Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Setyorini
Abstrak :
Penyakit TB hingga saat ini adalah salah satu masalah kesehatan dunia. Kasus loss-sight dan tak terdeteksi berkontribusi pada tingginya penyebaran penyakit TB. Model deterministik kasus loss-sight dan tak terdeteksi dengan intervensi karantina disajikan dalam tesis ini. Dilakukan analisis sensitivitas R0 dan mengidentifikasi parameter ditargetkan oleh strategi pengobatan dengan intervensi karantina. Simulasi numerik dilakukan dengan berbagai skenario berdasarkan analisis sensitivitas R0 sehingga akan menunjukkan seberapa signifikan peran pengobatan dengan karantina untuk mengatasi penyebaran TB. Semakin banyak orang yang terinfeksi penyakit TB dengan kasus loss-sight dan tak terdeteksi, maka akan lebih cepat juga proses penyebaran penyakit TB yang terjadi. Jika kondisi ini berlanjut, maka upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi penyebaran penyakit akan memakan waktu lama, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan penyakit TB akan lebih besar.
TB disease until now is one of the world 39 s health problems. Loss sight and undetected cases contribute to the high case in the spread of the TB. A deterministic model of TB including loss sight and undetected cases with quarantine intervention is presented and in this talk. We employed a sensitivity analysis of R0 and identified the parameters that should be targeted by treatment strategies with quarantine intervention. Numerical simulations performed under various scenarios based on sensitivity analysis of R0 , than it will show how significant the role of treatment with quarantine to overcome the spread of TB. The more people infected with TB disease with loss sight and undetected cases will be faster also the process of dissemination of TB disease that occurs. If this condition persists, then the effort to be done to overcome the spread of disease will take a long time, and the cost to be spent for the treatment of TB disease will be greater.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizha Astia
Abstrak :
Investigasi Kontak (IK) merupakan kegiatan pelacakan pada orang-orang yang kontak dengan pasien tuberkulosis (TBC). Klinik Jakarta Respiratory Center milik Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (JRC-PPTI) juga turut melaksanakan IK dengan meminta seluruh kontak serumah pasien TBC BTA (+) melakukan pemeriksaan dahak secara gratis di klinik. Adanya hambatan kontak serumah untuk datang langsung, menjadikan adanya modifikasi pengambilan sampel secara tidak langsung melalui pasien untuk membawakan sampel kontak serumahnya pada jadwal kontrol. Namun, kemudahan yang diberikan masih belum bisa menjangkau seluruh kontak serumah untuk melaksanakan IK, sehingga diperlukannya evaluasi untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan program dari sisi pelaksana dengan menggunakan kerangka kerja Reach, Effectiveness, Adoption, Implementation, Maintenance (RE-AIM) dan mengetahui penerimaan program melalui persepsi kontak serumah menggunakan teori Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pasien TBC, keluarga pasien, dokter, perawat dan pimpinan klinik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan investigasi kontak serumah difasilitas kesehatan swasta dari persepsi klinik dan kontak serumah. Hasil penelitian, pelaksanaan IK di klinik utama JRC-PPTI masih belum efektif ditinjau dari jangkauan, efektifitas, adopsi, implementasi dan pemeliharaan. Sementara penerimaan pelaksanaan IK di klinik utama JRC-PPTI dipengaruhi oleh persepsi kerentanan, keparahan, manfaat dan isyarat berperilaku kontak serumah. ......Contact Investigation (CI) is a tracing activity on people who have been in contact with tuberculosis (TB) patients. The Jakarta Respiratory Center Clinic owned by the Indonesian Association Against Tuberculosis (JRC-IAAT) also participates in carrying out CI by requesting all household contacts of TB patients (+) to undergo a free sputum examination at the clinic. There are barriers for household contacts to come directly, resulting in a modification of indirect sampling through patients to bring samples of household contacts during scheduled appointments. However, some provided facilities still cannot reach all household contacts to implement IK, so an evaluation is needed to determine the effectiveness