Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Anggawirya Alimin
Abstrak :
Kebijakan neutral carbon growth oleh ICAO ditahun 2050, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan instruksi pemerintah melaui ESDM tentang target pencampuran bahan bakar berbasis bio untuk avtur 5 ditahun 2025. Beberapa sumber potensial yang melimpah untuk dikonversi menjadi Bioavtur di Indonesia diantaranya minyak nabati pangan kelapa sawit serta minyak nabati yang juga memiliki produksi besar seperti kedelai dan biji bunga matahari dan minyak nabati non-pangan kosambi, nyamplung, kemiri sunan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses hydroprocessing menggunakan simulator proses dengan mengoptimasi kondisi operasi pada masing-masing bahan baku dan diranking dengan menggunakan AHP berdasarkan efektifitas dan efisiensi ketersediaan,konversi, yield, suhu operasi, konsumsi H2, tekanan operasi dan harga bahan baku. Proses Hydrotreatment yang divariasikan pada tekanan 1-5 MPa dan temperatur 250oC-350oC. menunjukkan Minyak nabati yang paling baik digunakan sebagai bahan baku produksi Bioavtur adalah minyak kemiri sunan, minyak kelapa sawit dan minyak nyaplung secara berturut-turut. ......The policy of neutral carbon growth by ICAO in 2050, has prompted the Indonesian government to issue government instruction through ESDM on the target of bio based mixing of fuels for 5 avtur by 2025. Some of the abundant potential sources to be converted to biofuel in Indonesia include vegetable oils palm oil and vegetable oils that also have large productions such as soybeans and sunflower seeds and non food vegetable oils kosambi, nyamplung, kemiri sunan. The study was conducted by modeling the hydroprocessing process using a process simulator by optimizing the operating conditions of each raw material and ranked by using AHP based on effectiveness and efficiency availability, conversion, yield, operating temperature, hydrogen consumption, operating pressure and raw material prices. Hydrotreatment process is varied at 1 5 MPa pressure and temperature 250 C 350 C. shows that vegetable oils that are best used as raw material for Bioavure production are Kemiri Sunan oil, Palm oil, and Nyaplung oil respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thareq Kemal Habibie
Abstrak :
Bioavtur merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati pengganti bahan bakar konvensional avtur. Bioavtur dapat disintesis melalui jalur proses hidrodeoksigenasi dan perengkahan katalitik yang dipengaruhi oleh katalis. Tingkat keberhasilan sintesis bioavtur dengan katalis dipengaruhi karakteristik dan aktivitas katalis yang digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik dan aktivitas katalis yaitu metode preparasi. Penelitian ini berfokus pada metode preparasi katalis dengan membandingkan metode preparasi konvensional impregnasi dan terbaru microwave polyol. Metode impregnasi memanfaatkan pengadukan hingga 24 jam sedangkan microwave polyol memanfaatkan microwave untuk pemanasan cepat yang berfungsi untuk mengembankan inti aktif. Dari hasil uji bilangan iodin, didapatkan nilai bilangan iodin tertinggi sebesar 639,85 mg iodin/gram katalis pada sampel NMZ-IMP-10. Dari uji karakterisasi BET didapatkan katalis memiliki luas permukaan terbesar yaitu NMZ-IMP-10 yang disintesis dengan metode impregnasi sebesar 232,18 m2/gram dan hasil dari karakterisasi XRD memiliki rata rata ukuran kristal sebesar 32,90 nm. Katalis diuji aktivitasnya pada reaksi perengkahan katalitik green diesel hasil konversi hidrodeoksigenasi asam oleat untuk menghasilkan bioavtur. Reaksi dilakukan dengan 1 massa katalis pada suhu 375oC, tekanan atmosfir dan kecepatan pengaduk 800 rpm selama 90 menit. Hasil reaksi tersebut memiliki konversi yang cukup tinggi sebesar 84,30, serta selektivitas dan yield bioavtur yang masih rendah sebesar 36,43 dan 34,77. ......Bioavture is an alternative fuel derived from vegetable oil substitutes for conventional aviation fuel. Bioavture can be synthesized through hydrodeoxigenation and catalytic cracking process pathways that influenced by the catalyst. The success rates of bioavture synthesis with catalysts influenced by the characteristic and activity of the catalysts. One factor that influence the catalyst characteristic and activity is the preparation method. This study focuses on the preparation method of catalyst by comparing the conventional method of impregnation and the latest microwave polyol method. The impregnation method utilizes stirring up to 24 hours while microwave