Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desire M. Rizkar
Abstrak :
Ruang lingkup dan metodologi : Gas NO2 adalah bagian dari polutan udara dan merupakan radikal bebas yang sangat mudah teroksidasi. Salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap radikal bebas adalah enzim SOD. Penelitian menguji hipotesa bahwa kadar SOD akan lebih rendah pada tenaga kerja di bagian dapur dibandingkan dengan tenaga keija di bagian administrasi. Metode penelitian adalah analisis komparasi dengan studi potong lintang yang dilakukan di RS X. Kepada 20 orang tenaga kerja di bagian dapur dan 20 orang tenaga kerja di bagian administrasi dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kadar SOD dalam darah pada setiap peserta. Pengukuran pajanan NO2 dilakukan dengan menggunakan impinger. Hasil dan Simpulan : Hasil pengukuran pajanan NO2 di dapur sebesar 0,000097 ppm, di bagian administrasi 0,0000062 ppm, masih jauh di bawah ambang batas TLV-TWA = 3 ppm (ACGIH). ata-rata kadar SOD pada kelompok tenaga kerja bagian dapur = 848,8 U/gr Hb dan kelompok tenaga kerja bagian administrasi = 851,1 U/gr Hb. Tidak didapatkan perbedaan bermakna kadar SOD pada kedua kelompok (pl,956). Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh pada kadar SOD seperti usia, indeks masa tubuh, kebiasaan makan dan mengkonsumsi buah-buahan, suplemen vitamin, kebiasaan merokok, olahraga, stress, pajanan NO2 di lingkungan tempat tinggal, penggunaan kompor gas, pajanan alat transportasi dan pajanan sinar matahari tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada kadar SOD (p>0,05). Dan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar SOD pada tenaga kerja yang terpajan NO2 dalam ruangan di bagian dapur dan administrasi tidak berbeda. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh pada kadar SOD tidak memberikan perbedaan bermakna.
Scope and methodology: Nitrogen dioxide (NO2) is one component of air pollutants that is highly oxidizing free radical gas. Superoxide dismutase enzyme is one of the defense mechanism of the body. The objective of the study was to test a hypothesis that SOD level in the kitchen division's workers were lower than workers in the administration. This study was conducted using a comparative analysis with cross sectional design in the X hospital. Twenty workers in kitchen division were selected as the same as in administration office. They were interviewed, physically examined and taken their blood sample for SOD level. Exposure level of NO2 was measured using air impinger. Result and conclusion : The exposure level of NO2 in the kitchen was 0,000097 ppm while in administration office was 0,0000062 ppm, both are far lower than ACGIH TLV-TWA point (3 ppm). The workers in the kitchen division has an average 848,8 U/gr HB for level SOD and the workers in the administration office has an average of 851,1 U/gr 1- b. There was no significant difference between two group (p=0,956). Determinant factors to SOD level such as age, body mass index, vitamin supplement, smoking habit, sport, stress, domestic NO2 exposure, gas stove usage, transportation and sun exposure were proved not to have significant effects (p>O, OS) We conclude in this study that there was no difference of SOD level among workers in the kitchen and the administration divisions. The studied determinant factors have no effect on SOD level.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margareth Joice Widiastuti
