Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Nugraha
"Sumberdaya ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong di dominasi oleh ikan demersal (dasar). Ikan kakap merah (Lutjanus spp.) merupakan salah satu ikan demersal yang banyak terdapat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Adanya penangkapan pada ikan kakap merah (Lutjanus spp.) yang berlangsung secara terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang baik dapat mengakibatkan terjadinya penurunan atau kepenuhan terhadap jumlah populasinya. Tujuan riset ini untuk menduga potensi hasil tangkapan lestari, jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan, upaya penangkapan yang diperbolehkan, status pemanfaatan, dan strategi yang tepat dalam pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan komoditas ikan kakap merah (Lutjanus spp.) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kabupaten Lamongan. Riset ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan untuk mengetahui hubungan antara upaya penangkapan dan hasil tangkapan. Hasil riset ini menunjukkan potensi hasil tangkapan maksimum lestari sebesar 532,32 ton/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 425,86 ton/tahun. Tingkat pemanfaatannya sebesar 91% dengan status pemanfaatannya sudah fully exploited. Berdasarkan kondisi status pemanfaatannya direkomendasikan strategi pengelolaann dalam pengelolaan sumber daya ikan kakap merah yang berkelanjutan, yaitu pengaturan musim dan daerah penangkapan, pengaturan ukuran alat tangkap, pembatasan upaya penangkapan, dan penetapan kuota penangkapan.

Fish resources of the study were landed in the Archipelagic Fishing Port of Brondong and it is dominated by the demersal fish (bottom). The red snapper (Lutjanus spp.) is one of demersal fish that is found in the Archipelagic Fishing port of Brondong. There is a catch on the red snapper (Lutjanus spp.) that takes place continuously without good management. This condition can impact to the the decline or fullness of the number of its population, it is necessary to have a review to suspect the potential of sustainable catch and the number of total allowable catch, and the number of total allowable efforts in the management of the sustainabl fishing commodity of red snapper (Lutjanus spp.) in the Archipelagic Fishing Port of Brondong. This research used a quantitative approach with mixed methods to see the relationship between effort and catch. utilization rate is 91% where condition in status fully exploited. Based on the conditions of utilization status, management strategies are recommended in sustainable management of red snapper resources, is regulations of the season and fishing grounds, fishing gear size regulations, limitation of fishing effort, and regulations setting by catch quota."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Andriyanto
"Pelabuhan perikanan harus menyediakan infrastruktur berkelanjutan karena aktivitasnya menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas perairan. Indonesia telah menerapkan konsep eco fishing port pada beberapa pelabuhan perikanan tipe samudera. Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap adalah pelabuhan potensial namun belum menerapkan konsep ini. Masalah utama adalah penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran. Tujuan penelitian adalah menganalisis kualitas lingkungan perairan dan daratan, pengelolaan lingkungan, karakteristik sosial ekonomi, serta merumuskan strategi pengembangan eco fishing port di PPS Cilacap. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, kuantitatif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan perairan memenuhi standar baku mutu dan lingkungan daratan sudah cukup bersih. Ketersediaan ruang terbuka hijau sudah memenuhi syarat eco fishing port. Pengelolaan lingkungan sudah cukup baik, didukung oleh kesadaran nelayan dalam praktik penanganan ikan berkelanjutan dan kebersihan lingkungan. Terdapat 10 strategi untuk pengembangan pelabuhan berkelanjutan dengan konsep eco fishing port. Kesimpulannya, PPS Cilacap memenuhi standar pelabuhan berwawasan lingkungan eco fishing port.

