Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Morgan, E.
Oxford: Pergamon Press, 1985
672.823 MOR t (1);672.823 MOR t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Priyono
"Pelebur bijih timah (smelter) merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengusahaan pertambangan timah dalam memproduksi logam timah. Permasalahan utama adalah bahwa pelebur timah PT Koba Tin mempunyai kemampuan memproduksi logam timah sebanyak 12.000 ton per tahun dan hanya mampu mengolah bijih timah kadar tinggi. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis kelayakan dalam rangka rencana investasi penambahan alat pelebur bijih timah yang mampu mengolah bijih timah kadar rendah serta dapat memproduksi sebanyak 25.000 ton pertahun.
Melalui penelitian dan analisis yang ditinjau dari beberapa aspek tentang analisis kelayakan tersebut rencana investasi penambahan alat pelebur bijih timah layak dilakukan apabila dilihat dari nilai laju pengembalian internal (IRR) yang jauh di atas tingkat pengembalian minimum yang menarik (MARK) serta nilai sekarang bersih sebesar US$ 20.362.429 dan periode pengembalian investasi selama 4 tahun 2 bulan.
Analisa kepekaan memperlihatkan bahwa harga logam timah sangat berpengaruh terhadap kelayakan penambahan alat pelebur bijih timah, dengan menurunkan harga timah 2,5% atau sebesar US$ 4.290, IRR turun menjadi 5,5%, nilai sekarang sebesar US$ 96.707 dengan periode pengembalian 5 tahun 9 bulan. Dari hasil analisis keseluruhan bahwa rencana investasi penambahan alat pelebur bijih timah ini layak dikerjakan apabila harga timah tidak lebih rendah dari US$ 4.290, volume penjualan dan produksi harus lebih tinggi dari titik pulang pokok.

A tin ore smelter can not be separated from tin ore exploitation and tin metal production. Mean problem of PT Koba Tin smelter is its ability to produce 12.000 tons tin metal of highgrade tin ore per year. An analysis has to be done in order to plan an investment of tin ore smelter capable to process 25.000 ton of lowgrade tin ore per year.
Through feasibility analysis and study of some aspects an added smelter investment plan was recommended seen from its internal Rate of Return (1RR) which is far above Minimum Attractive Rate of Return (MARR) and also having a Net Present Value (NPV) equal to US$ 20.362.429 and an investment period returning of 4 years 2 months.
Sensitivity analysis show that tin metal price heavily influenced the addition feasibility of the tin ore smelter, by cutting 2,5% of tin price or equal to US$ 4.290, NPV is US$ 96.707 with a return period of 5 years 9 months. The overall analysis results shows the investment plan of the tin ore smelter is feasible if the tin price is not lower than US$ 4.290, sales and production must higher than the Break Event Point (BEP).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Zamzani
"ABSTRAK
Proses produksi logam timah merupakan rangkaian dari beberapa tahap proses seperti penambangan, penyimpanan material, peleburan dan pemurnian yang menghasilkan balok timah. Setiap proses mempunyai variabel-variabel yang sangat mempengaruhi produksi logam timah. Data historis menunjukkan penggunaan bahan-bahan pada setiap tahap proses produksi logam timah bervariasi dan acak. Multiple regression digunakan untuk menghubungkan keterkaitan antara variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen yang merupakan variabel-variabel acak yang resiko. Formula yang dihasilkan oleh multiple regression menjadi dasar untuk membangun model regresi. Teknik Monte Carlo digunakan untuk melakukan simulasi dari model regresi dan menghasilkan nilai-nilai ramalan. Prediksi atau peramalan ini dijadikan dasar dalam analisa proses produksi yang rentan terhadap resiko kegagalan. Analisa resiko terhadap prediksi di masa yang akan datang tersebut diharapkan mampu mengurangi dampak dari resiko.