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini adalah studi potong lintang untuk mengetahui hubungan antara kadar vitamin E serum dan aktivitas superoxide dismutase (SOD) eritrosit pada penderita HIV/AIDS. Bahan dan cara: Pengumpulan data dilakukan pada pasien rawat jalan di klinik Pokdisus, RSUPNCM Jakarta selama akhir Februari 2013 sampai bulan Maret 2013. Subyek diperoleh dengan metode consecutive sampling. Sebanyak 52 subjek memenuhi kriteria penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara, rekam medis, dan pengukuran antropometri untuk menilai status gizi, dan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar vitamin E serum dan aktivitas SOD eritrosit. Hasil: Sebagian besar subjek adalah laki-laki (51,9%), usia rata-rata adalah 34 ± 4,84 tahun. Malnutrisi terjadi pada 55,8% dari subyek dan semua subyek (100%) memiliki asupan vitamin E yang kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia. Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek telah mendapatkan terapi ARV (94,2%). Jumlah CD4 <200sel/uL ditemukan pada 17 subyek (32,7%). Kadar vitamin E serum yang rendah didapat pada semua subyek (100%) dengan nilai rata-rata kadar vitamin E serum 3,84 (1,77-7,32) umol / L, sementara aktivitas SOD eritrosit yang cukup ditemukan pada 53,8% dari subyek dengan nilai rata-rata 1542,1 ± 281,04 U / g Hb. Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar serum vitamin E dan aktivitas SOD ditemukan dalam penelitian ini. (R = 0,047, p = 0,742). ......Objective: The aim of this cross sectional study was to find a correlation between serum level of vitamin E and erythrocyte superoxide dismutase (SOD) activity in HIV/AIDS patients. Material and method: Data collection was conducted at Pokdisus outpatient clinic, RSUPNCM Jakarta, from late February 2013 to March 2013. Subjects were obtained with the consecutive sampling method. A total of 52 subjects had met the study criteria. Data were collected through interviews, medical records, and anthropometry measurements to assess the nutritional status, and through laboratory examination (i.e. serum level of vitamin E and erythrocyte SOD activity). Results: The majority of the subjects were male (51,9%) with a mean age of 34 ± 4.84 years. Malnutrition occured in 55.8% of the subjects and all subjects (100%) had vitamin E intake that is less than the Indonesian recommended dietary allowance (RDA). In this study, most subjects had already been on ARV therapy (94.2%). Low CD4 cell count was found in 17 subjects (32.7%). Vitamin E deficiency was found in all subjects (100%) with a median value of serum level of vitamin E of 3.84 (1.77 to 7.32) μmol / L, while normal SOD activity was found in 53.8% of the subjects with a mean value of 1,542.1 ± 281.04 U / g Hb. Conclusion: No significant correlation between serum level of vitamin E and SOD activity was found in this study (r = 0.047, p = 0.742).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Alain Aditya
Abstrak :
Biji djenkol / Pithecellobium lobatum / Pithecellobium jiringa / Archidendron pauciflorum adalah buah dengan bau yang menyengat dan dapat dimakan. Walaupun dengan bau yang menyengat tersebut, biji djengkol ini bukan hanya sangat diminati oleh orang-orang Indonesia saja, tetapi juga diminati oleh orang-orang yang tinggal di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, dan Phillipines. Biji ini mengandung vitamin dan asam djengkol. Asam djengkol ini kaya akan sulfur sistein tioasetal formaldehid. Karena komponen tersebut, biji djengkol bisa berpotensi untuk menjadi antioksidan. Tujuan riset ini adalah untuk mengobservasi efek dari ekstrak biji djengkol dalam melindungi sel darah domba yang telah di induksi H2O2 dengan mengukur aktivitas enzim superoxide dismutase SOD . Dalam riset ini, sel darah domba diberikan lima perlakuan yang berbeda. Diantaranya adalah kontrol, H2O2, H2O2 Djenkol, Djenkol, and Djenkol H2O2. Dengan perlakuan tersebut, kami dapat melihat fungsi proteksi dan kuratif dari ekstrak biji djengkol. Hasil menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara grup kontrol dan grup H2O2 dimana aktivitas SOD lebih tinggi pada grup kontrol. Perbedaan yang signifikan juga ditemukan pada grup H2O2 dengan grup djenkol p=0.036 , dan grup djenkol H2O2 0.011 . Tetapi, perbedaan antara grup H2O2 dengan grup H2O2 Djenkol tidak signifikan p=0.059 . Hasil ini menunjukan bahwa ekstrak biji jengkol dapat menghambat perusakan sel darah merah domba karena H2O2. Sebagai kesimpulan, ekstrak biji jengkol lebih menunjukan efek proteksi dibandingkan dengan efek kuratifnya. ......Djenkol bean Pithecellobium