Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niebuhr, Reinhold
New York: Charles Scribner's Sons, 1955
233 NIE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadlan Awriya
Abstrak :
ABSTRAK Pada 2030, Indonesia berada di era kehancurannya. Keanekaragaman dalam kepercayaan, ketidakpuasan dan kesombongan manusia menyebabkan mereka menjadi lebih sombong dan merasakan apa yang mereka yakini sebagai hal terbaik dibandingkan dengan yang lain. Simbolisasi kepercayaan yang mengarah pada kesalahpahaman dan personifikasi Allah, membuat manusia tampak telah menyelaraskan diri mereka sebagai Tuhan karena kekuatan yang mereka miliki saat ini lebih rasional daripada kekuatan ilahi. Pada awalnya, agaman datang sebagai sepenuhnya baik untuk semua orang, untuk menjadi titik pembebasan dari rasa tidak aman. Tetapi karena 'iman', kekuatan dan kesalahpahaman tentang dominasi simbolisasi, kita sampai pada masa di mana setiap orang berjuang untuk menjadi satu-satunya Tuhan yang memerintah dunia. Dengan menggunakan sistem teologis, saya ingin mendefinisikan kembali hubungan abstrak antara manusia dan Tuhan dan merasionalisasi kekuatan Tuhan sebagai bentuk yang dapat dianggap sebagai kepercayaan publik untuk mengurangi kemungkinan kesalahan penerjemahan kepercayaan. Proyek ini membentuk bahasa spasial baru yang didasarkan pada sistem teologi sebagai tujuannya dan menempatkannya konteks kota sebagai pendekatannya. Di satu sisi, ini adalah peristiwa yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan di sisi lain itu adalah sistem eksperimental perkotaan yang mungkin tidak meneyelesaikan masalah daripada menjadi solusi. Ini adalah arsitektur anti-heroik yang hanya terlihat seperti sindiran politik ......ABSTRACT In 2030, Indonesia is in the era of its destruction. Diversity in belief, dissatisfaction and arrogance of humans causes them to be more arrogant and feel what they believe is the best thing compared to others. The symbolization of the belief that leads of misunderstandings and personification of God, make human sem to have aligne themselves as God(s) becaus they power the possess today is more rational than divine power. At first, religion came as wholly good for everyone, to be relieve point from insecurities. But due to 'faith', power and misconception of the dominance of symbolization, we have come to the time where everyone fight to be the only God to rule the world. Using the theological system, I want to redefine the abstract relationship between humans and God and rationalize the power of God(s) as a form that can be perceived as public belief to lessen the chance of mistranslation of the beliefs. This projects forms a new spatial language that bases on theology system as its objective and put it the city context as its approach. Pn pne side, is is a forecasted event that might happen in future, and on another it was an urban experimental system that might not solving problem rather than to be solution. This is an anti-heroic architecture that merely looks like political satire.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku ini adalah teks orasi ilmiah Dr. K. A. H. Hidding untuk pengukuhan Guru Besar pada fakultas teologi/ilmu Agama (De faculteit der godgeteerdheid) di Rijksuniversiteit Leiden pada 1 Oktober 1948.
