Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfiana Listyaningrum
Abstrak :
Salah satu wilayah yang terpapar bahaya tsunami adalah wilayah pesisir Barat Banten. Masyarakat yang yang tinggal di tepi pantai di wilayah ini harus selalu waspada karena bencana tsunami dapat terjadi kapan saja. Ancaman tsunami diperkuat setelah penelitian dari PUSGEN 2017 yang menyebutkan bahwa megathrust Selat Sunda memiliki potensi untuk terjadi gempabumi sampai dengan skala 8.8 SR karena terdapat zona seismic gap. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang keterpaparan wilayah terhadap bencana tsunami. Penentuan keterpaparan diperoleh dengan mengoverlay hasil pemodelan matematis tsunami menggunakan software ComMIT keluaran dari NOAA dengan data kepadatan wilayah pesisir hasil digitasi penulis. Hasil keluaran software berupa tinggi run up, luas inundasi dan estimated time arrival. Kepadatan penduduk dalam penelitian ini ditentukan dengan metode housing population density yaitu dengan membagi jumlah penduduk terhadap luasan wilayah pemukiman. Hasilnya dapat dihitung irisan dari luasan inundasi tsunami dengan luasan pemukiman dan diperoleh jumlah penduduk yang terpapar tsunami. Dari 5 sampel wilayah yang dikaji, hasilnya adalah jumlah penduduk paling banyak yang diperkirakan terpapar tsunami adalah di Kecamatan Panimbang. Hal ini disebabkan lokasi permukiman padat penduduk yang sangat dekat dengan laut.
West coast of Banten is one of the regions that exposed to tsunami hazard. People living in this region have to be aware of the possible tsunami occurrence anytime. The issue on tsunami threats was strengthened after PUSGEN 2017 research result indicated that Megathrust of Sunda Strait has a potency to trigger an earthquake up to magnitude 8.8 generated in the seismic gap zone. Therefore, we need a more detail study about area exposed to tsunami hazard. The determination of the exposure is obtained by overlaying the results of mathematically modeled tsunamis from ComMIT software by NOAA with the coastal population density digitized by the writer. The outputs of ComMIT software are heights of run up, inundation areas and estimated time arrivals. In this research, population density is determined by housing population density method, in which the total number of populations is divided by the area of settlements. The result is the number of populations that exposed by tsunami obtained from the intersection between the area of inundation and the area of settlements. From 5 samples which were studied, the largest number of habitants exposed to tsunami hazard is in Panimbang district. This is due to the location is densely populated settlements and very close to the coast line.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farni Joan Patricia Pricilla Kastanya
Abstrak :
Adanya pergeseran secara vertikal akibat Gempabumi tektonik pada muka bumi di dasar samudera mangakibatkan terjadinya Tsunami. Hal ini terjadi karena pergerakan vertikal dapat rnenyebabkan perubahan massa terhadap kolom air di atas dasar samudera yang bergerak atau berubah tersebut. Peristiwa tersebut terjadi di dasar Samudera Indonesia arah selatan Jawa Timur, yang mengakibatkan bencana alam Tsunami yang melanda pesisir Pantai Selatan Banyuwangi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kaitan antara wilayah rayapan Tsunani di Pesisir Selatan Banyuwangi dengan morfologi pesisirnya. Dalam penelitian ini wilayah Pesisir Selatan . anyuwangi terdiri dari 10 pantai atau