lobatum Pithecellobium jiringa Archidendron pauciflorum is a pungent smelling consumable fruit. Despite its repulsive smell, djenkol bean is quite favored by not only Indonesian, but also by the people of the Southeast Asian region, including Malaysia, Thailand, and Philippines. It contains vitamins and substance called djenkolic acid, which is a sulfur rich cysteine thioacetal of formaldehyde. Due to its components, djenkol bean has a potential to be an antioxidant. This research aims to observe the effect of djenkol bean extract in protecting sheep rsquo s red blood cells that treated by H2O2 by measuring the superoxide dismutase SOD activities. The sheep rsquo s red blood cells were given five different treatments, which include control, H2O2, H2O2 Djenkol, Djenkol, and Djenkol H2O2. Those treatments enable us to see the protective and curative effects of djenkol bean extract. The result showed that there was a significant difference between control group and H2O2 group where control group has higher SOD activity. H2O2 group was also significantly different compared to the djenkol p 0.036 , and djenkol H2O2 group p 0.011 . However, there were no significant difference between H2O2 group and H2O2 Djenkol group p 0.059 . The result indicates that djenkol bean extract were able to prevent harm caused by the H2O2. Therefore, djenkol bean extracts are more into its protective effect rather than its curative effect.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zizi Tamara
Abstrak :
Garcinia mangostana L. merupakan salah satu tanaman obat yang diketahui mempunyai berbagai manfaat, diantaranya sebagai antibakteri, antidiare, antiinflamasi, serta memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 50% kulit buah G. mangostanaterhadap hati dan plasma tikus dari kerusakan oksidatif akibat pemberian karbon tetraklorida (CCl4). Dua puluh lima ekor tikus putih jantan Sprague-Dawley dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol; kelompok CCl4 dengan dosis 0,55 mg/g BB peroral; serta kelompok ekstrak dosis 900, 1080, dan 1296 mg/kg BB peroral selama 8 hari sebelum pemberian CCl4. Karbon tetraklorida diberikan 48 jam sebelum tikus dikorbankan. Parameter biokimia yang diukur adalah aktivitas superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT) dan senyawa karbonil di jaringan hati dan plasma darah tikus. Hasil penelitian memperlihatkan aktivitas SOD hati kelompok ekstrak (900 dan 1080 mg/kg BB) dan aktivitas SOD plasma kelompok ekstrak (900 dan 1296 mg/kg BB) lebih tinggi bermakna (p<0,05) terhadap kelompok CCl4. Aktivitas CAT hati kelompok ekstrak (900, 1080, dan 1296 mg/kg BB) lebih tinggi bermakna (p<0,05) dibandingkan kelompok CCl4. Pemberian ekstrak dosis 900 mg/kg BB memperlihatkan kadar senyawa karbonil hati lebih rendah tidak bermakna (p>0,05) terhadap kelompok CCl4. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 50% kulit buah manggis dapat memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan endogen sehingga mampu mencegah terjadinya stres oksidatif di hati akibat pemberian CCl4. ......Garcinia mangostana L. is a medicinal plant known many benefits, including its potency as antibacterial, antidiarrheal, antiinflammatory, and high antioxidant activity. This study aimed to test the antioxidant activity of 50% ethanolic extract of G. mangostana rind against oxidative damage in liver and plasma of rats caused by administration of carbon tetrachloride (CCl4). Twenty-five male Sprague-Dawley rats were divided into 5 groups consist of control group; CCl4 group aregiven a dose of 0.55 mg/g b.w orally; group that are given doses of extract 900, 1080, and 1296 mg/kg b.w orally for 8 days prior to CCl4 administration. Carbon tetrachloride (CCl4)are given 48 hours before the rats were sacrificed. Parameters measured were superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT) activity and carbonyl compounds in liver tissue and blood plasma of rats. The results of this study showed that the activity of liver SOD in extract groups (900 and 