Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwien Yuliansyah Putera
"ABSTRAK
Tebu merupakan bahan baku untuk membuat gula putih yang merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Tebu yang dipotong ketika panen akan mengalami penurunan kualitas karena kehilangan gula yang terkandung di dalam batang tebu. Kehilangan gula ini akan bertambah seiring dengan lamanya waktu tunda tebu tersebut untuk digiling. Waktu tunda akan menjadi semakin lama apabila terjadi antrian truk di pabrik karena proses bongkar tebu sebelum dilakukan proses penggilingan. Antrian yang terjadi di pabrik gula pada umumnya mengikuti pelayanan FCFS First-Come First Serve . Sistem antrian memiliki beberapa teknik disiplin pelayanan, antara lain disiplin pelayanan dengan prioritas priority service , pelayanan secara acak random order service dan pelayanan dengan kedatangan terakhir Last-Come First-Serve Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh disiplin pelayanan terhadap waktu tunda dan pengaruhnya terhadap kualitas bahan baku tebu dengan didukung oleh rancangan penelitian berdasarkan kondisi sistem antrian. Analisis yang dilakukan menggunakan model simulasi sehingga dapat dikembangkan skenario lanjutan untuk memperbaiki sistem antrian di pabrik gula

ABSTRACT
Sugarcane is a raw material for making white sugar which is one of the basic needs of society in Indonesia. Stalks of sugarcane will decrease quality because of the loss of sugar. This losses will increase by the time because of delay time happened in the queue of trucks at the factory due to the process of unloading of sugar cane before the milling process. Queues servce in sugar mills is mostly using first come first serve FCFS dicipline. The queuing system has several service discipline techniques, among others are last come first serve LCFS, services with priority, random service and last come first serve. This research will analysze the delay time and impact on the quality of sugarcane with using design of experiment. Analyzes made using the model simulation which can be used to improve queuing systems at sugar mills. "
2018
T51602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Jafar Hafsah
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002
338.173 61 MOH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Alexandra Adrian
"ABSTRAK
Pada tahun 1957 Pabrik Gula Gondang Winangoen menjadi milik Pemerintah RI, dan pengawasannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit Semarang, dan nama Pabrik Gula PG. ini berganti nama menjadi PG. Gondang Baru. Buruh berperan sebagai motor penggerak nasionalisasi pada PG. Gondang Gondang Baru sepanjang tahun 1958-an. Sesuai PP No. 164/1964 tanggal 1 Juli tahun 1964, PG. Gondang Baru beralih di bawah naungan PPN Jawa Tengah V Surakarta. Selanjutnya PPN dibubarkan berdasarkan PP No.14/1968, dan diganti Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI yang berkedudukan di Solo. Perkembangan selanjutnya tahun 1969 terjadi perubahan dari PNP XVI yang menyebabkan perusahaan ini kemudian masuk menjadi PT. Pabrik Gula Gondang Baru.Skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan pergerakan industri gula pada masa pemerintahan Republik Indonesia, dari tahun 1957 sampai 1969, khususnya yang terjadi pada pabrik gula ini. Metode penelitian yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah metode sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Data tambahan diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan PG. Gondang Baru.

ABSTRACT
In 1957 the Gondang Winangoen Sugar Factory belonged to the Government of Indonesia, and its supervision was handed over to the New Plantation Enterprise of the State Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit of Semarang. The name Gondang Winangoen Sugar Factory was changed to Gondang Baru Sugar Factory. The Labourers had a role as a driving force of nationalization at the Gondang Baru Sugar Factory during the 1958 rsquo s. According to Government Regulation No. 164 1964 July 1 1964, PG. Gondang Baru was registered and placed under the auspices of the PPN V Surakarta, Central Java. Subsequently the PPN was dissolvedbased on Government Regulation No.14 1968 and in the end of 1968 replaced to State Plantation Company Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI based in Solo. In this case PG. Gondang Baru was included under the auspices of PNP XVI.In 1969 PNP XVI underwent changes and was then registered as PT. Gondang Baru Sugar Factory. This thesis aims to show the movement of the sugar industry during the Republic of Indonesia, from 1957 to 1969, especially what happened to this sugar factory. The research methods used in this paper are historical method that is heuristics, critics, interpreting and historiography. Additional data was obtained through interviews with informants who are able to relate the history of Gondang Baru Sugar Factory. "
2017
S70053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafwatun Nawa
"ABSTRAK
Pada masa Orde baru, muncul program- program agribisnis demi memenuhi kebutuhan pangan Indonesia. Program- program agribisnis ini terangkum dalam sebuah keputusan, yakni Program Tebu Rakyat Intensifikasi atau biasa disebut dengan TRI yang bercita memenuhi kebutuhan gula nasional serta mencapai swasembada gula. Beberapa daerah di seluruh Jawa terkena imbas akibat program ini. Kabupaten Cirebon, Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang mendapat program ini. Selama pelaksanaan program TRI, banyak jalan yang harus ditempuh. Di satu sisi pemerintah sudah mempersiapkan programnya dengan baik, di satu sisi para petani merasa baik- baik saja selama pelaksanaan program. Namun hal ini menjadi pertanyaan besar mengapa pada akhirnya di tahun 1997, banyak para petani tebu memilih untuk beralih ke tanaman pangan yang lain dibandingkan dengan tebu.

ABSTRACT<>br>
During the New Order period, agribusiness programs emerged to meet the needs of Indonesian food. These agribusiness programs are summarized in a decision, namely the Intensification of Smallholder Sugar Cane Program or commonly referred to as TRI that fulfills the national sugar needs and achieves self sufficiency in sugar. Several areas throughout Java were affected by this program. District of Cirebon, West Java is one of the areas that got this program. During the implementation of the TRI program, there are many ways to go. On the one hand the government has prepared the program well, on the one hand the farmers feel fine during the program implementation. But this is a big question why in the end in 1997, many sugar cane farmers chose to switch to other food crops compared to sugarcane."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library