teluk yang dibagi berdasarkan toponiminya. Untuk menjawab masalah, digunakan analisis overlay peta, antara peta wilayah pesisir, Tanggul pantai, bentuk medan, dan. jarak rayapan Tsunami. Berdasarkan hasil overlay peta terlihat bahwa rayapan Tsunami terjauh dari garis pantai adalah 300 m dengan kekuatan gelombang Tsunami Mt 2,84,, terjadi pada wilayah pesisir dengan morfologi : bentuk pantai teluk yang sempit, pantai yang memiiiki Tanggul, dan bentuk bentuk medan yang landai. Sedangkan rayapan Tsunami terdekat dari garis pantai adalah 10 m dengan kekuatan gelombang Tsunami Mt 1 ,64, terjadi pada wilayah pesisir dengan morfologi : bentuk pantai non teluk, pantai yang memiliki Tanggul, dan bentuk medan yang landai. Ada wilayah pesisir dengan moifologi yang sama memiliki jarak rayapan yang berbeda, ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi batimetri pada masing - masing pantai atau teluk dan kondisi dataran pantai yang lebih rendah dari Tanggul pantai sehingga rayapan dapat masuk jauh ke daratan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalina Febriyenti
Abstrak :
ABSTRAK
Evakuasi masyarakat dari wilayah risiko merupakan prioritas utama ketika peringatan dini tsunami telah diterima. Sistem Informasi Geografis SIG dapat memberikan suatu dukungan pengambilan keputusan dengan menjawab pertanyaan seperti jalur evakuasi mana yang harus dipilih berdasarkan lokasi dari bahaya, berapa banyak orang yang harus dievakuasi, waktu evakuasi, dan kemana mereka harus pergi untuk menjangkau tempat perlindungan terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek kapasitas wilayah Teluk Palabuhanratu dalam menghadapi potensi bencana tsunami yang difokuskan pada kesiapan kapasitas evakuasi. Secara garis besar perhitungannya meliputi pemodelan wilayah keterpaparan; analisis distribusi penduduk; dan perhitungan waktu tempuh evakuasi pada daerah penelitian. Hasil menunjukkan bahwa wilayah Teluk Palabuhanratu memiliki keterpaparan seluas 719,95 Ha dengan penduduk terpapar sebanyak 13.558 jiwa. Pada rentang waktu evakuasi antara 0-25 menit, seluruh penduduk pada daerah terpapar telah berada dalam zona aman. Ketersediaan akses jaringan jalan yang memudahkan para pengungsi untuk menjangkau tempat-tempat aman juga semakin mempersingkat waktu evakuasi.
ABSTRACT
The evacuation of the population from the risk area is the main priority when an early warning of the tsunami has been received. Geographical Information Systems GIS can provide a decision support by answering questions such as which evacuation routes must be selected based on the location of the danger, how many people who must be evacuated, evacuation time, and where they should go to reach the place where the nearest protection. This research aims to examine the aspects of the Palabuhanratu Gulf region capacity to face the potential of the tsunami disaster that focused on disaster preparedness evacuation capacity. Outline of the calculations include the modeling of tsunami exposure analysis of the population distribution, and the calculation of the travel time of the evacuation in the research area. The result shows that the area of tsunami exposure in Palabuhanratu Gulf region is 719,95 Ha with 13.558 people in the exposed area. In evacuation time that ranged between 0 25 minutes, all populations in the exposed area has been included in the safe zone coverage. Road network in Palabuhanratu Bay that makes the refugees easier to reach the safe zone also shorten the evacuation time.
