makanan kemasan. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong orang untuk menggunakan dan membaca label, termasuk usia, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, status pekerjaan, pengetahuan tentang gizi dan label makanan, pendapatan orang tua dan pentingnya rasa dan nutrisi. Peneliti ingin menyelidiki hubungan antara pengetahun dan sikap pada label informasi nilai gizi terhadap asupan gula pada remaja. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menggunakan kuesioner online untuk remaja di Indonesia dengan rentang usia 15-18 tahun. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia median responden adalah 17 tahun dan mayoritas responden adalah perempuan (90%), serta rata-rata pendidikan orang tua responden kurang dari 12 tahun bersekolah. Uang saku dan uang saku untuk makanan dan minuman dalam sebulan berada dalam kategori dibawah median, yaitu Rp 300.000 untuk uang saku dan Rp 200.000 untuk uang saku makanan dan minuman. Dalam studi ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang baik (51.7%) dan memiliki sikap yang baik terhadap label informasi nilai gizi (53.5%). Analisis bivariate menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang informasi nilai gizi dan media massa dengan konsumsi gula, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap informasi nilai gizi dan konsumsi gula. Analisis multivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dan konsumsi gula pada remaja. Temuan dari penelitian menyatakan bahwa baik pengetahuan maupun pendidikan ibu memiliki peran penting dalam konsumsi gula pada remaja. Sehingga disarankan untuk meningkatkan pengetahuan terkait label informasi nilai gizi pada remaja maupun ibu, agar nantinya dapat memilih dan mengonsumsi makanan yang tepat. 

Increased sugar consumption is a global concern, as it has been linked to a variety of health problems. Indonesia is the third-largest sugar consuming in Indonesia increased to 7.15 million metric tons (MMT) in 2019/20 from 7.05 MMT in 2018/19, and is expected to rise to 7.2 MMT in 2021. The government has taken several ways to reduce sugar intake, one of which is by using labels on packaged food. However, there are several factors that can encourage people to use and read labels include age, income, education, gender, employment status, knowledge of nutrition and food labels, parent’s income, and the importance of flavor and nutrients. The researchers want to investigate what knowledge and attitudes adolescent have about sugar intake based on the nutrition fact panel. This research was a cross-sectional study using an online questionnaire for adolescent in Indonesia with age range between 15-18 years old. Finding of this study that the respondent median age was 17 and attended by more women (90%) and the average education of the respondent’s parent was less than 12 years of schooling. Pocket money and pocket money for food and drink in a month are in the category below the median cut off 300.000 for pocket money and 200.000 for pocket money for food and drink. This study also showed that more than half respondents had good knowledge (51.7%) and had positive attitude of NFP (60.8%). The majority of respondents have high sugar intake (53.5%). The results of the bivariate analysis indicated a significant relationship between knowledge of NFP and mass media with sugar intake, and there is no significant relationship between attitudes of NFP with sugar intake. Multivariate analysis revealed a significant relationship between mother education and sugar intake. The findings of this study suggest that both knowledge and mother education play a significant role in influencing sugar intake among adolescents. As a result, it is advisable to enhance the understanding of NFP among both adolescents and mothers, in order to enable them to make informed decisions and select appropriate dietary options.  "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Konsumsi harian minuman berpemanis gula di kalangan remaja perkotaan Indonesia telah ditingkatkan kekhawatiran untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan praktik mereka ke arah pilihan minuman yang lebih sehat. Studi ini bertujuan untuk menilai penerimaan modul pendidikan pada minuman berpemanis gula yang dikembangkan di kalangan remaja perkotaan di Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 sekolah menengah atas terpilih pada bulan Januari hingga Mei 2024. Penelitian ini bersifat mixed-method, meliputi analisis kuantitatif skor pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap minuman berpemanis gula dan analisis kualitatif untuk Diskusi kelompok terfokus dengan remaja yang memiliki skor pengetahuan, sikap, dan praktik berbeda. Data kualitatif ditriangulasi melalui wawancara mendalam dengan guru dan para ahli. Data kuantitatif menyoroti konten pendidikan yang diperlukan untuk modul pendidikan, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dan diuraikan, diikuti dengan analisis tematik. 1, 2, dan 3 dari 10 remaja perkotaan yang mengikuti survei informatif memiliki sikap, pengetahuan, dan praktik pada minuman berpemanis gula yang baik. Modul pendidikan pada minuman berpemanis gula mencakup informasi mengenai contoh minuman berpemanis gula dan efek sampingnya, jenis gula, dan fakta nutrisi. Beragam media dikembangkan dari modul ini, termasuk satu poster elektronik, buku elektronik, serangkaian video berdurasi 30 detik di TikTok, video satu animasi untuk dibagikan di YouTube, PowerPoint, dan model-model makanan yang memfasilitasi kuliah interaktif untuk berlatih dan menemukan jumlahnya gula di minuman berpemanis gula favorit remaja perkotaan. Video pendidikan mendapat penerimaan tertinggi. Ajakan bertindak dalam buku elektronik ini ditambahkan pada diskusi langsung di kalangan remaja. Video yang diilustrasikan dengan narasi peneliti dan pribadi meningkatkan pemahaman. Bahasa, palet warna, dan alurnya disesuaikan agar lebih mudah dipahami oleh remaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa modul pendidikan informatif pada minuman berpemanis gula dengan menggunakan video edukasi, dan media berbasis teks dengan ilustrasi warna-warni, serta kuliah interaktif menggunakan PowerPoint, permainan, dan pembelajaran berbasis masalah, diterima oleh remaja perkotaan.