's-Gravenhage: N. V Uitgeverij van Hoeve, 1948
BKL.0233-JR 7
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian tentang masalah trafficking dilakukan untuk mendiskripsikan permasalahan dasar terjadinya trafficking ,karakteristik daerah asal korban trafficking yang telah dilakukan oleh lembaga sosial.......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Barth, Christoph
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010
261 BAR t (1);261 BAR t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depdikbud, 1995
200.7 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hizbullah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan relasi makna Allah, Ilah, dan Rabb di dalam Al-Quran. Teori yang digunakan adalah Lyons (1977,1995), Nida (1995), dan Cruse (1986,2000). Data penelitian ini diperoleh dari Al-Quran. Di dalam penelitian ini dibahas komponen makna yang dimiliki oleh masing-masing kata Allah, Ilah, dan Rabb. Atas dasar komponen itu, penelitian ini menentukan bentuk relasi makna yang terjadi antara ketiganya. Relasi makna itu juga menjadi dasar bagi terbentuknya konfigurasi hierarkis ketiga kata tersebut. Makna sebuah kata dapat ditentukan dengan menguraikan komponen maknanya. Komponen itu terdiri atas komponen umum, komponen diagnostik atau pembeda, dan komponen suplementer. Komponen itu berguna untuk menentukan bentuk relasi yang tesjadi antar kata. Dengan melibat kepada relasi makna itu, ditentukanlah struktur hierarkis kata-kata Allah, Ilah, dan Rabb. Di dalam Al-Quran, Allah merupakan kata kunci bagi konsep teologi Islam. Kata itu memiliki makna utama sebagai Ilah dan Rabb. Ilah berarti 'Sembahan' dan Rabb berarti `Penguasa'. Keduanya merupakan komponen utama bagi Allah. Adapun Ilah dan Rabb masing-masing memiiki komponen utama; komponen diagnostik, dan komponen suplementer yang menjelaskan maknanya. Kedua kata itu memiliki perbedaan makna, sekalipun terdapat kesamaan komponen makna yang terbatas antara keduanya, yaitu komponen +kasih sayang, +berkuasa, dan +agung. Kesamaan komponen itu membuat keduanya bemelasi secara tumpang final, di samping keduanya merupakan sinonim dalam ranah yang terbatas oleh karena Allah memulia makna yang lebih generik, maka kata itu menjadi superordinat pada struktur kata yang terbentuk. Sedangkan Ilah, dan Rabb tercakup atau terinklusi dan berada di bawah Allah sebagai hiponim.
The aim of this study was to describe meaning relations of Allah, Ilah, dan Rabb in the Holy Koran. The theories used by writer were Lyons (1977,1995), Nida (I995), and Cruse (1986,2000). The data was taken from Holy Koran. This study discussed meaning components belonged by each word of Allah, Ilah, and Rabb. Based on the components, this study determined the forms of meaning relations among them. The meaning relation became basis of hierarchical configuration form among the words Allah, Ilah, and Rabb. Explaining its component the components consisted of general, diagnostic, and supplementary components could determine the meaning of a word. They were useful for determining interrelated word forms. By seeing meaning relations, the hierarchical structures of Allah, Ilah, and Rabb could be determined. In the Holy Koran, Allah was a key for theology concept of Islam. It had major meaning as Ilah dan Rabb. Ilah meant 'object or person worshipped' and Rabb meant 'authority'. Both Ilah and Rabb were major components for Allah. They had their own major components, diagnostics, and supplementary components. Both Ilah and Rabb had different meanings, even though there were similarities that were affection, almighty, and majesty. The similarities of those components made them overlapped, besides that, Ilah and Rabb were synonym in limited domain As Allah had a generic meaning, the word Allah became super ordinate in the formed structure. The words Rah, dan Rabb were hyponyms of Allah.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hisar
Abstrak :
Masyarakat Batak (Toba) menganut sistem kekerabatan patrilinial, artinya garis keturunan dalam keluarga ditentukan menurut garis bapak (laki-laki). Sistem garis keturunan tersebut menempatkan laki-laki lebih utama dibandingkan perempuan. Pengutamaan laki-laki dibanding perempuan membawa banyak konsekuensi bagi laki-laki maupun perempuan, misalnya, bila laki-laki adalah ahli waris, maka perempuan bukan ahli waris walaupun perempuan memperoleh bagian dari harta warisan orangtuanya. Kekristenan Barat yang dibawa penginjil Jermar~ (RMG) ke tanah Batak juga kekristenan yang patriarki. Perjalanan panjang Gereja HKBP sebagai gereja telah menempatkan perempuan pada posisi dan peran pinggiran raja. Oleh karena itu, bagaimanakah