2017
S69213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reuben Alexandro
Abstrak :
Bali, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan terhadap bencana tsunami, hal ini dikarenakan lokasi Bali dekat dengan segmen atau zona pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Pada tahun 1977, Bali terkena dampak tsunami yang terjadi akibat gempabumi pada zona megathrust Sumba, dan pada tahun 1994 terkena dampak dari tsunami akibat gempabumi pada zona megathrust daerah Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan proses penjalaran gelombang tsunami dan jangkauan inundasi. Penelitian akan berfokus untuk memodelkan tsunami akibat tsunami historik banyuwangi 7.8Mw, dan skenario gempa zona megathrust kekuatan 8.4 Mw dan 9.0Mw, dengan fokus area penelitian kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pemodelan dilakukan menggunakan software ComMIT, dengan mengamati 3 titik pengamatan, area pantai Seminyak, pantai Kuta, dan pantai Kedonganan. Berdasarkan penelitian dibutuhkan waktu 29 hingga 32 menit untuk gelombang mencapai darat, dengan ketinggian maksimum gelombang 740 hingga 1557 cm. Sementara jangkauan maksimum tsunami 600 hingga 1600 meter dari garis pantai.  ......Bali is a province in Indonesia that vulnerable to tsunamis, this is due to its location that lies near the convergent boundary of the Indo-Australian and Eurasian plates. In 1977, Bali got affected by the tsunami from Sumba’s megathrust earthquake, while in 1994 got affected by the tsunami from West Java’s megathrust earthquake. This research aims to model the propagation of the historical Banyuwangi’s tsunami with a magnitude  of 7.8Mw, and other scenarios of Bali’s megathrust segment earthquake with magnitudes of 8.4Mw and 9.0Mw, which were observed on three beach point, Seminyak beach, Kuta beach, and Kedonganan beach. Based on the simulation results, the tsunami wave took 29 to 32 minutes time, with a 740 to 1557 cm maximum wave amplitude. While the maximum propagation is 600 to 1600 m from the observed points.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ridwan Lessy
Abstrak :
Bencana tsunami masih menjadi acaman wilayah pesisir di Indonesia karena intersitas gempabumi yang tinggi di wilayah ini dan singkatnya waktu tempuh gelombang tsunami ke daratan. Untuk itu, warga masyarakat perlu dipersiapkan untuk menghadapi bencana ini dengan menyusun peta jalur evakuasi tsunami. Peta evakuasi disusun secara partisipatif dengan melibatkan semua elemen pemangku kepentingan untuk mendapatkan kesepahaman persepsi antara semua pemangku kepentingan. Tujuan penyusunan peta jalur evakusi untuk memudahkan dan mengarahkan warga melalukan evakuasi mandiri menuju ke tampat yang lebih aman. Peta jalur evakuasi ini akan semakin efektif apabila ditindaklanjuti dengan penyusnan rencana aksi, sosialisasi dan simulasi secara terus menerus untuk mengevaluasi peta yang telah disusun.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2020
600 JPM 3:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Pramudita Wetty
Abstrak :

Kecamatan Buleleng merupakan pusat kegiatan di Kabupaten Buleleng yang berbatasan langsung dengan Laut Bali di bagian utara yang dilewati oleh patahan naik Flores. Mengingat aktivitas patahan naik Flores yang pernah mengakibatkan gempa dan tsunami di Flores pada tahun 1992 dan menewaskan hingga 2100 jiwa, serta sejarah bencana gempa bumi pada tahun 1976 di Kabupaten Buleleng, maka dibuatlah model spasial kerentanan terhadap tsunami di Kecamatan Buleleng. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis model kerentanan terhadap tsunami, dan menganalisis intensitas kerugian wilayah terpapar tsunami terhadap distribusi penduduk dan lahan terbangun di Kecamatan Buleleng. Model spasial kerentanan terhadap tsunami di Kecamatan Buleleng menggunakan menggunakan metode analisis kuantitatif dan analisis spasial, dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menentukan harkat, bobot, skor. Variabel lahan terbangun membedakan jenis bangunan permukiman serta perdagangan dan jasa. Variabel distribusi menggunakan estimasi per 10 ha dengan menggunakan grid. Terdapat tiga skenario ketinggian gelombang yang dilakukan untuk melihat sejauh mana wilayah terpapar tsunami di Kecamatan Buleleng. Hasil skenario 6 meter menunjukkan jumlah korban mencapai 2.493 jiwa dengan 482 lahan terbangun yang terpapar tsunami. Skenario 9 meter menunjukkan 147.276 jiwa korban dan 8.052 bangunan yang terpapar tsunami, dan yang terakhir skenario 20 meter menunjukkan 161.199 jiwa korban dengan 18.293 bangunan yang terpapar tsunami


