Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mundardjito
"ABSTRAK
Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu-Budha terbesar yang pernah berperan dalam abad 13-15 di wilayah Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Namun kebesaran tersebut umumnya dikaitkan dengan aspek sejarah, geo-politik, agama maupun kesenian, sedangkan gambaran tentang permukimannya masih sedikit sekali diketahui. Padahal sebagaimana dikemukakan Gordon R. Willey:
"....settlement patterns are, to a large extent, directly shaped by widely
held cultural needs, they offer a strategic starting point for the functional interpretation of archaeological cultures.... " (Willey 1953)
Dengan ungkapan tokoh arkeologi permukiman tersebut jelaslah bahwa pola permukiman merupakan awal yang strategis untuk memahami berbagai aspek budaya dari masyarakat pendukungnya, meliputi sistem teknologi, sistem sosial, dan sistem ideologi. Pala permukiman merupakan wilayah kajian yang diteliti oleh berbagai disiplin selain arkeologi, seperti: antropologi, sejarah, sosiologi, dan arsitektur. Dengan kata lain kajian permukiman merupakan tempat bertemunya berbagai peniikiran dari sejumlah disiplin. Sifat multidisipliner inilah yang mengharuskan arkeologi menggali dan menjajikan data dari kebudayaan mesa lalu untuk selanjutnya dimanfaatkan oleh berbagai disiplin lain.
Sumber-sumber sejarah seperti karya sastra, prasasti, berita asing dan relief relief pada candi memang telah membantu kita mengetahui sebagian kecil atau beberapa hal mengenai permukiman di Majapahit, tetapi gambaran tersebut hanyalah bersifat umum dan belum tentu terkait dengan pemukiman di situs Trowulan. Oleh sebab itu untuk memperoleh bukti konkret yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable) mengenai permukiman Majapahit di situs Trowulan diperlukan tipe penelitian arkeologi dengan cara ekskavasi (digging research).
Situs Trowulan yang letaknya lebih kurang 10 km di sebelah tenggara Mojokerto adalah sebuah situs yang berdasarkan penelitian regional terakhir (Mundardjito dkk. 1995) memiliki luas lebih kurang 9 x 11 km. Sedemikian luasnya sehingga dapat difahami jika sites ini dikategorikan oleh para peneliti sebagai situskota. Kitab Nagarakertagama memberikan gambaran umum tentang pola perkotaan ibukota Majapahit, tetapi struktur setiap satuan bangunannya atau gugusannya tidak dapat diketahui secara pasti. Relief-relief candi memberi bantuan untuk memahami bentuk umum suatu satuan bangunan, tetapi sifatnya yang terbatas tidak memungkinkannya untuk memberikan rincian dari unsur-unsur bangunan itu.
Selain data sejarah (historical record) kita masih dapat memanfaatkan data lain, yaitu artefak-artefak, untuk memahami secara lebih faktual dan jelas mengenai pola permukiman masyarakat Majapahit. Sebagaimana diketahui Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buda terakhir yang berkuasa sekitar 200 tahun (1293-1478), dan sites Trowulan adalah satu-satunya contoh situs-kota dari masa Hindu-Buda yang sisa-sisa pemukimannya masih dapat kita lihat sekarang (Bandingkan dengan lokasi sejumlah situs-kota yang sampai kinibelum diketahui seperti dari: kerajaan Mulawarman abad 5 di Kalimantan Timur, Tarumanagara abad 6 di Jawa Barat, Sriwijaya abad 7 di Sumatera, Mataram abad 7--10 di Jawa Tengah, Kediri abad I I dan Singhasari abad 12 di Jawa Timur). Di situs Trowulan, yang merupakan wakil utama dari sisa kegiatan manusia Majapahit, ditemukan sejumlah indikator penting yang dapat membantu kita memahami aspek-aspek permukiman dalam skala mikro secara lebih jelas. Indikator tersebut antara lain berupa sisa-sisa struktur, bailk dari sebuah unit bangunan (household) maupun dari gugusan bangunan (household cluster). Sebagai suatu himpunan temuan data tersebut sesungguhnya mencerminkan satu bagian dari suatu sistem yang kompleks, yaitu sistem kehidupan masyarakat kota Majapahit yang lebih menyeluruh. ltulah sebabnya usaha penelitian yang diawali dari data arkeologi yang paling dasar dalam skala mikro, dapat memberikan sumbangan yang sangat penting untuk memberi isi kepada gambaran dari satuan pemukiman yang lebih besar.