1080 mg/kg b.w) and activity of plasma SOD in extract group (900 and 1296 mg/kg b.w) were significantly higher (p <0.05) compared to CCl4 group. Activity of the liver CAT in extractgroups (900, 1080, and 1296 mg/kg b.w) were significantly higher (p <0.05) compared to CCl4 group. Extract administration on900 mg/kg b.w showed the levels of carbonyl compounds in liver was lower not significant (p> 0.05) compared to the CCl4 group. From this study it can be concluded that the 50% ethanolic extract of mangosteen rind influence the activity of endogenous antioxidant and prevent oxidative stress in the liver caused by CCl4 administration.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinontoan, Rosnah
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang bertujuan mengetahui korelasi antara kadar seng serum dengan aktivitas SOD eritrosit pada pasien geriatri non-frail dan frail di Poliklinik Geriatri RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta pada pertengahan bulan Agustus 2014 sampai pertengahan bulan September 2014. Subjek didapatkan secara consecutive sampling, sebanyak 60 orang (30 orang untuk masing-masing kelompok non-frail dan frail) yang memenuhi kriteria penelitian dan mengikuti penelitian sampai selesai. Tidak didapatkan korelasi signifikan antara kadar seng serum dengan aktivitas SOD eritrosit subjek penelitian, baik secara keseluruhan maupun per kelompok. ......This cross-sectional study aimed to know the correlation between serum zinc level and the erythrocyte SOD activity both in non-frail and frail geriatric patients. These subjects were collected from mid-August 2014 to mid-September 2014 from the clinic of Geriatric, Cipto Mangunkusumo General Hospital. Through conducting a consecutive sampling, 60 subjects who met the study criteria and completed all study progress, that consisted 30 persons who represent each non- frail and frail group, were enrolled into this study. Serum zinc level did not show significant correlation with erythrocyte SOD activity, both overall and per group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Triwindawati
Abstrak :
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar vitamin C serum dengan kadar SOD eritrosit pada penderita HIV/AIDS . Penelitian dilakukan di UPT HIV RSUPNCM Jakarta mulai bulan Februari sampai Maret 2013. Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap 52 orang penderita HIV. Data yang diambil meliputi data karakteristik subyek berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan, asupan energi, asupan vitamin C, status gizi, riwayat pengobatan ARV, jumlah limfosit T CD4. Dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar vitamin C serum dan kadar SOD eritrosit. Analisis korelasi menggunakan uji Pearson dengan kemaknaan p<0,05. Hasil: Subyek penelitian 25 perempuan dan 27 laki-laki, rerata usia 33,60±4,84 tahun. 80,8% berada dalam rentang usia 30–40 tahun dan 82,7% berpendidikan sedang. Asupan energi 76,9% kurang dengan rerata untuk perempuan 1700,41±316,25kkal/hari dan rerata laki-laki 1996,33±525,72kkal/hari. Asupan vitamin C 100% kurang dengan rerata untuk perempuan 46,62±15,66mg/hari dan laki-laki 46,97±13,39mg/hari. Status gizi 44,2% cukup dan 40,4% lebih dengan rerata IMT 21,98±3,48kg/m2. Sebanyak 94,2% sudah mendapat ARV dan jumlah limfosit T CD4 terbanyak berada pada kategori II CDC (200–499sel/?L) yaitu sebanyak 63,5% dengan median 245(50–861)sel/?L. Kadar vitamin C serum sebanyak 92,3% dalam kategori rendah dengan median 0,23(0,10–0,56)mg/dL. Kadar SOD eritrosit terbanyak (53,8%) dalam kategori normal dengan rerata 1542,10±5,42U/gHb. Terdapat korelasi negatif lemah yang tidak bermakna antara kadar vitamin C serum dengan kadar SOD eritosit (r= −0,109 dan p=0,442) ......The objective of this study was to investigate the correlation between serum vitamin C concentration and erythrocyte SOD concentration of HIV/AIDS patients. Study was conducted at UPT HIV/AIDS RSUPNCM from February to March 2013. The study was a cross sectional study of 52 HIV/AIDS patients. Data collected including subject characteristic age, sex, education, energy intake by food record 2x24 hour, vitamin C intake by FFQ semikuantitatif, nutritional status, history of ART, and CD4 lymphocyte count. Conducted laboratory tests to measure serum vitamin C concentration and erythrocyte SOD concentration. Statistical analysis was done using Pearson’s correlation test. Result: Subject consisted of 27 men and 25 women, mean of age 33.60±4.84years old. 80.8% age in range 30–40years old. 82.7% were medium education level. 