Buleleng Subdistrict is the activity center in Buleleng Regency. It is adjacent to the Bali Sea in the northern part, which is crossed by the Flores back arc thrust fault. Considering the fact that the fault activities in Flores had caused an earthquake and tsunami in 1992 in Flores which killing up to 2100 people and in 1976 in Buleleng Regency, hence a spatial modelling for tsunami vulnerability in Buleleng Subdistrict was developed. The aim of this study is to analyze the tsunami elevation model, and to analyze the integration of tsunami-exposed areas with the distribution of populations and buildings in Buleleng Subdistrict. The methods used for making a spatial modelling for tsunami vulnerability in Buleleng Subdistrict were quantitative analysis and spatial analysis. Analytical Hierarchy Process (AHP) used to determine the value, weight, and score. Built land variables distinguished the residential buildings, and trade and service areas. Distribution variables used an estimation of per 10 hectares in the grid. Based on the results, there are three wave height scenarios to identify how big the tsunami exposure area is in Buleleng Subdistrict. The scenario of 6-meter shows the number of victims will reach up to 2,493 people and around 482 buildings will affect. While, the 9-meter scenario estimates that there will be 147,276 victims and 8,052 buildings will affect. The last scenario is the 20-meter that estimates around 161,199 people and 18,293 buildings will affect

2019
T54285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Sumarno Putro
Abstrak :
Buoy Tsunami merupakan alat pendeteksi tsunami yang mengapung di permukaan laut (surface buoy). Dalam sejarah pengembangan alat pendeteksi tsunami banyak sekali kendala. Permasalahan utamanya adalah tidak berfungsinya alat pendeteksi tsunami tersebut disebabkan tumbukan dengan kapal melintas yang mengakibatkan sistim elektronik tidak berfungsi. Kedua, berat buoy yang mencapai 2,3 ton menyulitkan mobilisasi, maintenance, dan biaya pembuatan buoy yang mahal. Ketiga, rawannya surface buoy terhadap perusakan. Tujuan penelitian ini adalah, merancang surface buoy baru yang memiliki kemampuan menyerap getaran apabila terjadi tumbukan, membuat buoy anti tenggelam, ringan, mudah di buat, dirawat dan murah, memiliki ketahanan terhadap perusakan. Untuk memenuhi kreteria di atas, dilakukan pemilihan material yang paling sesuai. Dari proses pemilihan material untuk kerangka surface buoy menghasilkan AISI 1018 steel sebagai material terbaik. Desain struktur yang baru didapatkan berat surface buoy adalah 538,35 kg atau berkurang sampai dengan 76,59 % dari berat surface buoy yang terdahulu. Desain surface buoy baru menggunakan sistim no bolt at surface untuk mengurangi resiko perusakan.
Buoy Tsunami is a tsunami detection device that floats on the surface of the sea (surface buoy). There are many problem of the buoy. The main problem is the non-functioning of the tsunami detection device due to several factors. The first, collision with a passing boat which results in an electronic system not functioning due to vibration. The second, weight of the buoy which reached 2.3 tons which made it difficult to mobilize, maintain, and expensive. The third, vulnerability of surface buoys to destruction. The aim of this research is to design a new surface buoy that has the ability to absorb vibrations in the event of a collision, secondly, to create a buoy that is anti-cracking and anti-sinking, to solve the problem above, the selection of the materials most suitable. Based on the developed materials selection method and analysis of the few candidate materials it can be concluded that the AISI 1018 steel is the suitable material for the design. With new design can get buoy with total weight 538,35 kg or reduce total weight of surface buoy until 76.59 %. No bolt at surface design to proof buoy tsunami from vandalism.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abed Nego Baputra