Usaha untuk merekonstruksi pola permukiman ibukota Majapahit telah dilakukan. Namun usaha-usaha tersebut dihadapkan pada banyak masalah. Bukti-bukti fisik yang hingga kini diyakini sebagai sisa ibukota Majapahit tidak menunjukkan kesesuaian dengan uraian sumber-sumber tertulis mengenai tempat tersebut. Usaha untuk menjawab masalah-masalah tersebut tentu tidak dapat dilaksanakan seketika, melainkan memerlukan perencanaan penelitian bertahap dan perlu melibatkan sejumlah disiplin. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Bentuk awal dari perdagangan dilakukan secara tukar menukar barang yang diperlukan, dikenal dengan istilah barter. Tukar menukar akan berlangsung jika seseorang dapat menawarkan suatu barang yang diinginkan oleh kedua dan orang kedua memiliki barang yang dibutuhkan oleh orang pertama (penawar) (Sadono Sukirno 1981:224)Kesulitan dari perdagangan secara barter adalah pertukaran hanya mungkin terjadi apabila,keduanya me_miliki barang-barang yang diinginkan oleh masing-_masing pihak. Selain itu kesulitan untuk memberikan nilai pada suatu benda.Untuk mengatasi kesulitan yang timbul, digunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar (media pertukaran), yang kemu-dian dikenal sebagai uang.Tujuannya: adalah untuk memudahkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan.Dalam sistem ekonomi uang mempunyai empat peranari yaitu sebagai alat tukar (media pertukaran), sebagai satuan nilai, sebagai alat untuk..."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S11535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
726.1 SRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmaini Eriawati
"Masalah pengenalan cara pakai peralatan masa lalu. Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam penelitian arkeologi adalah masalah interpretasi cara pakai suatu peralatan masa lalu, yang merupakan bagian dari masalah yang lebih besar, yaitu tingkah laku manusia pada masa lalu. Menurut teori-teori dasar arkeologi, proses tingkah laku dalam kegiatan pakai ini digolongkan ke dalam teori pradeposisi yang memasalahkan hubungan sistematik antara benda sebagai hasil kebudayaan materi dan tingkah laku manusia dalam konteks sistem atau dalam masyarakat yang masih hidup. Salah satu sebab mengapa penelitian mengenai masalah interpretasi cara pakai peralatan pada masa lalu belum banyak dilakukan ialah sangat terbatasnya data yang diperoleh. Hampir semua temuan yang didapat keadaannya fragmentaris dan telah mengalami proses transformasi, baik kualitatif, kuantitatif, formal, maupun relasional."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatullah
"Situs trowulan merupakan bekas kota pada masa lalu, hal ini terbukti dari adanya temuan yang beragam antara lain yakni arca terakota orang asing. Penemuan arca terakota orang asing yang ditemukan di Trowulan jumlahnya sangat banyak. Sebagian besar dari arca tersebut dapat ditemukan di ruang koleksi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tirnur di Trowulan, Museum Nasional Jakarta, dan di ruang koleksi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah di Prambanan. Berdasarkan daerah penemuan asalnya yaitu sekitar Trowulan, maka arca terakota orang asing merupakan objek yang sangat menarik untuk diteliti dilihat dari penyebutan nama orang asing pada arca terakota tersebut. Arca terakota orang asing berukuran kecil yang disimpan di Museum Trowulan menggambarkan anak-anak, wanita, dan laki-laki dalam bentuk yang bervariasi. Variasi itu tampak antara lain pada bentuk tata rambut, tutup kepala, perhiasan, pakaian, raut wajah serta bentuk dan sikap tubuh. Jumlah arca terakota yang berada di Museum Trowulan sebanyak kurang lebih 567 