Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanditta Fitriwardhani
Abstrak :
Identitas sebuah kelompok dapat ditunjukkan melalui berbagai cara, mulai dari cara berpakaian hingga perwujudan secara arsitektural. Jika dilihat dari segi arsitektural, perwujudan fisik bangunan dilakukan untuk memperjelas batas teritori sebuah kelompok, dimana perwujudan fisik ini dilakukan dengan melakukan personalisasi pada teritori untuk menunjukkan identitas kelompok dan menunjukkan suatu ide akan kepemilikan tempat. Pada kehidupan bermasyarakat, kita pasti akan mengalami momen dimana kepentingan satu sama lain akan saling tumpang tindih, yang mau tidak mau kita harus memasuki teritori suatu individu atau kelompok. Namun, terkadang kita pernah mengalami rasa takut atau segan di dalam sebuah ruangan atau bangunan, dimana tanpa kita sadari, kita menunjukkan suatu perilaku non verbal untuk mengekspresikan perasaan tersebut. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, dan arsitektur menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Personalisasi pada fisik bangunan terkadang dilakukan dengan memikirkan tujuan pribadi suatu kelompok, yaitu menunjukan identitas dan kepemilikan akan suatu tempat, namun seberapa penting suatu tempat bagi sebuah kelompok, pada dasarnya tetap berada di lingkungan publik yang mengharuskan sebuah tempat atau bangunan harus tetap ramah kepada publik. Sayangnya, seiring dengan berkembangnya zaman, arsitektur di Indonesia terlihat semakin egois, yang ditunjukkan dengan fungsi bangunan yang secara hakikat diperuntukkan bagi publik, terlihat hanya terfokus dengan bagaimana mereka menunjukkan identitas bangunan agar dapat menarik perhatian orang sebanyaknya untuk masuk ke dalam bangunan itu, namun tetap menegaskan kepemilikan suatu tempat yang seolah memilih siapa saja yang pantas untuk masuk ke dalam tempat tersebut. Dapat disimpulkan, perwujudan fisik sebuah teritori komunitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang, khususnya orang yang bukan menjadi bagian dari komunitas. Hal ini membuktikan, bangunan bukanlah hanya perwujudan identitas pemiliknya, melainkan sebuah simbol bagi publik yang dapat mempengaruhi persepsi mereka terhadap sebuah bangunan atau lingkungan. ...... The identity of a group can be demonstrated through a variety of ways, ranging from how to dress to an architectural manifestation. In architectural terms, building physical manifestation is made to clarify the boundaries of a group‟s territorial, in which it is made by personalizing the territory to indicating the identity of the group and to show the idea of a place‟s ownership. In public life, we will be facing a moment where the interests of one and another will be overlapping, and inevitably we have to enter the particular territory. However, sometimes we feel fear or reluctant in a room or building, unconsciously, we show a non-verbal behavior to express these feelings. These can be influenced by various factors, and architecture became one of the factors that influence a person's behavior. Personalization on the physical building, sometimes, is only thinking about personal goals, such as to show their identity and ownership of the place, but how important is a place for a group, basically they still remain in a public environment which they should be friendly to the public. Unfortunately, along with the development of the times, the architecture in Indonesia looks increasingly selfish, as indicated by function of the buildings that supposed to be dedicated to the public, however, it looks only focusing with how to show their identity in order to attract people's attention as much as they can, but they still emphasize to the ownership of a place that seems to choose who deserves to get into the venue. It can be concluded, the physical manifestation of a community‟s territory affects person‟s behavior, especially someone who is not a part of the community. This proves, building is not only a manifestation of the identity of the owner, but as a symbol for the public that can influence their perception of a building or environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlan Nur Hakiem
Abstrak :
Tesis ini berusaha untuk memahami motivasi dan kepentingan dibalik tindakan Hizbullah yang memutuskan untuk terlibat dalam konflik Suriah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik process tracing. Data penelitian diperoleh melalui kajian kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan Hizbullah dalam konflik Suriah, merupakan upaya untuk mempertahankan keamanan wilayah Selatan Libanon, melindungi masyarakat Syi'ah Libanon dan menjaga tempat suci masyarakat Syi'ah, dan mempertahankan rezim Bashar Al-Assad. ...... The purpose of this research is to understand Hezbollah's interest and motivation for intervening in the Syrian conflict. The research can be categorized as a qualitative research done through process of a tracing technique. The data were collected by literature study. The result of this research shows that Hezbollah's interest and motivation for intervening in the Syrian conflict are to defend territory of South Lebanon, to protect Shiite Society in Lebanon, as well as Shiite shrines, also to protect Bashar Al-Assad's regime.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library