Fishing ports must provide sustainable infrastructure because their activities are one of the causes of declining water quality. Indonesia has implemented the eco-fishing port concept at several ocean-type fishing ports. The Cilacap Ocean Fishing Port has potential but has yet to implement this concept. The main problem is the decline in environmental quality due to pollution. The research aims to analyze the water and land environment quality, environmental management, and socio-economic characteristics and formulate a strategy for developing an eco-fishing port at PPS Cilacap. The method used is a qualitative, quantitative approach and SWOT analysis. The research results show that the quality of the aquatic environment meets quality standards, and the land environment is relatively clean. The availability of green open space meets the eco-fishing port requirements. Environmental management is quite good, supported by fishermen's awareness of sustainable fish handling practices and environmental cleanliness. There are ten strategies for sustainable port development with the eco-fishing port concept. In conclusion, PPS Cilacap meets the standards for an environmentally friendly port and an eco-fishing port."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ado Maulana Habibie
"ABSTRAK
Penangkapan ikan berlebih merupakan salah satu permasalahan utama di sektor kelautan dan perikanan yang tidak kunjung selesai. Pemanfaatan sumber daya ikan tanpa batas tersebut telah menimbulkan kerusakan ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan di Indonesia maupun dunia. Di Indonesia sendiri, fenomena overfishing masih menjadi permasalahan utama dan perlu mendapat perhatian penuh, hal ini dikarenakan hampir seluruh wilayah perikanan Indonesia telah didominasi oleh kondisi tangkap lebih tersebut. Sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi dan mengadopsi UNCLOS 1982 dan Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF 1995 ke dalam Undang-Undang 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, Pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban untuk mengelola sektor perikanannya secara bertanggung jawab dan sesuai dengan kaidah pembangunan perikanan berkelanjutan. Skripsi ini membahas mengenai dampak penangkapan ikan berlebih terhadap pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia dan upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi kondisi tangkap lebih di wilayah perikanan Indonesia guna mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia.

ABSTRACT
Overfishing is one of the endless issues in the marine and fisheries sector that is never resolved. The utilization of unlimited fishery resources has caused damage to the marine ecosystem and threatens the sustainability of fishery resources in Indonesia and the world. In Indonesia itself, the phenomenon of overfishing is still a major problem and needs to get full attention, this occurs due to most of Indonesia rsquo s fishery areas have been dominated by these overfishing conditions. As one of the countries that have ratified and adopted UNCLOS 1982 and Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF 1995 into Law Number 45 Year 2009 on Fisheries, The Government of Indonesia has an obligation to manage its fishery sector responsibly and in accordance with the principles of sustainable fisheries development. This thesis discusses about the impact of overfishing on sustainable fisheries development in Indonesia and what efforts can be made by the Government of Indonesia to prevent and cope with overfishing in Indonesian fishery areas to support sustainable fisheries development in Indonesia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Sari Dewi
"Kondisi kerja nelayan perikanan skala kecil dipengaruhi oleh risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Penelitian ini bertujuan menyusun model pengendalian lingkungan kerja nelayan melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian adalah penilaian risiko K3 nelayan dengan tingkat risiko tinggi; aspek sosioekologis nelayan perikanan skala kecil meliputi karakteristik nelayan dan aspek DPSIR yang menjadi faktor utama adalah Impact; aspek kebijakan dan program kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Analisis kebijakan dengan SWOT mengidentifikasi kekuatan (lokasi penangkapan dekat tempat tinggal), kelemahan (sarana dan prasarana terbatas), peluang (bantuan modal pemerintah), dan ancaman (industri pesisir). Kesimpulan pengendalian lingkungan kerja nelayan dengan tahapan: (a). penilaian risiko K3 nelayan; (b). tahapan aspek sosiekologis nelayan yaitu karakteristik nelayan dan Impact (dampak sosial, ekonomi dan lingkungan); dan (c). peningkatan kebijakan dan pengembangan dengan strategi peningkatan faktor internal dan faktor eksternal.

The working conditions of small-scale fishery workers are significantly influenced by occupational safety and health (OSH) risks. This study aims to develop a model for managing the working environment of fishermen using qualitative and quantitative approaches. The findings indicate a high level of OSH risk among fishermen, with key socio-ecological aspects including fishermen's characteristics and DPSIR components, where "Impact" (social, economic, and environmental) is the primary factor. The analysis of policies and programs related to health, safety, and welfare, conducted through SWOT analysis, identifies strengths (fishing locations near fishermen's residences), weaknesses (limited facilities and infrastructure), opportunities (government financial assistance), and threats (coastal industrial activities). The proposed environmental management model consists of three stages: (a) OSH risk assessment for fishermen; (b) socio-ecological analysis focusing on fishermen's characteristics and impacts; and (c) policy improvement and development strategies by enhancing internal and external factors."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library