polyol utilizes a microwave for rapid heating which serves to expand the active core. From result of iodine number test, got highest iodine value value equal to 639,85 mg iodine gram catalyst from sample NMZ IMP 10. From the BET characterization test the catalyst has the largest surface area of NMZ IMP 10 synthesized by impregnation method of 232.18 m2 gram and the result of XRD characterization has an average crystal size of 32.90 nm. The catalyst was tested for its activity in the catalytic green cracking reaction of diesel from the conversion of oleic acid hydrodeoxygenation to produce bioatvure. The reaction was carried out with 1 of the catalyst mass at 375 C, atmospheric pressure and stirring speed of 800 rpm for 90 min. The reaction resulted with high enough conversion rate of 84.30, but low bioavture selectivity and yield of 36.43 and 34.77.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oksi Sigit Pradipta
Abstrak :
Bahan bakar alternatif merupakan salah satu solusi untuk bahan bakar yang terbaharukan. Biodiesel minyak jagung merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan bakar pada mesin diesel. Namun agar dapat digunakan, bahan bakar pengganti tersebut harus memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan bahan bakar yang dipergunakan saat ini. Cetane number biasanya dijadikan standard untuk menentukan baik buruknya kualitas bahan bakar pada mesin diesel. Selain sebagai bahan bakar alternatif, penambahan biodiesel minyak jagung dengan persentase tertentu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar yang ditandai dengan naiknya pula cetane number dari campuran bahan bakar tersebut. Dengan dasar inilah, pada penelitian kali ini penulis mencoba membuktikan dengan melakukan penambahan biodiesel jagung dengan persentase 10%, 20%, dan 30% pada 90%, 80%, dan 70% minyak solar murni. Sebagai perbandingan kualitas, campuran minyak ini akan diuji nilai performa dari Specific Fuel Consumption (SFC) , Brake Horse Power (BHP) , effisiensi thermal, dan tingkat opasitasnya. Hasil dari pengujian didapatkan campuran biodiesel dibanding minyak solar murni, walaupun memiliki rata-rata BHP yang lebih kecil dan SFC yang lebih boros, namun memiliki effisiensi thermal dan tingkat opasitas yang lebih baik. Dapat diambil kesimpulan, seluruh campuran minyak jagung dengan persentase 10 - 30% dapat digunakan pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin tersebut. ......An alternative fuel is one of the solutions for the renewable energy source. Corn-oil biodiesel is the potential alternative fuel can be developed purpose for diesel engine fuel. However, it only can be useful if it have a fuel quality almost or equal with the fuel that used right now. Cetane number is standard value to determine the fuel for diesel engine quality, whether poor or good. Adding corn-oil biodiesel with certain percentage can improve the fuel quality identified by the increasing of its cetane number. With this basic theory, using the blend mixed fuel with composition 10%, 20%, and 30% percentage of corn-oil fuel and 90%, 80%, 70% percentage of pure solar-oil fuel, this research try to proof it using Specific Fuel Consumption (SFC), Brake Horse Power (BHP), thermal efficiency, and opacity level performance as compared items. As the result, despite the blended corn-oil biodiesel have lower BHP and higher SFC, but it have better either thermal efficiency or opacity level compared with pure diesel oil (solar). For the conclusion, all of the blended corn-oil biodiesel with certain percentage (10 - 30%) can be applied for the diesel engine without modification.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S36230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Aman
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak nabati merupakan komoditas bahan alam sangat penting karena produksinya sangat besar dan manfaatannya luas untuk bahan pangan, kosmetik, dan energi terbarukan biodiesel. Karakterisasi minyak nabati saat ini lebih banyak ditujukan untuk mengetahui komposisi bahan penyusunnya. Pengukuran koefisien difusi dengan metode pembelokan sinar laser oleh gradien indeks bias dua cairan yang sedang berdifusi (Metode Wiener) dipandang sebagai metode yang elegan, efektif, dan tidak mahal untuk bahan cair transparan, dan penelitian sebelum ini lebih banyak untuk bahan molekul kecil sederhana. Dalam penelitian tesis ini dilakukan pengukuran koefisien difusi berdasarkan Metode Wiener terhadap empat jenis minyak nabati yaitu minyak sawit, minyak kelapa, minyak