of program implementation from the implementer's side using the Reach, Effectiveness, Adoption, Implementation, Maintenance (RE-AIM) framework and to seek out program acceptance through household contact perceptions using the theory of Health Belief Model (HBM). This is qualitative research with a case study approach which was conducted through in-depth interviews with TB patients, patient’s family members, doctors, nurses, and clinic leaders. The purpose of this study was to determine the effectiveness of carrying out investigations of household contacts in private health facilities from the perceptions of clinics and household contacts. The study results indicate that the implementation of IK in the JRC-PPTI main clinic is still not effective in terms of reach, effectiveness, adoption, implementation, and maintenance, while acceptance of the implementation of CI in the JRC-PPTI main clinic is influenced by perceptions of vulnerability, severity, benefits and behavioral cues of household contact.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Surahman
Abstrak :
ABSTRAK
Rendahnya cakupan penemuan kasus TB di Indonesia berdampak padaberlanjutnya proses transmisi infeksi Mycobacterium Tuberculosis M.tb dimasyarakat. Pondok pesantren merupakan populasi rentan dan berisiko dengankarakteristik hunian relatif padat, sanitasi lingkungan kurang sehat. Beberapakasus TB terjadi di pondok pesantren, akibat rendahnya kesadaran santri terhadapgejala TB sehingga berdampak pada akses layanan kesehatan. Perlu upayapengendalian TB dengan melibatkan masyarakat sebagai solusi ketika pemerintahkurang memiliki kapasitas menyediakan layanan dan menjangkau penderita TB.Permasalahan yang sama terjadi di Kabupaten Garut, yaitu terbatasnya sumberdaya kesehatan untuk menjaring dan mengawasi penderita TB. Kegiatanpemberdayaan santri sebagai kader TB di pondok pesantren merupakan inovasidalam upaya menjembatani suspek dan penderita TB untuk mendapatkan akses kefasilitas kesehatan atau active case finding TB. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui dampak positif pemberdayaan santri kader TB terhadap aksesibilitaslayanan TB di fasilitas kesehatan. Metode yang digunakan adalah metodekuantitatif dengan menggunakan desain quasi eksperimen rancangan ldquo;nonequivalent control group design rdquo;, dan metode kualitatif menggunakan wawancaramendalam. Studi ini dilakukan di enam pondok pesantren dengan jumlah sampel493 orang, masing-masing tiga pondok pesantren intervensi sampel 232 orang dantiga pondok pesantren non-intervensi jumlah sampel 236 orang.Penelitian ini membuktikan bahwa pemberdayaan santri kader TB padapondok pesantren di Kabupaten Garut memberikan pengaruh yang signifikanyaitu peningkatan proporsi aksesibilitas layanan TB di fasilitas kesehatan sebesar41.4 pada kelompok intervensi. Santri yang tinggal di pondok pesantrenintervensi berpeluang 3.9 kali lebih besar untuk mengakses layanan TB di fasilitaskesehatan dibandingkan yang tinggal di non-intervensi. Intervensi ini jugaberhasil menemukan 14 kasus TB positif di pondok pesantren dengan tingkatkeberhasilan convertion rate dan cure rate masing-masing sebesar 100 .Program ini perlu direplikasi di wilayah lain mengingat di Indonesia terdapatpondok pesantren dengan kondisi tidak jauh berbeda dengan lokasi dan kondisipenelitian ini.Kata kunci : Santri, Kader TB, akses layanan TB, pondok pesantren
ABSTRACT
The low coverage of cases of TB in Indonesia has an impact on thecontinuation of the process of transmission of infection with Mycobacteriumtuberculosis M.tb in the community. Students in Islamic Boarding Schools arevulnerable and are at risk populations with relatively dense residentialcharacteristics and poor environmental sanitation. Some cases of TB occurred inthe boarding school due to the low knowledge TB symptoms among students.This problem, in turn, leads to low access to health care. There is a need forinvolving the community when the government lacks the capacity to provideservices and reach out to people with TB. The same problems occur in Garut,namely the limited health resources and workforce to recruit and supervise TBpatients. The empowerment of students as a cadre of TB in a boarding school is aneffort to bridge suspected TB patients to gain access to a health facility or activeTB case finding. This study aims to determine