ABSTRACT
Production process of tin metal is series of some states of processes like mining, storage, melting, and refining to produce tin ingot. Every state of process has variables which are very influencing the production of tin ingot. Historical data shows the use of materials in each production process of tin ingot is varies and random. Multiple regression is used to the correlationship of the between independent variables and dependent variables which are randomly risk variables. The formulas that produced by the multiple regression become basis for developing regression model. Monte Carlo technique is used for simulating the regression model to produce forecast values. The prediction or forecasting values risk used to analyse the production process failure to risk. The risk analyses future prediction is to lower the risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T27104
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S29664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Wulandari
"Tetrabutiltimah merupakan saiah satu senyawa tetraalkiltimah.
Senyawa ini^^isintesis untuk^ifuji^ebagai adittflsensifi menaikkan bilangan
oktan pengganti TEL(T€t^;aet^^^ead) yang toksisitasnya tinggi.
TetrabutiJtimah pjsMesis <3engan fnereaksikan Pibutittmab Piklorida
dengan logam Zn menggunakan katalis basa dan peJarut trietilamin. Reaksi
4ni fnenggunakan autedavedan dedangsung ^da subu 160°C daJam waktu
JK PERPUSTAKAAN S
pm\p A_~JJ 1 11
Identifikasi produk dengan FT-IR diperdeb puncak bHangan
^ombang 295S cm,2927cm'^ dan 2863cmyang merupakan puncak
bilangan gelombang alkana, diperkuat dengan muculnya puncak bilangan
gelombang unkik gugus -CR3 dan -CR2- pada 1379cm"^ dan 146Qcm ^
Muncul pula puncak bilangan gelombang 566cm'^ yang merupakan puncak
serapan nntuk 4katan SivC dan didukang dengan tldak munculnya puncak
bilangan gelombang untuk Sn-Cl pada serapan 300-380 cmSpektrum FTIR
yang didapatmendekati spektrum standar FT-IR yang berasal dari
senyawa Tetrabutiltimah komersial produksi aldrich"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Haryadi
"ABSTRAK
Penelitian mengenai eksplorasi mineral plaser di laut menggunakan marine resitivity dan sub bottom profiling dilakukan pada dua lokasi yang keduanya berada di perairan sebelah utara Pulau Bangka. Lokasi 1 berada pada 105,60o BT-105,64oBT dan 01,4630oLS-01,4633oLS. Lokasi 2 berada pada 105,45oBT-105,47oBT dan 01,5182oLS-01,5361oLS. Lokasi 1 merupakan lokasi penambangan timah yang didukung oleh data pemboran, sedangkan lokasi 2 adalah lokasi yang belum dilakukan eksplorasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode marine resistivity delapan saluran dengan menggunakan konfigurasi dipole-dipole dengan jarak spasi antar elektroda 30m dan metode sub bottom profiling tipe pinger dengan frekuensi 3.5khz. Sedangkan untuk pengolahan data marine resistivity digunakan perangkat lunak Earth Imager untuk menghasilkan model inversi resistivitas Hasil penelitian pada lokasi 1 adalah dijumpainya batuan dasar, sedimen aluvial-transisi, sedimen laut dan sedimen tailing yang diinterpretasikan dari data bor dan resistivitas batuan pada daerah tersebut. Berdasarkan korelasi data-data tersebut , pada lokasi 1 dapat disimpulkan bahwa endapan timah umumnya dijumpai pada sedimen aluvial ? transisi, dengan beberapa lokasi yang mengandung timah dominan berada dekat dengan batuan dasar. Hasil penelitian pada lokasi 2 adalah dijumpainya batuan dasar, sedimen aluvial ? transisi dan sedimen laut yang diinterpretasikan dari data resistivitas dan data sub botom profiling. Dengan mempelajari karakteristik endapan timah pada lokasi 1 maka pada lokasi 2 dapat diinterpretasikan daerah-daerah yang berpotensi mengandung mineral timah."