The daily consumption of sugar-sweetened beverages (SSBs) among Indonesian urban adolescents has raised concerns about changing their knowledge, attitude, and practice (KAP) towards healthier beverage choices. This study aimed to assess the acceptance of the developed education module on SSBs among urban adolescents in Jakarta. The study was conducted in 5 selected senior high schools from January to May 2024. This study was a mixed method, including quantitative analysis for KAP scores towards SSBs and qualitative analysis for focus group discussion with adolescents with different KAP scores. Qualitative data were triangulated by in-depth interviews with teachers and experts. Quantitative data highlighted the necessary education content for the education module, meanwhile, qualitative data was collected and decoded, followed by thematic analysis. 1, 2, and 3 out of 10 urban adolescents who joined the informative survey had good SSBs’ attitudes, knowledge, and practice. The education module on SSBs includes information regarding SSBs examples and side effects, sugar types, and nutrition facts. Diverse media were developed from the module, including e-poster, e-booklets, a series of 30-second videos on TikTok, an animation video to share on YouTube, PowerPoint, and food models facilitating the interactive lecture to practice and find the amount of sugar in the urban adolescents’ favourite SSBs. The educational videos received the highest acceptance. A call to action in the e-booklet is added to direct discussion among adolescents. Videos illustrated by the researcher and personal narrations enhanced the comprehension. The language, colour palette, and flow were adjusted to make it easier for adolescents to understand. This study indicated that the informative educational modules on SSBs using educational videos, and text-based media with colourful illustrations, alongside the interactive lecture using PowerPoint, games, and problem-based learning, were accepted by urban adolescents. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovinka Ignacia Haryanto
"Pemerintah sudah merencanakan untuk menerapkan kebijakan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) untuk mengurangi konsumsi minuman berpemanis sejak tahun 2022, namun hingga saat ini belum juga dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skema kebijakan, faktor pendukung, serta tantangan yang dihadapi dalam kebijakan cukai minuman berpemanis yang telah terlebih dahulu diterapkan di Thailand dan Filipina, untuk kemudian dijadikan pembelajaran bagi Indonesia dalam menyempurnakan kebijakan cukai MBDK di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan perwakilan BKF, DJBC, Kemenkes RI, CISDI, Industri Minuman Berpemanis, dan Akademisi Perpajakan. Hasil penelitian ini adalah skema pemungutan cukai di Thailand yang menerapkan tarif spesifik progresif berdasarkan tingkat kandungan gula dengan threshold >6gram/100ml atau tarif campuran berupa ad valorem dan spesifik progresif berdasarkan besaran kandungan gula dapat dijadikan referensi pembelajaran bagi Indonesia yang memiliki fokus utama pemungutan cukai yang serupa dengan Thailand. Untuk penerimaan cukai dapat menjadikan Filipina sebagai referensi pembelajaran bagi Indonesia yang mengalokasikan penerimaan cukai untuk program kesehatan dan memaksimalkan sisi kesehatan. Dalam proses perumusan hingga penerapan kebijakan cukai MBDK di Indonesia, dibutuhkan dukungan yang kuat, komitmen tinggi, dan kerja sama dari berbagai pihak agar kebijakan ini dapat mencapai suatu tujuan objektif yang ingin dicapai. Penggunaan media untuk edukasi terkait dampak konsumsi minuman berpemanis berlebihan seperti di Thailand juga dapat dicontoh oleh Indonesia sebagai kebijakan pendukung untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Penerapan tarif bertahap yang disesuaikan secara berkala di negara Thailand juga dapat dijadikan contoh bagi Indonesia agar indusri minuman berpemanis dapat menyesuaikan kondisi dengan kebijakan baru sekaligus melakukan persiapan untuk mereformulasi minuman yang lebih sehat. Penelitian ini menyarankan Indonesia untuk menerapkan cukai MBDK kepada seluruh jenis MBDK dan bentuk minuman, serta pada seluruh jenis gula dan pemanis untuk mencegah adanya substitusi produk minuman berpemanis. Pemerintah juga dapat merencanakan kebijakan penyesuaian tarif secara berkala agar industri minuman berpemanis dapat melakukan adaptasi dengan kebijakan baru ini dan melakukan persiapan untuk reformulasi produk minuman rendah gula.