the positive impact of empoweringstudents as TB Cadre on the accessibility of TB health services. The method usedis quantitative by using a quasi experimental design non equivalent controlgroup design, and qualitative method in the form of interviews. The study wasconducted in six boarding schools with a sample size of 493 people, Theintervention group consists of three boarding schools with 232 students, while therest of the boarding schools with 236 students was chosen as the non interventiongroup.This study proves that the empowerment of students cadre of TB in theboarding school in Garut has a significant and positive impact. It is observed thatthere was an increased in the proportion of service accessibility TB in healthfacilities as much as 41.4 in the intervention group. Students who live in theintervention group were 3.9 times more likely to access TB services in healthfacilities compared to those living in non intervention. This intervention alsomanaged to find 14 positive TB cases in the boarding school with a conversionrate and cure rate of 100 . This program needs to be replicated in other regions inIndonesia, considering that there are many boarding schools with similarconditions across Indonesia.Keywords Students, TB Cadre, Access to TB service, Islamic Boarding School
2017
D1715
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anette Yongki Wijaya
Abstrak :
Latar Belakang: TB hingga saat ini masih termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian di dunia. Dalam penatalaksanaannya terdapat beberapa tantangan seperti infeksi HIV/AIDS, diabetes melitus, dan beban resistensi obat. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2019, di Indonesia terdapat 9.118 kasus TB RO dengan 46% di antaranya memulai pengobatan. Dan pada Global Tuberculosis Report 2020, terdapat kenaikan sekitar 2,345 kasus menjadi 11.463 kasus dengan kenaikkan cakupan memulai pengobatan hanya 2%. Selain itu, munculnya pandemi COVID-19 membuat deteksi, konfirmasi, dan pengobatan TB dan TB MDR menurun. Hal ini dapat meningkatkan risiko lebih jauh beban resistensi obat, khususnya TB MDR. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observatif dengan data kuantitatif. Sumber data berasal dari data sekunder berupa rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2020. Dengan desain studi kasus kontrol, 50 sampel dalam kelompok kasus dan 100 sampel dalam kelompok kontrol dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square, OR untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel, dan p<0,05 sebagai batas kemaknaan. Hasil: Usia ≤30 tahun (OR=0,30; p=0,019) dan kepatuhan minum obat (OR=6,64; p=0,000) memiliki hubungan statistik yang signifikan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020. Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020 adalah usia dan kepatuhan minum obat. Diperlukan pengawasan lebih di masa pandemi COVID-19 ini terhadap kepatuhan minum obat pada kelompok usia >30 tahun. Serta diperlukan penelitian mengenai hubungan COVID-19 dengan TB MDR. ......Background: Tuberculosis is still one of the top ten diseases causing death globally. Several challenges could not be omitted in TB treatment, for instance HIV/AIDS infection, diabetes mellitus, dan drug resistant burden. According to Global Tuberculosis Report 2019, in Indonesia there were 9,118 drug resistant TB cases which around 46% were on treatment. However, in Global Tuberculosis Report 2020, the case increased about 2,345 cases to 11,463 cases, yet the treatment enrollment only raised about 2%. The emerging of COVID-19 pandemic causing TB and MDR-TB’s notification, confirmation, and treatment decrease significantly. Due to this situation, the burden of drug resistant TB would be uncontrollable and causing more serious damage in the future. Aim: The aim of this study is to identify factors associated with MDR-TB in Persahabatan Hospital year 2020. Methods: This is a quantitative analytic-observational study using secondary data from Persahabatan Hospital’s medical records. With case control as the study design, 50 cases and 100 controls were analyzed with SPSS. Chi square analysis, OR to understand the association degree between variables, and P-Value <0,05 as significance level are used in this study. Result: Age ≤30 years (OR=0,30; p=0,019) and treatment adherence (OR=6,64 p=0,000) have significant statistical association with MDR-TB cases in Persahabatan Hospital year 2020. Conclusion: Age and treatment adherence are the risk factors associated with MDR-TB cases in Persahabatan Hospital year 2020. Further treatment supervision needed in COVID-19 pandemic era among patients age of >30 years. And furthermore, studies about association between COVID-19 and MDR-TB are needed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ighwana Sari