76.9% subject had low energy intake, mean 1700.41±316.25kcal/day for women and mean 1996.33±525.72kcal/day for men. 100% subject had low vitamin C intake with mean 46.62±15.66mg/day for women and 46.97±13.39mg/day for men. . Nutritional status of 44.2% had normal and 40.4% over enough with a mean BMI 21.98±3.48 kg/m2. 94.2% had ART and 63.5% lymphocyte count at category II CDC with mean 245(50–861)cell/?L. 92.3% subyek had low serum vitamin C concentration with median 0.23(0.10–0.56)mg/dL. 53.8% subject had normal erythrocyte SOD concentration with mean 1542.10±5.42U/gHb. There was no correlation between serum vitamin C and erythrocyte SOD. (r=−0.109 and p=0.442)
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lawrentza Yunovka Mambaya
Abstrak :
Penuaan merupakan suatu proses hilangnya fungsi organ dan jaringan seiring bertambahnya usia yang sering dikaitkan dengan peningkatan kerentanan seseorang terhadap penyakit dan kematian. Salah satu faktor dari penuaan seluler yaitu stress oksidatif yang terjadi karena ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh yang menyerang struktur seluler, seperti membran, lipid, protein, lipoprotein, dan asam deoksiribonukleat. Spirulina platensis diketahui mempunyai berbagai manfaat bagi kesehatan manusia yaitu dalam antioksidan, peradangan, antitumor, dan peningkatan kekebalan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ekstrak etanol tanaman spirulina sebagai antioksidan terutama superoxide dismutase (SOD) untuk penanganan stres oksidatif yang juga mencegah penyakit kronik, terutama pada jaringan jantung. Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimental in vivo. Penelitian menggunakan beberapa kelompok tikus berbeda usia, yaitu 12, 18, dan 24 minggu sebagai subjek penelitiannya yang diberikan ekstrak spirulina dengan dosis 200 mg/kgBB selama 29 hari secara oral menggunakan sonde ke lambung tikus dan kelompok tikus lainnya yang diberikan aquabides sebagai kelompok kontrol. Aktivitas SOD diukur dengan metode analisis kolorimetri WST-1. Hasil pengukuran menunjukkan aktivitas SOD yang lebih rendah pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dengan p<0,05 (uji Kruskal-Wallis Post Hoc Mann-Whitney) pada kelompok usia 12 minggu, sedangkan p>0,05 pada kelompok 18 dan 24 minggu.Perbandingan antar kelompok kontrol dan antar kelompok perlakuan semuanya menunjukkan hasil yang bermakna p<0,05 (uji Kruskal-Wallis Post-Hoc Mann-Whitney U) kecuali hasil perbandingan antara kontrol 12 dan 24 minggu dengan p>0,05. ......Aging is a process of loss of organ and tissue function with age that is often associated with increased susceptibility to disease and death. One of the factors of cellular aging is oxidative stress that occurs due to an imbalance between free radicals and antioxidants in the body that attack cellular structures, such as membranes, lipids, proteins, lipoproteins, and deoxyribonucleic acid. Spirulina platensis is known to have various benefits for human health, namely in antioxidants, inflammation, antitumor, and immune enhancement. Therefore, this study aims to examine the effect of ethanol extract of spirulina plant as an antioxidant, especially superoxide dismutase (SOD) for handling oxidative stress which also prevents chronic diseases, especially in heart tissue. The research design used was an in vivo experimental study. The study used several groups of rats of different ages, namely 12, 18, and 24 weeks as research subjects who were given spirulina extract at a dose of 