Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shilla Indiarnita
"[ ABSTRAK
Selama ini, negara kita terpengaruh oleh budaya patriarki yang menempatkan laki-laki
sebagai sosok yang lebih dominan. Namun ternyata, ada fenomena yang menunjukan
sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari kemunculan dua geng motor perempuan yaitu Geng
Nero dan Geng CMP. Kemunculan dua geng tersebut merupakan bentuk pembuktian bahwa
perempuan juga ingin disetarakan dengan laki-laki. Kedua geng tersebut sering melakukan
aksi kekerasan demi mempertahankan groupthink syndrome mereka sebagai geng motor
perempuan yang memiliki kekuatan. Yang menjadi pertanyaan penulis adalah sampai sejauh
mana groupthink syndrome yang melekat pada kedua geng motor perempuan tersebut
terealisasikan dalam bentuk eksistensi diri geng mereka? Dari hasil analis dapat disimpulkan
bahwa groupthink syndrome yang melekat pada kedua geng motor perempuan tersebut
berbanding lurus dengan budaya maskulinitas yang ingin mereka tunjukan dengan melakukan
kekerasan.

ABSTRACTSo far, our national society is influenced by patriarchy culture in which male figure is the
most dominant. But there actions that shows otherwise. It is shown from the existence of two
girl’s motorcycle gang namely Nero and CMP. Their existence prove that women expect
equal rights between women and men. They do violence in order to maintain their
“groupthink syndrome” as the powerful gang. My question here is, how far “groupthink
syndrome” which is attached to the two girl’s motorcycles gang are becoming realized in
their gang existence? From the analysis it can be concluded that “groupthink syndrome”
which belongs to the two girl’s motorcycle gang is an expression to achieve masculinity by
using violence.;So far, our national society is influenced by patriarchy culture in which male figure is the
most dominant. But there actions that shows otherwise. It is shown from the existence of two
girl’s motorcycle gang namely Nero and CMP. Their existence prove that women expect
equal rights between women and men. They do violence in order to maintain their
“groupthink syndrome” as the powerful gang. My question here is, how far “groupthink
syndrome” which is attached to the two girl’s motorcycles gang are becoming realized in
their gang existence? From the analysis it can be concluded that “groupthink syndrome”
which belongs to the two girl’s motorcycle gang is an expression to achieve masculinity by
using violence., So far, our national society is influenced by patriarchy culture in which male figure is the
most dominant. But there actions that shows otherwise. It is shown from the existence of two
girl’s motorcycle gang namely Nero and CMP. Their existence prove that women expect
equal rights between women and men. They do violence in order to maintain their
“groupthink syndrome” as the powerful gang. My question here is, how far “groupthink
syndrome” which is attached to the two girl’s motorcycles gang are becoming realized in
their gang existence? From the analysis it can be concluded that “groupthink syndrome”
which belongs to the two girl’s motorcycle gang is an expression to achieve masculinity by
using violence.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Resie Dwi Utami
"Jurnal ini membahas tentang duka seorang gisaeng yang tersirat dalam empat puisi karya gisaeng Yi Maechang yaitu 술취한 손님에게 (Sulcwihan Sonnimege, Untuk Tamu yang Mabuk), 스스로 박명을 한탄함 (Seuseuro Bangmyeongeul Hanthanham, Meratapi Kemalangan Sendiri), 새장의 학 (Saejangeui Hak, Bangau dalam Sangkar) dan 스스로 한스러워 (Seuseuro Hanseureowo, Bersedih Sendiri). Gisaeng merupakan wanita penghibur yang dilegalkan oleh pemerintah untuk bekerja menghibur raja atau para bangsawan. Meskipun memiliki beberapa privilege, namun sebenarnya gisaeng juga menyimpan kesedihan karena profesinya tersebut. Melalui metode kualitatif, penulis ingin mengetahui seperti apa duka gisaeng yang tersirat dalam keempat puisi Yi Maechang serta simbol dan imaji yang ia gunakan untuk menggambarkan kesedihannya.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat puisi Yi Maechang menekankan pada imaji penglihatan dan perasaan. Ia juga menggunakan simbol seperti bangau yang terkurung dalam sangkar, batu permata berharga yang belum diketahui orang-orang, atasan hanbok sutera yang robek, dan air mata mutiara untuk menggambarkan dukanya sebagai gisaeng. Melalui analisis imaji dan simbol, dapat diketahui bahwa duka Yi Maechang sebagai gisaeng antara lain mengalami keterkungkungan akibat profesinya tersebut, harus melayani pria yang tidak ia cintai, serta kesepian dan kepedihan akibat ditinggal pergi oleh kekasih.