jagung, minyak bunga matahari dan minyak sawit yang sudah dipanaskan berulang 1x, 3x, 5x, dan 10x. Sistem pengukuran dimodifikasi dengan penggunaan kamera untuk menangkap citra dan penggunaan software untuk pengolahan citra, digitasi otomatis, dan penghitungan koefisien difusi secara cepat. Dilakukan juga pengujian komposisi dengan Gas Chromatography untuk mengetahui efek pemanasan terhadap komposisi asam lemak yang terkandung. Koefisien difusi minyak sawit terukur 2,16x10-4 ± 0,05x10-4 cm2/menit, minyak kelapa 3,95x10-4 ± 0,05x10-4 cm2/menit, minyak jagung 2,48x10-4 ± 0,03x10-4 cm2/menit, dan minyak bunga matahari 2,67x10-4 ± 0,04x10-4 cm2/menit pada tekanan dan suhu ruang. Pemanasan minyak menyebabkan berubahnya komposisi minyak. Dari penelitian didapatkan bahwa pengukuran koefisien difusi minyak nabati dengan metode Wiener menunjukkan akurasi kurang dari 10% dari nilai di literatur, meskipun cukup presisi dengan rentang error nilai maksimal 10,6% dari nilai terukur, namun belum dapat membedakan perlakuan pemanasan minyak nabati karena ada koefisien difusi terukur yang hampir sama untuk perlakuan pemanasan yang berbeda.


Vegetable oil is a very important natural material commodity because its production is very large and its use is widely used for food, cosmetics and biodiesel renewable energy. The characterization of vegetable oils at this time is more intended to determine the composition of the constituent materials. Measurement of diffusion coefficients by the laser beam deflection method by the refractive index gradient of two liquids that are diffusing (the Wiener Method) is seen as an elegant, effective, and inexpensive method for transparent liquid materials, and prior research is more for simple small molecule materials. This thesis studied diffusion coefficient measurements based on the Wiener Method on four types of vegetable oils, namely palm oil, coconut oil, corn oil, sunflower oil and palm oil that has been heated repeatedly 1x, 3x, 5x, and 10x. The measurement system is modified by the use of cameras to capture images and use software for image processing, automatic digitization, and rapid calculation of diffusion coefficients. Composition testing was also carried out with Gas Chromatography to determine the effect of heating on the composition of the fatty acids contained. The diffusion coefficient of palm oil is measured 2.16x10-4 ± 0.05x10-4 cm2/minute, coconut oil 3.95x10-4 ± 0.05x10-4 cm2/minute, corn oil 2.48 x10- 4 ± 0.03 x10-4 cm2/minute, and sunflower oil 2.67x10-4 ± 0.04x10-4 cm2/minute at room pressure and temperature. Oil heating causes changes in oil composition. From the research it was found that the measurement of the diffusion coefficient of vegetable oil with the Wiener method showed the accuracy was less than 10% from the literature, although have sufficient precision with maximum error range of measured value is 10.6%, but could not distinguish the vegetable oil treatment because there was a measured diffusion coefficient almost the same for different heating treatments.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizza Fachri Nugraha
Abstrak :
Seiring berkembangnya teknologi kebutuhan akan energi juga akan semakin meningkat karena dibutuhkannya sumber energi yang dikonversi menjadi bentuk energi lainnya. Peningkatan kebutuhan energi ini semakin dominan pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Khususnya pada bidang transportasi dan pembangkit listrik bertenaga batubara dimana dibutuhkannya energi tak terbarukan seperti bahan bakar fosil. Penggunaan yang semakin tinggi ini dapat menyebabkan bahan bakar fosil habis, karena bahan bakar fosil sendiri membutuhkan proses dan waktu yang sangat lama untuk dapat diperbaharui. Dalam mengatasi masalah ini diperlukannya bahan bakar alternatif. Indonesia merupakan penyedia 50% kebutuhan minyak sawit dunia. Minyak sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Selaku dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Alternatif. Pada penggunaanya Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif memiliki kelebihan seperti pengurangan emisi, titik nyala lebih tinggi, pelumasan lebih baik dan toksisitas yang lebih rendah. walaupun memiliki kelebihan, Biodiesel juga memiliki kekurangan seperti penyumbatan filter, kerak pada nozzle dan ruang bakar. Untuk meminimalisir dan mencegah kekurangan ini diperlukan penelitian lebih lanjut. ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran bahan bakar terhadap karakteristik fisika kimia yang mempengaruhi kinerja dari filter dan injector. Campuran bahan bakar yang akan diteliti menggunakan bahan dasar minyak solar dengan angka setana 48 dan minyak nabati DPME distillated palm oil methyl ester dengan variasi campuran B10 hingga B90 dengan kelipatan 10. Karakteristik yang diamati berupa Densitas, Viskositas Kinematik, Cleanliness, Total kontaminan, FBT (filter blocking tendency) dan CFPP (cold filter plugging point). Hasilnya Nilai Densitas, Viskositas Kinematik, Total kontaminan, dan CFPP (cold filter plugging point) akan semakin meningkat, sedangkan FBT filter blocking tendency) dan Cleanliness semakin menurun dengan tingkat pencampuran bahan bakar. Pengujian tekanan injector dilakukan guna memverifikasi literatur pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan yang terukur dialat pengujian injector semakin naik seiring dengan tingkat campuran bahan bakar. ......As technology develops, energy demand will also increase due to the need for energy sources that are converted into other forms of energy. This increase in energy demand is increasingly dominant in developing countries such as Indonesia. Especially in the field of transportation and electric power generation where renewable energy is needed such as fossil fuels. This higher level can cause fossil fuels to run out, because fossil fuels themselves require a very long process and time to be used. In overcoming this problem, alternative fuels are needed. Indonesia is a provider of 50% of the world's palm oil needs. Palm oil can be used as an alternative energy source to replace fossil fuels. In accordance with the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 12 of 2015 concerning the Provision, Utilization and Trading of Biofuels as Alternative Fuels. In its use, biodiesel as an alternative fuel has advantages such as reduced emissions, higher flash point, better lubrication and lower toxicity. Although it has advantages, Biodiesel also has disadvantages such as filters, scale on the nozzle and combustion chamber. To minimize and prevent deficiencies necessary for further research. The purpose of this study was to determine the effect of the level of fuel mixing on the chemical characteristics that affect the performance of the filter and injector. The fuel mixture that will be studied uses diesel oil as the base material with a cetane number of 48 and vegetable oil DPME distillated palm oil methyl ester with a mixture variation of B10 to B90 with multiples of 10. The observed are Density, Kinematic Viscosity, Cleanliness, Total contaminants, FBT (tendency). filter blocking) and CFPP (cold filter blockage point). As a result, the values ​​of Density, Kinematic Viscosity, Total contaminants, and CFPP (cold filter plugging point) will increase, while FBT (filter blocking tendency) and Cleanliness will decrease with the level of fuel mixing. Injector pressure testing is carried out to verify the literature on actual conditions. The result is that the test results in the injector test equipment are increasing along with the level of the fuel mixture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Qisthi
Abstrak :
Biodiesel sebagai bahan bakar nabatimemiliki potensi besar terhadap kelangsungan bahan bakar alternatif di masa mendatang. Biodiesel yang dapat dihasilkan melalui sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, ataupun lemak hewan tersebut digunakan dalam studi ini. Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menghasilkan biodiesel dari beberapa jenis sumber minyak nabati dan lemak hewan untuk memiliki profil metil ester yang beragam dalam melihat adanya potensi korelasi antara profil metil ester dengan kualitas produksi biodiesel yang dihasilkan. Produksi biodiesel dilakukan dengan tujuh jenis minyak/lemak yang berbeda. Minyak nabati yang digunakan yakni minyak bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kenari, minyak rapeseed, minyak kelapa terhidrogenasi dan minyak kopra terhidrogenasi serta lemak daging sapi. Setelah produksi biodiesel dilakukan, kualitas biodiesel tersebut pun kemudian diuji sesuai peraturan dan spesifikasi standar EN 14214. