Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabrina Burhanudin
"Kompleksitas masalah perkotaan telah menyebabkan tidak terakomodasinya kepentingan dasar warga kota. Sebagai reaksi atas model partisipasi demokratis kota Jakarta yang cenderung tidak inklusif serta fenomena ketidakadilan penataan ruang, gerakan akar rumput hadir untuk memperjuangkan hak atas ruang kota yang dimilikinya. Dalam rangka melengkapi studi-studi sebelumnya, penelitian ini berargumen; Pertama, kegiatan pengorganisasian yang berasal dari kelompok miskin kota guna mempertahankan ruang permukimannya tidak sekedar hanya dilihat sebagai hasil dorongan individual (survival), melainkan lebih bersifat politis. Kedua, pengorganisasian struktur gerakan yang berupa pengembangan jaringan menjadi faktor utama yang mendorong terciptanya mobilisasi dan dampak politis bagi suatu gerakan akar rumput kota. Penelitian ini mencoba menempatkan studi gerakan sosial kota dalam konteks analisa mikro-meso, dimana perubahan struktural kota merupakan implikasi dari aktivitas pengorganisasian yang dilakukan oleh antar aktor dalam mekanisme struktur gerakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen untuk mendeskripsikan dinamika pengorganisasian struktur gerakan mempertahankan kampung kota yang terjadi di kampung Tongkol Kelurahan Ancol Kecamatan Pademangan Jakarta Utara.
......The complexity of urban problems has resulted in the inaccessibility of peoples’ basic interests. In reaction to the Jakarta’s democratic participation model that doesn’t inclusive enough and the phenomenon of spatial inequality, grassroots movements are present to claims their right to the city. In order to complement the previous studies, this study argues; First, the organizing activities that come from the urban poor communities to maintain their settlement are not only seen as the outcome of individual encouragement, but rather political. Second, structures’ movement organizing in the form of network development has become the main factor that encouraged the creation of mobilization and political impact for the urban grassroots movement. This study attempts to put the study of urban social movements in the context of micro-meso analysis, where urban structural change is the implication of the organizing activities undertaken by inter-actors in the mechanism of the movement structure. This study uses qualitative research methods, data collected through in-depth interviews, observations and document analysis to describe the dynamics of movement structures’ organizing that occurred in Kampung Tongkol, Ancol, Pademangan, North Jakarta as a part of citizens’ efforts to maintain their settlements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertemuan sebagian besar masyarakat, dengan kemampuan fisik dan kebutuhan yang berbeda, di ruang perkotaan akan memunculkan kegiatan, obyek, dan tempat yang beragam dan berbeda-beda. untuk mendapatkan kualitas ruang perkotaan yang baik, kebutuhan akan akses yang mudah dan mampu menawarkan pilihan-pilihan terhadap keragaman dan perbedaan menjadi penting. Pengaturan informasi-informasi tentang kegiatan, obyek, dan tempat beragam dan berbeda akan diperlukan untuk memudahkan pengguna dalam berorientasi dan berkegiatan di ruang perkotaan juga menjadi prasyarat bagi ruang perkotaan yang baik. Tulisan ini merupakan studi teoritis yang berupaya mengeksplorasi sejauh mana elemen tata informasi dapat menjadi penentu terbentuknya ruang perkotaan yang baik atau ruang perkotaan yang aksesibel."
720 JAKUAJ 1:1 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rensa Rensa
"ABSTRACT
Background: there are differences in factors associated with frailty syndrome in elderly population. The aim of this research was to determine frailty status (fit, pre-frail and frail) and to identify factors associated with physical frailty in urban community-dwelling elderly women. Methods: a cross-sectional study of community-dwelling women aged 60 years and older was conducted in West and Central Jakarta regions, Indonesia, from July until September 2017. The Cardiovascular Health Study (CHS) score was used to determine frailty status (fit/pre-frail/frail). Chi-Square Test and logistic regression analysis were used to determine association between independent variables and physical frailty. Results: there were 325 female subjects with a median age of 67 (60-94) years; 95,7% had income below the Provincial Minimum Income of DKI Jakarta in 2017 (<3,3 million IDR=238 USD/month), and 92.6% had a level of education ≤9 years. Subjects were classified into this following groups: fit (12,6%), pre-frail (63,4%) and frail (24%). Factors associated with physical frailty were age above 70 years old with OR 5,27, lower Barthel Index for Activities of Daily Living (B-ADL) with OR 2,85, depressive symptoms with OR 6,79, and Euro Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D) index with OR 1,96. Conclusion: elderly women in the urban community with low socioeconomic status were classified as fit (12,6%), pre-frail (63,4%) and frail (24%). Factors associated with physical frailty were age above 70 years old, depressive symptoms, lower functional status and health-related quality of life index."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2019
610 UI-IJIM 51:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library