Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Nurhayati
"Sumber utama pendanaan atau pembiayaan angkutan umum berasal dari penerimaan tarif. Tarif yang berlaku saat ini adalah tarif yang ditentukan pemerintah. Bagi operator, tarif tersebut tidak adil secara ekonomi karena tidak sebanding dengan biaya operasi yang relatif lebih besar dibandingkan tarif yang berlaku. Disamping itu biaya operasi kendaraan masih dibebani dengan berbagai pungutan legal (retribusi) dan illegal, sehingga tidak dapat mewujudkan struktur tarif yang realistis yang dapat memberi keuntungan kepada operator. Masalah tarif angkutan umum merupakan masalah penting yang melibatkan kepentingan berbagai pihak, seperti pengguna, operator dan regulator. Ada berbagai faktor penyebab kegagalan sistim tarif yang ada saat ini, seperti pendekatan yang tidak relevan, manajemen yang kurang baik dan komponen biaya yang tidak realistis. Dengan dasar permasalahan diatas, penelitian ini membahas suatu strategi penetapan tarif dengan pendekatan regulasi yang optimal, yaitu pendekatan yang dapat mengoptimalkan kepentingan ketiga pihak diatas, dengan mempertimbangkan skala ekonomi, kemampuan membayar (sensitivitas permintaan) dan lingkup ekonomi.
Pendekatan ini merupakan basis dalam penentuan tarif. Oleh karena itu ada beberapa langkah atau tahapan yang dlakukan:
a. menentukan biaya rill bus kota
b. memperkirakan elastisitas permintaan
c. melakukan analisis tarif
d. melakukan simulasi.
Hasil studi menunjukkan, dengan tarif yang berlaku sekarang (Rp.300), pengelolaan bus kota reguler dengan monopoli tidak menguntungkan secara ekonomi hingga load faktor 2. Oleh karena itu pengelolaannya sebaiknya dimonopoli pemerintah. Pengelolaan bus Patas Non AC dengan monopoli memberi keuntungan secara ekonomi pada load faktor minimal I. Oleh karena itu pengelolaannya dapat diserahkan kepada operator swasta dengan konsekuensi tarif tidak diatur pemerintah. Konsekuensinya pemerintah hams dapat menetapkan standar mutu pelayanan operator (quality licensing) yang tegas. Pengelolaan Patas AC memberi keuntungan pada load faktor minimal 0,6. Oleh karena itu , pengelolaan bus Patas AC sebagian dapat diserahkan kepada swasta dengan quality licensing yang tegas dari pemerintah. Sebagian lagi dikelola pemerintah untuk mensubsidi pengelolaan bus reguler. Biaya operasi bus dengan pengelolaan secara bersama (economies of scope) lebih murah. dibandingkan dengan pengelolaan secara terpisah. Dengan model pengelolaan seperti ini dapat terjadi subsidi silang antar pelayanan.
Dari basil penelitian, maka dasar penetapan tarif adalah :
- tingkat pelayanan atau load faktor,
- sensivitas atau elastisitas permintaan.
Penetapan tarif tersebut hams dikendalikan lewat peraturan atau regulasi dari pemerintah, seperti adanya standar mutu pelayanan operator (quality licensing)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T16718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Tirta Winata
"Desain infrastruktur transportasi harus mengikuti konsep keberlanjutan yang membutuhkan stabilitas di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan, kemudian berkelanjutan di masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengidentifikasi indikator transportasi berkelanjutan yang paling tepat yang dapat diterapkan di Kabupaten Karawang sesuai dengan kesejahteraan masyarakat sebagai variabel tema sosial dalam indikator pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini juga menganalisis karakteristik perjalanan yang ada dan tolok ukur dari transportasi berkelanjutan yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data dari responden. Instrumen untuk memperoleh data di Kabupaten Karawang adalah formulir kuesioner, dan kemudian dikolaborasikan dengan wawancara struktural. Korelasi peringkat rsquo Spearman digunakan sebagai metode kuantitatif untuk melakukan uji hipotesis non-terarah dan terarah.
Kesimpulannya, perjalanan waktu, pengeluaran untuk transportasi, dan variabel tingkat tarif yang mewakili mobilitas, ekuitas, dan keterjangkauan memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengalami kesejahteraan, dan kemudian mereka memiliki korelasi negatif dengan kesejahteraan sosial juga. Karena alasan itu, perjalanan waktu dan tingkat tarif harus dikurangi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transportation infrastructure design must follow sustainability concept that requires stability in economic, social and environment, then sustains in the future. Therefore, this research wants to identify the most appropriate sustainable transportation indicators that could be applied in Karawang Regency correspond to society welfare as a social theme variable in sustainability development indicators. This research also analyzes existing commutes characteristics and benchmark of the significant sustainable transportation.
This research applies quantitative methods by conducting survey to collect data from respondents. The instruments to obtain data in Karawang Regency are questionnaire form, and then collaborated with structure interview. Spearman rsquo;s rank correlation is employed as the quantitative method in order to conduct non-directional and directional hypothesis test.
In conclusion, time travel, spending on transport, and fare level variables representing mobility, equity, and affordability have significant influence to experience wellbeing, and then they have negative correlation to social welfare as well. For that reason, time travel and fare level must be reduced to improve society wellbeing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library