200 mg/kgBW for 29 days orally using a sonde into the stomach of rats and another group of rats given aquabides as a control group. SOD activity was measured using the WST-1 colorimetric analysis method. The measurement results showed lower SOD activity in the treatment group compared to the control group with p<0.05 (Kruskal-Wallis Post Hoc Mann-Whitney test) in the 12-week group, while p>0.05 in the 18- and 24-week groups. Comparison between control groups and between treatment groups all showed significant results p<0.05 (Kruskal-Wallis Post-Hoc Mann- Whitney U test) except for the comparison results between the 12- and 24-week controls with p>0.05.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rahmah Ghanny
Abstrak :
Sel kanker kanker payudara jenis TNBC memiliki kadar MnSOD yang tinggi. Ekspresi MnSOD yang tinggi pada sel kanker TNBC dapat menghasilkan sel dengan kapasitas proliferasi tinggi, apoptosis minimal, dan resistensi terapeutik. Keberadaan teknologi edit genom CRISPR/Cas9 yang menargetkan MnSOD diyakini dapat menurunkan ekspresi MnSOD sehingga mengurangi aktivitas proliferasi sel kanker BT-549 dan meningkatkan apoptosisnya. MnSOD diketahui mengandung polimorfisme yang meningkatkan risiko berkembangnya kanker. Oleh karena itu, sangat penting untuk menganalisis ekson 2 dari pengeditan genom gen MnSOD pada sel BT-549. Pada penelitian ini, memanfaatkan kultur sel BT-549 untuk diperbanyak dan dilakukan pemisahan DNA, RNA, dan protein dari sel kultur. Analisis western blot MnSOD, survivin, caspase 3, caspase 9, cleaved caspase 3, dan cleaved caspase 9. Selain itu, ekspresi relatif mRNA MnSOD dan survivin dihitung menggunakan teknik qRT-PCR. Selain itu dilakukan sekuensing DNA, pemodelan homologi protein, dan prediksi protein pengeditan genom. Analisa fenotip terdapat analisis proliferasi sel juga dilakukan untuk menentukan waktu penggandaan, serta studi siklus sel flowcytometric. Pengukuran flow cytometric dari apoptosis juga dilakukan untuk menguji pengaruh genome editing pada MnSOD. Hasil pada pengeditan genom yang difokuskan pada ekson 2 gen MnSOD dapat menurunkan ekspresi relatif mRNA MnSOD dan ekspresi protein MnSOD. Selain itu, adanya genome editing pada MnSOD juga mempengaruhi pola proliferasi klon KO 11.3 dan 11.4 yang lebih lambat jika dibandingkan dengan sel WT; hal ini sesuai dengan hasil analisis siklus sel, yang menunjukkan persentase fase G0/G1 yang tinggi dan persentase fase S, G2/M yang rendah pada klon KO 11.3 dan 11.4 jika dibandingkan dengan WT. Penghambatan ekspresi MnSOD juga dapat meningkatkan kemampuan apoptosis sel, yang ditunjukkan dengan tingginya proporsi sel yang mengalami apoptosis yang diukur dengan flow cytometry, serta peningkatan kadar protein inisiator dan efektor apoptosis. Kesimpulannya, KO gen MnSOD pada sel BT-549 mengurangi ekspresi protein MnSOD, sehingga menghambat pertumbuhan sel dan mendorong kematian sel BT-549. ......It is known that TNBC cancer cells have a high level of MnSOD. High MnSOD expression in TNBC cancer cells can result in cells with a high proliferation capacity, minimal apoptosis, and therapeutic resistance. It is believed that the existence of CRISPR/Cas9 genome editing technology that targets MnSOD can decrease MnSOD expression, hence reducing the proliferative activity of BT-549 cancer cells and increasing their apoptosis. MnSOD is known to include polymorphisms that increase the risk of developing cancer. Therefore, it is crucial to analyze exon 2 of the MnSOD gene genome editing in BT-549 cells. Methods: This work utilized BT-549 cell culture to proliferate cells and to separate DNA, RNA, and protein from the cultured cells. Western blot analysis of MnSOD, survivin, caspase 3, caspase 9, cleaved caspase 3, and cleaved caspase 9. Additionally, the relative expression of MnSOD and survivin mRNAs was calculated using the qRT-PCR technique. There was DNA sequencing, protein homology modeling, and genome editing protein prediction. In phenotypic analysis, cell proliferation analysis was also performed