kedudukan perempuan dalam masyarakat Batak dan Gereja Huria Kristen Batak Pinatas tan (HKBP)? Pandangan gereja (tradisional) telah menempatkan perempuan sebagai pendamping bagi laki-laki. Tetapi ketika diterapkan dalam realitas sosial sehari-hari terjadi perbedaan dalam menafsirkan anti "pendamping yang sepadan". Perbedaan tafsiran tersebut berdarnpak luas dan memasuki setiap segmen kehidupan relasi antara perempuan dan laki-laki. Akibat yang terlihat adalah tersubordinasinya perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki. Kenyataan seperti itu telah mendarong para pemikir dan teolog Kristen untuk mencari jawaban terhadap tersubordinasinya perempuan dalam gereja. Ternyata gerakan tersebut telah melahirkan teologi feminis. Teologi feminis berangkat dari asumsi bahwa pengalaman perempuan juga sah dalam menafsirkan kepercayaan dan iman yang diyakininya. Oleh karena itu, teologi feminis menawarkan suatu cara baru dalam berteologi. Pengakuan terhadap adanya perbedaan antara pengalaman perempuan dan laki-laki meng haruskan adanya mediate penelitian yang berbeda dengan apa yang biasanya dipakai. Oleh karena itu, dalam hal ini telah dipakai metode penelitian kualitatif dengan perspektif wanita. Dengan metode penelitian ini diharapkan pemahaman terhadap perempuan yang menjadi subyek penelitian dapat didengar dan pengalaman, pandangan serta harapanharapan mereka akan terungkap lebih jelas. Penelusuran kedudukan dan peran perempuan Batak (Toba) Kristen anggota Gereja HKBP memberikan gambaran bahwa kedudukan dan perannya dipengaruhi aleh sistem nilai (ideologi) dan stereotip jender yang berlaku di masyarakat Batak (Toba). Ideologi (sistem nilai) dan stereotip jender yang berlaku terbentuk sebagai hasil tarik-menarik dari kekuatan sosial budaya pada masyarakat Batak (Toba). Bahwa tata aturan rumah tangga Batak (Toba) yang patriarkat mempunyai implikasi sosial, politik, hukum, dan religius. Perlu upaya yang serius dan berkesinambungan untuk melakukan perubahanperubahan yang mendasar dalam menciptakan kemitrasejajaran antara perempuan dan laki-laki dalam Gereja HKBP.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Naufal
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai PGA di Kepulauan Mentawai untuk segment Siberut dan segment Pagai berdasarkan variasi kedalaman di crust dan interplate dengan menggunakan persamaan empiris Si and Midorikawa (1999), Donovan (1973) serta Lin and Wu (2010). Kemudian nilai PGA yang didapatkan dari masing-masing persamaan empiris ini dibandingkan dengan shakemap dari USGS. Peta persebaran nilai PGA yang didapatkan dari perhitungan empiris menunjukan bahwa persamaan yang paling mendekati dengan nilai PGA pada shakemap adalah persamaan empiris Si and Midorikawa. Dari persamaan tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai PGA dari Mmax setiap segment. Hasil yang diperoleh untuk segment Siberut, pada kedalaman crust memiliki nilai PGA sekitar 8.1915 – 11.1466 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Siberut Utara. Sedangkan untuk kedalaman interplate memiliki nilai PGA sekitar 0.9658 – 3.3527 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Siberut Selatan. Kemudian untuk segment Pagai, pada kedalaman crust memiliki nilai PGA sekitar 0.8859 – 8.2995 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Pagai Selatan dan pada kedalaman interplate memiliki nilai PGA sekitar 1.1867 – 3.6882 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Pagai Utara. ......The analysis of PGA values in the Mentawai Islands for the Siberut and Pagai segments was based on variations in crust and interplate using the empirical equations of Si and Midorikawa (1999), Donovan (1973) and Lin and Wu (2010). The PGA values obtained from each of these empirical equations were compared with the shakemap generated by USGS. The map derived from those empirical calculations shows that the maximum PGA value from the Si and Midorikawa empirical equation is the closest to the one generated by USGS based on the shakemap. From the chosen equation, we calculate the PGA value of Mmax for each segment. The PGA estimation on the Siberut segment of the crust shows values between 8.1915 – 11.1466 g, with the highest PGA value is North Siberut. While the one on the interplate has a PGA value, PGA values between 0.9658 – 3.3527 gl with the region that has the highest PGA value being South Siberut. Then, for the Pagai segment, the crust has a PGA value between 0.8859 – 8.2995 g, with the highest PGA value is South Pagai and the interplate having a PGA value between 1.1867 – 3.6882 g with the highest PGA value is North Pagai.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>