Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zizi Tamara
"Garcinia mangostana L. merupakan salah satu tanaman obat yang diketahui
mempunyai berbagai manfaat, diantaranya sebagai antibakteri, antidiare,
antiinflamasi, serta memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 50% kulit buah G.
mangostanaterhadap hati dan plasma tikus dari kerusakan oksidatif akibat pemberian
karbon tetraklorida (CCl4). Dua puluh lima ekor tikus putih jantan Sprague-Dawley
dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol; kelompok CCl4 dengan dosis
0,55 mg/g BB peroral; serta kelompok ekstrak dosis 900, 1080, dan 1296 mg/kg BB
peroral selama 8 hari sebelum pemberian CCl4. Karbon tetraklorida diberikan 48 jam
sebelum tikus dikorbankan. Parameter biokimia yang diukur adalah aktivitas
superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT) dan senyawa karbonil di jaringan hati
dan plasma darah tikus. Hasil penelitian memperlihatkan aktivitas SOD hati
kelompok ekstrak (900 dan 1080 mg/kg BB) dan aktivitas SOD plasma kelompok
ekstrak (900 dan 1296 mg/kg BB) lebih tinggi bermakna (p<0,05) terhadap
kelompok CCl4. Aktivitas CAT hati kelompok ekstrak (900, 1080, dan 1296 mg/kg
BB) lebih tinggi bermakna (p<0,05) dibandingkan kelompok CCl4. Pemberian
ekstrak dosis 900 mg/kg BB memperlihatkan kadar senyawa karbonil hati lebih
rendah tidak bermakna (p>0,05) terhadap kelompok CCl4. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak etanol 50% kulit buah manggis dapat memberikan
pengaruh terhadap aktivitas antioksidan endogen sehingga mampu mencegah
terjadinya stres oksidatif di hati akibat pemberian CCl4.

Garcinia mangostana L. is a medicinal plant known many benefits, including its
potency as antibacterial, antidiarrheal, antiinflammatory, and high antioxidant
activity. This study aimed to test the antioxidant activity of 50% ethanolic extract of
G. mangostana rind against oxidative damage in liver and plasma of rats caused by
administration of carbon tetrachloride (CCl4). Twenty-five male Sprague-Dawley
rats were divided into 5 groups consist of control group; CCl4 group aregiven a dose
of 0.55 mg/g b.w orally; group that are given doses of extract 900, 1080, and 1296
mg/kg b.w orally for 8 days prior to CCl4 administration. Carbon tetrachloride
(CCl4)are given 48 hours before the rats were sacrificed. Parameters measured were
superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT) activity and carbonyl compounds in
liver tissue and blood plasma of rats. The results of this study showed that the
activity of liver SOD in extract groups (900 and 1080 mg/kg b.w) and activity of
plasma SOD in extract group (900 and 1296 mg/kg b.w) were significantly higher (p
<0.05) compared to CCl4 group. Activity of the liver CAT in extractgroups (900,
1080, and 1296 mg/kg b.w) were significantly higher (p <0.05) compared to CCl4
group. Extract administration on900 mg/kg b.w showed the levels of carbonyl
compounds in liver was lower not significant (p> 0.05) compared to the CCl4 group.
From this study it can be concluded that the 50% ethanolic extract of mangosteen
rind influence the activity of endogenous antioxidant and prevent oxidative stress in
the liver caused by CCl4 administration.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Triwindawati
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar vitamin C serum
dengan kadar SOD eritrosit pada penderita HIV/AIDS . Penelitian dilakukan di UPT
HIV RSUPNCM Jakarta mulai bulan Februari sampai Maret 2013. Penelitian ini
merupakan studi potong lintang terhadap 52 orang penderita HIV. Data yang diambil
meliputi data karakteristik subyek berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan,
asupan energi, asupan vitamin C, status gizi, riwayat pengobatan ARV, jumlah
limfosit T CD4. Dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar vitamin
C serum dan kadar SOD eritrosit. Analisis korelasi menggunakan uji Pearson dengan
kemaknaan p<0,05. Hasil: Subyek penelitian 25 perempuan dan 27 laki-laki, rerata
usia 33,60±4,84 tahun. 80,8% berada dalam rentang usia 30–40 tahun dan 82,7%
berpendidikan sedang. Asupan energi 76,9% kurang dengan rerata untuk perempuan
1700,41±316,25kkal/hari dan rerata laki-laki 1996,33±525,72kkal/hari. Asupan
vitamin C 100% kurang dengan rerata untuk perempuan 46,62±15,66mg/hari dan
laki-laki 46,97±13,39mg/hari. Status gizi 44,2% cukup dan 40,4% lebih dengan rerata
IMT 21,98±3,48kg/m2. Sebanyak 94,2% sudah mendapat ARV dan jumlah limfosit T
CD4 terbanyak berada pada kategori II CDC (200–499sel/?L) yaitu sebanyak 63,5%
dengan median 245(50–861)sel/?L. Kadar vitamin C serum sebanyak 92,3% dalam
kategori rendah dengan median 0,23(0,10–0,56)mg/dL. Kadar SOD eritrosit
terbanyak (53,8%) dalam kategori normal dengan rerata 1542,10±5,42U/gHb.
Terdapat korelasi negatif lemah yang tidak bermakna antara kadar vitamin C serum
dengan kadar SOD eritosit (r= −0,109 dan p=0,442)

The objective of this study was to investigate the correlation between serum vitamin
C concentration and erythrocyte SOD concentration of HIV/AIDS patients. Study
was conducted at UPT HIV/AIDS RSUPNCM from February to March 2013. The
study was a cross sectional study of 52 HIV/AIDS patients. Data collected including
subject characteristic age, sex, education, energy intake by food record 2x24 hour,
vitamin C intake by FFQ semikuantitatif, nutritional status, history of ART, and CD4
lymphocyte count. Conducted laboratory tests to measure serum vitamin C
concentration and erythrocyte SOD concentration. Statistical analysis was done using
Pearson’s correlation test.
Result: Subject consisted of 27 men and 25 women, mean of age 33.60±4.84years
old. 80.8% age in range 30–40years old. 82.7% were medium education level. 76.9%
subject had low energy intake, mean 1700.41±316.25kcal/day for women and mean
1996.33±525.72kcal/day for men. 100% subject had low vitamin C intake with mean
46.62±15.66mg/day for women and 46.97±13.39mg/day for men. . Nutritional status
of 44.2% had normal and 40.4% over enough with a mean BMI 21.98±3.48 kg/m2.
94.2% had ART and 63.5% lymphocyte count at category II CDC with mean
245(50–861)cell/?L. 92.3% subyek had low serum vitamin C concentration with
median 0.23(0.10–0.56)mg/dL. 53.8% subject had normal erythrocyte SOD
concentration with mean 1542.10±5.42U/gHb. There was no correlation between
serum vitamin C and erythrocyte SOD. (r=−0.109 and p=0.442)
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library