This journal discusses about the sorrow of gisaeng that knotted in four Yi Maechang‟s poems entitled 술취한 손님에게 (Sulcwihan Sonnimege, To The Drunken Guest), 스스로 박명을 한탄함 (Seuseuro Bangmyeongeul Hanthanham, Lamenting One‟s Misfortune), 새장의 학 (Saejangeui Hak, Crane in The Cage), and 스스로 한스러워 (Seuseuro Hanseureowo, Grieve by Herself). Gisaeng is female entertainers that legitimazed by the government to entertaining the king or the nobles. Eventhough gisaeng have some privilege but actually gisaeng also retain the sorrow because her profession. Through qualitative method, the writer want to know what kind of sorrow that knotted in four Yi Maechang‟s poems and symbol and image that she used to describe her sadness.
The result of this study is four Yi Maechang‟s poems emphasize the usage of view image and feeling image. She also used symbols like crane in the cage, jade whose genuine worth remains unknown, silken robe, and tear like pearl to describe her sadness. Through image and symbol analysis, it knowed that the grief of gisaeng Yi Maechang is she has been bounded due to her profession as gisaeng, she has to entertain someone whom she doesn't love, and feel lonely and sorrow because her lover left her.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dikna Dewima
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas sebuah lukisan karya pelukis Belanda abad 17 Gerard ter Borch.Ia terkenal dengan lukisanpotret dan lukisan konversasi. Salah satu darilukisan konversasi miliknya adalahGalante Conversatie 1654 . Berdasarkan komposisi, simbol warna, dan juga subyek-subyek dalam lukisan, rumah bordil kelas bawah terbukti sebagaitema dan latar dalam lukisannya. Pembahasan tulisan ini menggunakan pendekatan cultural studies khususnya teorirepresentasi. Teori semiotik digunakan untuk memaknai simbol-simbol, komposisi, warna dan bentuk dalam lukisan Galante Conversatie.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan simbol warna dan membuktikan makna dalam latar lukisan sebagai representasi rumah bordil pada lukisan Galante Conversatie. Kata Kunci: Gerard ter Borch, Galante Conversatie, Rumah Bordil, Simbol.