2008
T21386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Ramayanti
"ABSTRAK
Di Indonesia unsur itrium banyak terdapat di dalam pasir xenotim yang merupakan hasil samping dari usaha penambangan biji timah oleh PT. Tambang Timah di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Dalam perindustrian unsur-unsur ini juga sangat berperan karena mempunyai nilai tambah yang dapat memberikan keuntungan strategis, yaitu misalnya sebagai bahan baku dalam industri metalurgi, magnet, elektronik, keramik, superkonduktor, kaca/optik, (CRT, tabung TV, lensa karnera), tabung IR pada alat sinar laser dan lain-lain. Mengingat cukup tersedianya pasir xenotim di Indonesia dan melihat kenyataan bahwa kandungan itrium di dalam pasir xenotim dalam negeri cukup tinggi (19-20 %), Serta banyaknya kegunaan itrium, maka diperlukan penelitian untuk mendapatkan itrium dengan kemumian tinggi.
Pada penelitian ini akan digunakan metoda kromatografi kolom penukar anion basa kuat jenis Dowex I-X4, berukuran 200 - 400 mesh. Diameter kolom yang digunakan adalah 1.9 cm dengan panjang kolom yang dibuat bervariasi, yaitu 40, 70 dan 100 cm. Umpan yang digunakan adalah hasil dijesti dari pasir xenoting dengan eluen yang terdiri dari campuran methano-HNO3, dengan kecepatan alir 0,6 ml/n1eni. Analisa hasil penampungan dilakukan dengan mengambil 20 ml dari masing-masing fraksi dan dicacah dengan spektrometri pendar sinar-X selama 300 detik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kolom yang paling panjang (100 cm) membelikan harga resolusi dan kemurnian yang paling tinggi, yang artinya menunjukkan pemisahan yang terbaik. Selain itu juga terjadi peningkatan kadar itrium dari 30,45 % (dalam umpan) menjadi 90,45 % (hasil kolom).

"
1996
S41214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmat Basuki
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Puji Yuwana
"Terak timah 2 merupakan hasil samping industri pengolahan timah. Terak timah 2 berpotensi untuk meningkatkan konsentrasi radioaktif yang kemudian dikenal dengan TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Terak timah 2 memiliki potensi untuk digunakan sebagai substitusi agregat halus pada pembuatan mortar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek teknis dan radiologis dari potensi penggunaan kembali terak timah 2 yang mengandung tenorm sebagai bahan mortar. Kandungan kimia utama dari terak timah 2 berdasarkan analisis XRF adalah SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, dan TiO2. Terak timah 2 masih mengandung Sn sebanyak 3,36% dan berkesesuaian dengan tipikal terak timah 2 pada umumnya. Hasil spektrometri gamma terhadap terak timah 2, dihasilkan konsentrasi aktivitas radionuklida 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, dan 40K berturut-turut adalah 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, dan 1,161 Bq/gram. Terak timah 2 memiliki kandungan organik yang rendah, kadar lumpur kurang dari 5%, berat jenis sebesar 3,695 gram/cm3, gradasi terak timah 2 masuk dalam zona I yaitu ukuran butir kasar, dan nilai modulus halus butir sebesar 3,37. Terak timah 2 akan divariasikan pada 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap agregat halus. Mortar dibuat dengan proporsi semen dan pasir sebesar 1:3 dan faktor air semen (w/c) sebesar 0.7. Sampel mortar berbentuk silinder dengan ukuran diameter ± 3,5 cm dan tinggi ± 4 cm. Setelah mortar dicetak, sampel mortar direndam dalam air kemudian diuji pada umur 7,14, dan 28 hari. Penambahan terak timah 2 memberikan kuat tekan optimum pada umur 7, 14, dan 28 hari berturut-turut adalah 8,044, 8,836, and 11,172 MPa. Penambahan terak timah 2 memberikan kenaikan paparan radiasi permukaan pada benda uji mortar – terak timah 2. Rerata paparan radiasi permukaan pada variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% berturut-turut adalah 0,112, 0,125, 0,136, 0,142 µSv/jam. Hasil analisis dari indeks Raeq, Hex, Hin, Dosis Serap, dan Dosis Efektif (E) didapatkan hasil berturut-turut 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/tahun. Hasil simulasi RESRAD-ONSITE terhadap 2 skenario permukiman dan industri dan 2 skenario lokasi, menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Simulai dengan RESRAD-BUILD dengan skenario seperti variasi ukuran ruangan, variasi ketebalan lapisan acian dinding, variasi konsentrasi aktivitas, dan faktor hunian/okupansi juga menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Berdasarkan indeks dan simulasi, terak timah 2 memberikan potensi bahaya radiologi kepada pekerja dan masyarakat/publik.