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Pacitan adalah Kabupaten di pesisir selatan Pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki potensi kejadian gempa bumi tektonik dan tsunami. Namun pesisir Kabupaten Pacitan memiliki pesona keindahan alam pantai yang menjadi daya tarik wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya tsunami dan tingkat kerusakan fasilitas wisata di dua kawasan wisata pantai yang paling ramai dikunjungi wisatawan, yaitu Pantai Klayar di Desa Sendang dan Pantai Telengria di Desa Sidoharjo. Metode yang digunakan adalah Tsunami Inundation Modeling untuk mencari potensi genangan terjauh dari setiap skenario tsunami yang dibuat. Hasil pemodelan yang merupakan potensi wilayah bahaya bencana tsunami akan ditampalkan dengan atraksi dan fasilitas wisata pantai untuk kemudian mendapatkan tingkat kerusakan fasilitas wisata pantai. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan keruangan untuk melihat kaitan topografi wilayah, tutupan lahan, serta fasilitas wisata terhadap wilayah bahaya bencana tsunami pada daerah penelitian. Hasil yang diperoleh yaitu pantai Telengria memiliki potensi bahaya tsunami lebih tinggi karena kemiringan lereng yang landai serta tutupan lahan yang lebih sedikit vegetasi. Sementara Pantai Klayar yang merupakan pantai berbukit dan terdapat lebih banyak vegetasi, memiliki tingkat bahaya tsunami lebih kecil. Serta banyaknya fasilitas yang mengelompok pada suatu wilayah tertentu akan mempengaruhi besarnya tingkat kerusakan fasilitas wisata pantai yang berpotensi ditimbulkan akibat bencana tsunami.
ABSTRACT
Pacitan District is a district in the southern coast of Java Island and directly adjacent to Indian Ocean, that possessed potential for tectonic earthquake and tsunami occurrences. Nevertheless, Pacitan district coastal area renowned for its nature?s beauty as the main attraction for tourists. The purpose of this research is to determine the level of tsunami hazard potential and damage level of tourism facilities in two coastal tourist area that most visited by tourists; Klayar Beach at Sendang Village and Telengria Beach at Sidoharjo Village. The method used in this research is Tsunami Inundation Modeling to find the farthest reach of tsunami inundation from all generated scenario. Modeling results which is potency of tsunami hazard areas will be overlaid with the coast attractions and tourist facilities to get a damage level of tourism facilities. The analysis used on this research is descriptive analysis with spatial approach to understand the influences between topography, landcover, and tourist facilities on tsunami hazard areas in the research area. The results showed that Telengria Beach possesses higher potential for tsunami hazard because of its slight sloppy terrain and less vegetation than Klayar Beach. While Klayar Beach?s hilly terrain with more vegetation resulted in smaller tsunami hazard level. As well as the number of clustered facilities in a certain area will affect the damage level of tourism facilities that potentially caused by the tsunami hazard.
2016
S65701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allysa Nabila Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Pesisir Bayah merupakan salah satu wilayah di Pantai Selatan Pulau Jawa yang berpotensi terdampak oleh tsunami akibat gempa bumi. Tingkat kerentanan wilayah terhadap tsunami dikaji berdasarkan aspek keterpaparan, sensitivitas, dan ketahanan dengan menggunakan metode skoring dan overlay peta berbasis grid yang diawali dengan penerapan metode Analytical Hierarchy Process AHP untuk menentukan bobot masing-masing variabel. Wilayah penelitian berada pada ketinggian 0-25 mdpl, yang secara administratif terletak di empat desa di pesisir Bayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kerentanan wilayah terhadap tsunami dengan menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kerentanan wilayah terhadap tsunami di Pesisir Bayah dari pesisir pantai semakin meningkat ke arah pusat permukiman, selanjutnya menurun seiring dengan peningkatan elevasi dan jarak dari pantai. Kerentanan wilayah terhadap tsunami di wilayah penelitian didominasi oleh wilayah kerentanan sedang yang mencakup 65,59 dari total luas wilayah penelitian. Kerentanan wilayah sedang ditandai dengan keterpaparan sedang hingga tinggi, sensitivitas sedang hingga tinggi, dan ketahanan rendah hingga sedang. Kerentanan wilayah rendah seluas 32,05 total luas wilayah penelitian dan kerentanan wilayah tinggi seluas 2,36 total luas wilayah penelitian. Kerentanan wilayah terhadap tsunami pada tingkat desa secara berurutan dari tertinggi hingga terendah adalah Desa Bayah Barat, Desa Sawarna, Desa Darmasari, dan terakhir Desa Sawarna Timur.
