Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafa Aisyah Istighfarin
"Kemampuan meregulasi emosi secara adaptif sangat penting dimiliki oleh remaja yang sedang berada di periode transisi menuju dewasa, yang umum dikenal dengan periode storm and stress. Penggunaan strategi regulasi emosi yang maladaptif pada remaja berhubungan dengan berbagai masalah tingkah laku yang bersifat internalizing serta externalizing. Keluarga dinilai sebagai salah satu faktor penting bagi perkembangan kemampuan remaja dalam meregulasi emosi. Interaksi remaja dengan orangtuanya juga dapat mempengaruhi pandangannya terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depannya, yang kemudian dapat mempengaruhi kecenderungan remaja untuk menggunakan strategi regulasi emosi yang bersifat maladaptif daripada yang adaptif dalam menghadapi pengalaman negatif. Remaja madya berusia 14-17 tahun (N = 335) yang tinggal bersama kedua orangtua diberikan serangkaian kuesioner antara lain: Child’s Perception of Interparental Conflict Scale (CPIC) untuk mengukur persepsi mereka terhadap konflik yang terjadi antara kedua orangtuanya, Cognitive Emotion Regulation Scale (CERQ) untuk mengukur regulasi emosi secara kogntif yang cenderung dilakukan, dan Cognitive Triad Inventory (CTI) untuk mengukur penilaian mereka atas diri sendiri, dunia, dan masa depannya. Hasil analisis regresi mediasi menunjukkan bahwa positive cognitive triad dapat memediasi hubungan antara persepsi konflik interparental dan regulasi emosi kognitif maladaptif secara parsial, selain itu hasil menunjukkan bahwa positive cognitive triad memiliki indirect effect yang signifikan terhadap hubungan antara persepsi konflik interparental dan regulasi emosi kognitif adaptif meskipun hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi konflik interparental dengan regulasi emosi kognitif adaptif.

The ability to regulate emotions adaptifly is very important for adolescents who are in the transition period to adulthood, or commonly known as storm and stress period. The use of maladaptif emotion regulation strategies in adolescents is associated with a variety of behavior problems that are internalizing and externalizing. Family is considered to be one of the important factors for the development of adolescents' ability to regulate their emotions. Adolescents’ interactions with their parents can affect their view of the self, the world, and the future, which can influence their tendency to use maladaptif emotional regulation strategies rather than adaptif ones when facing negative experiences. Adolescents aged 14-17 years (N = 335) who lived with both parents were given a series of questionnaires including the Child's Perception of Interparental Conflict Scale (CPIC) to measure their perception of conflict between their parents, Cognitive Emotion Regulation Scale (CERQ) to measure the cognitve emotion regulation strategies that tend to be used, and Cognitive Triad Inventory (CTI) to measure their view of themselves, the world, and the future. The results of the mediation regression analysis showed that the positive cognitive triad partially mediates the relationship between perception of interparental conflict and maladaptif cognitive emotion regulation, in addition, the results showed that the positive cognitive triad had a significant indirect effect on the relationship between perception of interparental conflict and adaptif cognitive emotion regulation although the result of Pearson's correlation test showed that there was no significant relationship between the perception of interparental conflict and the adaptif cognitive emotion regulation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Joselini Corlesa
"Latar Belakang. Kejadian Female Athlete Triad (FAT) merupakan salah satu
permasalahan yang masih umum ditemukan pada atlet remaja perempuan, yang melibatkan
rendahnya ketersediaan energi, gangguan siklus menstruasi, dan rendahnya densitas massa
tulang. Berbagai studi menunjukkan risiko lebih tinggi terkait kejadian FAT ditemukan
pada kelompok cabang olahraga individual yang menekankan pada daya tahan, estetika,
dan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik atlet remaja
perempuan dan stratifikasi risiko FAT terhadap atlet remaja perempuan berdasarkan
masing-masing cabang olahraga yang ditekuni serta hubungannya dengan jenis olahraga
individu maupun kelompok Metode. Studi potong lintang analitik ini dilakukan 88 pada
atlet remaja perempuan berusia 15-18 tahun di Pusat Pendidikan dan Latihan X,
berlangsung sejak Agustus sampai September 2019. Setiap subjek penelitian akan
mengikuti proses wawancara, pemeriksaan fisik, antropometri, pemeriksaan densitas massa
tulang dengan Dual X-Ray Energy Absorptiometry (DXA) yang kemudian dimasukkan ke
dalam stratifikasi risiko FAT Hasil. Dari 88 subjek penelitian, didapatkan sebanyak 75%
atlet dengan risiko rendah FAT, 23,9% risiko sedang FAT, dan 1,1% risiko tinggi FAT.
.Cabang olahraga senam, pencak silat, dan bola voli merupakan cabang olahraga dengan
risiko FAT sedang-tinggi lebih banyak dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya.
Berdasarkan stratifikasi risiko FAT , tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara
jenis olahraga individu kelompok (p=0,609) Kesimpulan. Proporsi risiko rendah FAT
lebih banyak ditemukan pada atlet dalam penelitian ini, namun demikian perlu dilakukan
edukasi lebih lanjut mengenai risiko FAT dan pentingnya asupan kalori kepada atlet,
pelatih dan orang tua atlet. Tidak didadapatkan hubungan antara jenis olahraga dengan
stratifikasi risiko FAT.