Tin slag 2 is a by-products of tin processing industry. Tin slag 2 has potential to increase the radioactive concentration, then known as TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Tin slag 2 has the potential to be used as a substitute for fine aggregate in the mortar. The aims of this study was to determine the technical and radiological aspects of the potential reuse of tin slag 2 containing TENORM as fine aggregate subtituent on mortar. Tin slag 2 has major constituent such as SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, and TiO2 based on XRF analysis. Tin slag 2 still contains Sn in the range of 3,36% still in accordance with the typical tin slag 2 in general. The results of gamma spectrometry on tin slag 2 showed that the concentration activity of 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, and 40K are respectively 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, and 1, 161 Bq/gram. Tin slag 2 has low organic content, silt/clay content is less than 5%, specific gravity is 3,695 gram/cm3, gradation area (zone) I which is coarse grain size, and the fine modulus (FM) value is 3.37 outside the range of fineness modulus in ASTM C33. The tin slag 2 substitution was varied at 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the fine aggregate. Proportion of 1:3 cement to sand with water/cement ratio (W/C) of 0.7. The mortar sample is cylindrical in shape with with a size of ± 3,5 cm in diameter and ± 4 cm in height based on the existing practice at IPLN - BRIN. After the mortar was molded, the mortar samples were immersed in water and then tested at the ages of 7,14, and 28 days. The addition of 5% tin slag 2 give the most optimum compressive strength value at the age of 7, 14, and 28 days are 8.044, 8.836, and 11.172 MPa. The addition of tin slag 2 gives an increase in surface radiation exposure on the mortar– tin slag 2. The average of radiation surface exposure at variations of 5%, 10%, 15%, and 20% respectively is 0.112, 0.125, 0.136, 0.142 µSv /hour. Based on the indexs of Raeq, Hex, Hin, Absorbed Dose, dan Effective Dose (E) the results were 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/year. The results of the RESRAD-ONSITE simulation for residential and industrial scenarios and 2 location scenarios, resulted in a dose value above 1 mSv/year. Simulation with RESRAD-BUILD with scenarios such as variations in room size, variations in wall plaster layer thickness, variations in activity concentration, and occupancy factors also produces dose values above 1 mSv/year. Based on the index and simulation, tin slag 2 provides a potential radiological hazard to the workers and the public"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meisi Subandi
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas dampak kebijakan ekspor timah di Kabupaten Bangka Barat, dengan melakukan studi terhadap Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32 Tahun 2013. Permasalahannya, setelah kebijakan diimplementasikan, masyarakat penambang tidak dapat menjual bijih timahnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini kebijakan ekspor timah di Kabupaten Bangka Barat berdampak pada tiga komponen, yakni pemerintah, swasta, dan masyarakat. Bagi pemerintah daerah, kebijakan ini berdampak pada penurunan pendapatan. Bagi pihak swasta, yakni smelter timah dampaknya adalah tak dapat mengekspor timah secara langsung, karena harus melalui Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Bagi masyarakat penambang, berdampak pada tidak dibelinya bijih timah oleh smelter.

ABSTRACT
This thesis discusses the impact of policy of tin export West Bangka Regency, through Regulation of Ministry of Trade No. 32 Year 2013. Its problem is after the policy is implemented, miners cannot sell their tin ore. This research used a qualitative approach. The results of this research has impact on three components, namely the government, private, and community. For local government, this policy resulted the decreasing of income. For private, namely the tin smelter, they can not export tin directly, because it must pass through Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX). For the miners, the impact is the tin ore cannot bought by smelter."
2014
S54955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>