ABSTRACT
Bayah coastal area is one of the areas in south coast of Java Island which can be potentially affected by the tsunami caused by tectonic earthquake. The region vulnerability level towards tsunami is assessed based on aspects of exposure, sensitivity, and resilience by using the scoring and map overlay method based on grid which begins with the application of Analytical Hierarchy Process AHP method to determine the weight of each variables. The study area is located at an elevation of 0 25 meters above the sea level, administratively located in four villages in Bayah coastal area. This study aims to analyze vulnerability pattern towards tsunami using spatial and descriptive analysis. This study shows that region vulnerability pattern towards tsunami in Bayah Coastal Area is increasing from the coast lead up to settlements and concurrently decreasing with the enhancement of elevation and distance from coast. The region vulnerability towards tsunami in study area is dominated by moderate vulnerability area which encompasses 65,59 of the total study area. Moderate vulnerability area is known for low to moderate exposure, moderate to high sensitivity and low to moderate resilience. The low vulnerability area is about 32,05 of the total study area and the high vulnerability area is about 2,36 of the total study area. Region vulnerability towards tsunami at village level in sequence from highest to lowest is Bayah Barat, Sawarna, Darmasari, and lastly Sawarna Timur.
2017
S67773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narrotama Husa
Abstrak :
Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa tepatnya di wilayah Pangandaran pada tahun 2006 memberikan luka mendalam bagi warga. Seperti yang diketahui upaya evakuasi penduduk dari bencana tsunami sangat tergantung kepada waktu dan aksesibilitas. Beberapa cara untuk mengurangi dampak terjadinya bencana tsunami adalah adanya peta arah evakuasi, jalur evakuasi, shelter tempat berlindung, dan rambu-rambu penunjuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengtahui lokasi potensial dari shelter evakuasi dan rute evakuasi tercepat dengan memperhatikan topografi, aksesibilitas, dan waktu tempuh. Selanjutnya, dengan menggunakan pemodelan GIS memanfaatkan metode network analysis pada ArcGIS maka dibuat pemodelan jalur evakuasi dan jangkauan dari shelter evakuasi. Selain itu menghitung kapasitas daya tampung shelter, kondisi jalan dan kondisi topografi di wilayah penelitian. Penelitian ini memiliki manfat untuk perencanaan dari lokasi shelter tempat pengungsian untuk bencana tsunami, dan perencanaan jalur evakuasi yang tercepat. Dari hasil penelitian dapat diketahui jalur evakuasi tercepat memiliki kondisi kemiringan lereng yang landai, ruas jalan yang cukup lebar dan memiliki kondisi yang baik. Selain itu lokasi potensial untuk shelter evakuasi tsunami di Pangandaran terdapat di wilayah yang lebih tinggi dan dapat dijangkau oleh pemukiman yang ada. ...... The 2006 earthquake and tsunami which happened in Pangandaran caused the worst damage in the area. As we know, time and accessibility are very crucial in terms of evacuating people. There are several ways to reduce the impact of tsunami, such as evacuation direction map, evacuation route, evacuation shelter, and guide signs. The purpose of this research is to find out the potential location for the shelter evacuation and and also the fastest evacuation route. Some variables used in this research are topography, accessibility, and travel time. This research also uses the GIS modelling using tools network analysis method in ArcGis to make the modelling for evacuation route and coverage area for evacuation shelter. Furthermore this research also calculate capacity for evacuation shelter, the spatial data, the road condition, and the topography area. The result, showed that the fastest evacuation route is slightly sloped, spacious enough, and approximately in a good condition. The location for tsunami evacuation shelter in Pangandaran is located in higher area and can be reached through the near settlement in the evacuation zone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>