The government has planned to implement a tax policy on packaged sweetened beverages (MBDK) to reduce consumption of sweetened beverages since 2022, but to date it has not been implemented. This study aims to analyze the policy framework, supporting factors, and challenges faced in the sugar-sweetened beverage tax policies that have already been implemented in Thailand and the Philippines, with the goal of using these findings as a learning tool for Indonesia to refine its PSB tax policy. This study uses a qualitative method with data collection through literature review and in-depth interviews with representatives from the BKF, DJBC, Ministry of Health, CISDI, the Sugary Beverage Industry, and Taxation Academics. The results of this study indicate that Thailand's tax collection scheme, which applies a progressive specific tariff based on sugar content with a threshold of >6 grams/100 ml or a mixed tariff consisting of ad valorem and progressive specific tariffs based on sugar content, can serve as a reference for Indonesia, which has a similar focus on tax collection as Thailand. For tax revenue, the Philippines can serve as a reference for Indonesia, which allocates tax revenue for health programs and maximizes the health aspect. In the process of formulating and implementing the MBDK tax policy in Indonesia, strong support, high commitment, and cooperation from various parties are needed to ensure the policy achieves its objective goals. The use of media for education on the impacts of excessive consumption of sweetened beverages, as in Thailand, can also be emulated by Indonesia as a supporting policy to raise public awareness. The implementation of gradual tariffs adjusted periodically in Thailand can also serve as an example for Indonesia, enabling the sweetened beverage industry to adapt to the new policy while preparing to reformulate healthier beverages. This study recommends that Indonesia apply MBDK taxes to all types of MBDK and beverage forms, as well as to all types of sugar and sweeteners, to prevent product substitution in sweetened beverages. The government can also plan for periodic tariff adjustments to allow the sweetened beverage industry to adapt to the new policy and prepare for the reformulation of low-sugar beverages."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Citra Br
"Asupan gula, garam dan lemak melebihi batas yang direkomendasikan beresikomenyebabkan obesitas dan terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus,penyakit jantung, hipertensi, stroke dan kanker. Penyakit tidak menular merupakanpenyebab kematian utama di dunia dan juga di indonesia yang disebabkan salah satunyaoleh perilaku makan yang tidak sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor dominan asupan gula, garam dan lemak pada siswa-siswi SMA Negeri 3 KotaDepok tahun 2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2018 dengan desaincross sectional dan jumlah sample sebanyak 205 responden. Maka diperoleh hasilanalisis asupan tinggi gula, garam dan lemak sebesar 62,4 dimana asupan gula, garamdan lemak saling berkorelasi. Responden yang obesitas sebesar 4,9 dan kegemukansebesar 14,6 . Sedangkan analisis bivariat ada hubungan yang signifikant antara citratubuh p value = 0,002, OR = 2,611 , emotional eating p value = 0,001, OR = 3,763 ,alasan pemilihan makanan p value = 0,001, OR = 4,646 , sikap terhadap perilaku pvalue = 0,03, OR = 2,011 dan pengaruh keluarga p value = 0,004, OR = 2,505 denganasupan tinggi gula, garam dan lemak. Pada analisis multivariat maka variabel yangpaling dominan adalah emotioanl eating dengan nilai OR 3,35 yang artinya emotionaleating berpeluang 3,35 kali mengonsumsi asupan tinggi gula, garam dan lemak setelahdi kontrol oleh variabel citra tubuh, alasan pemilihan makanan, sikap terhadap perilakudan pengaruh keluarga. Oleh karena itu perlu mengendalikan emotional eatingresponden dengan promosi kesehatan tentang asupan gula, garam dan lemak padakeluarga dan ketersediaan makanan yang sehat baik dirumah dan kantin sekolahsehingga asupan gula, garam lemak dapat dibatasi dan pentingnya memperhatikankomposisi dan zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.Kata kunci:Asupan gula, garam dan lemak, remaja, perilaku makan, emotional eating.

Intake of sugar, salt and fat exceeds the recommended limits at risk of causingobesity and the occurrence of non communicable diseases such as diabetes mellitus,heart disease, hypertension, stroke and cancer. Non communicable diseases are themain cause of death in the world and also in Indonesia caused by one of them byunhealthy eating behavior. The purpose of this study was to determine the dominantfactors of sugar, salt and fat intake in students of senior high school in Depok City. Thisresearch was conducted on April June 2018 with cross sectional design and 205respondents. Analysis results showed high intake of sugar, salt and fat by 62.4 wherethe intake of sugar, salt and fat are correlated. Obese respondents were 4.9 and obesitywas 14.6 . While bivariate analysis there is significant relation between body image pvalue 0,002 , emotional eating p value 0,001 , food selection p value 0,001 ,attitude toward behavior p value 0,03 and family influence p value 0.004 withhigh intake of sugar, salt and fat. In multivariate analysis, the most dominant variable isemotional eating with OR 3.35, which means emotional eating 3.35 times consuminghigh intake of sugar, salt and fat after control by body image variable, food selectionreason, attitude toward behavior and influence of family. Therefore it is necessary tocontrol the emotional eating of respondents with the promotion of health about theintake of sugar, salt and fat in the family and the availability of healthy foods both athome and school canteen so that sugar intake, fat salt can be limited. The importance ofpaying attention to the composition and the nutrients contained in the food consumed.Keywords Intake of sugar, salt and fat, adolescents, emotional eating."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library