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara komposisi metil ester dengan beberapa parameter penting biodiesel seperti viskositas, densitas, titik nyala api, titik penyumbatan cold filter plugging point , nilai kalor lebih tinggi, bilangan iodium dan bilangan saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketidakjenuhan yang tinggi pada biodiesel akan meningkatkan nilai densitas dan nilai kalor lebih tinggi. Di sisi lain, ikatan rangkap yang terdapat pada biodiesel akan menurunkan stabilitas oksidasi dan mengurangi nilai viskositas biodiesel. Selain itu, tingginya jumlah bilangan saponifikasi akan meningkatkan nilai densitas biodiesel, tetapi untuk parameter titik nyala api, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang lemah antara titik nyala api dengan bilangan iodium dan bilangan saponifikasi. ......Biodiesel as an alternative diesel fuel holds promise for the future of alternative fuels. Biodiesel that derived from renewable resources such as vegetable oil was used in this experimental study. The main objective of this study to produce biodiesel from different initial feedstock and to study the composition and the quality of biodiesel profile synthesized. Biodiesels were produced from seven different types of vegetable oil sunflower, peanut, walnut, beef tallow, rapeseed, hydrogenated coconut and hydrogenated copra oil . Then, biodiesel quality was tested according to the EU 14214. The results have related methyl ester profile to several specifications such as viscosity, density, flash point, cold filter plugging point, higher heating value, iodine value and oxidative stability. The results show that high degree of unsaturation will increase the higher heating value and density. On the other hand, large number of double bonds will lower the oxidation stability and reduce viscosity. Moreover, high amount of saponification value will increase the number of density. However, the result shows a weak correlation between flash point in function of iodine value and saponification value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Giffari Rachmat
Abstrak :
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif sebagai solusi dari krisis solar konvensional. Namun pabrik biodiesel di Indonesia saat ini masih menggunakan teknologi proses produksi dengan efisiensi yang rendah. Ketidakefisienan ini mengakibatkan pemborosan dari segi energi, bahan baku, air, dan emisi karbondioksida yang besar. Sehingga pada waktu yang akan datang akan mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Proses produksi yang tidak efisien ini juga mengakibatkan biaya produksi yang mahal dan kurang menguntungkan dari segi ekonomi. Untuk mengatasi kekurangan dari pabrik biodiesel ini, maka perlu diterapkan konsep industri hijau. Penerapan konsep industri hijau dilakukan menggunakan bantuan program simulator dimana akan dibandingkan dan dianalisa antara skema proses produksi konvensional dan skema proses produksi termodifikasi. ......Biodiesel is an alternative fuel as a solution to the risis of conventional diesel. However, biodiesel plants in Indonesia are still using production process technology with low efficiency. This inefficiency results in wastage in terms of energy, raw materials, water, and high level of carbon dioxide emission. So that in the future would interfere with environmental sustainability. Inefficient production processes also resulted in expensive production costs and a less favorable economic terms. Waste and emissions from the plant has not been handled properly due to lack of attention from the management company. To overcome the shortcomings of this biodiesel plant, it is necessary to apply the concept of green industry. The implementation of green industry concept will be done by using simulator program then will be compared and analysed between conventional production process scheme and modificated production process scheme.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhito Triahmadi Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang proses pembuatan keputusan pemerintah Malaysia untuk mengembangkan komoditas biodiesel sawitnya dengan membuat kebijakan National Biofuel Policy NBP pada tahun 2006. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data sekunder. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan keputusan tersebut didasarkan kepada dua bentuk pengaruh yang ada, yaitu social learning dan external inducement. Kedua bentuk pengaruh tersebut telah berhasil mendorong Malaysia dalam membuat keputusannya dan mulai merumuskan kebijakan NBP pada 2005 hingga terbentuk pada tahun 2006. Pada akhirnya, kebijakan ini cukup berhasil dalam mewujudkan tujuan awal dibuatnya. Kebijakan NBP berhasil mendorong adanya pembentukan standar biodiesel sawit yang kemudian setara dengan standar biodiesel internasional. Kebijakan NBP juga berhasil mendorong ekspor biodiesel sawit, terlebih lagi setelah standar internasional tersebut tercapai.
