Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradana Elok Pambudi
"ABSTRACT
Gula sempat menjadi komoditas ekspor utama Indonesia pada masa era kolonialisasi Belanda. Akan tetapi, produksi gula saat ini cenderung stagnan dan tidak dapat lagi memenuhi permintaan dalam negeri sehingga impor dilakukan agar kebutuhan dapat terpenuhi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran gula dengan menggunakan pendekatan deskriptif and estimasi Least Square serta menganalisis dampaknya terhadap keadaan pergulaan di Indonesia saat ini. Penelitian ini memperlihatkan luas lahan tebu dan harga konsumen berpengaruh terhadap kuantitas penawaran sedangkan permintaan dipengaruhi oleh harga gula konsumen, konsumsi masa lampau, konsumsi per kapita, konsumsi kalori makanan olahan dan PDB.

ABSTRACT
The Growth of the State of Sugar in Indonesia Sugar had become Indonesias main export commodity during the Dutch colonial era. However, the current production of sugar tends to be stagnant and can no longer meet its demands, resulting in imports. This study aims to identify the factors that influence sugar demand and supply through descriptive approach and Least Square method and analyzes the impacts they cause to the current situation in Indonesia. This study shows that size of plantation area of sugar cane and consumers price of sugar affect the quantity of sugar supplied while lag consumption, consumers price, GDP, consumption per capita and calories consumption through processed food affect the quantity demanded."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ningrum Apriliawati
"ABSTRAK
Oei Tiong Ham terlahir sebagai Cina peranakan di Semarang, bisnis gula yan ia rintis di kota kelahirannya itu, berhasil membawanya menjadi pengusaha terkaya atau multimilyuner terutama pada kurun tahun 1894_1924. Gula produksinya berhasil memasok 60% kebutuhan di Hindia Belanda pada masa itu. Jingga akhirnya Oei Tiong Ham mendapat julukan orang terkaya di antara Shanghai dan Australia, serta disebut juga sebagai Raja Gula dari Jawa. Lima pabrik gulanya yang tersebar di Pulau Jawa, banyak menyerap tenaga kerja pribumi, baik laki - laki maupun perempuan, bahkan anak _ anak untuk dipekerjakan sebagai buruh. Dipabrik dan perkebunan tebunya, tanah pribumi pun banyak pula yang disewanya. Dengan kata lain, perusahaan Oei Tiong Ham tidak sedikit memberikan pengaruh bagi kehidupan dan penghidupan rakyat pribumi pada masa itu.

Abstract
Oei Tiong Ham was born as an Indonesian born Chinese in Semarang. The sugar business that he developed in his hometown has successfully turned him to be the richest slash multibillionaire businessman especially in 1894-1924. His sugar has fulfilled the need of sugar in Hindia Belanda as much as 60 %. Later, Oei Tiong Ham was considered as the richest man in Shanghai and Australia, and won the title as the sugar tycoon from Java. At that time, 5 of his sugar factory spread throughout Java Island. The business absorbed many local workers. Men, women, and even children were working as laborer in his sugar factories and estates. Not only that, he also rented local people's land. In short, his company gave a quite big contribution to the life and livehood of local people at that time."
2010
S12521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library