Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Dio Syaputra
"Latar belakang: Presbiopia pasca operasi katarak masih menjadi masalah meskipun teknik operasi dan teknologi lensa intra-okular terus berkembang. Teknik mini-monovision dan lensa extended depth of focus (EDoF) murni menjadi alternatif untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan menengah dengan biaya relatif ringan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan membandingkan luaran klinis pasca operasi katarak dengan teknik mini-monovision secara binokular dan operasi katarak menggunakan lensa EDoF murni monokular.
Metode: Subjek penelitian dirandomisasi menjadi kelompok mini-monovision (lensa monofokal standar dengan anisometropia -1,25 D) dan kelompok EDoF Murni. Blinding dilakukan pada pemeriksa luaran klinis.
Hasil: Interim analysis dari total 16 pasien didapatkan luaran tajam penglihatan jauh dengan dan tanpa koreksi(TPJTK dan TPJDK) tidak berbeda bermakna antar kelompok. Median tajam penglihatan menegah tanpa koreksi (TPMTK) dan rerata tajam penglihatan dekat tanpa koreksi (TPDTK) mini-monovision binokular didapatkan 0,10 (0-0,10) LogMar dan 0,26 + 0,12 LogMar. Median TPMTK & rerata TPDTK EDoF monokular didapatkan 0,19 (0,14-0,50) LogMar dan 0,54 + 0,11 LogMar. Uji Mann-Whitney U pada luaran TPMTK didapatkan nilai p=0,001 dan uji T tidak berpasangan terhadap luaran TPDTK didapatkan nilai p=0,000. Kurva defokus lensa -2,50 D kelompok mini-monovision binokular 0,31 LogMar dan EDoF monokular 0,51 LogMar (p=0,019).
Kesimpulan: TPMTK, TPDTK dan kurva defokus lensa -2,50 D kelompok mini-monovision lebih baik dibandingkan kelompok EDoF
......Background: Presbyopia after cataract surgery is still a problem despite recent surgical techniques and intraocular lens technology development. Mini-monovision techniques and pure extended depth of focus (EDoF) lenses are alternatives to achieve good distance and intermediate visual acuity at relatively inexpensive.
Purpose: This study aims to compare the clinical outcome after cataract surgery with binocular mini-monovision and cataract surgery using a pure monocular EDoF lens.
Methods: Subjects were randomized into the mini-monovision group (standard monofocal lenses with -1.25 D of anisometropia) and the pure EDoF group. Blinding was performed on the clinical outcome examiners.
Results: Interim analysis of a total of 16 patients revealed the outcome of distance visual acuity with and without correction (UCDVA and BCDVA) was not significantly different between groups. Median of uncorrected intermediate visual acuity (UIVA) and mean of uncorrected near visual acuity (UNVA) of binocular mini-monovision were 0.10 (0-0.10) LogMar and 0.26 + 0.12 LogMar. Median UIVA & mean UNVA monocular EDoF were 0.19 (0.14-0.50) LogMar and 0.54 + 0.11 LogMar respectively. The Mann-Whitney U test of UIVA between groups revealed p=0.001 and the unpaired T-test of UNVA revealed p=0.000. Mean defocus curve of -2.50 D lens were 0.31 LogMar in binocular mini-monovision group and 0.51 LogMar monocular in EDoF group (p=0.019).
Conclusion: UIVA, UNVA and defocus curve of -2.50 D lens in the mini-monovision group were better than EDoF group. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauna Herawati
"Disertasi ini menghasilkan temuan bahwa clinical pathway yang disusun oleh berbagai profesi sesuai kompetensi, peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing profesi dalam perawatan pasien dapat digunakan sebagai media komunikasi, bekerja sama, berkoordinasi dalam praktek kolaborasi interprofesional. Praktek kolaborasi interprofesional dengan menggunakan clinical pathway dapat mengoptimalkan penggunaan antibiotik untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri. Penelitian ini adalah kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Hasil penelitian menyarankan bahwa penyusunan clinical pathway tidak hanya berbasis bukti tetapi juga merupakan kesepakatan perawatan bersama oleh beberapa profesi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, terutama penggunaan antibiotik rasional.