Abstrak :
Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh myobacterium tuberculosis yang menyerang organ terutama paru-paru. Indonesia menjadi negara peringkat ketiga penyumbang beban kasus baru TB sebesar 566.000 kasus atau 8% dari 67% kasus di dunia. Angka penemuan kasus di Kecamatan Ciracas tahun 2010 65% dengan angka keberhasilan pengobatan <78% dan menurun tiap tahunnya 2009-2011, dan peningkatan putus berobat tiap tahun 2007-2009. Meskipun kasus TB yang tercatat tinggi, kasus yang tidak terdeteksi juga tinggi. Tingginya kasus TB dipengaruhi faktor akses jarak ke pelayanan kesehatan dan kepadatan penduduk. Akses ke pelayanan kesehatan akan mempengaruhi penemuan kasus TB dan kepatuhan berobat pasien. Analisis spasial untuk penemuan kasus secara aktif direkomendasikan WHO karena dapat menghindari biaya dan sumber daya yang tinggi serta tidak terfokus. Pemanfaatan system informasi geografis dengan analisis spasial dapat mengidentifikasi pola distribusi penyakit, memantau endemic dan evaluasi aksesbilitas ke faskes. Tujuan: mengetahui gambaran penemuan kasus TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas dengan analisis spasial. Metode Penelitian: menggunakan data primer untuk menentukan titik koordinat pasien TB dan puskesmas tahun 2019 & data sekunder untuk kepadatan penduduk, puskesmas, jumlah kasus TB Paru BTA positif, jumlah kematian, putus berobat, gagal, dan kesembuhan pasien TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas tahun 2018-2019. Dalam penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan analisis spasial menggunakan buffer dan overlay. Hasil: Jumlah kasus TB Paru BTA positif berdasar wilayah tahun 2018-2019 mengalami kenaikan dengan kasus tertinggi di Kelurahan Susukan. Jumlah kasus TB Paru BTA positif berdasar puskesmas tahun 2018-2019 mengalami kenaikan dengan kasus tertinggi Puskesmas Kecamatan Ciracas. Tidak ada keterkaitan spasial antara kepadatan penduduk dengan jumlah kasus TB Paru BTA Positif di Kecamatan Ciracas. Karakteristik penderita TB Paru BTA Positif didominasi oleh laki-laki dan usia produktif 15-64 tahun. Pola distribusi spasial penyakit TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas yaitu acak. Penemuan kasus TB Paru BTA positif secara spasial paling banyak ditemukan pada jangkauan 50 m, 100 m, dan 150 m dari kasus indeks. Penderita TB paru BTA positif tidak mengalami kesulitan dalam mengakses jarak puskesmas terdekat, dimana sebagian besar pasien bertempat tinggal kurang dari 3,75 km dari puskesmas kecamatan dan kelurahan di Kecamatan Ciracas. Puskesmas Kecamatan Ciracas memiliki risiko sebagai tempat penularan TB Paru dari tahun 2018-2019 dari semua puskesmas di Kecamatan Ciracas. ......Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by myobacterium tuberculosis which attacks organs, especially the lungs. Indonesia is the third largest country in the world to contribute to the burden of new TB cases with 566,000 cases or 8% of 67% of cases in the world. The case finding rate in Ciracas Subdistrict in 2010 was 65% with a treatment success rate <78% and decreased every year from 2009 to 2011, and an increase in dropouts every year 2007-2009. Despite the high number of TB cases, undetected cases were also high. The high number of TB cases is influenced by factors of distance access to health services and population density. Access to health services will affect TB case finding and patient adherence to treatment. WHO actively recommends spatial analysis for active case finding because it avoids high costs and resources and is unfocused. Utilization of geographic information systems with spatial analysis can identify disease distribution patterns, monitor endemics and evaluate accessibility to health facilities. Objective: Describe the case finding of smear positive pulmonary TB in Ciracas Subdistrict using spatial analysis. Research Method: This study