Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Masalah kesehatan ini membutuhkan perhatian khusus di Indonesia karena jumlah pasien termasuk yang terbanyak di dunia. World Health Organization (WHO) dan lembaga kesehatan lainnya berupaya keras untuk mengendalikan dan memberantas TB melalui program pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan yang tepat. Salah satu bentuk pencegahan yang direkomendasikan adalah terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) untuk populasi yang berisiko tinggi terinfeksi TB dan mengalami keparahan. Sebagai unit pelayanan kesehatan primer masyarakat di wilayah Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Puskesmas Kecamatan Matraman perlu mengevaluasi penggunaan obat TPT karena tingginya kasus TB di daerah tersebut. Data mengenai penggunaan regimen TPT oleh pasien yang terdaftar di Unit Pelayanan Farmasi Puskesmas Matraman dikumpulkan secara retrospektif, lalu dianalisis untuk memperoleh gambaran pola penggunaan dan kesesuaian terapi dengan pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Individu yang memperoleh TPT paling banyak pada kelompok usia remaja dan dewasa yaitu 25 orang (66%). Terdapat 3 jenis regimen yang digunakan di Puskesmas Kecamatan Matraman yaitu 6H, 3HP, dan 3HR, dengan mayoritas pasien dewasa memilih regimen 3HP (79%). Pemilihan regimen TPT di Puskesmas Kecamatan Matraman sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, dengan mempertimbangkan ketersediaan obat dan kondisi khusus pasien. Sebagian besar pasien berhasil menyelesaikan regimen (87%) namun terdapat pasien yang mengalami putus obat (5%) karena alasan medis yang tidak diketahui. Dalam upaya pencegahan TB, penting untuk memahami faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meminimalkan risiko putus obat. ......Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Indonesia faces a significant TB challenge, ranking among the highest TB burden countries globally. The World Health Organization (WHO) and health organizations prioritize TB control through prevention, early diagnosis, and appropriate treatment. Tuberculosis preventive therapy (TPT) is recommended, especially for high-risk populations in Matraman Community, East Jakarta. The Matraman Community Health Center plays a pivotal role in community healthcare. Given the area's high TB prevalence, evaluating TPT medication usage is essential. Retrospective data from Matraman Community Health Center's Pharmacy Service Unit reveal that the majority of TPT recipients are adolescents and adults, totaling 25 individuals (66%). Three main regimen types—6H, 3HP, and 3HR—are employed, with 79% of adult patients favoring 3HP. Regimen selection aligns with Ministry of Health guidelines, considering drug availability and patient-specific conditions. Encouragingly, a significant portion of patients (87%) successfully completed their TPT regimens. However, a minority (5%) discontinued treatment due to undisclosed medical reasons. To enhance TB prevention, understanding factors affecting treatment success is crucial, necessitating proactive measures to mitigate treatment discontinuation risks. Indonesia's TB battle underscores the importance of international efforts for TB control and eradication.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Austin W.
Abstrak :
ABSTRACT
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang diderita oleh banyak orang di dunia termasuk Indonesia. Konversi sputum adalah salah satu cara untuk mengevaluasi respon pasien tuberkulosis, namun konversi sputum dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah grading sputum yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan penelitian mengenai keberhasilan konversi sputum dihubungkan dengan sputum smear grading. Studi ini dilakukan di tiga puskesmas di Depok dan menggunakan 293 formulir TB.01. Terdapat 25 kejadian gagal konversi dimana 16 dari kejadian itu didapatkan pada kelompok dengan sputum smear grading yang tinggi. Analisis statistik dari data yang didapat menunjukkan bahwa ada hubungan antara sputum smear grading yang tinggi dengan kegagalan konversi dengan RR 3.380 yang memiliki indeks kepercayaan 95 1.549 hingga 7.375. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sputum smear grading merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan konversi pada pasien TB.