ABSTRACT This research discussed the Malaysian government decision making process in developing its palm oil biodiesel commodity by formulating the National Biofuel Policy NBP in 2006. To analyze it, qualitative method and secondary data were used . The findings on this research showed that the decision making process is based on two forms of influences, namely social learning and external inducement. Those influences succeeded in affecting Malaysia rsquo s decision making process, which led Malaysia to formulating NBP in 2005 to its completion. In the end, the policy is successful enough in accomplishing its initial goals. NBP succeeded in pushing the formation of a palm oil biodiesel standard which is on compliance with the international biodiesel standard. NBP also succeeded in promoting palm oil biodiesel export, especially after international standard had been met.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Irfandika
Abstrak :
Penggunaan biodiesel sebagai campuran solar di Indonesia terus bertambah yang hingga 20 pada saat ini karena keberhasilan dan manfaatnya. Sehingga pada tahun 2015, Menteri ESDM mengeluarkan mandatori tentang pencampuran biodiesel pada bahan bakar solar pada angka 30 untuk tahun 2020 hingga seterusnya. Pencapaian mandatori ini membutuhkan biodiesel dengan tingkat kestabilan yang lebih baik dan alternatif sumber minyak nabati non-pangan lain apabila kebutuhan minyak kelapa sawit untuk bahan bakar tidak dapat dipenuhi karena dibutuhkan sebagai bahan pangan. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H-FAME memiliki tingkat kestabilan oksidasi yang lebih baik dibandingkan dengan biodiesel saat ini, sehingga berpotensi untuk memenuhi mandatori tersebut. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh bahwa kondisi operasi optimal pembuatan H-FAME relatif rendah, yaitu pada suhu 100-140 oC dan tekanan 6-10 bar. Selain itu, diperoleh juga bahwa 3 jenis alternatif minyak nabati non-pangan utama yang paling baik untuk menggantikan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar di Indonesia adalah minyak kemiri sunan, kosambi dan nyamplung secara berurutan. Pada saat ini, produksi H-FAME baru dilakukan dalam skala pilot plant, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk scale-up produksi H-FAME ke skala industri di Indonesia. ......The utilization of biodiesel as a mixture with the diesel fuel in Indonesia keeps increasing until 20 because of its success and benefits. That is why in 2015, the Minister of Energy and Mineral Resources made a regulation about the 30 biodiesel blending concentration in bio solar fuel for 2020 and the following year. This mandatory needs a better oxidation stability biodiesel to be achieved and non edible vegetable oil alternative to replace palm oil when the palm oil demand for biofuel source surpass the supply because of palm oil usage in food sector. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H FAME has a better oxidation stability compared to current biodiesel, with a potential to fulfill the mandatory. Based from this research, it is known that the operating conditions of H FAME manufacture is relatively low, which are 100 140 oC and 6 10 bar. Moreover, it is known that the top 3 non edible oil that could replace the palm oil as biofuel source in Indonesia are kemiri sunan, kosambi and nyamplung oil respectively. Until now, the production capacity of H FAME is still on a pilot plant scale, so this research can be used as a reference of H FAME production to scale up into industrial scale in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library