Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Sari L. Izwar
Abstrak :
Latar belakang: Pembedahan merupakan baku emas penutupan defek septum ventrikel, namun penutupan dengan prosedur transkateter sudah banyak dilakukan karena bersifat kurang invasif, mortalitas minimal dan tidak memerlukan pintasan jantung paru saat tindakan, walaupun perlu perhatian terhadap komplikasi blok atrioventrikular total. Penelitian yang membandingkan mortalitas, penutupan komplit dan komplikasi blok AV total pasien pasca-penutupan DSV dengan prosedur transkateter dan pembedahan belum ada sebelumnya di Indonesia. Tujuan: Mengetahui perbandingan mortalitas, penutupan komplit dan komplikasi blok AV total pasien pasca-penutupan DSV dengan transkateter tahun 2012-2016 di RSCM. Metode: Metode retrospektif analitik dengan pengambilan data rekam medis pasien DSV anak yang dilakukan prosedur pembedahan atau transkateter di PJT RSCM selama tahun 2012-2016. Hasil: Tidak didapatkan mortalitas dan komplikasi blok AV pada kedua kelompok. Penutupan komplit kelompok pembedahan 100 dan transkateter 96,4 karena 1 subyek 3,6 mengalami kegagalan penutupan. Pencapaian penutupan komplit hari pertama pasca-penutupan DSV kelompok pembedahan 83,3 dan transkateter 92,8 . Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kedua kelompok dalam hal waktu pencapaian dan penutupan komplit. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan mortalitas, penutupan komplit dan komplikasi blok AV total pasien pasca-penutupan DSV transkateter dan pembedahan. ...... Background: Surgery is still the gold standard for the closure of ventricular septal defect, but closure by transcatheter procedure has been largely undertaken because of less invasive, minimal mortality and do not require cardio pulmonary bypass during intervention, although we should beware of the total atrioventricular block complication. A study comparing mortality, completed closure and total AV block complication of post closure VSD with transcatheter and surgical procedures was not present yet in Indonesia. Objective: To examine the comparison of mortality, completed closure and complication of total AV block post closure with transcatheter and surgical procedures in VSD patients at RSCM in 2012 2016. Method: Analytical retrospective method with data retrieval from medical record of children with VSD which performed transcatheter or surgical procedure at PJT RSCM during 2012 2016. Results: No mortality and AV block complications were found in both groups. Completed closure of 100 surgical group and 96.4 transcatheter because 1 subject 3.6 had a failure in closure. Completed closure from the first day VSD closure in surgical group was 83.3 and transcatheter was 92.8. No significant differences were found in both groups in terms of completed achievement and closure time. Conclusions: There were no differences in mortality, completed closure and complications of total AV block post closure of VSD patients with transcatheter and surgical.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Bintoro
Abstrak :
Latar Belakang. Pemacuan ventrikel kanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari tatalaksana bradikardi simptomatik, bradiaritmia, dan kelainan konduksi lainnya. Sayangnya terdapat efek buruk pemacuan ventrikel kanan terhadap disinkroni dan penurunan fungsi ventrikel kiri. Penelitian ini mencoba melihat secara potong lintang hubungan pemacuan ventrikel kanan terhadap kejadian disinkroni dan penurunan fungsi ventrikel kiri. Metode. Seratus delapan belas pasien dengan disfungsi nodal AV diambil secara konsekutif untuk studi potong lintang, mulai bulan Maret hingga Mei 2013 didapat dari registri divisi Aritmia Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta. Pasien menjalani pemeriksaan disinkroni dan fungsi ventrikel kiri dengan ekokardiografi. Dilakukan penilaian terhadap interval elektromekanikal dengan doppler jaringan, kemudian dinilai variabel nilai awal yang didapat dari rekam medis pasien. Hasil. Dalam studi kami, 70 dari 118 (59.3%) pasien mengalami disinkroni dalam rerata durasi pemacuan 4.7 tahun. Terdapat perbedaan signifikan terhadap durasi waktu di kelompok pasien yang mengalami disinkroni intraventrikel dengan yang tidak mengalami disinkroni intraventrikel (5.29 vs 3.27 tahun). Setelah pemacuan ventrikel kanan 6.1 tahun, pasien paska pacu-jantung berisiko untuk mengalami disinkroni intraventrikel dengan OR 4.07 kali. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pemacuan di apeks RV ataupun RVOT terhadap kejadian disinkroni. Terdapat kecenderungan kejadian disinkroni intraventrikel, disinkroni interventrikel, dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada pasien-pasien yang mendapatkan pemacuan apeks RV. Kesimpulan. Semakin lama durasi pemacuan ventrikel kanan, semakin tinggi risiko kejadian disinkroni intraventrikel pada pasien pacu-jantung permanen dengan OR di atas 6.1 tahun adalah 4.07 kali. ......Background. Right ventricular pacing is an established therapy from the management of symptomatic bradycardia, brady-arrhytmias, and other conduction disturbances. Unfortunately there are deleterious effects of right ventricular pacing on cardiac synchrony and left ventricular function. This study tried to look cross sectionaly the variable of pacing duration, lead locations to the occurrence of dyssynchrony and decrease left ventricular ejection fraction. Method. One hundred and eighteen patients with AV nodal dysfunction (SND with AVN dysfunction, AF slow response, Total AV-Block, and AF post AVJ ablation) taken consecutively for this cross-sectional study, from March to May 2013 obtained from the registry division of the National Cardiac Arrhythmia Center Harapan Kita, Jakarta. Patients then undergone echocardiography assessment for cardiac dyssynchrony and left ventricular function. After we assessed of the electromechanical interval with tissue Doppler, we then assessed the value of the basic variables that was obtained from patient medical records. Results. In our study, 70 of 118 (59.3%) patients had dyssynchrony at a mean duration of pacing disinkroni in 4.7 years. There are significant differences in the duration of time under pacing in the group of patients who experienced intraventricular dyssynchrony (5.29 vs. 3.27 years). In post-cardiac pacemaker patients, there were increased risk by year with peak after 6.1 years of OR 4.07 times. There were no significant differences between pacing lead at the RV apex or RVOT. There is a downward trend in intraventricular and interventricular dyssynchrony, also with poor left ventricular ejection fraction in patients receiving RV apical pacing. Conclusion. The longer the duration of right ventricular pacing, the higher the risk of intraventricular dyssynchrony in patients with permanent cardiac pacemaker (OR for patients with RV pacing more than 6.1 years is 4.07x).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library