uses primary data to determine the coordinates of TB patients and health centers in 2019 and secondary data for population density, health centers, number of positive smear smear TB cases, number of deaths, dropouts, failures, and recovery of smear positive pulmonary TB patients in Ciracas District 2018-2019 years. In this study using an ecological study with spatial analysis using buffer and overlay. Results: The number of smear positive pulmonary TB cases by region in 2018-2019 has increased with the highest cases in Susukan Village. The number of smear positive pulmonary TB cases based on the 2018-2019 health center has increased with the highest case in the Ciracas District Health Center. There is no spatial relationship between population density and the number of smear positive pulmonary TB cases in Ciracas District. The characteristics of smear positive pulmonary TB patients are dominated by men and productive age 15-64 years. The spatial distribution pattern of smear positive pulmonary TB in Ciracas District is random. The patient of smear positive pulmonary TB mostly found in catchment areas of 50 m, 100 m, and 150 m from the index cases. Patients with smear positive pulmonary tuberculosis have no difficulty in accessing the closest primary health center, where most of the patients live less than 3.75 km from sub-district and village of primary health center in Ciracas District. In 2018-2019, Ciracas Subdistrict Health Center has the highest risk of being a place for pulmonary TB transmission from all puskesmas in Ciracas District.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghefira Dania
Abstrak :
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberkulosis yang menular melalui droplet nuclei. Pada tahun 2020, diperkirakan sekitar 10 juta orang mengidap TBC di seluruh dunia dan hal ini menjadi penyebab kematian tertinggi ke-13 serta menjadi penyebab kematian dari penyakit menular nomor dua setelah COVID-19. Salah satu faktor risiko TBC adalah Diabetes Melitus (DM). Penderita DM mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga memiliki 2-3 kali risiko lebih tinggi terkena TBC bila dibandingkan dengan seseorang tanpa DM. Penerapan intervensi unggulan pada asuhan keperawatan keluarga ini dilakukan untuk menganalisis keefektifan terapi farmakologis melalui kepatuhan minum obat yang dikombinasikan dengan terapi non-farmakologis berupa aktivitas fisik senam aerobik low impact terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM. Metode praktik dilakukan dengan intervensi kepatuhan minum obat serta melakukan senam aerobik low impact selama 20 menit dengan pembagian waktu 5 menit pemanasan, 10 menit gerakan inti, dan 5 menit pendinginan. Setelah dilakukan pemberian intervensi, terjadi penurunan kadar gula darah sebanyak 333 mg/dL dengan rata-rata penurunan per harinya sebanyak 25,612 mg/dL. Penerapan kepatuhan minum obat dan senam aerobik low impact direkomendasikan untuk dapat diterapkan setiap harinya secara mandiri di rumah agar dapat mengontrol kadar glukosa darah sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya TBC. ......Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the Mycobacterium tuberculosis transmitted through droplet nuclei. In 2020, it was estimated that around 10 million people suffered from TBC. TBC is the 13th leading cause of death and the second leading cause of death from infectious diseases after COVID-19. One of the risk factors for TB is Diabetes Mellitus (DM). People with DM have a decreased immune sistem so they have a 2-3 times higher risk of developing TB when compared to someone without DM. The superior intervention of family nursing care is carried out to analyze the effectiveness of pharmacological therapy through adherence to medication combined with non-pharmacological therapy in the form of low-impact aerobic exercise to reduce blood sugar levels in DM patients. The practical method was carried out by intervening with medication adherence and doing low-impact aerobic exercise for 20 minutes with 5 minutes of warm-up time, 10 minutes of core movement, and 5 minutes of cooling down. After the intervention, there was a decrease in blood sugar levels by 333 mg/dL with an average daily decrease of 25,612 mg/dL. The application of drugs and low-impact aerobic exercise is recommended to be applied every day independently at home to control blood glucose levels and reduce the occurrence of tuberculosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alya Sari Ryanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini, dibahas mengenai konstruksi dan analisis terhadap sebuah model matematika penggunaan vaksinasi dengan kelas umur pada pencegahan penyakit tuberkulosis. Model tersebut dikonstruksi berdasarkan model SEIR dengan sistem persamaan diferensial biasa berdimensi sepuluh. Setiap populasi diklasifikasi berdasarkan kelompok usia anak-anak