arca. Berdasarkan sampel yang diambil, arca terakota orang asing berjumlah 57 arca, yang terdiri atas 8 arca utuh, 39 arca hanya tersisa bagian kepala, dan 10 arca berupa badan. Selain data artefaktual di gunakan pula data bantu dan berbagai cumber sejarah antara lain, Nagarakrtagama, Pararaton, Sumanasantaka, dan kidung Harsa Wijaya sedangkan dari sumber prasasti antara lain Prasasti Wurare (joko dolog) dan Air Asih, selain itu digunakan pula sumber berita asing, seperti berita Odorico, Suma oriental, Ying-yai Sheng-lan, Tao I Chili Weh dan sumber tertulis lainnya. Hasil pengamatan terhadap arca terakota orang asing koleksi museum Trowulan dapat diketahui bahwa atribut-atribut yang dapat dijadikan dasar klasifikasi arca terakota orang asing dapat dibagi dalam 5 kelompok: (1) wajah dimana komponennya adalah (a) mata (kode M), (b) alis (kode A), (c) hidung (kode H), (d) mulut/bibir (kode B),(e) kumis (kode Km), (f) Jenggot (kode J), dan (g) bentuk muka (kode W), (2) rambut (kode R), (3) tutup kepala (T), (4) pakaian (Kode K), (5) perhiasan yang terdiri atas sumping (kode SP) dan subang (kode (SB) serta (6) benda-benda yang dipegang/bawa. Selain itu pengamatan dilakukan dengan melihat hubungan wajah dengan tutup kepala, hubungan antara perhiasan, benda-benda yang dipegang/dibawa, pakaian, serta pola hiasnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariani Rachmiati
"Obyek penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah nisan-nisan kuno dari kompleks pemakaman Troloyo. Kompleks pemakaman Troloyo terletak di desa Sentonorejo, kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Dipilihnya nisan-nisan kuno yang terdapat di Troloyo sebagai obyek penelitian karena nisan merupakan artefak bertanggal mutlak karena memuat angka tahun. Disamping dapat memberikan gambaran mengenai keberadaan Islam di kerajaan Majapahit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengenali jenis-jenis nisan yang terdapat di kompleks pemakaman Troloyo serta berusaha untuk menjelaskan hubungan antara nisan-nisan dengan keberadaan Islam di kerajaan Majapahit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah analisis khusus dengan mengamati bentuk, ukuran dan hiasan. Berdasarkan bentuk dan hiasan nisan dipilah lagi dengan melakukan klasifikasi taksonomi sehingga dapat diperoleh tipe-tipe nisan. Hasil yang dicapai dari penelitian terhadap nisan-nisan diketahui terdapat dua tipe nisan, yaitu : (a) Tipe A, nisan dengan bentuk sudut membulat pada bagian peralihan antara badan dan puncak nisan, dan (b) Tipe B, nisan mempunyai bentuk sudut yang lancip pada bagian peralihan antara badan dan puncak nisan. Bentuk nisan serta hiasan yang terdapat pada nisan-nisan Troloyo memperlihatkan masih terpengaruh oleh unsur-unsur dari masa Hindu-Buddha. Dari sumber-sumber tertulis diketahui kerajaan Majapahit mengadakan hubungan perdagangan dengan negara_negara asing. Adanya hubungan dagang dengan pedagang-pedagang asing dapat dibuktikan dari peninggalan arkeologis yang dijumpai di daerah Trowulan berupa mata uang logam Cina dan keramik-keramik asing. Diantara pedagang asing yang datang di. kerajaan Majapahit terdapat pedagang Muslim. Dari sumber tertulis diketahui bahwa pedagang Muslim sudah melakukan hubungan dagang dengan Indonesia sejak abad 7 M. Pedagang Muslim tersebut secara tidak langsung menyebarkan agama Islam karena sifat misi pada Islam menyebabkan setiap Muslim menjadi pendakwah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Islam di kerajaan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan yang dilakukan antara pedagang Muslim dan pedagang Majapahit."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Samsu W. T.
