Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sektor pelancongan merupakan sektor kedua terbesar yang menyumbang kepada pendapatan negara selepas sektor pembuatan. Program homestay (inap desa) merupakan pelancongan berasaskan komuniti yang turut menyumbang kepada pendapatan negara. Statistik menunjukan jumlah keseluruhan ketibaan pelancong kw program homestay pada bulan Januari hingga bulan Disember pada tahun 2010 adalah seramai 196,42, iaitu peningkatan sebanyak 21.6 peratus berbanding pada bulan Januari hingga bulan Disember pada tahun 2009. Ini menggambarkan bahawa keperluan terhadap perkhidmatan program homestay meningkat saban tahun. Oleh itu, program homestay perlu diberi perhatian oleh badan-badan kerajaan dalam usaha mengekalkan kejayaan dan kualiti serta meningkatkan bilangan pengunjung yang datang. Salah satu faktor utama kejayaan program homestay adalah melalui pengurusan kepemimpinanyang berupaya merancang, mengurus, melaksana dan mengawal aktiviti-aktiviti dalam program homestay yang berkesan. Hasil kajian mendapati bahawa terdapat beberapa item yang mempunyai tahap min yang rendah yang perlu diberi penekanan oleh pihak pengurusan homestay bagi meningkatkan komitmen peserta. Justeru itu, kajian ini membincangkan apakah-faktor-faktor pengurusan pemimpin yang menjadi amalan dalam meningkatkan komitmen organisasi dalam kalangan peserta program homestay bagi pembangunan komuniti luar bandar."
JBSD 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Risnawaty
"Perjalanan ke luar negeri untuk tujuan kesehatan, yang akrab disebut sebagai medical tourism khususnya perjalanan medis, kini sedang menjadi hal yang menarik minat banyak individu yang mencari layanan perawatan medis berkualitas di luar negeri. Malaysia menjadi salah satu destinasi terkenal bagi masyarakat Indonesia yang mencari pelayanan kesehatan internasional, dan Pulau Penang menjadi tujuan utama warga Indonesia. Sejak pandemi COVID-19 telah terjadi penurunan yang signifikan kunjungan medis ke Penang dikarenakan lock down. Namun setelah dibukanya kembali kunjungan medis di Malaysia, terjadi peningkatan yang signifikan dan hal tersebut membawa dampak kerugian nilai valuta asing yang cukup besar bagi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi kasus pemanfaatan pelayanan kunjungan medis Warga Negara Indonesia (WNI) ke Penang. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian cross sectional. Lokasi di wilayah Indonesia dengan jumlah sampel penelitian sebesar 97 responden dengan instrumen penelitian menggunakan data primer (kuesioner). Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas responden melakukan pemanfaatan pelayanan kunjungan medis berulang dan rata-rata sebanyak dua kali, dengan persepsi terhadap kualitas pelayanan yang baik. Umur, pekerjaan, pendapatan dan riwayat Penyakit memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan kunjungan medis ke Penang. Dimana variabel yang paling besar peranannya dalam mempengaruhi terhadap pemanfataan pelayanan kesehatan kunjungan medis ke Penang adalah pendapatan, meskipun memiliki kartu BPJS. Dari hasil penelitian tersebut, alasan utama adalah persepsi atas ketepatan diagnosa, biaya yang murah dan kualitas layanan. Pelayanan kesehatan di dalam negeri di masa depan harus meningkatkan kualitas pelayanan dan efisien untuk mengurangi biaya dalam pengobatan. Penelitian ini mengusulkan agar mengutamakan kepentingan pasien, ketepatan dalam pengobatan, meningkatkan pelayanan dokter, perawat dan staf yang ramah dan cekatan, dan memberikan kenyamanan fasilitas pelayanan.
......The journey abroad for health purposes, commonly known as medical tourism, especially medical travel, is currently gaining interest among individuals seeking quality medical care services overseas. Malaysia has become a renowned destination for Indonesian citizens seeking international healthcare services, and Penang Island is a primary destination for Indonesian residents. Since the COVID-19 pandemic, there has been a significant decline in medical visits to Penang due to lockdown measures. However, with the reopening of medical visits in Malaysia, there has been a significant increase, leading to a substantial impact on Indonesia's foreign exchange losses. This study aims to investigate a case study of the utilization of medical visit services by Indonesian citizens in Penang. The research adopts a quantitative approach with a cross-sectional research design. The study is conducted in Indonesia with a sample size of 97 respondents, and the research instrument utilizes primary data (questionnaires). The findings indicate that the majority of respondents utilize medical visit services repeatedly, averaging twice, with a perception of good service quality. Age, occupation, income, and medical history have a significant relationship with the utilization of medical visit services to Penang. The variable with the most significant role in influencing the utilization of medical visit services to Penang is income, even though respondents have BPJS cards. The main reasons for utilizing medical visit services are perceived accuracy of diagnosis, affordability, and service quality. Future domestic healthcare services should focus on improving service quality and efficiency to reduce treatment costs. The study proposes prioritizing patient interests, accuracy in treatment, enhancing the services of doctors, nurses, and friendly and efficient staff, and providing comfortable facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymer, Robert
Kuala Lumpur: Editions Didier Millet, 2011
R 790.181.09 RAY s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Zari Mahmood
Kuala lumpur: Amber Pacific Sdn Bhd, 2005
R 790.181.09 ZAR p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Holland, Lorien
Malaysia: Periplus Editions , 2007
R 910 HOL m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Zari Mahmood
Kuala Lumpur: Amber Pacific, 2005
R 915.95 ZAR p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"The development of tourism in Indonesia, Singapore and Malaysia showed a deep gap between three countries, especially in the number of visitor arrivals. The writer is trying to reveals the gap and the reason why the gap exist between them. The fact showed that in developing tourism, Singapore and Malaysia had established an independence body to handle tourism sector separated with the policy makers. This body had full authority in handling tourism because they were financed by private sector. The separation between the policy maker and the executor had proofed to be very effective in driving the development. The executor was then supported by provincial executor body that worked under the command of the central body. In Indonesia there is no separation between the policy maker and the executor, consequently the task and responsibility is not clear yet. The result showed that Indonesia is still backward in developing tourism with only a few international tourists visiting he country. "
790 JUKIN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library