to determine doubling time, in addition to flowcytometric cell cycle study. Flow cytometric measurement of apoptosis was also performed to examine the effect of genome editing on MnSOD. Result: Genome editing focused at exon 2 of the MnSOD gene can reduce the relative expression of MnSOD mRNA and the expression of MnSOD protein. In addition, the existence of genome editing in MnSOD also affected the slower proliferation pattern of KO clones 11.3 and 11.4 when compared to WT cells; this is consistent with the results of cell cycle analysis, which demonstrated a high percentage of G0/G1 phase and a low percentage of S phase, G2/M, in KO clones 11.3 and 11.4 when compared to WT. The inhibition of MnSOD expression can also boost the capability of cell apoptosis, as indicated by the high proportion of cells undergoing apoptosis as measured by flow cytometry, as well as the elevated levels of apoptosis initiator and effector proteins. Conclusion: MnSOD gene knockout on BT-549 cells reduces MnSOD protein expression, hence inhibiting cell growth and promoting BT-549 cell death.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Aqilla Rhania
Abstrak :
Pendahuluan: Kanker payudara triple-negatif merupakan subset keganasan yang menantang terkait dengan prognosis buruk akibat rendahnya ekspresi HER2 dan reseptor hormon, yang mengakibatkan kurangnya modalitas terapi yang ditargetkan secara spesifik. Selain itu, bagian dari keganasan ini mempunyai tingkat kekambuhan dini dan metastasis yang tinggi. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), suatu enzim yang sangat penting untuk keseimbangan redoks, terlibat dalam tumorigenesis karena peran gandanya. Awalnya, MnSOD bertindak sebagai penekan tumor selama tumorigenesis awal, namun perannya bergeser seiring perkembangan penyakit. Kanker payudara triple-negatif diperkaya dengan subpopulasi sel dengan potensi tumorigenik tinggi dan stres oksidatif yang dikenal sebagai sel punca kanker. Sel-sel ini mengekspresikan faktor transkripsi Oct4 dan Sox2, yang mengatur pembaruan diri dan kepuncaan. Studi ini menyelidiki efek penekanan ekspresi MnSOD melalui KO gen CRISPR/Cas9 pada sel punca kanker BCSC triple-negatif dengan mengukur ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2. Metode: Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol BCSC tripel-negatif BT-549 tipe wild-type dan dua kelompok BT-549 KO MnSOD yang diberi perlakuan. Untuk setiap kelompok, tiga sampel ulangan digunakan. Ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2 di setiap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dideteksi oleh RT-qPCR. Hasil masing-masing dihitung dengan Metode Livak untuk mengekstraksi rasio ekspresi. Uji T dua sampel dilakukan untuk menghitung signifikansinya. Hasil: Temuan ini menunjukkan tren penurunan ekspresi SOX2 dan ekspresi mRNA OCT4 yang tidak konsisten. Kesimpulan: Penekanan MnSOD dapat menjadi target potensial untuk mengubah sifat pluripotensi BCSC triple-negatif dengan memberikan efek tidak langsung pada ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2. ......Introduction: Triple-negative breast cancer represents a challenging subset of malignancy associated with poor prognosis due to low expression of HER2 and hormone receptors, resulting in the lack of specific targeted therapeutic modalities. Additionally, this subset of malignancy acquires a high rate of early recurrence and metastasis. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), an enzyme paramount for redox balance, is implicated in tumorigenesis by its dual role. Initially, MnSOD acts as a tumor suppressor during early tumorigenesis, but its role shifts as the disease advances. Triple-negative breast cancer is enriched with a subpopulation of cells with high tumorigenic potential and oxidative stress known as cancer stem cells (CSC). These cells expressed Oct4 and Sox2 transcription factors, which regulate self-renewal and stemness. This study investigates the effect of suppressing MnSOD expression through CRISPR/Cas9 gene