"Candi sebagai suatu bangunan suci pada dasarnya dicip_takan untuk menghadirkan suasana sakral yang diharapkan dapat menghubungkan dunia bawah (manusia) dengan dunia atas (dewa). Dalam hal ini kehadiran arca perwujudan yang menjadi inti suatu candi. Arca perwujudan merupakan bentuk nyata kehadiran sang dewa di tengah para pemujanya. Candi Tikus di trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan candi yang unik karena pada candi ini tidak ditemukan indikasi adanya arca perwujudan maupun arca lainnya. Di samping itu keletakannya juga agak unik karena nampaknya dibangun di bawah permukaan tanah. Bertitik tolak pada keunikan tersebut kerangka berfikir penulisan skripsi ini berdasar pada usaha untuk me_nanggapi lebih lanjut masalah fungsi yang sebenarnya dari candi Tikus: Kemudian dicoba pula untuk menelaah kronologi / umur bangunan ini dalam rangka menempatkan candi Tikus dalam bentangan sejarah Majapahit. Dengan menempatkan Trowulan sebagai suatu sistem dalam hal ini sistem perkotaan candi Tikus ditinjau seba_gai sub sistem kota Trowulan atau komponen kota Trowulan yang memiliki fungsi tersendiri. Pengamatan secara konjungtif pada bagian-bagian bangunan candi Tikus dengan penekanan terhadap aspek formalnya, diusahakan untuk dapat menghimpun gambaran tentang fungsi candi tersebut. Penjabaran dan perbandingan antara aspek-aspek teknologi dan arsitektur candi Tikus dengan candi-candi lainnya di Trowulan informasi mengenai perkiraan usia candi. Berdasarkan pengamatan terungkap bahwa tujuan penampilan susunan dan struktur bangunan candi Tikus ditekankan pada makna dan kegunaan air pada masyarakatnya. Dengan melihat bahwa unsur-unsur sakral tetap ditampilkan, maka dapat disimpu lkan bahwa candi Tikus merupakan bangunan suci bercorak petirtaan. Tinjauan teknologi arsitektur candi menampakkan adanya 2 tahap pendirian dan modifikasi pada bangunan. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa modifikasi terjadi antara abad XIV dan abad XV. Pendirian bangunan tahap I tentu sebelum kurun waktu tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Johanjaya
"Tulisan ini membicarakan tentang keadaan desa Majapahit berdasarkan relief Trowulan. Karena sampai sekarang, sedikit sekali pengetahuan kita tentang keadaan desa masa lampau, pada masa Majapahit khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali (mengidentifikasi) dari relief-relief Trowulan, benda-benda yang merupakan bagian dari suatu desa mengenali benda-benda tersebut dalam prasasti, naskah-naskah kuno dan catatan Cina yang sejaman dengan masa Majapahit, kemudian membuat uraian tentang keadaan desa pada masa Majapahit. Dalam pengolahan data telah digunakan serangkaian metode arkeologi, yaitu metode kompilasi, identifikasi, klasifikasi dan analisis khusus/konteks. Untuk melengkapi hasil analisis konteks, digunakan data kepustakaan berupa prasasti, naskab kuno dan catatan Cina. Hasil penelitian ini menunjukan, kenyataan desa pada masa Majapahit yang tidak jauh berbeda dengan keadaan desa pada masa sekarang, begitu pula halnya dengan kehidupan penduduknya. Keadaan desa Majapahit seperti halnya desa-desa pada masa sekarang terletak di lingkungan pegunungan, lembah dan sungai dengan pepohonan yang hijau terlihat dimana-mana. Bangunan tempat tinggal banyak didirikan, bahkan di pegunungan dan beberapa diantaranya didirikan tidak jauh dari sungai. Penduduk desa memanfaatkan kesuburan tanah dengan membuka lahan pertanian sebagai sumber kehidupan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaksana A. H. Said
"ABSTRAK. Skripsi ini membahas artefak umpak-umpak batu yang berada situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Penekanan utama penelitian ini adalah pada usaha menggabungkan atau mengklasifikasikan sejumlah umpak-umpak batu yang berada di situs Trowulan. Umpak tersebut selama ini belum pernah diteliti. Sebabnya antara lain adalah karena kondisinya sebagai data arkeologi dianggap kurang dapat memberi informasi tentang masyarakat pemakainya di masa lalu. Hal ini dapat dimengerti mengingat bahwa umpak-umpak batu di Trowulan sebagian besar berada dalam keadaan dimana konteks ruang dan waktunya sudah rancu dan menjadi terlalu global. Dengan menganggap bahwa seperti apapun_kondisi suatu peninggalan, ia tetap merupakan data, maka peneliti.an ini berusaha menghadirkan informasi sabyektif mengenai umpak, sebagai salah satu usaha. 