ABSTRACT
In this article, a new mathematical model for the transmission dynamics of tuberculosis TB with the intervention of vaccination in age structured susceptible population is designed and analyzed. The model is constructed as an SEIR based system of ten dimensional ordinary differential equation. Each population is then further classified according to its age class children.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Holly Herawati
Abstrak :
Penyakit TB masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, walaupun upaya pengendalian sudah dilakukan sejak jaman penjajahan. Evaluasi yang dilakukan selama ini masih merupakan evaluasi proses, maka kali ini peneliti menawarkan suatu evaluasi yang menyeluruh yaitu adanya cara pengukuran baru berupa variabel laten ( lingkungan, sarana prasarana, proses, target dan output) dengan tujuan hasil evaluasi ini untuk memberi masukan pada penentu kebijakan pengendalian TB di masa yang akan datang. Penelitian di lakukan dengan memakai gabungan data Rifaskes 2011 dan P2PL 2011. Metode yang dipakai adalah analisa data sekunder, serta penambahan data kualitatif dengan memakai penelitian sistem, serta metode pemodelan variabel dengan menggunakan analisa Struktural Equation Modeling. Hasil yang didapat adalah di perolehnya 4 model hasil evaluasi program pengendalian TB: Model nasional, model wilayah Sumatra, model Jawa Bali, model wilayah lainnya. Secara garis besar ada beberapa perbedaan kontribusi setiap hubungan variabel laten; pada model nasional kontribusi terbesar (1.sarana prasarana ke proses, 2. Target 1 dan CDR 3. proses ke target 2) pada hasil evaluasi Sumatra (1. sarana prasarana ke proses; 2. target 1 dan CDR 2. target 1 dengan CNR 3.lingkungan dan sarana prasarana) hasil evaluasi Jawa Bali (1.target 1 dan CNR 2.target 1 dengan CDR 3. Target 2 dan CR ) dan hasil evaluasi wilayah lainnya (1. target 1 dengan CNR 2. lingkung dan sarana prasarana 3. sarana prasarana ke proses). ......TB disease remains a health problem in Indonesia, despite the control measures already carried out since the colonial era. Evaluations were conducted for this is still an evaluation process, so this time offers researchers a comprehensive evaluation that is the way of new measures in the form of latent variables (environment, infrastructure, processes, targets and output) with the purpose of this evaluation to provide input on policy makers TB control in the future. The experiment was conducted using a combination of data P2PL Rifaskes 2011 and 2011. The method used is the analysis of secondary data, as well as additional qualitative data using systems research, as well as variable modeling methods using Structural Equation Modeling analysis. The result is a model of evaluation results oBTAin it 4 TB control program: The national model, a model region of Sumatra, Java and Bali models, models of other regions. Broadly speaking, there are some differences in the contribution of each relationship latent variables; the largest contribution to the national model (1. infrastructure to process, targets 1 and CDR 3.target 1 to process) on evaluation of Sumatra (1. infrastructure to process; 2. target 1 and CDR 2. target of 1 to CNR. 3.the environment and infrastructure) on the evaluation of Java Bali (1.target 1 and CNR 2.target 1 with CDR 3. Target 2 and CR) and the results of evaluation of other areas (1.targets 1 with CNR 2. infrastructure with the environment and 3.infrastructure to process).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Anugrah Salaksa
Abstrak :