......The finding of this dissertation is clinical pathways prepared by various professions according to the competencies, roles, values, and responsibilities of each profession in patient care. A clinical pathway is a tool for communication, working together, and coordination in interprofessional collaborative practices. Interprofessional collaboration practices using clinical pathways can optimize the use of antibiotics to prevent bacterial resistance. This research is quantitative and qualitative research that analyzes analytics descriptively. The study suggests that the development of a clinical pathway is not only evidence based practice but also a joint agreement by several healthcare professionals to improve the quality of services, especially the rational use of antibiotics."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Shofyan Baidhowy
"Penyakit kardiovaskuler menjadi perhatian dunia, Penatalaksanaan pada penyakit jantung adalah bedah jantung. Pasien yang menunggu operasi jantung biasanya mengalami kecemasan. Kecemasan preoperasi akan berdampak buruk pada intraoperasi dan post operasi yaitu pemberian dosis obat yang bertambah dan risiko infeksi. Salah satu intervensi untuk mengurangi kecemasan adalah dengan aromaterapi dan murattal alquran. Penelitian ini bertujuan menilai penerapan aromatherapy lavender dan murottal al-quran terhadap kecemasan pasien pre operasi bedah jantung  di RSJPD Harapan Kita Jakarta. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dibagi menjadi kelompok intervensi sejumlah 15 orang dan kelompok kontrol 15 orang. Kelompok intervensi mendapat perlakuan aromaterapi dan murattal alquran sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan intervensi. Penilaian kecemasan menggunakan Preoperative anxiety scale-7 (PAS-7). Uji statistik penelitian menggunkan analisis bivariat dengan uji paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan aromatherapy lavender dan murottal al-quran dapat menurunkan kecemasan (p-value 0,01) dibandingkan kelompok kontrol. Penerapan aromatherapy lavender dan murottal al-quran merupakan intervensi non-farmakologi dalam menurunkan kecemasan pasien pre operasi bedah jantung murah, efektif dan efisien, sederhana, mudah dalam penerapannya, tanpa risiko, tidak memerlukan pelatihan yang khusus, tidak memerlukan ruangan khusus, waktu penerapan yang bisa disesuaikan dengan kondisi pasien. Penelitian lanjutan bisa diterapkan pada waktu, cara pemberian, jumlah sampel lebih besar dan penyakit responden  yang berbeda.
......Cardiovascular disease is a worldwide concern. Management of heart disease is heart surgery. Patients awaiting surgery usually experience anxiety. Preoperative anxiety will have a negative impact on intraoperative and postoperative, namely the administration of increased drug doses and the risk of infection. One of the interventions to reduce anxiety is aromatherapy and murattal al-Qur'an. This study aims to assess the application of lavender aromatherapy and murottal al-quran to patient anxiety before heart surgery at RSJPD Harapan Kita Jakarta. Research subjects as many as 30 people were divided into an intervention group of 15 people and a control group of 15 people. The intervention group received aromatherapy and murattal al-Qur'an treatment, while the control group did not receive any intervention. Assessment using the Preoperative anxiety scale-7 (PAS-7). The statistical test of the study used bivariate analysis with paired t-test and independent t-test. The results showed that lavender aromatherapy and murottal al-quran could reduce anxiety (p-value 0.01) compared to the control group. The application of lavender aromatherapy and murottal al-Qur'an is a non-pharmacological intervention in reducing anxiety in preoperative cardiac surgery patients. It is cheap, effective and efficient, easy to implement, without risk, does not require special training, does not require a special room, and can be adapted to suit your needs. patient's condition. Follow-up research can be applied to the time, method of administration, larger sample size and different respondent's disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library