knockout on the stemness of triple-negative BCSCs by measuring OCT4 and SOX2 mRNA expression. Methods: This study utilized a control group of wild-type BT-549 triple-negative BCSCs and two treated groups of MnSOD-knockout BT549 BCSCs. For each group, three replicate samples were used. The mRNA expression of OCT4 and SOX2 in each control and treated group was detected by RT-qPCR. Their respective results were calculated by the Livak Method to extract the expression ratio. A two-sample T-test was performed to calculate the significance. Results: The findings demonstrate a decreasing trend of SOX2 expression and an inconsistent OCT4 mRNA expression. Conclusion: MnSOD suppression may present as a potential target for altering the pluripotency properties of triple-negative BCSCs by exerting an indirect effect on OCT4 and SOX2 mRNA expression.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Susanti
Abstrak :
Latar Belakang: Kelelahan merupakan  hal yang biasa dialami pekerja. Kelelahan apabila tidak diatasi akan menyebabkan penurunan performa dan berdampak pada keselamatan pasien. Superoxide Dismutase (SOD) adalah salah satu biomarker kelelahan yang merupakan antioksidan endogen sebagai reaksi alami tubuh terhadap peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) yang timbul karena aktifitas fisik. Penelitin terkait upaya mengatasi kelelahan terkait enzim antioksidan SOD masih terbatas. Pemberian Oksigen Hiperbarik (OHB)  diharapkan mampu meningkatkan produksi SOD dan menurunkan kelelahan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh OHB pada aktivitas SOD dengan tabel klinis tunggal. Metode : Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan double-blind control trial.  Sebanyak 30 orang perawat dengan kelelahan yang dibagi kelompok Normobarik Normosik (NN) sebagai kontrol dan Hiperbarik Hiperoksik (HH) sebagai  perlakuan dengan randomisasi blok, Aktivitas SOD diukur sebelum dan 1 jam sesudah perlakuan menggunakan metode kolorimetri. Hasil : Tidak terdapat perubahan aktivitas SOD pada kelompok intervensi (p=0,649) dibandingkan kelompok kontrol yang cenderung menurun (p=0,087) Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) setelah perlakuan pada aktivitas SOD antara 2 kelompok. Kesimpulan : Pemberian oksigen hiperbarik tidak memberikan perubahan bermakna pada aktivitas SOD, namun dapat mempertahankan nilai SOD dibandingkan dengan kontrol yang menurun. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar subjek hanya memiliki tingkat kelelahan ringan (80%). ......Background: Fatigue is a common experience for workers. Fatigue, if not addressed, will cause a decrease in performance and impact on patient safety. Superoxide Dismutase (SOD) is one of the biomarkers of fatigue which is an endogenous antioxidant as the body's natural reaction to increased Reactive Oxygen Species (ROS) arising from physical activity. There is limited research on overcoming fatigue related to the antioxidant enzyme SOD. Hyperbaric Oxygen Treatment (OHB) is expected to increase SOD production and reduce fatigue. This study is intended to determine the effect of OHB on SOD activity with a single clinical table. Methods: This study used a true experimental design with a double-blind control trial. A total of 30 nurses with fatigue were divided into Normobaric Normoxia (NN) groups as control and Hyperbaric Hyperoxia (HH) as treatment with block randomization, SOD activity was measured before and 1 hour after treatment using the colorimetric method. Results: There was no change in SOD activity in the intervention group (p=0.649) compared to the control group which tended to decrease (p=0.087) There was no significant difference (p>0.05) after treatment on SOD activity between the 2 groups. Conclusion: Hyperbaric oxygen administration does not provide significant changes in SOD activity, but can maintain SOD values compared to controls which decrease. This is possible because most subjects only had mild fatigue levels (80%).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>