ABSTRACT
Representation of a Brothel Scene in The Galante Conversatie by Gerard ter Borch 1654 AbstractThis journal discusses a painting by 17th century Dutch painter, Gerard ter Borch. He is famous for his portraits and his conversation pieces. One of his works is Galante Conversatie.Based on the composition, symbol of color and the subjects in this painting, it has a background scene of a brothel for the lower class. Representation theory in combination with cultural studies approach will be used for this study. Semiotic theory will be used too for analyzing symbols, color, and composition of the painting.. The purpose of this study is to describe the color symbol and related subjects. Also to prove the meaning of the background scene as a representation of a brothel scene. Keywords Gerard ter Borch, Galante Conversatie, Brothel scene, Symbol. "
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Shafa Nada Khalishah
"Film Wish dragon adalah film yang ditulis dan disutradarai oleh Chris Appelhans pada tahun 2021. Film Wish dragon menceritakan tiga tokoh utama yaitu Shen Long, Ding Siqi, dan Wang Lina. Ding Siqi yang ingin mewujudkan harapannya dibantu oleh Shen Long. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana tokoh Shen Long dalam film merepresentasikan keterkaitan naga dalam kebudayaan Tiongkok dan simbol fú福 sebagai harapan ideal berupa kemakmuran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Film ini menampilkan simbol naga dan simbol fú福 secara konsisten, yang menjadi fokus analisis penelitian. Ditemukan bahwa tokoh naga Shen Long, secara simbolis membawa kebahagiaan, keberuntungan, panjang umur, dan kekayaan, menciptakan harapan ideal akan kemakmuran. Simbol fú福 turut memperkuat pesan ini, terutama ketika muncul bersamaan dengan keberuntungan, kekayaan, kebahagiaan, dan panjang umur yang dibawa oleh naga. Film ini tidak hanya menjadi kolaborasi antara Amerika dan Tiongkok, tetapi juga menjadi media merawat simbol budaya khas Tiongkok, tidak hanya untuk masyarakat Tiongkok sendiri, tetapi juga secara internasional. Serta memperkenalkan budaya khas Tiongkok kepada masyarakat internasional dalam memperkaya pemahaman global terhadap keberagaman budaya Tiongkok.

Wish dragon is a movie written and directed by Chris Appelhans in 2021. The movie Wish dragon tells the story of three main characters namely Shen Long, Ding Siqi, and Wang Lina. Ding Siqi who wants to realize his wish is helped by Shen Long. This research discusses how Shen Long's character in the movie represents the connection between the dragon in Chinese culture and the fu福 symbol as an ideal hope in the form of prosperity. The research method used in this study is qualitative research method. The movie displays the dragon symbol and the fú福 symbol consistently, which is the focus of the research analysis. It was found that the dragon character Shen Long, symbolically brings happiness, luck, longevity, and wealth, creating an idealized expectation of prosperity. The symbol fú福 also reinforces this message, especially when it appears alongside the luck, wealth, happiness, and longevity brought by the dragon. The movie is not only a collaboration between America and China, but also a medium for preserving Chinese cultural symbols, not only for the Chinese people themselves, but also internationally. It introduces Chinese culture to the international community to enrich global understanding of China's cultural diversity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cooper, Jean
Seoul: Kachi, 2010
R KOR 039.519 JEA g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Rindi Antika
"ABSTRAK
Artikel ini meneliti tentang pakaian tradisional Jepang yaitu corak Kimono, khususnya yang digunakan oleh wanita. Tujuan artikel ini adalah untuk lebih mengetahui corak kimono wanita dewasa Jepang dan memahami bahwa sifat naturalis orang Jepang tercermin dari corak yang digambarkan pada kimono. Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan data-data kualitatif yang diperoleh melalui studi pustaka dan penelitian dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan konsep semiotika, segitiga makna. Hasil yang diperoleh menunjukan adanya berbagai jenis kimono yang dikenakan wanita Jepang, seperti Furisode, Kurotomesode, Irotomesode, Homongi, dan Yukata. Corak pada kimono wanita dewasa sering digambarkan dengan keindahan alam Jepang yaitu bunga krisan dan burung bangau. Dengan demikian kimono berperan sebagai tanda yang merepresentasikan makna corak tersebut dengan melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi pengguna tanda tersebut.

ABSTRACT
This article examines the traditional Japanese attire the pattern of Kimono, especially used by women. The purpose of this article is to determine patterns of adult women Japanese kimono and understand that the nature of the Japanese naturalist reflected in the pattern illustrated in kimono. This article was written based on the results of studies using qualitative data obtained through literature and research with descriptive methods. This study uses the concept of semiotics, triangle meaning. The results obtained showed the presence of various types of kimono worn in Japanese women, such as Furisode, Kurotomesode, Irotomesode, h mongi, and Yukata. Kimono pattern on adult women are often depicted with the natural beauty of Japan 39 s chrysanthemums and crane. Thus kimono serves as a sign that represents the pattern of meaning by symbolizing happiness and lucky for the user of the mark."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library