Background. Female Athlete Triad (FAT) remains as a common problem on adolescent
female athletes, which is divided in three major aspects, such as low energy availability,
menstrual dysfunction, and low bone mass density. Studies showed higher risk of FAT in
individual sports athletes, focusing in endurance, aesthetic, and weight classification. The
purpose of this study was to determine the associations between type of sports and FAT
risk stratification in adolescent female athletes Method. This cross-sectional analytical
study was conducted on 88 adolescent female athletes aged 15-18 years at the education
and training center, taking place from August to September 2019. Each subject will follow
the interview process, physical examination, anthropometry, examination of bone mass
density with Dual X -Ray Energy Absorption (DXA) then classified using FAT risk
assessment score Results. From 88 subjects, 75% of athletes with low risk of FAT were
found, 23.9% of moderate risk of FAT, and 1.1% of high risk of FAT. Gymnastics, pencak
silat, and volleyball are sports with moderate to high risk of FAT compared to other sports.
Based on FAT risk stratification, no significant relationship was found between the types
of sports-individual and group (p = 0.609) Conclusion. The proportion of low risk FAT
is more found in the athletes in this study, however further education needs to be done
about the risk of FAT and the importance of calorie intake to athletes, coaches and
athletes parents. There is no association between the type of sports and FAT risk
stratification."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stanton, William
Hongkong: Kelly and Walsh, 1900
363.5 STA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiyah
"Pada tahun 2017 sebanyak 69% anak muda diketahui pernah melakukan cyberbullying (Ditch The Label, 2017). Perilaku ini tidak hanya terjadi pada remaja tetapi juga dewasa. Penelitian menemukan bahwa cyberbullying memiliki hubungan dengan kepribadian Dark Triad (Goodboy, & Martin, 2015; Kircaburun, Demetrovics & Tosuntaş 2018) dan harga diri (Pyżalski, 2012). Kepribadian Dark Triad terdiri dari 3 sifat yaitu Psikopati, Machiavellianisme, dan Narsisisme. Pada penelitian ini kepribadian Dark Triad diukur pada tingkat subkilinis. Semakin tinggi kepribadian Dark Triad seseorang maka semakin tinggi kecenderungan melakukan cyberbullying. Pada kepribadian Dark Triad individu memiliki harga diri yang tinggi. Sementara, harga diri yang tinggi akan berkorelasi dengan perilaku cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran harga diri sebagai mediator dalam hubungan antara kepribadian Dark Triad dan kecenderungan cyberbullying pada usia dewasa awal. Partisipan penelitian terdiri dari 292 partisipan dengan rentang usia 20-35 tahun. Hasil analisis mediasi dengan menggunakan PROCESS menemukan bahwa harga diri memediasi secara signifikan terhadap hubungan antara sifat Psikopati dan Narsisisme dan cyberbullying.

In 2017 a survey found that 69% of young people did cyberbullying (Ditch The Label, 2017). Cyberbullying does not only occur in adolescents but also adults. Previous research found that cyberbullying had a relationship with Dark Triad personality (Goodboy, & Martin, 2015; Kircaburun, Demetrovics & Tosuntaş 2018) and self-esteem (Pyżalski, 2012). The Dark Triad personality consists of 3 characteristics, namely Psychopathy, Machiavellianism, and Narcissism. In this study Dark Triad personality measured in subclincial population. People who have higher Dark Triad personality will have higher tendency to cyberbullying. Individuals in Dark Triad personality have high self-esteem. High self-esteem correlates with cyberbullying. This study aims to see the role of self-esteem as a mediator in the relationship between Dark Triad personality and cyberbullying in early adulthood. The study participants consisted of 292 participants with an age range of 20-35 years. Researcher used Cyberbullying Scale, Rosenberg Self-Esteem Scale and Short Dark Triad Scale for measurement tools. The results of mediation analysis using PROCESS found that self-esteem mediated significantly in relationship between Psychopathic and Narcissistic traits with cyberbullying."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library