Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Nabilah
"ABSTRAK<>br>
Penelitian ini membahas sejarah bencana alam Gunung Kelud beserta mitigasibencananya. Bencana gunung meletus menarik untuk dibahas mengingatIndonesia adalah negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi.Dampak bencana yang tersebut juga mempunyai pengaruh besar terhadapkehidupan masyarakat sekitarnya, khususnya masyarakat sekitar Gunung Kelud.Skripsi ini membandingkan penanganan mitigasi bencana yang dilakukan olehpemerintah kolonial Belanda dan republik Indonesia terhadap letusan GunungKelud tahun 1901, 1919, 1951,1966, dan 1990. Hasil dari perbandingan tersebutmenunjukkan bahwa penanganan mitigasi bencana paling efektif dilakukan olehpemerintah kolonial dengan dibangunnya terowongan air di Gunung Kelud.Keefektifan mitigasi bencana tersebut tercermin pada letusan 1951 dan letusanletusan setelahnya. Penanganan mitigasi bencana dari masa kolonial ke masarepublik mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terbukti denganbeberapa upaya mitigasi bencana yang dilakukan pascaletusan di wilayah Kediridan Blitar, seperti perbaikan dan pembangunan terowongan, bendungan, waduk,dan kantong lahar yang berefek menurunkan jumlah korban jiwa dan dampaklainnya pada kejadian yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalahpenelitian pustaka, wawancara, dan penelitian lapangan.

ABSTRACT<>br>
This research discussed the history of natural disaster of Kelud Mountain and itsmitigation. The volcano eruption disaster topic was interested to be discussedsince Indonesia is the country that has high level of disaster. The localcommunities also got affected by this, especially communities around KeludMountain. This research were compared the mitigation which handled by Colonialgovernment and Indonesian government on Kelud Mountain eruptions in theperiod of 1901, 1919, 1951,1966, and 1990. The results of this comparisonshowed that the most effective disaster mitigation management carried out by thecolonial government with the construction of a tunnel at Mount Kelud. Theeffectiveness of disaster mitigation is reflected in the eruption of 1951 andsubsequent eruptions. Handling disaster mitigation from the colonial period to theperiod of the republic has increased significantly. This proved by theconstructions of mitigation was built post disaster in Kediri and Blitar, asexample, tunnels, dams, reservoirs, and lava pockets, which reduced the numberof fatalities in this incident. The method in this thesis is literature research,interview and field research."
2016
S69966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjas Biki Lesmana
" ABSTRAK
Penelitian ini membahas tingkat kerentanan wilayah terhadap bencana letusan Gunungapi Guntur dengan faktor penentu kerentanan berupa keadaan sosial ekonomi. Daerah penelitian merupakan kawasan rawan bencana letusan Gunungapi Guntur yang didapat dari pemetaan kawasan terdampak letusan terakhirnya pada tahun 1847 masehi, dengan satuan unit analisis berupa desa/kelurahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Social Vulnerability Index (SoVI) yang merupakan metode penelitian kuantitatif dalam penelitian kerentanan sosial. Metode ini mengonversi data-data sosial ekonomi wilayah ke dalam angka-angka, yang selanjutnya diolah untuk mendapatkan tiga kelas pembobotan: tinggi, sedang, dan rendah. Hasil pengolahan data sosial ekonomi dianalisis secara spasial dengan pembanding berupa data penggunaan tanah. Berdasarkan analisis dari hasil pengolahan data sekunder dan hasil survei lapang, desa dengan tingkat kerentanan tinggi dan sedang terletak pada daerah dengan dominasi penggunaan tanah berupa pertanian yang memiliki tingkat kesejahteraan sosial rendah. Desa dengan tingkat kerentanan rendah terdapat pada daerah dengan dominasi penggunaan tanah berupa kawasan terbangun yang memiliki kesejahteraan sosial tinggi.

ABSTRACT
This study about area vulnerability level of Guntur Volcano eruption based on its social economy condition, a social vulnerability. The research area is the entire village that listed as disaster-prone area of Guntur Volcano based on its latest eruption in 1847 AD. Social Vulnerability Index (SoVI) is used as a quantitative method in area vulnerability studies to calculate the social vulnerability level in each village. SoVI convert eight type social economy data into numbers and classify it into three classes that represent the vulnerability level for each village, those classes are: high, moderate, and low. Furthermore, those classified data are analyzed spatially by land use in each village. The analysis result shows that areas with high and moderate vulnerability level are those villages that dominated by agriculture and commonly have a low social welfare. Areas with low vulnerability level are those constructed village and commonly have a high social welfare.
"
2014
S61763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library