Infeksi HIV dan bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) telah lama dianggap sebagai faktor risiko dari satu sama lain. Penelitian ini merupakan observasi potong lintang terhadap rekam medis dari pasien poliklinik paru RSUP Persahabatan selama bulan September-Oktober 2018. Pengambilan sampel dilakukan secara acak konsekutif. Hasil penelitian menemukan 94 pasien TB paru tanpa koinfeksi HIV (22 BTA positif, 72 BTA negatif; 52 lesi paru luas, 42 lesi paru minimal pada diagnosis) dan 14 pasien TB paru dengan koinfeksi HIV (1 BTA positif, 13 BTA negatif; 8 lesi paru luas, 6 lesi paru minimal pada diagnosis). Penelitian menemukan bahwa pasien infeksi TB tanpa HIV cenderung memiliki hasil BTA negatif yang tidak signifikan secara statistik (OR=0,202, p=0,163). Infeksi TB tanpa HIV memiliki kecenderungan sedikit lebih rendah untuk mengalami lesi paru minimal, namun tidak signifikan secara statistik (OR=0,941, p=1). Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa koinfeksi HIV pada TB paru tidak menyebabkan perbedaan kecenderungan Bacterial Load yang signifikan. ...... HIV Infection and Mycobacterium tuberculosis (Mtb) infection has long been thought as a risk factor of each other. This study is a cross-sectional observation of the medical records of RSUP Persahabatan Lung Polyclinics patients in September-October 2018. The sampling was done using the consecutive random sampling method. The study found 94 pulmonary Tuberculosis patients without HIV coinfection (22 positive AFB, 72 negative AFB; 52 extensive lung lesion, 42 minimal lung lesion) and 14 pulmonary Tuberculosis patients with HIV coinfection (1 positive AFB, 13 negative AFB; 8 extensive lung lesion, 6 minimal lung lesion). This study found that lung TB without HIV infection is a statistically insignificant risk factor of positive AFB result (OR=0.202, p=0.163). TB infection without HIV also has a slightly lower odd of having minimal lung lesion, however, this is neither statistically nor clinically significant. From this study, it can be inferred that HIV coinfection in pulmonary TB does not cause significant difference in Bacterial Load tendency.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Utari
Abstrak :
Saat ini Tuberkulosis TB menempati urutan kesembilan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di Indonesia ada 351.893 kasus TB pada tahun 2016, meningkat dari 330.729 kasus di tahun 2015. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Bekasi untuk angka kesembuhan Kota Bekasi pada tahun 2017 sebesar 74,2 belum ada peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan angka kesembuhan tahun 2016 dan 2015 sebesar 74 yang mana target angka kesembuhan Kota Bekasi yaitu sebesar 85. Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu SITT adalah aplikasi yang digunakan dalam pelaporan TB dalam rangka pengendalian TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran input, proses, dan output dari pelaksanaan SITT. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi serta telah dokumen. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dalam pelaksanaan SITT ditemukannya hambatan dimana tingkat keterampilan SDM yang berbeda dalam melakukan pelaporan melalui SITT sehingga perlu dilakukannya perbaikan seperti pelatihan, ketersediaan alat penunjang hardware dalam pelaksanaan SITT yang terbatas akibatnya percepatan proses pelaporan terhambat. ......Tuberculosis TB is the ninth leading cause of death worldwide. In Indonesia there were 351,893 TB cases in the year 2016, rising from 330,729 cases in the year 2015. Based on The Health Profile of Bekasi City the healing numbers in the year 2017 of 74.2 there has not been a significant improvement than 2015 and 2016 of 74 which is the target numbers healing of Bekasi City is 85. Integrated Tuberculosis Information System ITIS is an application used in the reporting of TB in order to control TB. The purpose of this research is to overview the input, process, and output of ITIS. This is the descriptive research with qualitative approach. Data sources used by primary and secondary data obtained through in depth interviews, observation and document. This research was carried out at Bekasi Department of Health. Based on the research found that there are barriers which the human resources have a different level of skill in the reporting of TB through ITIS then it needs to be improved such as training, and also availability of supporting hardware in implementing the ITIS is limited and it makes the acceleration of the process of reporting is hampered.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>