ABSTRACT
Tuberculosis is an infectious disease suffered by many people in the world including Indonesia. Sputum conversion is an indicator to evaluate patient rsquo s response against Tuberculosis drug, but sputum conversion is influenced by many factors and high sputum grading is one of them. In this research, we seek the relation between sputum smear grading and the success of sputum conversion. This study is done in three public health center in Depok and using 293 TB.01 formulir. There are 25 incidence of failure in sputum conversion and 16 of it is from the group whose sputum smear grading is high. Statistical analysis from the data showed that there is a relation between high sputum smear grading and sputum conversion. The RR is 3.380 with 95 confidence interval 1.549 to 7.375. The conclusion from this study is that sputum smear grading is an important factor that influence success rate of conversion of sputum in tuberculosis patient.
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Andzar
Abstrak :
Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi salah satu permasalahan di negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Terapi tuberkulosis yang biasanya dominan dalam administrasi oral memiliki berbagai permasalahan, yaitu salah satunya adalah rendahnya konsentrasi obat pada tempat infeksi Mycobacterium tuberculosis, yaitu di alveolus.Penghantaran obat antituberculosis langsung ke paru-paru merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan konsentrasi obat di lokasi infeksi sehingga efektivitas terapi meningkat. Isoniazid merupakan salah satu lini terapi pertama terapi tuberkulosis. Namun, serbuk isoniazid perlu memiliki sifat arodinamis yang baik agar dapat terdeposisi di paru-paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh eksipien L-leusin dan/atau amonium bikarbonat terhadap sifat aerodinamis dan profil pelepasan obat serbuk inhalasi isoniazid. Semua formula serbuk inhalasi isoniazid dibuat dengan metode semprot kering. Serbuk inhalasi yang diperoleh kemudian dikarakterisasi morfologi, kandungan lembab, densitas bulk, distribusi ukuran partikel, sifat aerodinamis, gugus fungsi, kadar, serta profil pelepasan dalam medium simulasi paru-paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan L-leusin meningkatkan sifat aerodinamis, sementara penambahan amonium bikarbonat tidak meningkatkan sifat aerodinamis secara signifikan. Formula serbuk inhalasi isoniazid dengan kombinasi eksipien L-leusin dan amonium bikarbonat memiliki sifat aerodinamis paling baik dengan nilai persentase emitted fraction (EF) 62,08%±1,80 dan fine particle fraction (FPF) 50,39%±6,13 dan diameter aerodinamis (MMAD) 5,68±0,35 µm. Uji pelepasan obat secara in-vitro menunjukkan bahwa semua formula dapat terdisolusi hingga 100% dalam waktu 45 menit. Namun, penambahan amonium bikarbonat tidak mampu mengubah morfologi serbuk inhalasi isoniazid menjadi berpori seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, optimasi parameter proses penyemprotan diperlukan untuk menghasilkan partikel dengan pori. ......Tuberculosis is a major health problem in many developing countries, including Indonesia. The therapy for tuberculosis primarily consists of orally consumed drugs, which can result in several issues, including low concentration of antibiotics at the alveoli, the primary site of infection of Mycobacterium tuberculosis. Pulmonary delivery of anti-tuberculosis drugs is one of strategies to provide adequate concentrations at the site of infection, thus increase effectiveness of therapy. Isoniazid is one of the first-line drugs for tuberculosis therapy. However, isoniazid powder should exhibit good aerodynamic properties to be deposited in the lungs. Thus, this study aimed to examine the effect of L-leucine and/or ammonium bicarbonate on aerodynamic properties and drug release profile of isoniazid inhalation powder. All formulations were produced by spray drying, with or without L-leucine and/or ammonium bicarbonate. The obtained powder was characterized by its morphology, moisture content, bulk density, particle size distribution, aerodynamic properties, functional group, content assay, and drug release profile in simulated lung medium. The results showed that the addition of L-leucine increased the aerodynamic properties of isoniazid, while the addition of ammonium bicarbonate did not increase the aerodynamic properties significantly. Isoniazid inhalation powder with combination of 5% w/w L-leucine and 5% w/w ammonium bicarbonate exhibited the best aerodynamic properties with emitted fraction (EF) 62.08%±1.80% and fine particle fraction (FPF) 50.39%±6.13%, and aerodynamic diameter (MMAD) 5.68±0.35 µm. In-vitro drug release test showed that isoniazid in all formulations can be dissolved up to 100% within 45 minutes. However, the addition of ammonium bicarbonate could not form large porous particles as expected. Therefore, further research is required to optimize spray drying parameters in order to achieve the desired particles.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library