'memeras' pengetahuan lebih lanjut mengenai masyarakat pemakainya. Untuk maksud tersebut pada tahap awal penelitian ini dilakukan pengelompokkan bedasarkan jenis-jenisnya. Jenis-jenis ini di.peroleh berdasarkan penguraian atribut_atribut pilihan pada tiap umpak yang dijadikan sampel, untuk kemudian dikorelasikan satu sama lain melalui Labulasi silang. Dengan Cara demikian diperoleh korelasi atribut-atribut umpak-umpak yang sesungguhnya menjadi pembentuk ciri pada masing-masing umpak. Bedasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan ciri itulah ciri-ciri masing-masing umpak diperoleh. Pada tahap berikutnya dicoba untuk meninjau kemungkinan hubungan antara jumlah (frekuensi) jenis-_jenis umpak dengan masyarakat yang memakainya dengan menggunakan asumsi-asumsi empirik tertentu. Hasil penelitian selain menghadirkan pengetahuan awal tentang jenis-jenis umpak yang ada di situs Trowulan, juga membuktikan bahwa mernperoleh intormasi dari suatu data sesungguhnya lebih ditentukan oloh cara mengolah data yang dipilih. Metode-metode yang ada juga sesungguhnya masih bisa dikembangkan sendiri oleh peneliti secara bertanggung jawab, bedasarkan kebutuhan-kebutuhan tujuan penelitannya. Selain itu secara tak langsung, hasil penelitian ini ikut membuka dasar dan kemungkinan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rubiul Yatim
"Obyek pcnelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah inskripsi Arab dari nisan-nisan kuno yang terdapat di dalam kompleks inakam Islam I roloyo, Trowulan, Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran yang melatar-belakangi penulisan inskripsi Arab makam Islam Troloyo. Melalui penelitian diketahui bahwa dari 45 nisan kuno yang keseluruhannya terbuat dari batu andesit, hanya terdapat 18 nisan yang memiliki inskripsi Arab (dengan 1 nisan memiliki inskripsi Banda). Dengan perincian 14 nisan masih insitu dan 4 nisan yang tidak insitu. Atau dengan kata lain, terdapat 15 inskripsi Arab yang masih insitu dan 4 nisan yang tidak insitu. Dari hasil pembacaan terhadap inskripsi Arab yang terpahatkan pada nisan-nisan tersebut, telah dihasilkan lima klasifikasi kandungan isinya, yaitu (1) ayat-ayat Al-Qur'an, (2) kalimat Syahadat, (3) hadits maudhu' 1 sufi, (4) nama tokoh, dan (5) do'a. Masing-masing klasifikasi ini terbagi lagi nienjadi beberapa jenis, yaitu untuk klasifikasi ayat-ayat Al-Qur'an terbagi menjadi empat jenis ayat, yakni Al-Qur'an Surat (QS) Ali In-wan [3] ayat 18. QS Ali Imran [3] ayat 185. QS Al-Qashash [281 ayat 88, dan QS Ar-Rahman [551 ayat 26 dan 27; untuk klasifikasi kalimat Syahadat terbagi menjadi dua jenis, yakni Yang sempuma penulisannya (Iaa ilaaha illallah hu, muhammadun Rasuulullah) dan yang kurang sempurna penulisannya (Iaa ilaalaha Allah,Muhammadun Rasulullah) untuk klasifikasi hadits maudhu' 1 sufi terbagi menjadi dua jenis, yakni puji-pujian kepada Allah dan kekekalan Zat Allah Swt; untuk klasifikasi nama tokoh juga terbagi menjadi dua jenis nama. yakni Zainuddin dan Abdurrahman: dan untuk do'a hanya satu jenis. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan terhadap hiasan-hiasan yang ada di kompleks makam Islam Troloyo, maka diketahui hanya terdapat tujuh ragam bias yang menyertai nisan-nisan berinskripsi Arab, yaitu hiasan surya majapahit, tumpal dengan motif sulur daun, sulur daun, meander (motif awan), untaian mutiara, pilin berganda, dan antefiks dengan motif sulur daun. Adapun melalui penelusuran, yaitu dengan cara mengkaitkan antara hiasan dengan isi inskripsinya, maka diketahui hanya ada tiga hiasan yang mengandung makna simbolik, yakni hiasan surya majapahit, sulur daun, dan antefiks dengan motif sulur daun. Melalui penafsiran terhadap inskripsi Arab dan hiasannya, maka diketahui bahwa aliran yang berkembang dan melatar-belakangi penulisan inskripsi Arab di kompleks makam Islam di Troloyo adalah aliran tasawuf Dengan kemungkinan besar bahwa aliran tasawufnya adalah aliran Wihdatul Wujud. Hal ini didukung dan diperkuat oleh data sejarah masuknya Islam di pulau Jawa."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>